Inspection)
melakukan perjalanan keliling yang terencana pada seluruh area kerja. Inspektur atau
Housekeeping Inspection
Adalah bagian yang penting dari inspeksi umum terencana, inspeksi jenis ini
berhubungan dengan kebersihan dan kerapihan yang meliputi : mesin dan peralatan,
Sasaran utama dari inspeksi ini adalah untuk melihat apakah bagian bagian kritis
dipergunakan sebagai suku cadang. Barang atau perlengkapan semacam ini apabila
masih dalam penyimpanan atau gudang, sering disebut “Critical Items”. Walau
demikian,kedua jenis barang-barang tadi perlu dikenali, dievaluasi, dan dijaga agar
Adalah jenis inspeksi yang dilakukan untuk memelihara dan menjaga agar mesin
vital seperti turbin, alat angkat Crane dan lain-lain. Inspeksi ini dilakukan secara
memastikan bahwa sistim kontrol dan sistim emergency yang utama atelah dipasang
dengan baik serta dapat berfungsi sebagai manamestinya, dengan demikian kita
c. Inspeksi Rutin/umum
Inspeksi Rutin/Umum biasanya dilakukan dengan cara walk-trough survey ke
seluruh area kerja dan bersifat komprehensif. Inspeksi rutin dapat dilakukan dengan
membuat Standard Prosedur Inspeksi (SPI), dan Standard Laporan Inspeksi (SLI).
d. Inspeksi Khusus
Inspeksi khusus merupakan inspeksi yang direncanakan hanya untuk
diarahkan kepada kondisi-kondisi tertentu, seperti; mesin-mesin, alat kerja, dan
tempat-tempat khusus yang telah diketahui mempunyai resiko tinggi.
B. Langkah-langkah Inspeksi
1. Persiapan. Menentukan apa yang akan di inspeksi dengan berpedoman kepada ITP
(Inspection and Test Plan), mengetahui lokasi yang akan diinspeksi termasuk proses
kerjanya, persiapkan checklist/daftar periksa yang memadai dan melihat rekomendasi
laporan inspeksi sebelumnya.
2. Pelaksanaan. Melaksanakan inspeksi secara sistematis, didampingi oleh pengawas
setempat (PIC), melakukan tindakan sementara jika ditemui minor fault,
mengklasifikasikan bahaya, kondisi dan perilaku yang berpotensi cacat permanent,
luka serius dan first aid, Berpedoman pada peta pabrik (Workplace Mapping) dan
checklist, mengidentifikasi dan menemukan masalah, mengklsifikasikan hazard
menurut tingkat kekerapan dan keparahannya, menentukan faktor penyebab utama
adanya tindakan dan kondisi yang tidak aman.
3. Pencatatan. Pencatatan dengan membuat format yang terdiri dari identifikasi,
kondisi specifik dari peralatan, frekuensi inspeksi dan petugas pelaksananya. Dengan
proses pencatatan, monitoring terhadap item kritis meyakinkan bahwa upaya
pencegahan telah dilakukan.
4. Laporan. HES Inpeksi melaporkan identifikasi daerah yang telah di inspeksi,
observasi keadaan non standart, klasifikasi bahaya dan resiko, tindakan perbaikan dan
rekomendasi dan penangung jawab tindakan koreksi.
5.Pengembangan Upaya perbaikan dan tindakan korektif. Pada saat inspeksi dapat
langsung melakukan tindakan seperti membersihkan ceceran atau tumpahan cairan di
lantai, memasang mesin yang dilepas, memindahkan bahan yang tidak dipakai atau
sampah dari lokasi kerja,dll. Tindakan ini merupakan pengembangan pada saat
inspeksi sekaligus merupakan contoh kepada tenaga kerja. Cara yang dapat dilakukan
dengan tindakan korektif ini adalah membuat skala prioritas upaya-upaya perbaikan
yang harus dikerjakan, monitoring terhadap program perbaikan dan anggaran biaya
sampai implementasi perbaikan selesai, verifikasi atau pembuktian bahwa tindakan
perbaikan dimulai sesuai jadwal yang telah direncanakan , dan dikerjakan oleh orang-
orang yang tepat, monitoring selama pengembangan, konstruksi dan atau modifikasi
untuk menjamin bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan apa yang dimaksud.
- segala bahan atau bentuk berupa hazard yang berpotensi menyebabkan cedera atau
kecil.
Sasaran Inspeksi
D. Tujuan Inspeksi
Pada perusahaan Inspeksi merupakan hal yang sangat penting dan wajib
dilakukan karena dengan adanya inspeksi kita dapat menemukan atau mengenali
tindakan tidak aman atau kondisi yang tidak aman bagi pekerja serta kita dapat
menentukan penyebab dari suatu penyakit. Secara umum tujuan inspeksi di tempat
kerja adalah:
E. Manfaat inspeksi
Disamping maksud dan tujuan diatas, suatu inspeksi Keselamatan Kerja juga
mempunyai manfaat yaitu :
1. Dapat melakukan pembetulan segera terhadap tindakan atau kondisi tidak standar
(tidak aman) yang ditemukan selama inspeksi.
2. Inpeksi secara teratur dan berkelanjutan mendorong para pekerja untuk lebih tanggap
terhadap tindakan tidak aman yang dilakukan oleh sesama pekerja serta akan lebih
giat memeriksa kondisi tidak aman suatu alat / tempat kerja.
3. Menetapkan secara tepat alat-alat pelindung keselamatan yang diperlukan untuk
setiap jenis dan kondisi kerja.
4. Inspeksi dapat memberikan semangat serta meningkatkan kesadaran setiap pekerja
terhadap pentingnya K-3
5. Inspeksi membantu apresiasi serta sekaligus merealisasikan program K-3 dikalangan
para karyawan.
1. Top Manajemen.
2. Midle Manajemen.
3. Lower Manajemen.
4. Karyawan.
5. Manajer K3.
6. Tim Safety Patrol
[dalam buku Keselamatan dan Kesehatan Kerja- K3, Oleh: TARWAKA, PGDip.Sc.M.Erg.]].