Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Permasalahan yang akan diselesaikan dalam kerja praktek menjadi lebih


mudah untuk diselesaikan bilamana ada data yang berkaitan langsung dengan
permasalahan. Penyelesaian dalam kerja praktek ini dilakukan dengan tahap
pengumpulan data dan pengolahan data sebagai dasar dalam memberikan analisis
terhadap penyelesaian permasalahan yang dihadapi.

4.1 Pengumpulan Data


Pada tahap ini akan dikumpulkan data yang diperlukan dalam perhitungan
Jadwal Produksi Induk (JPI). Data yang dikumpulkan adalah data dari historis
permintaan benang selama 18 bulan.
Data yang berhasil dikumpulkan untuk melakukan perhitungan Jadwal
Produksi Induk (JPI) adalah sebagai berikut :
1. Data permintaan berbagai jenis benang yaitu antara lain cotton, viscose rayon,
polyester dan linen pada periode bulan Pebruari 2009 s.d. Juli 2010
2. Harga benang
3. Initial inventory
4. Safety stock
5. Kapasitas reguler
Berdasarkan sumber datanya, data yang digunakan pada penelitian ini
termasuk data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak
langsung atau tidak melalui pengukuran sendiri oleh seorang peneliti. Data
diperoleh dari catatan – catatan yang telah ada di perusahaan yang berkaitan
dengan tema penelitian. Data yang diperoleh akan digunakan dalam perhitungan
Jadwal Produksi Induk (JPI) untuk mendapatkan informasi perencanaan produksi.

IV-1
4.1.1 Data-data dari PT Delta Dunia Tekstil
Data yang berhasil dikumpulkan untuk melakukan perhitungan Jadwal
Produksi Induk (JPI) adalah data permintaan benang periode Pebruari 2009 s.d.
Juli 2010, harga benang, initial inventory, safety stock,dan kapasitas reguler. Data-
data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.4.
Tabel 4.1 Data Permintaan Benang (kg) Periode
Pebruari 2009 s.d. Juli 2010
NO BULAN Cotton Polyester Rayon Linen
1 Februari 257639 345643 167367 98357
2 Maret 266387 351378 158891 92162
3 April 253889 362391 152579 88339
4 Mei 251662 352475 162481 87642
5 Juni 274489 361286 170302 92831
6 Juli 268197 357829 159396 90482
7 Agustus 271336 360628 168389 96519
8 September 273209 358189 162291 89413
9 Oktober 254202 350286 172402 91731
10 November 264117 364172 168301 93902
11 Desember 247119 359281 159628 94215
12 Januari 279298 349983 156039 85791
13 Februari 256198 363869 163518 88429
14 Maret 270227 358721 166289 87631
15 April 251879 354917 158297 91096
16 Mei 259039 359339 166882 92661
17 Juni 266221 353477 164771 90319
18 Juli 272905 360286 169269 99331
Sumber : PT Delta Dunia Tekstil
Tabel 4.2 Jenis Benang
Jenis
Harga
Benang
Cotton 24500
Polyester 23400
Rayon 24200
Linen 23100
Sumber : PT Delta Dunia Tekstil

Tabel 4.3 Initial Inventory

IV-2
Jenis Initial
Benang Inventory
Cotton 16471
Polyester 14315
Rayon 13402
Linen 12671
Sumber : PT Delta Dunia Tekstil
Tabel 4.4 Safety Stock
Jenis Safety
Benang Stock
Cotton 14376
Polyester 13891
Rayon 12908
Linen 11726
Sumber : PT Delta Dunia Tekstil

4.2 Hasil Peramalan dengan Metode Terpilih


Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software WINQSB
dengan metode WMA maka didapatkan jumlah permintaan benang untuk tiga
periode yang dicari. Hasil peramalan permintaan benang untuk tiga periode dapat
dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Peramalan Permintaan Benang
Forecast
Periode Forecast (ton)
(kg)
19 882,474 882,474
20 894.621 894.621
21 889.632 889.632
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek

4.3 Perencanaan Produksi Agregat


Perencanaan Produksi Agregat merupakan pernyataan produksi dalam
bentuk agregat. Perencanaan produksi agregat dapat dilakukan dengan mencari
agregat harga dan produk benang, mencari faktor konversi ke agregat produk,
mencari presentasi produk agregat, mencari nilai equivalent initial inventory dan
safety stock, menentukan agregat planning dari hasil peramalan, disagregasi

IV-3
berdasarkan peramalan agregat planning, disagregasi berdasarkan produksi
agregat planning.

4.3.1 Mencari Agregat Harga dan Produk Benang


Penentuan agregat harga dan produk benang dapat ditentukan dengan
menjumlahkan permintaan jenis benang kemudian dibagi dengan seluruh
permintaan jenis benang dikalikan dengan harga jenis benang. Hasil dari agregat
benang dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Agregat Harga dan Produk Benang

Harga proses produk fami


Individual Pr
ITEM
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek

4.3.2 Mencari Faktor Konversi ke Agregat Produk

Cotton
Dalam mencari faktor konversi dibutuhkan data dari agregat harga, faktor
konversi didapatkan dengan membagi harga jenis benang dengan agregat harga.
Polyester
Hasil faktor konversi dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Faktor Konversi ke Agregat Produk
Rayon
Faktor Konversi Individu ke Agregat P
Linen
Agregate Price
Sumber : Pengolahan data,ITEM
kerja praktek

