Oleh
Naf’an Akhun
Dokumen ini BOLEH di sebarluaskan, baik tetap berbentuk file elektronik maupun cetak
untuk tujuan bukan komersial (NON-PROFIT)
Modifikasi, pengutipan sebagian atau keseluruhan isi dengan syarat tidak menghapus atau
merubah atribut penulis.
Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu
dari penulis, karena bagaimanapun juga, Hak Cipta ada pada penulis.
Daftar Isi
NAVIGASI LANGIT.....................................................................................................................i
Bab 1. Latar Belakang....................................................................................................................1
Kelemahan Penggunaan Kompas..............................................................................................1
Variasi.......................................................................................................................................1
Deviasi.......................................................................................................................................2
Bab 2. Istilah Astronomi untuk belajar Navigasi Langit...............................................................3
Sistem Koordinat Bumi.............................................................................................................3
Cara penulisan Koordinat..........................................................................................................3
Bola Langit (Celestial Sphere)..................................................................................................4
Ekuator Langit (Celestial Equator) dan Sistem Koordinat Langit ...........................................4
Ekliptika....................................................................................................................................5
Horizon dan Sistem koordinat horizon.....................................................................................5
Meridian....................................................................................................................................6
Hour Angle................................................................................................................................7
Waktu Sidereal (Sidereal Time)................................................................................................8
Equation of Time (Penyetaraan Waktu)....................................................................................8
Zona Waktu dan Waktu Universal............................................................................................9
Presesi (Precession).................................................................................................................10
Bab 3. Praktik Perkiraan arah Kiblat dengan Matahari ..............................................................11
Skema Perkiraan Arah Kiblat..................................................................................................11
Bab 4. Mengenal Bintang dan Konstelasi ...................................................................................13
Peta Langit..............................................................................................................................13
Daftar Bintang dan Konstelasi Utama.....................................................................................14
Memperkirakan Bintang yang akan tampak di langit.............................................................25
Posisi Geografik Bintang (Geographic Position (GP))...........................................................26
Koordinat Posisi Geografik (GP): Dec, HA ...........................................................................27
Bab 5. Penentuan Arah Kiblat berdasarkan Bintang...................................................................28
Cara Sederhana dengan Bintang & Busur Derajat (Bukan Jarum Kompas)...........................28
Dengan Skema........................................................................................................................29
Daftar Pustaka..............................................................................................................................32
Skema Perkiraan Arah Kiblat......................................................................................................33
PROFIL PENULIS......................................................................................................................34
Navigasi Kiblat ii
Bab 1. Latar Belakang
"...dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah
mereka mendapat petunjuk".(Q.S. An Nahl: 16)
"Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya
petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-
tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui." (Q.S Al An'aam: 97)
* * *
Variasi
Jarum kompas selalu mengikuti arah medan magnet bumi, padahal di setiap tempat arus
magnet bumi tidak selalu menunjukkan arah utara sebenarnya (True North) karena
kompleksnya pengaruh yang ada di permukaan bumi. Sudut antara utara magnet (Magnetic
North) dengan utara sebenarnya (True North) dinamakan Variasi (Variation atau disebut juga
Deklinasi Magnetis–Magnetic Declination –). Nilai variasi ini selalu BERBEDA disetiap waktu
dan tempat. Parahnya, tidak semua program/ edaran resmi menyertakan nilai untuk koreksi
ini. Jadi dimana bisa kita dapatkan?
Di setiap peta (yang kredibel) biasanya dicantumkan nilai variasi, misalnya peta topografi
daerah jawa barat yang dibuat oleh Army Map Service (NSVLB), Corps of Engineers, US army
menyatakan;
“1955 Magnetic Declination for this sheet varies from 0°15’ easterly for the center of the
west edge to 1°00’ easterly for the center of the east edge. Mean annual change is 0°02’
westerly”
Arti bebasnya, Tahun 1955, Variasi di Jakarta 0°15’ ke Timur, rata-rata 0°02’ ke barat tiap
tahun.
Navigasi Kiblat 1
Rumusnya;
tanda (-) bila variasi ke barat (West), tanda (+) sebaliknya.
Deviasi
Deviasi adalah kesalahan baca jarum kompas yang disebabkan oleh pengaruh benda-
benda disekitar kompas, misalnya besi, mesin atau alat-alat elektronik (HP, MP3 player etc).
Deviasi dapat diabaikan bila kita yakin benda-benda berpengaruh tersebut tidak ada di
sekeliling.
Berikut contoh Variasi kota lain dari peta sumber yang sama:
- Sampit = 2°00’ ke Timur, rata-rata tiap tahun dapat diabaikan.
- Surabaya dan Malang = 2°05’ ke Timur, rata-rata 0°02’ ke barat tiap tahun (peta tahun
1955).
Sedangkan dari program Mooncalc buatan Dr. Monzur Ahmed diperoleh data sebagai
berikut:
- Galela, Halmahera Utara = 1°09’ ke Timur.
