Dalam penelitian atas pendekatan- pendekatan konseling dan psikoterapi yang berlaku
menjadi jelas bahwa tidak ada suatu filsafat bersama yang mempersatukan semua pendekatan
itu. Konsep- konsep tentang sifat manusia, tujuan- tujuan terapi yang berakar pada pandangan
tentang sifat manusia, dan teknik- teknik yang digunakan cenderung berbeda. Perbedaan-
perbedaan terutama tampak jelas diantara asumsi- asumsi filosofis yang melandasi tiga
pendekatan yang berbeda : pendekatan psikoanalitik, pendekatan behavioural, dan
pendekatan eksistensial- humanistik.
1. Diagnosis
Diagnosis psikologis pada umumnya adalah suatu analisis atas masalah-
masalah klien, faktor- faktor penyebab , serta sifat dan perkembangan pola- pola
maladjustment. Maksud diagnosis dalam konseling dan psikoterapi adalah
memperoleh pengetahuan yang cukup mengenai tingkah laku klien sekarang hingga
rencana treatment yang berlainan bisa dibuat.
2. Pengetesan
Sama halnya dengan diagnosis, tempat pengetesan dalam konseling dan terapi
merupakan suatu masalah yang kontroversial. Pendekatan- pendekatan yang
menekankan pandangan objektif terhadap konseling atau terapi cenderung kepada
penggunaan prosedur- prosedur pengetesan untuk memperoleh informasi mengenai
dan bagi klien sehingga putusan- putusan yang lebi realistis bisa dibuat. Para terapis
client- centered dan eksistensial- humanistik memandang pengetesan sebagai mana
mereka memandang diagnosis sebagai bentuk pemahaman eksternal yang memiliki
sedikit kegunaan bagi terapi yang efektif.
3. Bertanya dan menggali informasi
Bertanya adalah prosedur utama dalam terapi rasional emotif. Yang
diharapkan adalah bahwa , sebagai hasil tantangan dan pertanyaan terapis atas
keyakinan- keyakinan dan tingkah laku klien yang irasional, klien akan mulai
memperhatikan secara kritis pemikiran dan keyakinan- keyakinan yang pada masa
lalu ditelan mentah- mentah.
Seperti dalam prosedur- prosedur yang lainnya, ada tempat bagi bertanya
dalam konseling. Akan tetapi, penggunaan pertanyaan yang berlebihan bisa
mengacaukan dan mengakibatkan terapi yang tidak efektif.
4. Dukungan dan pemberian keyakinan
Pemberian keyakinan dan dukungan yang aktif menjadi bagian dari setiap
teori konseling dan psikoterapi.
5. Konfrontasi
Dukungan berkaitan dengan konfrontasi, sebab jika seorang terapis membatasi
hanya pada pemberian keyakinan dan kenyamanan, maka dia tidak bisa mendorong
klien untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Konfronrasi yang otentik pada dasarnya
adalah suatu ajakan kepada klien untuk memperhatikan dimensi tertentu pada dirinya
yang menghambat perubahan tingkah laku atau sikap yang positif.
6. Penafsiran dan refleksi
Terapis berfokus kepada unsur- unsur subjektif dari apa yang dikatakan oleh
klien untuk membantunya menjelaskan perasaan- perasaannya serta mengalami
perasaan- perasaan itu lebih intens atau untuk memikirkan hal- hal tertentu yang
dikatakannya pada taraf yang lebih dalam. Yang direfleksikan adalah lebih dari
sekedar maknayang tampil dari apa yang dikatakan oleh klien. Terapis bukan
merefleksikan isi , melainkan pesan- pesan yang samar yang terkandung dalam isi.
Terapis bisa menafsirkan dengan cara yang tentatif dengan menyajikan hipotesis-
hipotesis. Dengan cara ini klien bisa menimbang- nimbang makna tingkah laku –
tingkah laku tetentu dan mulai memeriksa kaitan antara tingkah lakunya yang dahulu
dengan tingkah lakunya yang sekarang.
Penerjemah : E. Koeswara
NIM : 100911112