IV-1
4.1.1 Data-data dari PT Delta Dunia Tekstil
Data yang berhasil dikumpulkan untuk melakukan perhitungan Jadwal
Produksi Induk (JPI) adalah data permintaan benang periode Pebruari 2009 s.d.
Juli 2010, harga benang, initial inventory, safety stock,dan kapasitas reguler. Data-
data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.4.
Tabel 4.1 Data Permintaan Benang (kg) Periode
Pebruari 2009 s.d. Juli 2010
NO BULAN Cotton Polyester Rayon Linen
1 Februari 257639 345643 167367 98357
2 Maret 266387 351378 158891 92162
3 April 253889 362391 152579 88339
4 Mei 251662 352475 162481 87642
5 Juni 274489 361286 170302 92831
6 Juli 268197 357829 159396 90482
7 Agustus 271336 360628 168389 96519
8 September 273209 358189 162291 89413
9 Oktober 254202 350286 172402 91731
10 November 264117 364172 168301 93902
11 Desember 247119 359281 159628 94215
12 Januari 279298 349983 156039 85791
13 Februari 256198 363869 163518 88429
14 Maret 270227 358721 166289 87631
15 April 251879 354917 158297 91096
16 Mei 259039 359339 166882 92661
17 Juni 266221 353477 164771 90319
18 Juli 272905 360286 169269 99331
Sumber : PT Delta Dunia Tekstil
Tabel 4.2 Jenis Benang
Jenis
Harga
Benang
Cotton 24500
Polyester 23400
Rayon 24200
Linen 23100
Sumber : PT Delta Dunia Tekstil
IV-2
Jenis Initial
Benang Inventory
Cotton 16471
Polyester 14315
Rayon 13402
Linen 12671
Sumber : PT Delta Dunia Tekstil
Tabel 4.4 Safety Stock
Jenis Safety
Benang Stock
Cotton 14376
Polyester 13891
Rayon 12908
Linen 11726
Sumber : PT Delta Dunia Tekstil
IV-3
berdasarkan peramalan agregat planning, disagregasi berdasarkan produksi
agregat planning.
Cotton
Dalam mencari faktor konversi dibutuhkan data dari agregat harga, faktor
konversi didapatkan dengan membagi harga jenis benang dengan agregat harga.
Polyester
Hasil faktor konversi dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Faktor Konversi ke Agregat Produk
Rayon
Faktor Konversi Individu ke Agregat P
Linen
Agregate Price
Sumber : Pengolahan data,ITEM
kerja praktek
Cotton
Untuk mencari presentasi produk agregat dapat ditentukan dengan
membagi harga total permintaan jenis benang yang akan di agregat dengan total
Polyester
seluruh permintaan jenis benang. Hasil presentasi produk agregat dapat dilihat
pada tabel 4.8.
Rayon
LinenIV-4
Tabel 4.8 Hasil Presentasi Produk Agregat
Cotton
4.3.4 Mencari Nilai Equivalent Initial Inventory dan Safety Stock
Dalam mencari nilai equivalent ini initial inventory dan safety stock kita
harus mengkalikan initial inventory jenis benang dengan individual agregat maka
Polyester
akan didapatkan nilai equivalent ini initial inventory agregat dan safety stock
agregat. Hasil nilai equivalent ini initial inventory dan safety stock dapat dilihat
pada table 4.9.
Rayon
Tabel 4.9 Hasil Equivalent Initial Inventory dan Safety Stock
Linen Individual
Item Initial Safety
Inventory Stock
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek
IV-5
AGGREGATE PLANNING
Trial and Error : Mixed Strategy
Production
permintaan dengan individual agregat dibagi dengan faktor konversi. Hasil
Peramalan agregat planning dapat dilihat pada tabel 4.11.
Regular (unit)
Tabel 4.11 Hasil Peramalan Agregat Planning
Individual to
End Inventory
4.3.7
(unit)
Disagregasi Berdasarkan Produksi Agregat Planning
Cotton
Disagregasi berdasarkan produksi agregat planning dilakukan untuk
menentukan jumlah produksi reguler setiap jenis benang. Hasil disagregasi
0.3
Polyester
produksi agregat planning dapat dilihat pada tabel 4.12.
0.4
Rayon 0.1
Linen 0.1
Tabel 4.12 Hasil Disagregasi Produksi Agregat Planning
IV-6
Produksi aggregate
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek
Produksi individu
4.4 Jadwal Produksi Induk Selama Tiga Bulan Pij
Jadwal Produksi Induk (JPI) adalah pernyataan produk akhir apa saja yang
Cotton 0.31
akan diproduksi dalam ukuran kuantitas dan waktu (kapan). Pada perencanaan
produksi tidak dibahas produk yang diproduksi secara rinci melainkan dalam
Polyester 0.41
bentuk agregat. Agar dalam rencana tersebut dapat diimplementasikan maka
dilakukan disagregasi dalam jumlah unit tiap produk item. Perhitungan dengan
Rayon 0.19
memperhitungkan initial inventory dan safety stock maka akan didapatkan
penjadwalan produksi yang baik. Hasil menyusun Jadwal Produksi Induk (JPI)
Linen
dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Jadwal Produksi Induk / Bulan (kg)
0.11
period
Cotton
Demand (a)
Initial inventory (b)
Production (c)
End inventory (d)=(b+c-a)
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek
Polyester
Demand IV-7 (a)
Initial inventory (b)
Dari hasil Jadwal Produksi Induk (JPI) yang dibuat untuk satu bulan maka
kita dapat membuat Jadwal Produksi Induk (JPI) dalam satu minggu. Hasil dari
Jadwal Produksi Induk (JPI) dalam minggu sebagai berikut :
Tabel 4.13 Jadwal Produksi Induk / Minggu (kg)
Produksi
Minggu
Cotton Polyester Rayon Linen
1 67869 93389 42005 25572
2 67869 93389 42005 25572
3 67869 93389 42005 25572
4 67869 93389 42005 25572
5 67869 93389 42005 25572
6 67869 93389 42005 25572
7 67869 93389 42005 25572
8 67869 93389 42005 25572
9 67869 93389 42005 25572
10 67869 93389 42005 25572
11 67869 93389 42005 25572
12 67869 93389 42005 25572
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek
Jadwal Produksi Induk (JPI) yang sudah dibuat digunakan untuk
memperlancar proses produksi sehingga tidak akan terjadi lost sale dan
subkontrak dengan memperhitungkan secara detail dari initial inventory dan
safety stock.
IV-8