- Banda aceh = 1°00’ ke Barat
- Kobe, Japan = 7°07’ ke Timur
Kesimpulan
- Arah kiblat dari Jakarta yang dinyatakan dengan nilai “295,1° from TRUE NORTH”, oleh
jarum kompas nilainya akan berubah menjadi 296,6° karena harus dikoreksi terlebih
dahulu.
- Tidak semua program/ edaran resmi menyertakan nilai untuk koreksi ini, karena
nilainya berbeda di tiap waktu dan tempat. Maka penulis mencoba menentukan arah
kiblat dengan bantuan benda langit, yaitu Matahari dan bintang lain. Tentu saja
dengan alat seadanya dan mudah diperoleh.
Navigasi Kiblat 2
Bab 2. Istilah Astronomi untuk belajar Navigasi Langit
Tiap derajat masih dibagi lagi menjadi 60 menit dan tiap menit dibagi lagi 60 detik. Untuk
perhitungan jaraknya, 1 menit setara dengan 1 mil nautika (1852 m). Ukuran 1 mil ini menurut
garis lintang (ke utara/ selatan), bukan garis bujur karena jarak antar bujur makin ke kutub makin
mengecil.
Posisi di permukaan bumi akan dipaparkan dari perpotongan antara garis horisontal dan
vertikal tersebut. Garis Lintang disebut terlebih dahulu kemudian diikuti garis Bujur 1, misalnya
Ternate, Indonesia, terletak pada posisi 0°47'7” LU (Lintang Utara) dan 127°22'12” BT (Bujur
Timur).
1
Http://www.sailingissues.com/navcourse1.html
2
Http://www.ludd.luth.se
Navigasi Kiblat 3
Bola Langit (Celestial Sphere)
Bola langit adalah sebuah lingkaran imajiner dengan jari-jari tak terbilang berpusat di Bumi.
Obyek-obyek yang terlihat di langit dapat kita bayangkan sebagai lukisan di permukaan lingkaran
tersebut.
Tentu saja kita tahu bahwa benda-benda tersebut tidak berada di
permukaan lingkaran. Semua yang terlihat di langit jaraknya sangat
jauh dari Bumi dan sulit terukur hanya dengan melihatnya saja.
Oleh karena jarak yang tidak dapat ditentukan inilah maka dibuat
model sebuah bola untuk mempermudah pemetaan benda-benda
langit, yaitu Bola Langit dengan pusatnya bola bumi. Agar lebih praktis
lagi, disusun pula sistem koordinat Langit seperti halnya sistem
koordinat Bumi.
Misal penulisan koordinat untuk bintang Polaris; Dec 89°16.7' LU dan RA 2:34:20.
1 Jam= 15 derajat
Navigasi Kiblat 4
Ekliptika
Ekliptika adalah jalur imajiner perjalanan matahari dalam setahun. Jalur ini ternyata tidak
sejajar dengan Ekuator Langit, tetapi miring membentuk sudut 23,5 derajat. Berpotongan dengan
Ekuator Langit di dua titik yang dikenal dengan nama Equinox:
• Vernal Equinox, koordinatnya; Dec 0°00' dan RA 00.00 dan. Titik ini juga dikenal dengan nama
Titik Aries (Point of Aries)3.
• Autumnal Equinox, koordinatnya Dec 0°00', RA 12.00,.
Arah Barat dan Timur peta langit kebalikan dari peta Bumi.
Karena kemiringan Ekliptika 23.5 derajat, menyebabkan perubahan musim di Bumi. Setelah
'memotong' di Vernal Equinox (biasanya tanggal 21 Maret), matahari bergerak ke utara.
Menyebabkan musim semi di belahan utara Bumi, di Jawa (belahan selatan) terjadi musim hujan.
Setelah itu melintasi Autumnal Equinox menuju ke selatan (biasanya tanggal 21 September),
menandai dimulainya musim kemarau di Jawa dan musim dingin di belahan utara.
3
Dinamakan Titik Aries karena di titik inilah matahari melintasi Ekuator dari bagian selatan ke utara, bertepatan
dengan rasi Aries. Namun faktanya perlintasan ini makin bergeser. Saat ini perlintasan bertepatan dengan rasi Pisces.
Walaupun demikian penamaan ‘salah kaprah’ ini masih tetap digunakan. (http://jacq.istos.com.au/sundry/)
Navigasi Kiblat 5
Contoh koordinat Horizon dari suatu tempat di bumi.
Horizon membagi bola langit menjadi 2 bagian; di atas horizon (yang terlihat) dan di bawah
horizon (tak terlihat). Kutub di atas horizon dinamakan Zenith, sedangkan kutub bawah
dinamakan Nadir. Jadi satu-satunya kutub yang bisa kita lihat seumur hidup hanyalah Zenith,
dengan cara mendongakkan kepala tegak lurus melihat ke atas.