4.3.3 Mencari Presentasi Produk Agregat

Cotton
Untuk mencari presentasi produk agregat dapat ditentukan dengan
membagi harga total permintaan jenis benang yang akan di agregat dengan total
Polyester
seluruh permintaan jenis benang. Hasil presentasi produk agregat dapat dilihat
pada tabel 4.8.
Rayon
LinenIV-4
Tabel 4.8 Hasil Presentasi Produk Agregat

Persentase individual terhada


ITEM
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek

Cotton
4.3.4 Mencari Nilai Equivalent Initial Inventory dan Safety Stock
Dalam mencari nilai equivalent ini initial inventory dan safety stock kita
harus mengkalikan initial inventory jenis benang dengan individual agregat maka

Polyester
akan didapatkan nilai equivalent ini initial inventory agregat dan safety stock
agregat. Hasil nilai equivalent ini initial inventory dan safety stock dapat dilihat
pada table 4.9.
Rayon
Tabel 4.9 Hasil Equivalent Initial Inventory dan Safety Stock

Linen Individual
Item Initial Safety
Inventory Stock
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek

4.3.5 Menentukan Agregat Planning dari Hasil Peramalan


Cotton 16471
Agregat planning dapat dicari dengan menggunakan metode mix square 14
strategi yaitu dari data hasil pemintaan dan total initial inventory agregat dan
Polyester 14315
safety stock agregat maka akan didapatkan end inventory. Hasil agregat planning 13
dari hasil peramalan dapat dilihat pada tabel 4.10.
Rayon 13402 12
Linen 12671
Tabel 4.10 Hasil Agregat Planning dari Hasil Peramalan 11

IV-5
AGGREGATE PLANNING
Trial and Error : Mixed Strategy

Sumber : Pengolahan data, kerja praktek

Forecast Demand (unit)


4.3.6 Disagregasi Berdasarkan Peramalan Agregat Planning

Initial Inventory (unit)


Disagregasi berdasarkan peramalan agregat planning dilakukan untuk
mendapatkan jumlah yang harus diproduksi dengan mengkalikan jumlah

Production
permintaan dengan individual agregat dibagi dengan faktor konversi. Hasil
Peramalan agregat planning dapat dilihat pada tabel 4.11.

Regular (unit)
Tabel 4.11 Hasil Peramalan Agregat Planning

Over time (unit)


Forcested-Aggregate-Demand
Subcontract (unit)
Forcested-Individual-Product-Deman
Total (unit)
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek

Individual to
End Inventory
4.3.7
(unit)
Disagregasi Berdasarkan Produksi Agregat Planning

Cotton
Disagregasi berdasarkan produksi agregat planning dilakukan untuk
menentukan jumlah produksi reguler setiap jenis benang. Hasil disagregasi
0.3
Polyester
produksi agregat planning dapat dilihat pada tabel 4.12.
0.4
Rayon 0.1
Linen 0.1
Tabel 4.12 Hasil Disagregasi Produksi Agregat Planning

IV-6
Produksi aggregate
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek

Produksi individu
4.4 Jadwal Produksi Induk Selama Tiga Bulan Pij
Jadwal Produksi Induk (JPI) adalah pernyataan produk akhir apa saja yang

Cotton 0.31
akan diproduksi dalam ukuran kuantitas dan waktu (kapan). Pada perencanaan
produksi tidak dibahas produk yang diproduksi secara rinci melainkan dalam

Polyester 0.41
bentuk agregat. Agar dalam rencana tersebut dapat diimplementasikan maka
dilakukan disagregasi dalam jumlah unit tiap produk item. Perhitungan dengan

Rayon 0.19
memperhitungkan initial inventory dan safety stock maka akan didapatkan
penjadwalan produksi yang baik. Hasil menyusun Jadwal Produksi Induk (JPI)

Linen
dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Jadwal Produksi Induk / Bulan (kg)
0.11

period
Cotton
Demand (a)
Initial inventory (b)
Production (c)
End inventory (d)=(b+c-a)
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek
Polyester
Demand IV-7 (a)
Initial inventory (b)
Dari hasil Jadwal Produksi Induk (JPI) yang dibuat untuk satu bulan maka
kita dapat membuat Jadwal Produksi Induk (JPI) dalam satu minggu. Hasil dari
Jadwal Produksi Induk (JPI) dalam minggu sebagai berikut :
Tabel 4.13 Jadwal Produksi Induk / Minggu (kg)
Produksi
Minggu
Cotton Polyester Rayon Linen
1 67869 93389 42005 25572
2 67869 93389 42005 25572
3 67869 93389 42005 25572
4 67869 93389 42005 25572
5 67869 93389 42005 25572
6 67869 93389 42005 25572
7 67869 93389 42005 25572
8 67869 93389 42005 25572
9 67869 93389 42005 25572
10 67869 93389 42005 25572
11 67869 93389 42005 25572
12 67869 93389 42005 25572
Sumber : Pengolahan data, kerja praktek
Jadwal Produksi Induk (JPI) yang sudah dibuat digunakan untuk
memperlancar proses produksi sehingga tidak akan terjadi lost sale dan
subkontrak dengan memperhitungkan secara detail dari initial inventory dan
safety stock.

IV-8

Anda mungkin juga menyukai