Anda di halaman 1dari 20

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN:
SOLICHA

OLEH:
KELOMPOK II

NURSINTA HARMANIAR 208070000002


KHOIRUN NISYA 208070000007
TEORI BELAJAR
PSIKOLOGI BEHAVIORIS
TEORI BELAJAR
Konsep-konsep dan prinsip-prinsip tentang belajar yang
dikemukakan oleh para ahli psikologi.
Teori Belajar Behavioris
Beberapa teori belajar dari psikologi behavioristik
dikemukakan oleh psikolog behavioristik. “contemporar
behaviorists” atau “S-R psychologists”.
Tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran
(reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan.
Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat
jalinan erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan
stimulasinya.
Teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah
laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk
reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.
Prinsip Dasar Psikologi Behavioris
1. Obyek psikologi adalah tingkah laku

2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek

3. Mementingkan pembentukan kebiasaan


Teori Contiguity
Teori Conditioning
1. Teori Classical Conditioning
a. Ivan Pavlov
b. John B. Watson
c. Teori Conditioning (Guthrie)
2. Teori Operant Conditioning (Skinner)
Teori Classical Conditioning
(Ivan Pavlov)
Pavlov mengadakan beberapa percobaan diantaranya
yaitu pada anjing dan pengendara kendaraan. Dari
percobaan tersebut timbul suatu reaksi dengan istilah:
a. refleks bersyarat (Conditioned reflex atau CR), dan
b. perangsang bersyarat (Conditioned stimulus atau CS).
Hukum – Hukum Belajar Pavlov :
Law of Responden Conditioning yaitu Hukum
pembiasaan yang dituntut . Jika dua stimulus dihadirkan
secara simultan ( yang salah satunya berfungsi sebagai
reinforcer ), maka refleks dan stimulus lainnya akan
meningkat.
Law of Responden Extinction yakni hukum pemusnahan
yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui
respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa
menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan
menurun.
John B. Watson
Sejalan dgn pendapat Pavlov, Watson juga berpendirian
bahwa belajar itu mrpkan proses terjadinya refleks”
bersyarat yg trjadi melalui stimulus pengganti yg
dibiasakan menyertai stimulus yg sebenarnya.
Percobaannya tentang beberapa refleks emosional
terhdap anak, seperti takut, marah, dan cinta.
Teori Conditioning (Guthrie)
Pembentukan tingkah laku melalui Conditioning. Ada
beberapa cara yg digunakan Guthrie diantaranya:
a. Law Of Association
b. Tiga metode:
 - metode reaksi berlawanan
 - metode membosankan
 - metode mengubah lingkungan
TEORI OPERANT CONDITIONING
(SKINNER)
Skinner sependapat dg Pavlov dan Watson. Tingkah laku
sebagai hubungan antara perangsang & respons.
Perbedaannya Skinner membuat perincian lebih jauh
yaitu:
a. Respondent Response (Reflexive Response) :
Respon yg ditimbulkan oleh perangsang tertentu.
b. Operant Response (Instrumental Response) :
respon yg timbul dan berkembangnya diikuti oleh
perangsang tertentu.
Hukum – Hukum Belajar Skiner:
Law of Operant Conditioning yaitu timbulnya prilaku
diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan tersebut
akan meningkat.
Law of Operant Extinction yaitu jika timbulnya prilaku
operant telah diperkuat memlalui proses conditioning itu
tidak diiringi stimulus penguat maka kekuatan prilaku
tersebut akan menurun bahkan musnah.
Teori Belajar Connectionisme
Menurut Thomdike belajar adalah peristiwa terbentuknya
asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut
stimulus(S) dengan respon (R). Stimulus adalah suatu perbuatan
atau kejadian yang dapat menimbul rangsangan sedangkan
Respon adalah reaksi akibat adanya perangsanag / rangsangan.
Teori ini didasari dari eksperimen pada kucing lapar yang
dimasukkan dalam sangkar diketahui bahwa supaya tercapai
hubungan antara stimulus dan respon perlu adanya kemampuan
untuk memilih respon yang tepat serta melalui usaha (trials) dan
kegagalan (error) terlebih dahulu. Oleh karena itu teori belajar
ini sering disebut denga teori belajar Connectionisme atau teori
Asosiasi.
Hukum –Hukum Belajar Thomdike :
a. Law of Effect
Yaitu jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan maka hubungan
antara Stimulus dengan Respons akan semakin kuat dan sebaliknya semakin
tidak puas efek yang dihasilkan oleh respon maka semakin lemah pula
hubungan antara Stimulus dengan Respon.

b. Law of Readiness
Yaitu bahwa kesiapsiagaan untuk berbuat akan memperlancar hubungan antara
S dan R.

c. . Law of Excercise
Yaitu bahwa hubungan natara Stimulus dengan Respons akan semakin
bertambah erat jika sering dilatih dan semakin berkurang jika jarang atau tidak
dilatih
IMPLIKASI TEORI BELAJAR BEHAVIORIS
DALAM PEMBELAJARAN
1. Belajar Pengetahuan

2. Belajar Prilaku

3. Belajar Keterampilan


BELAJAR PENGETAHUAN
Dalam proses belajar mengajar di sekolah teori belajar
menurut ilmu jiwa Gestalt ini digunakan selain untuk
memperoleh pengusaan pengetahuan yg bersifat
pemahaman, analisis sistensis, & evaluasi. Juga teori ini
akhirnya diharapkan dapat mencapai tujuan
pembentukan kemampuan problem agar siswa mampu
memecahkan setiap masalah yg dihadapi dgn baik.
BELAJAR PRILAKU
 Perubahan tingkah laku yg ditimbulkan oleh belajar dapat
berupa prilaku positif dan prilaku negatif.
 Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui
usaha dgn mendengan, membaca, mengikuti petunjuk,
mengamati, memikirkan, mengahayati, meniru, melatih, &
mencoba sendiri dgn pengalaman & latihan.
 Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif
menetap bukan perubahan yg ersifat sementara atau tiba-tiba
terjadi kemudian cepat hilang kembali, seperti perubahan
prilaku akibat alkohol.
BELAJAR KETERAMPILAN
 Kegiatan yg berhubungan dgn urat-urat syaraf & otot-otot
yg lazim tampak dlm kegiatan jasmaniah, seperti menulis,
mengetik, olahraga dsb. Meskipun sifatnya motorik,
namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yg
teliti & kesadaran yg tinggi. Dgn demikian, siswa yg
melakukan gerakan motorik dgn koordinasi & kesadaran
yg rendah dapat dianggap kurang & tidak terampil.
 Menurut Reber, keterampilan: kemampuan melakukan
pola-pola tingkah laku yg kompleks & tersusun rapi secara
mulus sesuai dgn keadaan untuk mencapai hasil tertentu.
REFERENSI
Sabri, Drs. H. M. Alisuf. 2007. PSIKOLOGI PENDIDIKAN.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Soemanto, Drs. Wasty, M.Pd. 2006. PSIKOLOGI
PENDIDIKAN. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prof. Dr. H. Djaali. 2008. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Jakarta:
Bumi Aksara.
Syah, Muhibbin, M.Ed. 1995. PSIKOLOGI PENDIDIKAN.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Anda mungkin juga menyukai