Sudut benda langit terhadap horizon dinamakan Altitude (Alt), nilainya 0-90 derajat. Sudut
benda langit terhadap arah utara dinamakan Azimuth (Az), diukur searah jarum jam. Nilainya
0-360 derajat. Oleh karena itu sistem koordinat ini kadangkala disebut juga dengan Sistem
koordinat Alt/ Az. Misalnya bintang dengan koordinat Alt 0 derajat dan Az 90 derajat berarti
bintang tersebut tepat berada di horizon timur, artinya sedang terbit.
Sistem koordinat horizon terfiksasi dengan bumi, bukan dengan langit. Oleh karena itu nilai
koordinat benda langit (Alt/ Az) senantiasa berubah sepanjang waktu. Berubah pula bila di ukur
dari lokasi lain di permukaan bumi.
Dibawah ini tabel perbandingan 3 sistem koordinat yang telah kita pelajari di atas:
Sistem Koordinat Pusat Sumbu Koordinat 1 Titik 0 derajat Koordinat 2 Titik 0 derajat
Bumi Bumi Kutub Garis Lintang Ekuator Garis Bujur Greenwich
Langit Langit Kutub Langit Deklinasi Ekuator Langit Right Titik Aries
Ascension
Horizon Pengamat Zenith-Nadir Altitude Horizon Azimuth Arah Utara
Meridian
Meridian adalah lingkaran imajiner di bola langit yang tegak lurus terhadap Horizon. Lingkaran
Meridian berpotongan dengan Horizon Utara, Zenith dan Horizon Selatan. Benda-benda langit
setiap waktu akan bergerak melintasi Meridian, dan ketika tepat di meridian dinamakan Waktu
Transit.
Navigasi Kiblat 6
Dikenal dua macam Meridian, yaitu:
- Meridian Lokal, lokal artinya dari suatu tempat tertentu pengamat, misalnya dari Jakarta.
- Meridian Greenwich.
Sebagai tambahan, sistem penulisan waktu ada dua macam, yaitu sistem 24 jam dan am/ pm.
a.m berasal dari bahasa latin “ante meridiem”, artinya sebelum meridian atau sisi timur
meridian, maksudnya matahari belum mencapai meridian lokal.
p.m dari bahasa latin “post meridiem”, artinya sesudah meridian atau sisi barat meridian.
Setelah tergelincirnya matahari.
Hour Angle
Hour Angle (HA, Sudut Jam) mengindikasikan waktu yang dibutuhkan obyek untuk mencapai/
meninggalkan Meridian. Juga bisa diartikan sebagai sudut antara obyek dengan Meridian dalam
ukuran jam.
Contoh, nilai HA bintang Y dari Jakarta= 2 jam, Artinya bintang Y telah melewati Meridian
Jakarta 2 jam yang lalu. Bila dikonversikan ke bentuk derajat: 2 jam x 15° = 30°
Nilai negatif untuk obyek yang belum mencapai Meridian, dan nilai 0, tentu saja untuk obyek
yang tepat berada di Meridian. Tetapi dalam praktek, biasanya bukan lagi dalam jam, melainkan
dalam derajat, dengan rentang nilai 0-360.
Dalam navigasi langit dikenal 3 macam Hour Angle:
1. Sidereal Hour Angle (SHA)
2. Greenwich Hour Angle (GHA)
3. Local Hour Angle (LHA)
Yang akan dibahas dalam buku ini hanya GHA.
Navigasi Kiblat 7
Greenwich Hour Angle (GHA) adalah waktu/ sudut yang dibutuhkan obyek langit untuk mencapai/
meninggalkan Meridian Greenwich. Nilai Meridian Greenwich adalah 0, lalu bergeser ke arah
barat. Berputar penuh 360=0 lagi. Jadi;
Waktu Sidereal secara harfiah berarti “waktu bintang”. Hari Sidereal rata-rata 4 menit lebih
panjang dibanding Hari Matahari, sebab ekstra 1 derajat tersebut. Mudahnya, sebuah bintang
sebut saja X, bila siang ini berada di atas kepala bersama matahari, maka besoknya --pada jam
yang sama-- posisi X sudah bergeser ke barat 1 derajat (atau 4 menit), sedangkan matahari tetap
di atas kepala4. Demikian seterusnya hingga X kembali berada di atas kepala lokal satu tahun
kemudian. Oleh karena itu Waktu Sidereal sangat berguna untuk menentukan posisi bintang
setiap waktu.
Equation of Time 15 Maret = - 8 menit, (ada juga yang menulis 00:08 ke Timur)
artinya jam 12 sudah lewat 8 menit yang lalu.
Jadi saat itu matahari mencapai Meridian pukul 12:08. Biasanya nilai (-) untuk menandai arah
Timur, (+) sebaliknya. Lebih jelasnya grafik di bawah ini:
Misalnya tanggal 10 Nopember, grafik menunjukkan bahwa tengah hari di Greenwich terjadi
pada pukul 12:05 GMT.
