I. PENDAHULUAN
Uji resistensi merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kepekaan
bakteri terhadap suatu antibiotik. Penggunaan antibiotik yang berlebih atau tidak
terkendali menyebabkan efek samping yang berbahaya, yang menyebabkan bakter-
bakteri tertentu resisten (tahan) terhadap antibiotik. Antibiotik umumnya terbuat dari
kapang. Pada praktikum ini bakteri akan ditumbuhkan pada lempeng agar, dan dieramkan
selama 24 jam pada suhu 37ºC. Ketahanan bakteri akan dilihat berdasarkan daerah
hambat yang terbentuk disekitar tablet antibiotik.
Berapa jenis bakteri resisten terhadap antobiotika tertentu. Sifat resistensi ini dapat
diamati pada praktikum ini. Uji resistensi untuk menguji daya tahan suatu bakteri
terhadap antibiotika tertentu. Antibiotika merupakan obat yang representatif untuk
menjaga kesterilan dengan membunuh bakteri atau jamur yang patogen.
VI. PROSEDUR
Biakan murni bakteri 24 jam, yang berbeda, disuspensikan ke dalam NaCl
fisiologis steril. Kemudian, Masing-masing biakan diambil sebanyak 1 ml dan dimasukan
ke dalam dua cawan petri yang sudah disterilisasi.Lalu, Nutrient agar dicairkan,
didinginkan sampai suhunya sekitar 40ºC. Jika nutrient agar terlalu panas, bakteri dapat
mati.Sesudah itu, masukkan nutrient agar secukupnya, kurang lebih sebanyak 20 ml.
Lalu, Cawan petri diaduk perlahan-lahan, jangan terlalu cepat karena dapat merusak
struktur agar, dengan cara memutar cawan petri hingga nutrient agar dan suspensi bakteri
menjadi homogen. Setelah itu cawan petri didiamkan sebentar sampai benar-benar
membeku. Kemudian, tablet antibiotika diambil dengan menggunakan pinset steril, lalu
diletakkan pada permukaan agar yang telah membeku pada kedua cawan petri. Lima
buah pada masing-masing cawan petri. Dua tablet antibiotik ketumbar, dua tablet
antibiotik dari laborotorium, dan satu tablet antibiotik dari dokter. Jarak antara tablet
antibiotika diatur sedemikian rupa sehingga jaraknya tidak terlalu dekat satu sama lain
dan tidak terlalu dekat juga dengan tepi cawan petri.Semua perlakuan dilakukan di dekat
pembakar bunsen agar aseptis.Kedua lempeng agar tersebut kemudian dieramkan pada
suhu 37ºC selama 24 jam.Setelah 24 jam, amati reaksi kedua jenis bakteri pada masing-
masing petri.
VII. KESIMPULAN
1. Bakteri Escherhia coli dan Sthapylococcus aureus yang diberi tablet antibiotik
dari dokter bersifat agak resisiten terhadap antibiotika. Pada tablet antibiotik dari
laboratorium ada yang bersifat peka, agak, dan resistensi terhadap antibiotik. Dan
pada tablet antibiotik ketumbar bersifat resisten terhadap bakteri.
2. Bakteri menjadi resisten diantaranya karena organisme impermaebel terhadap
antibiotik, dan organisme mempunyai struktur yang menghambat masuknya
antibiotic.
3. Bakteri tidak resisten karena antibiotik yang digunakan sangatt kuat sehingga
dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri.
DAFTAR PUSTAKA