Anda di halaman 1dari 5

KUARSA

Kuarsa (silicon dioxide atau SiO2) adalah mineral tunggal utama di bumi. Terdiri dari banyak
warna dan bentuk, tetapi selalu mempunyai sebuah kilap kaca dan mempunyai kekerasan 7.
Kuarsa juga dapat berwarna coklat, hitam ataupun ungu (amethyst), jarang terdapat berwarna
hijau dan warna warna lainnya tergantung dari campuran yang terkandung di dalamnya. Apabila
kita telah terbiasa dengan mineral kuarsa ini maka akan mudah sekali untuk mengenalinya dalam
bentuk yang bermacam-macam.

Pada dasarnya kuarsa yang murni disebut kristal. Kristal selalu menunjukkan enam sisi pada
bagian luar, sedangkan di dalam ketika kita belah kuarsa tidak mempunyai arah belahan. Bentuk
fracture conchoidal dan kilap kaca adalah penciri utama mineral kuarsa ini.

Mineral kuarsa banyak dijumpai pada kebanyakan daerah geologi, tetapi pada umumnya
terbentuk pada batuan sediment seperti batu pasir dan pada batuan beku tertentu seperti granite.
Pada batuan granite butiran kuarsa biasanya muncul berwarna abu-abu. Pada waktu batuan
kristal ini terbentuk jauh di bawah permukaan, mineral kuarsa adalah mineral yang terakhir kali
terbentuk dan biasanya tidak mempunyai ruang untuk membentuk kristal. Pada batuan
pegmatites, kuarsa kadang-kadang membentuk kristal yang sangat besar bisa mencapai beberapa
meter.

Pada batuan metamorf seperti gneiss, kuarsa terkonsentrasi di dalam garis garis dan urat urat
batuan. Pada keadaan ini butirannya tidak mengambil type bentuk kristalnya.

Batu pasir pada umumnya mengandung kuarsa, dan ketika mengalami tekanan dan temperatur
yang tinggi maka akan termetamorfosakan menjadi batuan kuarsit.

Mineral kuarsa juga muncul dalam bentuk mikrokristalin dan dinamakan calsedon. Kedua
mineral ini bersama-sama mengindikasikan kehadiran silika.
← Hello world!

Rock Form Minerals
Posted on Oktober 15, 2010 by masiamtea

Minerals adalah bahan atau senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah, padat,
mempunyai komposisi, dan mempunyai sturuktur dalam/kristal tertentu. Sedangkan bedanya
dengan mineraloid ialah tidak mempunyai struktur dalam/kristal tertentu (amorf). Menurut W.T
Huang (1962) komposisi mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi tiga kelompok
mineral, yaitu:

I. MINERAL UTAMA (Essensial Mineral)

Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya sangat
menentukkan dalam penamaan batuan. mineral utama dapat dilihat dari deret bowen
series(1928).
Deret Bowen menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu mineral sesuai dengan
penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan magma [bagian kanan], dengan asumsi
dasar bahwa semua magma berasal dari magma induk yang bersifat basa.

Bagan serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.

 Continuous branch [deret kontinyu]

Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret kontinyu, mineral awal akan
turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan
terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi dengan
sisa larutan magma yang pada akhirnya membentuk plagioklas kaya sodium. Demikian
seterusnya reaksi ini berlangsung hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena
mineral awal terus ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan plagioklas
kaya kalsium di alam bebas.

Bila pendinginan terjadi terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada plagioklas [plagioklas kaya
kalsium dikelilingi plagioklas kaya sodium].

 Discontinuous branch [deret diskontinyu]


Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam deret diskontinyu, satu
mineral akan berubah menjadi mineral lain pada suhu tertentu dengan melakukan melakukan
reaksi terhadap sisa larutan magma. Bowen menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan
terbentuk olivin, yang jika diteruskan akan bereaksi kemudian dengan sisa  larutan magma,
membentuk pyroxene. Jika pendinginan dlanjutkan, akan dikonversi ke pyroxene,dan kemudian
biotite [sesuai skema]. Deret ini berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti semua besi
dan magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk membentuk mineral.

Bila pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada tidak sempat bereaksi
seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentuk rim [selubung] yang tersusun oleh mineral yang
terbentuk setelahnya. Tulisan ini saya ambil dari
http://apitnoparagon.wordpress.com/2010/01/21/deret-reaksi-bowen-bowens-reaction-series/.

Berdasarkan warna mineral, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu,

I.I Mineral Felsik ( mineral-mineral berwarna terang )

 Kelompok Plagioklas ( Anortit, bitownit, Labradorit, Andesin, oligoklas, Albit)


 kelompok Alkali Feldspar (ortoklas, Mikrolin, Anortoklas, Sanidin)
 Kelompok Feldspatoid (Leusit, Nefelin, Sodalit)
 Kuarsa
 Muskovit

Kelompok plagioklas dan kelompok alkali feldspar sering disebut kelompok feldspar. catatan :
Tidak semua mineral felsik berwarna terang tetapi ada mineral felsik yang berwarna gelap yaitu,
obsidian. Mineral yang berwarna terang disebabkan banyaknya kandungan SiO2 dan jarang
mengandung Fe dan Mg

I.2 Mineral Mafik (mineral yang berwarna gelap)

 Olivin (Forsterite dan Fayalite)


 Piroksen, dibagi menjadi dua kelompok yaitu Orto Piroksen (Piroksen tegak) dan klino piroksen
(piroksen miring). Orto piroksen antara lain; Enstatite dan Hypersten. Klino piroksen antara lain;
Diopsit, Augit, Pigeonit, Aigirin, Spodemen, Jadeit.
 Amfibol (Hornblande, Labprobolit, Riebeokit, Glukofan)
 Biotit.

II. Mineral Tembahan ( Accessory Minerals)

Adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang
sedikit (kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan. Contoh dari mineral
tambahan ini antara laian : ZIRKON, MAGNESIT, HEMATIT, PYRIT, RUTIL APATIT,
GARNET,SPHEN.

III. Mineral Sekunder (Secondary Minerals)


Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi
hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama. contoh dari mineral
sekunder antara lain; SERPENTIN, KALSIT, SERISIT, KALKOPIRIT, KAOLIN, KLORIT,
PIRIT.

Tulisan ini saya ambil dari buku petunjuk praktikum Petrologi UPN jurusan Geologi.

About masiamtea
seorang pria yang sedang belajar tentang semua aspek kebumian dan biasa disebut dengan dr.bumi

View all posts by masiamtea →

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Anda mungkin juga menyukai

  • Logo
    Logo
    Dokumen1 halaman
    Logo
    Maxtron Naschimento
    Belum ada peringkat
  • Logo
    Logo
    Dokumen1 halaman
    Logo
    Maxtron Naschimento
    Belum ada peringkat
  • New Open Document Text
    New Open Document Text
    Dokumen9 halaman
    New Open Document Text
    Maxtron Naschimento
    Belum ada peringkat
  • Biografi
    Biografi
    Dokumen2 halaman
    Biografi
    Maxtron Naschimento
    Belum ada peringkat