Anda di halaman 1dari 3

PRE-EKLAMPSIA–EKLAMPSIA

(Thursday, 24 August 2006) - Peranserta dari Administrator - Terakhir Diperbarui ()


PRE-EKLAMPSIA–EKLAMPSIA(Ketika Bayi Meracuni Ibunya)Tekanan darah yang tiba-tiba
naik pada usia kehamilan 20
minggu bisa jadi petunjuk awal adanya preeklampsia-eklampsia. Kalau tidak cepat
ditangani bisa membahayakan jiwa
sang ibu dan bayi.
Dalam pelayanan kebidanan (obstetric), selain Angka Kematian Materal/Ibu (AKM) terdapat
Angka Kematian
Perinatal/Bayi (AKP) yang dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan pelayanan.
Namun, keberhasilan
menurunkan AKM di negara-negara maju saat ini menganggap AKP merupakan parameter
yang lebih baik dan lebih
peka untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan. Hal ini mengingat kesehatan dan
keselamatan janin dalam rahim
sangat tergantung pada keadaan serta kesempurnaan bekerjanya sistem dalam tubuh ibu,
yang mempunyai fungsi
untuk menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan. Salah satu
penyebab kematian perinatal
adalah pre-eklampsia (PE) dan eklampsia (E).
Pre-eklampsia–Eklampsia yang disebut juga Pregnancy Induced Hipertention (PIH) atau
kehamilan yang menginduksi
tekanan darah adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh
kehamilan. Definisi preeklampsia
adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh
sehingga ada
pembengkakan pada tungkai dan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu
atau segera setelah
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik
(kelainan plasenta). Eklampsia
adalah timbulnya kejang pada penderita pre-eklampsia yang disusul dengan koma. Kejang
di sini bukan akibat kelainan
neurologis (saraf). PE-E hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada kehamilan
pertama (nullipara). Biasanya
terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrim, yaitu pada remaja belasan tahun
atau pada wanita yang
berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara (kehamilan yang kesekan), penyakit ini
biasanya dijumpai pada keadaankeadaan
berikut:
1. Kehamilan multifetal (kembar) dan hidropsfetalis (kehamilan air)
2. Penyakit vaskuler (pembuluh darah), termasuk hipertensi esensial kronis dan diabetes
mellitus
3. Penyakit ginjal.
Penyakit ini bisa dibedakan dalam tiga tingkatan tergantung berat ringannya. Pada kasus
ringan, tekanan darah
cenderung naik tapi masih di bawah 140/100. Gejala proteinuria juga mulai muncul. Pada
tingkat sedang, mulai timbul
pusing tekanan darah sudah lebih dari 140/100. lalu ada pembengkakan, khusunya pada
wajah, kaki dan jari-jari tangan.
Pada tingkat yamg berat, pembengkakan semakin jelas, rasa pusing juga makin nyata,
khususnya rasa nyeri pada
pinggir dahi dan tekanan darah lebih dari 160/100. kadangkala disertai ganngguan
penglihatan (kabur) dan kencing
semakin sulit karena terjadi gangguan pada ginjal. Adapula yang disertai mual dan
muntah.
Kondisi gawat terjadi bila timbul kejang atau bahkan pingsan yang berarti sudah terjadi
gangguan di otak. Pada tahap ini
bisa dikatakan penyakit berada pada tahap eklampsia. Pada kasus yang sudah lanjut, sang
ibu pada awalnya
mengalami kejang selama 30 detik, lalu meningkat selama 2 menit, sebelum akhirnya
pingsan selama 10-30 menit.
Kewaspadaan perlu ditingkatkan, karena bila penderita koma berkepanjangan bisa timbul
komplikasi berat. Seperti gagal
jantung, gagal ginjal, terganggunya fungsi paru-paru, dan tersendatnya metabolisme
tubuh.
Penyebab Timbulnya
Menurut pengamatan para ahli, pre-eklampsia yang juga dikenal dengan sebutan
kehamilan dengan pembengkakan -
proteinuria- tekanan darah tinggi ini, lebih banyaj terjadi di negara berkembang, termasuk
Asia, dimana kebanyakan
penduduknya mengkonsumsi nasi. Apa hubungan penyakit ini dengan nasi tetap belum
jelas benar. Ada dugaan
lantaran titik beratnya pada nasi, maka ibu jadi kurang memperhatikan zat gizi lain,
misalnya susu, telur, ikan, daging,
sayur, buah-buahan dan lain-lain. Namun sampai saat ini, etiologi pasti dari pre-
eklampsia/eklampsia belum diketahui.
Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut di atas,
sehingga kelainan ini sering
dikenal sebagai the diseases of theory. Adapun teori-teori tersebut antara lain:
1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pengeluaran hormone ini memunculkan efek “perlawanan” pada tubuh. Pembuluh-
