Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PERENCANAAN AUDIT
Standar Auditing (2) dalam Standar Pekerjaan Lapangan, pertama
berbunyi:
" Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya".
-1-
2. Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau
membutuhkan audit
3. Auditor memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara penugasan
untuk menghindari kesalahpahaman
Melaksanakan prosedur
Analitis awal
-2-
Menyusun seluruh rencana
Serta program audit
Penerimaan klien dan kelanjutan kerja
Menyelidiki klien baru ; prospektif klien dalam lingkungan usaha
stabilitas keuangan, hubungan dengan kantor akuntan sebelumnya.
Meneruskan hubungan dengan klien yang ada ; adakan evaluasi untuk
memutuskan apakah ada alasan untuk tidak meneruskan pekerjaan
auditnya.
-3-
Staf penugasan
Standar pemeriksaan akuntan yang pertama " Pemeriksaan harus dilakukan
oleh seseorang atau orang-orang yang cukup terlatih secara teknis dan memiliki
keahlian sebagai auditor".
Pertimbangan utama :
Perlunya kesinambungan (kontinuitas ) dari tahun ke tahun.
-4-
Prosedur analitis meliputi perbandingan / rasio yang dihitung dari jumlah-
jumlah yang tercatat dibandingkan dengan harapan yang akan dikembangkan
auditor.
Contoh sumber informasi yang digunakan dalam mengembangkan harapan
adalah :
1. Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan
dengan memperhatikan perubahan ang diketahui .
Misal : Penjualan tahun 2000 (yang diperiksa) di perbandingkan dengan
penjualan tahun 2001.
-5-
Dengan mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman tentang klien
yang diperoleh ditahun sebelumnya dapat digunakan sebagai titik tolak
perencanaan audit tahun berjalan.
Contoh : menurunnya % margin kotor selama beberapa waktu dapat
mengidentifikasikan peningkatan persaingan dalam bidang pemasaran
produk perusahaan.
-6-
Prosedur analitis dapat dilakukan kapan saja dalam tiga kesempatan
selama penugasan berlangsung, tergantung pada situasi :
1. Tahap perencanaan
Membantu auditor mengidentifikasi hal-hal penting yang membuktikan
perimbangan khusus lebih lanjut dalam penugasan.
Misal : perhitungan perputaran persediaan sebelum dilakukan pengujian teradap
haraga persediaan.
Klien Industri
2000 1999 2000 1999
Perputaran 3,4 3,5 3,9 3,4
persediaan
-7-
Klien
2000 1999 1998 1997
% Margin 26,3 % 26,4 % 27,3 26,9 %
Bruto
-8-
Misal : Estimasikan beban bunga dengan menggunakan perkirakaan
hasil yang ditentukan auditor.
5. Melaksanakan pengujian
Dengan membuat kertas kerja perhitungan
6. Analisis hasil
Misal : selisih 1 % tidak perlu pengujian lebih lanjut (tidak material)
7. Menarik kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil
-9-
Ditujukan untuk menilai kembali keefektifan pengendalian, dilakukan dengan
melakukan:
Tanya jawab dengan personal klien
Pemeriksaan dokumen dan catatan
Observasi atas penerapan kebijakan dan prosedur tertentu.
Pelaksanaan ulang atas kebijakan dan prosedur tertentu oleh auditor.
4. Prosedur Analitis
Perbandingan jumlah yang dicatat dan pengharapan yang dikembangkan
oleh auditor.
Menekankan pada kelayakan menyeluruh dari setiap transaksi dan saldo
dalam Buku Besar.
- 10 -
Pengujian dilakukan terhadap piutang usaha dan penjualan.
Prosedur audit : - konfirmasi piutang usaha , pengujian pisah batas (cut
off).
JENIS PENGUJIAN 1 2 3 4 5 6 7
Prosedur untuk mendapatkan
pemahaman atas SPI v v v v
Pengujian Ketaatan
pengendalian intern v v v v
Pengujian subtantif atas
transaksi v v v v
Prosedur analitis
v v
Pengujian atas rincian saldo
v v v v v
Keterangan :
1= Bukti fisik
2 = Konfirmasi
3 = Dokumentasi
4 = Observasi
5 = Wawancara atau Lisan
6 = Ketepatan mekanis
7 = Prosedur analitis
- 11 -
Jumlah kesalahan atau salah menyajikan informasi akuntansi yang dalam
keadaan demikian dapat membuat keputusan seseorang berubah akibat
informasi tersebut.
Ada lima jenis pengujian dasar yang dapat dipakai dalam penentuaan apakah
laporan keuangan telah di sajian secara wajar:
- 12 -
dimana terdapat lima jenis prosedur yang berhubungan dengan pemahaman
auditor atas stuktur pengendalian intern yaitu :
Dua prosedur yang pertama sama dengan jenis bahan bukti yang diperoleh
dalam memahami struktur pengendalian intern. Sehingga, penetapan resiko
pengadalian dan pengujian atas pengendalian dapat dikatakan sebagai
kelanjutan dari prosedut audit yang digunakan untuk memperoleh pemahaman
stuktur pengendalian intern. Perbedaan utama adalah bahwa dengan pengujian
atas pengendalian tersebut, tujuan menjadi lebih spesifik dan pengujian menjadi
ekstensif.
- 13 -
C. Pengujian subtantif atas transaksi
Pengujian subtantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji
kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung
mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan atau
ketidakberesan tersebut ( sering disebut sakah saji atau ketidakberesan moneter
) merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji dalam akun-akun laporan
keuangan. Terdapat tiga jenis pengujian substantive yaitu pengujian atas
transaksi, prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.
Daftar Pustaka:
1. www.library.gunadarma.ac.id
2. Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasly, Mark S. 2001.
Auditing and Assurance Services – An Integrated Approach 9th edt. New
Jersey: Prentice Hall International, Inc.
3. IKATAN AKUNTAN INDONESIA, 2004, STANDAR PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK,
4. MESSIER/GLOVER/PRAWITT, AUDITING & ASSURANCE
SERVICE A SYSTEMATIC APPROACH.
5. SYAHRIL DJADDANG, 2008, MODUL PERKULIAHAAN BUKU
MATERI POKOK AUDITING 1.
- 14 -