* * *
Beberapa istilah di atas sering digunakan dalam navigasi langit, namun ada beberapa hal
penting sebagai tambahan untuk diketahui;
Presesi (Precession)
Presesi adalah perubahan bertahap dari arah poros bumi. Jalur poros bumi berbentuk seperti
kerucut, satu lintasan penuh membutuhkan waktu 26.000 tahun. Seperti halnya putaran gasing,
bagian atas yang ¨terhuyung-huyung¨ itulah presesi.
Karena perubahan arah poros bumi, demikian juga lokasi kutub-kutub langit. Alasan mengapa
terjadi presisi adalah karena bumi tidak benar-benar bulat namun sedikit ceper, jari-jari ekuator/
garis khatulistiwa lebih panjang daripada garis bujur. Di tambah lagi posisi matahari dan bulan
yang hampir tegak lurus dengan ekuator, sehingga tarikan gravitasi bulan dan matahari di
permukaan bumi menghasilkan tenaga putaran ringan sebagai tambahan dari arah linier. Tenaga
putaran ini di bumi memicu gerak presesi.
Dengan adanya gerak presesi, bintang bintang sebenarnya tidak 'stabil' berada di tempatnya.
Posisi vernal equinox perlahan bergeser ke barat, RA dan Dec juga berubah 1.4 derajat tiap abad
atau kira-kira pergeseran RA 1 menit tiap 20 tahun. Oleh karena koordinat yang senantiasa
berubah inilah maka diterbitkan Almanak Nautika, buku yang berisi informasi astronomi.
* * *
10
Navigasi Kiblat
Bab 3. Praktik Perkiraan arah Kiblat dengan Matahari
Mari kita mulai, misalnya tanggal 2 April, posisi anda di Jakarta (koordinat 106°51’BT, 6°9’LS),
sebagai berikut:
1. Tarik garis lurus dari jakarta ke arah pusat lingkaran/ Ka’bah (namai garis Q). Buat lagi garis Q
untuk lingkaran sebelahnya, juga memotong pusat lingkaran.
2. Tentukan Deklinasi dan waktu Tengah hari Matahari (berdasarkan Equation of Time) tanggal 2
April. Berdasarkan panduan diketahui deklinasi 5°LU dan Tengah hari jam 12:24 Waktu
Mekkah. Buatlah lintasan sesuai deklinasi dan alur garis lintangnya (namai dengan garis S). Bila
antara garis Q dengan S nanti berpotongan, maka hari itu kita bisa menentukan arah kiblat.
Navigasi Kiblat 11
3. Ternyata berpotongan di dua titik (namai X dan Y). Jika Matahari melintas di titik ini
bayangannya akan menunjukkan arah Kiblat (mendekati/menjauhi) tetapi khusus di daerah
garis Q saja!
- Titik pertama (X) berada dibujur 84°BT alias sisi timur Mekkah. Jam berapa?
Untuk mengetahuinya hitunglah selisihnya dengan bujur Mekkah terlebih dulu:
= 84° - 39,83°
= 44,17° alias 177 menit alias 02:57
= 2 jam 57 menit sebelum tengah hari di Mekkah (12:24)
2 jam 57 menit sebelum 12:24 adalah jam 09:27 (pagi hari di Mekkah).
Di Jakarta (WIB) = Waktu Mekkah + 4 jam
= 09:27 + 4 jam
= 13:27 WIB
Jadi bayangan akan persis ‘menjauhi’ arah Kiblat pada pukul 13:27 WIB.
Sebagai patokan arah kiblat adalah matahari.
- Dengan cara yang sama hitung pula untuk titik perpotongan yang kedua (Y);
Titik Y berada di bujur 76° BB. Selisihnya dengan bujur Mekkah;
= 76° + 39,83°
= 115,83° alias 463 menit, alias 07:40,
Ternyata caranya mudah sekali bukan? Bila lintasan Kiblat (Q) dan lintasan matahari (S) tidak
berpotongan berarti hari itu memang bayangan matahari tidak pernah menunjukkan arah kiblat,
misalnya bulan Desember di Brunei Darussalam. Namun di tempat tertentu pada tanggal tertentu,
dalam sehari bayangan matahari bisa menunjukkan arah Kiblat dua kali!
Akurasi perhitungan ini sudah dicek memakai program komputer Accurate Times 5.1.1.2,
dengan selisih hanya beberapa menit. Karena letak Jakarta (atau Indonesia) di sebelah timur
Mekkah, selisih sedikit masih bisa dimaafkan. Berbeda dengan letak di utara/ selatan Mekkah,
selisih 4 menit menyebabkan penyimpangan sejauh 1 derajat = 60 mil nautika = 111,12 Km!
Perhitungan lebih cermat tentu hasilnya lebih akurat.
Program Accurate Times 5.1.1.2 yang dibuat oleh Mohammad Odeh dari Jordanian
Astronomical Society (JAS) merupakan salah satu program komputer yang direkomendasikan
pemakaiannya oleh Pusat Studi Falak Muhammadiyah (http://www.ilmufalak.org/).
* * *
Navigasi Kiblat 12
Bab 4. Mengenal Bintang dan Konstelasi
Seperti yang telah disebutkan di bab sebelumnya, bahwa hampir tepat di Kutub Langit utara
terdapat bintang bernama Polaris (dari bahasa latin yang berarti Bintang Kutub). Di daerah lintang
utara bintang ini terlihat setiap saat, hal ini membuat Polaris sangat berguna untuk navigasi (dari
lintang/ belahan bumi selatan, Polaris tentunya tidak terlihat). Cara termudah untuk mengenali
bintang ini adalah dengan mengamati langit utara pada malam hari. Beberapa saat kemudian
tampaklah bahwa bintang-bintang bergerak memutar berlawanan arah jarum jam bersumbu di
sebuah bintang terang, 'sumbu'nya itulah Polaris.
Selain Polaris, sejumlah bintang juga direkomendasikan untuk navigasi langit. Bagaimana cara
mengenalinya?
Peta Langit
Seperti halnya peta bumi dengan benuanya yang terbagi menjadi garis lintang dan garis bujur,
bintang-bintang juga dipetakan laiknya sebuah lukisan dengan koordinat yang dinamakan Dec dan
RA ;
Deklinasi (Dec, sudut terhadap ekuator langit - seperti garis lintang peta bumi). Nilainya 0-90
derajat.
Right Ascension (RA, sudut terhadap Titik Aries -seperti garis bujur terhadap Greenwich).
Nilainya 0-24 jam
Peta Langit
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di poster yang disertakan dalam buku
Vernal Equinox terletak di tepi kanan/ kiri peta, sedangkan tepat di tengah adalah Autumnal
Equinox. Perhatikan bahwa Vernal Equinox atau yang disebut juga dengan Titik Aries posisinya
sudah tidak lagi memotong rasi Aries tetapi bergeser ke Pisces. Rasi atau Konstelasi adalah
gabungan dari beberapa bintang menyusun sebuah bentuk/ tokoh. Tokoh-tokoh ini berbeda tiap
Navigasi Kiblat 13
daerah dan kebudayaan. Konstelasi modern terdiri dari 88 buah, umumnya mengambil tokoh dari
mitos Yunani kuno.
Pegasus Andromeda
Navigasi Kiblat 14
Terlihat dari daerah kutub utara sampai dengan
20° Lintang Selatan. Tampak jelas selama bulan
Nopember jam 21:00.
Bintang untuk navigasi:
Schedar = Dec 56°34.4' LU RA 0:40:49
Grus 3. Phoenix
Cetus Eridanus
Navigasi Kiblat 15
Menkar = Dec 4°06.8' LU, RA 3:02:36 Terlihat dari daerah 32° Lintang Utara sampai
dengan kutub Selatan.
Tampak jelas selama bulan Desember jam
21:00.
Bintang untuk navigasi:
Acamar = Dec 40°17.0' LS, RA 2:58:30
Achernar = 57°12.6' LS, RA 1:37:56
Perseus Aries
Auriga Taurus
Navigasi Kiblat 16
40° Lintang Selatan.
Tampak jelas selama bulan Februari jam 21:00.
Bintang untuk navigasi:
Capella = Dec 46°00.6' LU, RA 5:17:09
Elnath = Dec 28°36.9' LU, RA 5:26:41
Orion Gemini
Melambangkan si Kembar.
Terlihat dari daerah kutub utara sampai dengan
Melambangkan Sang Pemburu, yang sedang 60° Lintang Selatan.
berkelahi melawan Taurus ditepi sungai Tampak jelas selama bulan Februari jam 21:00.
Eridanus ditemani ke dua anjingnya (Canis Bintang untuk navigasi:
Major dan Minor). Mangsa yang lain adalah Castor = Dec 31°52.6' LU, RA 7:35:01
Lepus (Kelinci) di bawahnya. Pollux = Dec 28°00.8' LU, RA 7:45:43
Terlihat dari daerah 85° Lintang Utara sampai
dengan 75° Lintang Selatan. Tampak jelas
selama bulan Januari jam 21:00.
Bintang untuk navigasi:
Bellatrix = Dec 6°21.4' LU, RA 5:25:28
Betelgeuse = Dec 7°24.5' LU, RA 5:55:31
Alnilam = Dec 1°11.9' LS, RA 5:36:32
Rigel = Dec 8°11.7' LS, RA 5:14:50
Navigasi Kiblat 17
Melambangkan Anjing Kecil, salah satu dari dua
anjing milik Orion.
Terlihat dari daerah 85° Lintang Utara sampai
dengan 75° Lintang Selatan. Tampak jelas Melambangkan Anjing Besar, salah satu dari
selama bulan Maret jam 21:00. dua anjing milik Orion.
Bintang untuk navigasi: Terlihat dari daerah 60° Lintang Utara sampai
Procyon = Dec 5°12.8' LU, RA 7:39:39 dengan Kutub Selatan.
Tampak jelas selama bulan Februari jam 21:00.
Bintang untuk Navigasi:
Sirius = Dec 16°43.3' LS, RA 6:45:26
Adhara = Dec 28°58.9' LS, RA 6:58:53
Vela Puppis
Navigasi Kiblat 18
Melambangkan Layar Perahu. Bersama 3 Rasi
yang lain (Carina, Puppis dan Pyxis) menyusun
perahu Argonavis.
Carina Leo
Navigasi Kiblat 19
Melambangkan Lambung Perahu. Bersama 3
Rasi yang lain (Vela, Puppis dan Pyxis)
menyusun perahu Argonavis.
Navigasi Kiblat 20
Dubhe = Dec 61°42.6' LU, RA 11:04:10
Alioth = Dec 55°55.4' LU, RA 12:54:20
Alkaid = Dec 49°16.6' LU, RA 13:47:49
Melambangkan Mahkota
Virgo Corvus
Centaurus Crux
Navigasi Kiblat 21
Melambangkan Centuri (Manusia setengah
kuda). Melambangkan Salib Selatan.
Terlihat dari daerah 30° Lintang Utara sampai Terlihat dari daerah 20° Lintang Utara sampai
dengan Kutub Selatan. dengan Kutub Selatan.
Tampak jelas selama bulan Mei jam 21:00. Tampak jelas selama bulan Mei jam 21:00.
Crux di Indonesia biasa disebut dengan bintang
Bintang untuk navigasi: Pari, Layang-layang atau Salib Selatan.
Menkent = Dec 36°23.9' LS, RA 14:07:04
Hadar = Dec 60°24.0' LS, RA 14:04:16 Bintang untuk navigasi:
Rigel Kentaurus = Dec 60°51.7' LS, RA 14:40:08 Gacrux = Dec 57°08.7' LS, RA 12:31:31
Acrux = Dec 63°07.8' LS, RA 12:26:58
Libra Scorpius
Navigasi Kiblat 22
Triangulum australe Draco
Ophiuchus Aquila
Sagitarius Cygnus
Navigasi Kiblat 23
Melambangkan Angsa atau Salib Utara.
Melambangkan Pemanah.
Terlihat dari daerah 55° Lintang Utara sampai Terlihat dari daerah Kutub Utara sampai dengan
dengan Kutub Selatan. 40° Lintang Selatan. Tampak jelas selama bulan
Tampak jelas selama bulan Agustus jam 21:00. September jam 21:00.
Bintang untuk navigasi:
Nunki = Dec 26°17.4' LS, RA 18:55:38 Bintang untuk navigasi:
Kaus Australis = Dec 34°23.0' LS, RA 18:24:34 Deneb = Dec 45°17.9' LU, RA 20:41:36
Albireo = Dec 27°58.0' LU, RA 19:30:57
Lyra Pavo
Hydra
Navigasi Kiblat 24
Melambangkan Ular Laut.
Terlihat dari daerah 54° Lintang Utara sampai dengan 83° Lintang Selatan. Tampak
jelas selama bulan April jam 21:00.
Bintang untuk navigasi:
Alphard = Dec 8°41.2' LS, RA 9:27:55
(Sumber Data: Wikipedia, program komputer Kstar dan Navigator Light, tanggal 21 Maret 2007)
* * *
Agar langit terlihat seperti peta langit di atas, caranya dengan posisi tidur telentang, kepala di
utara dan kaki di selatan selama 24 jam. Ya, 24 jam! Langit dan bintang-bintang senantiasa
bergerak/ berputar di atas kepala dari timur ke barat selama 24 jam namun kita tidak
menyadarinya, bahkan pada siang hari tidak pernah menyangka bahwa ada bintang, karena pada
siang hari sinar matahari ‘menutup’ pandangan kita. Untuk mengetahui dimana 'area' siang atau
malam pada peta, kita harus mengetahui posisi Matahari. Tetapi di peta tidak tercantum matahari,
dimanakah posisinya?
Perjalanan matahari berbeda dengan bintang (Lihat garis ekliptika). Matahari selama 24 jam
‘berputar’ 360 derajat sedangkan bintang 361 derajat (baca lagi Waktu Sidereal). Bintang X, bila
siang ini berada di Meridian bersama matahari, maka besoknya --pada jam yang sama-- sudah
bergeser 1 derajat/ 4 menit ke arah barat, sedangkan matahari tetap di meridian.
Jadi pergeseran bintang-bintang di peta langit di atas adalah dari timur ke barat- geser kiri ke
kanan. Lho? berarti letak bintang di langit tiap hari juga berbeda dibanding hari kemarin? Benar,
berubah tiap detik dan tiap hari. Untuk mempermudah perkiraan posisinya, perhatikan garis
Ekliptika dan bantuan Tanggal yang berada di bagian bawah peta.
Navigasi Kiblat 25
Mengapa ± 6 jam? karena dari meridian langit ke arah horizon timur/ barat adalah 90 derajat
atau 6 jam.
Contoh soal;
Bintang/ rasi apakah yang akan terlihat pada tanggal 21 Mei jam 21.00 ?
Jawab;
1. Menentukan RA Matahari; Tanggal 21 Mei; RA Matahari menunjukkan posisi 04.00!
2. Menentukan RA Meridian Lokal; Pengamatan dilakukan jam 21 malam= 9 jam setelah 12:00,
yaitu
RA 04.00 + 9:00 = RA 13.00.
Jadi bintang-bintang yang akan tampak adalah RA 13.00 ± 6 jam! Ada rasi Ursa major,
Centaurus, Leo, Vega, Hercules, Crux dan lain-lain. Segera keluar rumah dan pandanglah ke langit,
sama bukan?
Kenali rasinya terlebih dahulu, setelah itu baru mengenali bintangnya. Bagi penulis, tahap
mengenali bintang dan konstelasinya adalah hal yang paling menarik dibandingkan tahap navigasi
langit yang lain. Kegembiraan yang sukar dilukiskan dengan kata-kata, yang keluar dari bibir hanya
kalimat pujian bagi Sang Pencipta.
Ingat bagi negara yang memberlakukan Daylight Saving Time (DST), bahwa jam 21 ketika
melakukan pengamatan, sebenarnya adalah jam 20. Karena waktu menunjukkan 1 jam lebih cepat
dari biasanya. Jadi sebelum menentukan Waktu Transit dan Meridian Lokal, dilakukan koreksi DST
terlebih dahulu; waktu pengamatan dikurangi satu jam.
* * *
Navigasi Kiblat 26
Peta Koordinat Bumi dan Posisi Geografik bintang
Dalam konteks koordinat langit, 1 jam = 15 derajat. Jadi 1 derajat mewakili 4 menit.
1°= 4 menit, artinya tiap 4 menit koordinat GP berubah 1° ke kiri/ barat.
Ingat tiap satu putaran hari = 361°, dengan demikian koordinat GP juga berubah 1° ke kiri/
barat per hari atau 2 jam per bulan.
HA atau Hour Angle, adalah sudut bintang terhadap Meridian. Yang akan dipakai disini seperti
telah dijelaskan di bab sebelumnya adalah GHA (Greenwich Hour Angle). Rentang nilainya 0-360
derajat. Misalnya;
Bintang X; koordinatnya Dec 30°, RA 12:00:00, sekarang koordinat GP-nya Dec 30°, GHA 300°.
Berapa koordinatnya 1 jam dan satu hari kemudian?
Jawab:
Satu jam kemudian koordinatnya= Dec tetap, GHA 315° (pergeseran 15°/ jam).
Satu hari kemudian koordinatnya= Dec tetap, GHA 301° (pergeseran 1°/ hari).
* * *
Navigasi Kiblat 27
Bab 5. Penentuan Arah Kiblat berdasarkan Bintang
Cara Sederhana dengan Bintang & Busur Derajat (Bukan Jarum Kompas)
Pada Bab Pendahuluan telah dibahas kelemahan penentuan arah kiblat dengan
menggunakan kompas, karena sudut yang umumnya dipublikasikan untuk daerah masing-masing
adalah True North (padahal jarum kompas menunjukkan arah Utara Magnetis/ Magnetic North).
Kali ini kita akan menentukan arah kiblat dengan ”kompas alami”, yaitu rasi bintang.
Kemudian bantuan Busur Derajat atau skala derajat yang tertera di Kompas (bukan dengan jarum
kompas).
Ada dua rasi yang dapat kita gunakan, yaitu Ursa Mayor dan Crux / Salib Selatan. Misalnya
kita ketahui bahwa arah kiblat 300° from true north, maka back azimuth-nya adalah 60°.
URSA MAYOR
Ursa mayor/ beruang besar. ”sabuk”nya bila ditarik garis lurus akan menunjukkan arah utara.
Setelah arah utara ketemu, hitung dengan busur derajat 60° ke arah barat.
CRUX
Crux atau salib selatan, bila ditarik garis lurus akan menunjukkan arah selatan. Setelah ketemu,
ukur dengan busur derajat ke barat sejauh 120°.
Navigasi Kiblat 28
Dengan Skema
Skema Universal tetap akan digunakan dengan menggunakan koordinat GP, yaitu Dec,
GHA. GP/ Posisi Geografik/ Proyeksi Bintang bergerak terus, Setelah melewati meridian Jakarta,
beberapa menit kemudian akan melewati New Delhi,…Mekkah, Greenwich,.. esoknya jakarta lagi
dst. Nilai inilah yang akan menggabungkan koordinat langit dan bumi. Mengambil satu tempat
sebagai patokan universal; Meridian Greenwich, sehingga nilai bujur GP bintang/ obyek langit
dinamakan GHA, Greenwich Hour angle.
Ingat rumusnya;
GP bergeser 1° ke barat tiap 4 menit dan 1° ke barat tiap hari
2. Tentukan bintang yang diinginkan & sudah dikenali dengan baik, misalnya Bellatrix (termasuk
rasi Orion) kemudian tentukan lintasannya. Koordinat GP-nya =Dec: 6°21.4′N, GHA 277°58.9′
(Lihat Tabel).
1 Januari = 79 hari sebelum 21 Maret, nilai GHA bergeser ke timur menjadi 198°58.9′ (Ingat
rumus), ini adalah jam 12.00 GMT.
Navigasi Kiblat 30
Penjumlahan tabel:
Obyek Bellatrix
Dec GHA
GP 21 Maret 6°21.4′LU 277°58.9′
GP 1 Januari jam 12.00 GMT Selisih hari = -79 hari x 1° Tetap -90°00.0'
198°58.9′
Plotkan titik koordinat ini di lembar skema (Lihat panduan GHA warna hijau, 198°58.9′ setara
dengan koord bumi 161°01.1′ BT).
3. Ternyata perpotongan ada di dua titik, yaitu GHA 280°00′ BT dan 73°30′.
• Selisih perpotongan I (GHA 280°00′ BT) dengan ’GHA jam 12’ sejauh 81°01.1′ ke arah barat,
atau 324 menit, atau 5 jam 24 menit setelah jam 12, yaitu jam 17.24 GMT. Diubah ke WIB…
jreng…. jam 00.24 WIB.
• Selisih perpotongan ke-2 (GHA 73°30′ BB) sejauh 125°29′ ke arah timur, atau 502, atau 8
jam 22 menit sebelum jam 12 GMT, atau, yaitu jam 03.38 GMT. Diubah ke waktu lokal
menjadi jam 10.38 WIB. Sudah siang, bintangnya ’tertutup’ sinar matahari.
Silahkan mencoba hari lain, atau hari sama tetapi bintangnya lain. Atau perpaduan antara
pengamatan matahari dan bintang. Contoh 2 April 08 dari Semarang:
Matahari menunjukkan arah kiblat jam13:21 WIB, lalu
Betelgeuse= 18.44 WIB.
Aldebaran= 19.05 WIB.
Regulus=23.48 WIB.
Denebola=01.53 WIB.
Alhamdulillah, ternyata kita bisa selalu mengoreksi arah kiblat dari menit ke menit.
* * *
Navigasi Kiblat 31
Daftar Pustaka
Pendahuluan
1. Program Accurate Times (http://www.jas.org.jo/accut.html)
2. Natural Resources Canada (http://gsc.nrcan.gc.ca/geomag/field/magdec_e.php)
3. http://www.sailingissues.com/navcourse3.html
4. http://www.lib.utexas.edu/maps/ams/indonesia
5. Program Mooncalc (http://www.starlight.demon.co.uk/mooncalc)
Istilah
1. http://www.lib.utexas.edu/maps/ams/indonesia/index.html#a
2. Natural Resources Canada (http://gsc.nrcan.gc.ca/geomag/field/magdec_e.php)
3. Joshua F. Madison, Software Convert, http://www.joshmadison.com/
4. Software Quad-Lock Unit Converter, http://www.quadlock.com/about/unit_converter.htm
5. Jason Harris and the KStars Team <kstars@30doradus.org>, Desktop Planetarium KStars Linux
Knoppix 3.7.
6. Nick Strobel, Astronomy Notes, http://www.astronomynotes.com/nakedeye/
Navigasi Kiblat 32
Skema Perkiraan Arah Kiblat
Navigasi Kiblat 33
PROFIL PENULIS
Naf’an Akhun Khuliyan, lahir di Malang (Jawa Timur), 19 Maret 1978. Lulusan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2004.
Disela-sela profesinya sebagai dokter, menulis adalah kegiatan baru yang mulai digemari
disamping menggambar, melukis, naik gunung, band, aransemen musik, komputer, animasi 3D,
audio-video editing. Artikel-artikel lepas bisa dibaca di blognya
http://nafanakhun.wordpress.com/
Aktivitas dan Pengalaman kerja:
1. Sebagai relawan medis untuk daerah konflik dan bencana alam:
Tanah longsor di Purworejo, 2000.
Banjir di Majenang dan Sidareja Cilacap, Januari 2003.
Kerusuhan di Ambon, April 2004
Gempa bumi di Nabire, Nopember 2004.
Tsunami di Aceh, Desember 2004.
Gempa bumi di DIY, Mei 2006.
Tsunami di Pangandaran, Juli 2006.
2. Dokter PTT pasca tsunami di Puskesmas Lhoong kec. Lhoong kab. Aceh Besar April –Oktober
2005.
3. Klinik MER-C BNI berbagi Galela, Halmahera Utara Oktober 2006-Maret 2007.
4. Sebagai dokter umum di RB Medis Raya Duren Sawit Jakarta Timur, Klinik Amanah MER-C di
Depok dan Klinik 24 jam Citra Bhakti di Pos Pengumben Jakarta Barat sampai sekarang.
Navigasi Kiblat 34