pembuluh darah menjadi menciut,
terutama pembuluh darah kecil, akibatnya tekanan darah meningkat. Organ-organ pun
akan kekurangan zat asam. Pada
keadaan yang lebih parah, bisa terjadi penimbunan zat pembeku darah yang ikut
menyumbat pembuluh darah pada
jaringan-jaringan vital.
2. Peran Faktor Immunologis
Pre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan
berikutnya. Hal ini dapat
diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap
antigen plasenta tidak
sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.
3. Peran Faktor Genetik/Familial
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetic pada kejadian PE-E antara lain:
a. Pre-eklampsia hanya terjadi pada manusia.
b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu yang
menmderita PE-E.
http://www.wahdah.or.id/wahdah - Wahdah Islamiyah Powered by Mambo Generated: 3 March, 2011, 13:50
c. Kecendrungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu hamil dengan
riwayat PE-E dan bukan pada
ipar mereka.
d. Peran Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS).
Kapan ke Rumah Sakit
Panderita pada tahap pre-eklampsia hendaknya mau dirawat di rumah sakit untuk
memudahkan pemantauan kondisi ibu
dan janin. Pemantauan meliputi fungsi ginjal lewat protein urinenya dan juga fungsi hati.
Menu makanan sehari-hari pun
perlu diperhatikan. Yang pasti konsumsi garam harus dikurang, sedangkan buah-buahan
dan sayuran diperbanyak.
Perhatian pada pertumbuhan janin juga tak kalah penting, karena pada ibu PE-E
pertumbuhan janin terhambat, akibat
makanan yang diterima kurang (akibat penolakan oleh tubuh ibu yang bersangkutan).
Guna menurunkan tekanan darah,
bisa diberikan magnesium sulfat lewat infus. Kadang pasien diminta minum aspilet atau
Omega-3 dengan harapan tidak
terjadi pembekuan darah.
Dalam kehamilan biasa, bayi akan lahir sendiri atau melalui operasi caesar setelah cukup
bulan. Demikian pula pada
kasus pre-eklampsia–eklampsia, bayi diusahakan dikeluarkan pada usia kehamilan setua
mungkin. Namun bila kondisi
ibu semakin buruk, dalam arti gejala eklampsia semakin nyata, mau tidak mau dokter
harus mengeluarkan bayi,
berapapun usianya. “Tujuan utama jiwa sang ibu, baru bayinya. Apa boleh buat kalau sang
bayi tidak bisa diselamatkan.”
Pada situasi normal, tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi pre-eklampsia–eklampsia
baru dilakukan bila tekanan
darah ibu sudah turun.
Mempersiapkan Kehamilan
Kelainan PE-E berbeda dengan kehamilan -dengan- hipertensi. Bedanya, pada PE-E
tekanan darah yang tadinya
normal tiba-tiba naik ketika kehamilan masuk minggu ke-20. Sementara penderita
hipertensi yang hamil, tekanan
darahnya tinggi sejak awal, bisa saja penderita hipertensi juga menderita pre-eklampsia.
Biasanya pada kehamilan
minggu ke-20, tekanan darahnya sudah mencapai 160/100. Tidak menutup kemungkinan
penderita tekanan darah
rendah juga bisa terkena pre-eklampsia.
Oleh karena itu, pada kehamilan pertama setiap ibu harus waspada. Soalnya rahim yang
untuk pertama kalinya
menerima hasil pembuahan, seringkali menimbulkan serangkaian reaksi dan perubahan
yang kurang wajar. Kehamilan
mesti dipersiapkan sebaik-baiknya secara fisik dan mental. Suami juga perlu dilibatkan
sehingga secara kejiwaan ibu
dan bayi merasa “aman”.
Karena kematian pada ibu melahirkan sebagian besar disebabkan oleh pendarahan atau
PE-E yang terlambat ditangani,
maka pemeriksaan kehamilan secara teratur mutlak dilakukan. Apalagi kehamilan dengan
gangguan PE-E tidak
memandang usia ataupun tingkat sosial ekonomi tertentu.
Kepada penderita yang dirawat di rumah, disarankan menu makanan diatur sebaik-
baiknya, banyak istirahat,
menghindari stress dan mengukur tekanan darah secara teratur. Kalau perlu tersedia alat
pengukur tekanan darah yang
setiap saat dapat dipakai. Bila suatu saat berat badan penderita tiba-tiba naik diikuti
bengkak pada kaki, wajah dan jari
tangan, apalagi disertai rasa nyeri/pusing pada dahi, segeralah kembali ke dokter. Taatilah
semua nasehat dokter yang
menangani agar terhindar dari bahaya yang tidak diinginkan. Kewaspadaan pada setiap
kehamilan merupakan kunci
keselamatan ibu dan bayi.
(disusun kembali oleh: Tim Medis Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Wihdatul Ummah
dari berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai