Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH GEOGRAFI POLITIK

DISUSUN OLEH:
FATMA SEPTYA ABUBAKAR
E131 09 262

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2010
WORLD SYSTEM THEORY BY WALLERSTEIN'S

World-systems analysis argues that the units of social reality within which we operate, whose
rules constrain us, are for the most part such world-systems (other than the now extinct, small
minisystems that once existed on the earth). World-system analysis argues that there have been thus
far only two varieties of world-systems: world-economies and world empires. A world-empire
(examples, the Roman Empire, Han China) are large bureaucratic structures with a single political
center and an axial division of labor, but multiple cultures. A world-economy is a large axial division
of labor with multiple political centers and multiple cultures. In English, the hyphen is essential to
indicate these concepts. "World system" without a hyphen suggests that there has been only one
world-system in the history of the world. Wallerstein characterizes the world system as a set of
mechanisms which redistributes resources from the  periphery to the core. In his terminology,
the core is the developed,industrialized  part of the world, and the periphery is the "underdeveloped",
typically raw materials-exporting, poor part of the world; the market being the means by which
the core exploits the periphery.

Teori Sistem-Dunia adalah perspektif makrososiologi yang berupaya menjelaskan dinamika


“ekonomi dunia kapitalis” sebagai sistem yang bersifat total”. Pendekatan ini dipakai oleh Immanuel
Wallerstein. Teori sistem dunia merupakan sebuah sistem yang secara langsung mencoba
menggambarkan kondisi Hubungan Internasional dalam setiap dinamika perkembangannya.
Kemunculan negara inti (core) ,negara semi pinggiran (semi periphery) dan negara pinggiran (peri
phery) terjadi akibat adanya kesenjangan yang cukup besar utamanya dalam sektor pasar. Dengan latar
belakang sejarah terjadinya revolusi industri di beberapa negara di dunia, menjadikan perkembangan
teknologi dan informasi menjadi semakin maju, hal ini lah yang kemudian mendongkrak tersebarnya
sistem kapitalisme ke negara-negara di dunia untuk mulai memajukan perekonomian. Namun dalam
perkembangannya negara maju sebagai negara inti dengan kekuatan nasional yang besar kemudian
mendominasi perekonomian dunia baik itu ditempuh melalui kerjasama internasional, serta bantuan
luar negeri. Akan tetapi segala bentuk kerjasama dan bantuan luar negeri lebih banyak menguntungkan
pihak Core sebab bentuk kerjasama dan bantuan luar negeri akan menjadi hutan luar negeri negara-
negara pinggiran maupun semi pinggiran.

Faktor lain yang semakin memperkuat kedudukan negara core dan semakin membuka lebar
jalur kesenjangan adalah karena kepemilikkan modal yang besar oleh negara core, menjadikannya
sebagai negara-negara industri yang kemudian mampu memproduksi barang-barang manufaktur
dengan harga jual yang terjangkau yang kemudian dipasarkan ke negara-negara pinggiran maupun
semi pinggiran sebab keduanya merupakan pangsa pasar yang sangat ideal bagi negara core. Negara
semi pinggiran dan pinggiran karena keterbatasan modal yang dimiliki menjadikan mereka sebatas
mampu menghasilkan produk primer dengan harga jual yang sangat rendah. Proses distribusi sumber
daya alam yang terus berlangsung antara negara core, pheriphery dan semi pheripheri terus menerus
berlangsung karena sistem perekonomian yang mengaturnya adalah sistem ekonomi kapitalis dimana
perekonomian diserahkan kepada mekanisme pasar, dan menurut pendapat penulis sendiri, teori ini
akan secara terus menerus berjalan dan tetap menciptakan kesenjangan sehingga kemudian
memunculkan negara ini dan pinggiran namun hal tersebut mampu dirubah menjadi suatu keadaan
yang cenderung balance atau dengan kata lain negara-negara dunia tidak memiliki kesenjangan yang
terlalu besar anatar satu sama lain, jika negara pinggiran mampu beralif fungsi dari memproduksi
barang primer atau mentah menjadi barang-barang manufaktur. Sebab keduanya memiliki nilai jual
yang cukup jauh berbeda sehingga menghasilkan keuntungan yang berbeda pula. Untuk itu, negara
pinggiran / semi pinggiran perlu melakukan perubahan yang fundamental dalam aspek ekonomi dan
perdagangan agar kesenjangan yang tercipta tidak terlalu besar.
LONG CYCLE OF GLOBAL POLITIC THEORY BY GEORGE MODELSKY

Long cycle theory describes the connection between war cycles, economic supremacy, and the
political aspects of world leadership. Many traditional theories of international relations, including
the other approaches to hegemony, believe that the baseline nature of the international system
is anarchy. Modelski's long cycle theory, however, states that war and other destabilizing events are a
natural product of the long cycle and larger global system cycle. They are part of the living processes
of the global polity and social order. Because "world politics is not a random process of hit or miss,
win or lose, depending on the luck of the draw or the brute strength of the contestants," anarchy
simply doesn't play a role. 4 main factor: pemerintahan dunia membutuhkan kepemimpinan, dan
digantikan oleh mitranya, daya militer laut yang kuat, kekuatan suatu negara walaupun dinamis
namun membuthkan waktu yang rekatif lama untuk tergantikan.

Hegemonic wars occur frequently and bring about a world leader who presides over the
international system for 100 years. The power of the Hegemon remains unchallenged so long as a
second challenger emerges. To Model Ski there are 5 long cycles of about a hundred years each. From
1494-1580, Portugal is leading the power, 2) 1580-1688, the Netherland is the leading power, 3)
1688-1792, Britain is the leading power, 4) 1792-1914, Britain is again the leading power, and 1914-
1973, the United states is the leading power However the method implemented by the analysts has
many drawbacks. Firstly, Model Ski does not analyze Land Powers at all. The 16th  Century Spain and
France under Louis 14 and the Napoleon are excluded. Secondly, Portugal was not a The Hegemonic
leader as in 16th century. It was much weaker than the Hapsburg Empire. Thirdly, the changes of
political groups in power may not be sound reason for a hegemon’s ability to form international
coalitions.

Teori dari G. Modelski (1987) dengan asumsi dasar mengenai pergiliran kekuatan hegemoni
dunia dapat dijelaskan sebagai suatu instrument hubungan internasional yang mencoba menelaah
dinamika power suatu negara dalam hubungan internasional. Dikatakan bahwa dalam sistem dunia
internasional dibutuhkan sebuah kekuatan hegemoni atau super power yang idealnya berguna untuk
menjaga stabilitas keamanan internasional namun kritik terhadap teori ini adalah bahwa G.Modelsky
tidak melihat adanya kekuatan darat, ia sebatas melihat kekuatan armada laut yang kemudian
menghasilkan pergiliran kekuasaam dunia. Teori ini mengatakan bahwa dunia internasional adaah
dunia yang dinamis dengan kata lain bisa terjadi perubahan dalam waktu-waktu tertentu namun, ketika
hal tersebut di bawah ke taraf internasional, perubahan hegemoni tersebut terjadi dalam kurun waktu
yang relatif lama.

Ada kecenderungan bahwa pergeseran kekuatan hegemoni dunia akan berpindah ke China, hal
ini bisa kita lihat melalui fakta historis dan kekinian. Meskipun di awal abad ke-21 AS masih sebagai
adidaya ekonomi dunia, tetapi peran tersebut telah mengalami penurunan yang relatif signifikan.4
Tahun 1947 AS menguasai 50% produk dunia, tahun 1990-an menjadi kurang dari 20%. Kedua, AS di
tahun 1980-an menjadi negara kreditor terbesar dunia, tetapi tahun 1990-an menjadi negara pengutang
terbesar di dunia. Ketiga, meningkatnya piutang eksternal yaitu perbedaan nilai investasi AS di luar
dan dalam negeri. Tahun 1999 nilainya mencapai U$1,24 trilyun. Keempat, meroketnya defisit
perdagangan. Awal tahun 2000 defisit ini berjumlah US$271,3 milyar; tahun 2004 menjadi US$617,7
Kelima, savings rate-nya rendah dan kecilnya investasi di sector pendidikan yang berpotensi
mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan struktur ekonomi
dunia. Dalam perspektif realpolitik, jika terdapat penurunan sebuah hegemoni maka dipastikan ada
hegemoni yang naik. Jika AS mengalami penurunan, maka Cina mulai cemerlang dalam world order
dan sistem internasional yang semakin multipolar. Dengan demikian teori mengenai siklus
pemerintahan global adalah mutlak atau bisa dikatakan permanen untuk terjadi dalam dunia
internasional sebab pada hakikatnya negara sama halnya dengan sebuah organisme yang akan hidup,
tumbuh dan mati sehingga akan ada masa dimana negara/kekuatan hegemon memiliki kedudukan yang
kuat dan akan ada masa dimana kedudukannya semakin melemah dan kekuatannya diserap oleh negara
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai