ASUHAN KEBIDANAN IV B
PENDARAHAN POST PARTUM PRIMER DAN
SEKUNDER
DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
KELAS : 2A
Tak ada gading yang tak retak begitu pun makalah ini. Kami
menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa,
pengolahan, maupun penyusunan nya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar pada
makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi.
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
D. Metode
1. Diskusi / presentasi
2. Alat yang dipakai ( laptop, Lcd, )
3. Evaluasi
4. Tinjauan kasus
BAB II
ISI
II. Etiologi
- Atonia uteri
- Retensio plasenta
III. Insidensi
- Atonia uteri 50 – 60 %
- Sisa plasenta 23 – 24 %
- Retensio plasenta 16 – 17 %
• Atonia uteri
• Grandemultipara
• Uterus yang terlalu regang (hidramnion, hamil ganda, anak besar
(BB > 4000 gr)
• Kelainan uterus (uterus bicornis, mioma uteri, bekas operasi)
• Plasenta previa dan solutio plasenta (perdarahan anteparturn)
• Partus lama (exhausted mother)
• Partus precipitatus
• Hipertensi dalam kehamilan (Gestosis)
• Infeksi uterus
• Anemi berat
• Penggunaan oksitosin yang berlebihan dalam persalinan (induksi
partus)
• Riwayat perdarahan pascapersalinan sebelumnya atau riwayat
plasenta manual
• Pimpinan kala III yang salah, dengan memijit-mijit dan
mendorong-dorong uterus sebelum plasenta terlepas
• IUFD yang sudah lama, penyakit hati, emboli air ketuban
(koagulopati)
• Tindakan operatif dengan anestesi umum yang terlalu dalam.
a. Robekan serviks
a. Perlukaan vagina
b. Kolpaporeksis
c. Fistula
d. Robekan perineum
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.
Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengan dan bisa
menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus
pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu
panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada
sirkumferensia suboksipito bregmatika.
• Retensio plasenta
• Inversio uterus
• Atonia uteri
• Retensio plasenta
• Inversio uterus
F. Kriteria Diagnosis
- Pemeriksaan fisik:
- Pemeriksaan obstetri:
- Pemeriksaan ginekologi:
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
− Pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan
sejak periode antenatal. Kadar hemoglobin di bawah 10 g/dL
berhubungan dengan hasil kehamilan yang buruk.
− Pemeriksaan golongan darah dan tes
antibodi harus dilakukan sejak periode antenatal.
− Perlu dilakukan pemeriksaan faktor koagulasi
seperti waktu Perdarahan dan waktu pembekuan.
b. Pemeriksaan radiologi
I. Penatalaksanaan
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Komite Medik RSUP dr. Sardjito, 2000, Perdarahan post partum dalam
Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta: Penerbit
Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF. Obstetri William Edisi 18.
Jakarta: EGC, 1995. Supono. Ilmu Kebidanan Bab Fisiologi. Palembang:
Bagian Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya, 2004.
Data subjektif
A. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. Hanifa Nama Suami : Tn. Hasan
Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama :
Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Jl.Raya Timur 27, Alamat :
Jl.Raya Timur 27,
Karang Rejo 26 Karang
Rejo 26
Metro selatan. Metro
Selatan.
B. ANAMNESA
Tanggal 13 maret 2011 Pukul 15.00 WIB.
• Keluhan Utama
ibu mengatakan mengeluarkan darah segar pervaginam yang
banyak sampai berkali-kali ganti doek setelah 1 hari psotaprtum.
• Riwayat Persalinan
Anak lahir tanggal : 12 November 2006 Pkl. 20.00 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
BB/PB : 3100gram/50cm
Jenis persalinan : Spontan
Penyulit saat melahirkan: tidak ada
d. Personal hygiene
1. Sebelum
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, dan menggosok gigi.
2. Sesudah
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari dan membersihkan
perineum.
e. Aktifitas
1. Sebelum
Sebelum hamil ibu biasa melakukan aktifitas/kegiatan rumah
tangga sendiri tanpa bantuan orang lain.
2. Sesudah
Sesudah melahirkan ibu hanya bisa berjalan pelan-pelandan
dibantu.
DATA Objektif
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 90/70 mmHg
b. Pernafasan : 20x/menit
c. Nadi : 80x/menit
d. temperatur : 37,5oC
3. Pemeriksaan fisik
• Rambut : kusam, kotor dan sedikit ada ketombe
• Wajah/muka : Inspeksi;wajah pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
• Mata : Conjungtiva agak pucat, fungsi penglihatan
baik, simetris kanan-kiri, tidak ada oedema pada kelopak
mata.
• Telinga : Bersih, tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik
• Hidung : Tidak ada polip, simetris, fungsi
penciuman baik.
• Mulut : Bibir pecah-pecah dan kering, lidah sedikit kotor,
gigi tidak ada karies, fungsi pengecapan baik.
• Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis.
• Dada : simetris kanan-kiri, puting susu menonjol,
terdapat hyperpigmentasi pada aerola, colostrum sudah
keluar sedikit, tidak ada benjolan.
• Abdomen : TFU 1 jari atas pusat, kontraksi uterus lemah,
konsistensi lembek, keadaan bersih dan tidak ada strie
• Ekstremitas :
o Atas : sedikit tremor, ujung jari-jari tangan agak
dingin dan pucat.
o Bawah: Terasa dingin, simetris kanan-kiri, fungsi
pergerakan baik, tidak ada cacat, tidak ada oedema,
refleks patela positif.
• Genitalia : Tampak adanya hecting perineum, vulva
merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini,
pegeluaran pervaginam darah encer, anus tidak hemoroid.
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb : 9,5 gr%.
ASSASEMENT
Ibu P1A0 postpartum akibat perdarahan karena sisa plasenta.
Dasar :
DS:
1. Ibu mengatakan banyak mengeluarkan darah encer dari vagina
2. Ibu mengatakan ini adalah persalinan yang pertama
3. Ibu mengatakan ganti doek 2 jam sekali.
DO:
1. Keadaan umum ibu lemah
2. Konjungtiva pucat
3. TFU 1 jari di atas pusat
4. Plasenta lahir tidak lengkap
5. Hb 9,5gr %
6. Pengeluaran darah encer lebih dari 500 cc
7. TTV; TD 90/70mmHg, RR 20x/mnt, Nadi 80x/mnt, suhu 37,5oC
8. Konsistensi uterus lemah, konsistensi lembek.
i. MASALAH
• Gangguan rasa nyaman
Dasar :
DS:
1. Ibu mengatakan keluar darah terus dari vaginanya
2. Ibu mengatakan ganti doek tiap 2 jam sekali.
DO:
1. Ibu terlihat merasa tidak nyaman dengan kondisinya saat ini.
2. Gangguan pola aktifitas
• Gangguan pemenuhan cairan & nutrisi
Dasar
DS:
Ibu mengatakan setelah emlahirkan makan hanya 2 kali sehari
dengan porsi yang sedikit dan minum hanya 4-6 gelas sehari.
DO:
Keadaan umum ibu lemah, ibu pucat dan bibir pecah-pecah.
ii. KEBUTUHAN
• Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar
DS:
1. Ibu mengatakan badannya lemas
2. Ibu mengatakan makan 2 kali sehari dengan porsi sedikit
3. Ibu mengatakan hanya minum 4-6 gelas sehari.
DO:
1. TD 90/70mmHg
2. Keadaan umum ibu lemah
3. Konjungtiva pucat
4. Pengeluaran darah pervaginam lebih dari 500cc.
• Pengeluaran sisa plasenta dan kuretase
Dasar
DS:
1. Ibu mengatakan mengeluarkan darah encer dari vagina
2. Ibu mengatakan ganti pembalut tiap 2 jam sekali.
DO:
1. Plasenta lahir tidak lengkap
2. Pengeluaran berupa loche rubra sebanyak 500cc.
PLANNING
• Jelaskan kondisi ibu saat ini
• Jelaskan bahwa ibu sedang mengalami perdarahan setelah bersalin.
• Berikan dukungan emosional agar ibu dan keluarga tidak cemas.
• Kolaborasi dengan dokter untuk :
o Pemberian infus dan transfusi
o Terapi obat-obatan
o Tindakan kuretase.
• Lakukan persiapan kuretase :
o Persiapan pasien
o Persiapan alat.
• Anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya
• Anjurkan ibu untuk makan makanan bergizi
• Jelaskan pada ibu pentingnya nutrisi bagi ibu yang baru melahirkan.
• Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
• Jelaskan pada ibu pentingnya personal hygiene
• Anjurkan ibu teknik vulva hygiene.
• Anjurkan ibu untuk melakukan postnatal breastcare
• Anjurkan ibu postnatal breastcare
• Jelaskan manfaat postnatal breastcare.
IMPLEMENTASI
• Menjelaskan pada ibu bahwa plasenta yang lahir tidak lengkap dan
bila dibiarkan akan menimbulkan perdarahan yang tersu-menerus
dan berbahaya bagi ibu, sehingga diharapkan ibu mau bekerjasama
dalams etiap tindakan yang akan dilakukan.
• Melakukan kolaborasi dengan dokter
o Memasang infus pada pasien Ringer Laktat 30tetes/menit dan
rencana transfusi II Kolf.
o Terapi obat dari dokter
o Tindakan kuretase
• Persiapan alat
o Tenakulum
o klem ovum (Forster/Fenster Clamp) lurus & lengkung
o 1 set sendok kuret
o 1 penala kavum uteri(sonde uterus)
o spekulum Sim’s atau L
o 1 kateter karet.
• Persiapan pasien
o Beritahu pasien akan dilakukan tindakan kuret
o Langkah kerja
o Pasien dalam posisi litotomi
o Suntikkan valium 10mg dan atropin sulfat 0,25mg IV
o Tindakan antisepsis genitalia eksterna, vagina dan serviks.
o Kosongkan kandung kemih
o Pasang spekulum vagina, selanjutnya serviks dipresentasikan
dengan tenakulum menjepit dindoing depan portio pada jam 12.
angkat spekulum depan dan spekulum belakang dipegang oleh
seseorang asisten.
o Memasukkan sonde tumpul secara sistemis menurut putaran
jarum jam. Usahakan seluruh kavum uteri dikerok.
o Setelah diyakini tidak ada perdarahan, tindakan dihentikan.
Awasi tanda vital 15-30 menit pasca tindakan.
• Menjelaskan pada ibu pentingnya nutrisi makanan sehat terutama
sayu-sayuran yang berwarna hijau, protein (daging dan ikan), untuk
pemulihan kondisi ibu dan bayi dengan produksi ASI yang dihasilkan
maka nurisi bayi akan terpenuhi.
• Menjelaskan pada ibu pentingnya personal hygiene untuk
mencegah terjadinya infeksi dan penyakit.
• Mengajarkan pada ibu melakukan vulva hygiene dengan cara :
o Menggunakan 5 kapas sublimat
o 2 kapas untuk membersihkan bibir kemaluan besar masing-
masing kanan-kiri.
o 2 kapas untuk membersihkan bibir kemaluan kecil masing-
masing kanan-kiri.
o 1 kapas untuk membersihkan keseluruhan daria ats sampai
bawah.
• Mengajarkan ibu post natal breastcare dengan massase pada
payduara dan kompres panas dingin pada daerah payudara,
diharapkan ASI akan keluar dengan lancar.
EVALUASI
• Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini dan mau melakukan
kerjasama dalam setiap tindakan yang dilakukan, pemasangan
infus dan tindakan kuretase.
• Keluarga mendukung tindakan yang dilakukan dan mau membantu
serta bekerjasama dalam merawat dan mengawasi keadaan ibu.
• Infus RL sudah terpasang dengan jumlah tetesan 30 tetes/menit.
• Bidan sudah melakukan kolaborasi dengan dokter.
• keadaan umum ibu masih lemah.
• Ibu dan keluarga mengerti tentang kebutuhan gizi untuk pemulihan
kesehatan dan berjanji akan mengatur pola makan dengan menu
yang seimbang agar ibu lekas sembuh.
• TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi baik.
• Ibu psot curetase, sisa plassenta sudah lahir lengkap.
• Ibu masih takut untuk bergerak.
CATATAN PERKEMBANGAN
1. Tanggal 14 maret 2011 Pkl. 08.00 WIB. Ibu post curetase hari
pertama setelah persalinan.
S:
a. Ibu mengatakan mulas pada perutnya
b. Ibu mengatakan darah yang keluar dari kemaluannya seperti
menstruasi biasa
c. Ibu mengatakan badannya masih lemas
d. Ibu mengatakan takut turun dari tempat tidur karena takut
jahitannya lepas.
e. Ibu mengatakan air susunya sudah mulai keluar dan mau
menyusui bayi.
O :
a. Keadaan umum ibu agak lemah
b. TTV: TD 100/90mmHg, nadi : 80x/menit, RR : 24x/menit, suhu :
36,7oC.
c. TFU 1 jari bawah pusat
d. Luka jahitan perineum basah
e. ASI sudah keluar
f. BAB 1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari
g. Perdarahan normal, lochea rubra.
A :
a. assasement
Ibu P1A0, pendarahan postpartum primer akibat sisa plasenta.
Dasar
DS:
a. Ibu mengatakan telah melahirkan bayi tanggal 13 maret 2011,
Pukul 20.00 WIB.
b. Ibu mengatakan badannya masih lemas
c. Ibu mengatakan mulas pada perutnya.
DO:
a. Keadaan umum ibu agak pucat
b. Ibu post curetase
c. TD 100/70mmHg
d. TFU 1 jari bawah pusat
e. Kontraksi uterus baik dan konsistensi keras
f. Terdapat luka jahitan pada perineum
g. Terdapat pengeluaran darah/lochea pervaginam.
• Anemia ringan
Dasar
DS:
a. Ibu mengatakan badannya masih lemas
b. Ibu mengatakan darah yang keluar dari kemaluannya seperti
menstruasi biasa.
DO:
a. Keadaan umum ibu agak lemah
b. TTV: TD 100/70mmHg;Pols 98x/menit;RR 20x/menit;suhu
36,7 C
o
b. Kebutuhan
• Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
Dasar
DS:
a. Ibu mengatakan badannya lemas
b. Ibu mengatakan darah yang keluar dari kemaluannya seperti
menstruasi biasa.
c. Ibu mengatakan akan menyusui bayinya.
DO:
a. Keadaan umum ibu agak lemah
b. Terdapat pengeluaran darah pervaginam.
A:
a. Diagnosa
Ibu postpartum hari ke 6 berjalan normal.
Dasar
DS:
1. Ibu mengatakan badannya sehat
2. Ibu mengatakan perutnya mulas
3. Ibu mengatakan darah yang keluar pervaginam hanya berupa
gumpalan darah.
DO:
1. Keadaan umum ibu baik
2. TD 100/70mmHg
3. TFU 1 jari dibawah pusat sympisis
4. Kontraksi uterus baik
5. Kondisi jahitan perineum baik
6. Pengeluaran berupa lochea sanguinolenta.
b. Kebutuhan
Kebutuhan penyuluhan nutrisi ibu hamil.
Dasar:
1. Ibu post partum hari ke 6
2. Ibu memberikan ASI eksklusif untuk bayinya.
P:
a. Jelaskan kondisi ibu saat ini, bahwa kondisinya baik.
b. Observasi keadaan umum ibu
c. TTV : TD 110/70mmHg;pols 78x/menit;RR 18x/menit;temperatur
37oC
d. Observasi proses involusi:
1. Periksa kandung kemih
2. Ukur TFU,TFU ½ pusat sympisis
3. Periksa kontraksi uterus, kontraksi uterus baik
4. Pengeluaran pervaginam berupa lochea sanguinolenta.
e. Jelaskan tentang kebutuhan nutrisi ibu menyusui
f. Kunjungan ulang berikutnya.
b. Kebutuhan
1. Penyuluhan tentang nutrisi untuk ibu menyusui
2. Senam nifas
3. Postnatal breastcare
4. Penyuluhan tentang konseling KB.
P:
a. Jelaskan kondisi ibu saat ini
b. Observasi proses involusi meliputi :
1. Periksa kandung kemih
2. Ukur TFU, TFU tidak teraba di atas simpisis
3. Periksa kontraksi uterus, kontraksi uterus baik.
4. Pengeluaran pervaginam berupa lochea serosa.
c. Jelaskan tentang kebutuhan nutrisi ibu menyusui bahwa ibu
menyusui lebih banyak memerlukan nutrisi dan gizi dibandingkan pada
saat hamil karena untuk kebutuhan ibu sendiri (proses involusi) dan
juga untuk memenuhi kebutuhan bayi yang hanya bergantung pada
ASI ibu.
d. Anjurkan pada ibu agar tidak menggunakan alat kontrasepsi pada
saat menyusui. Karena dengan menyusui secara eksklusif sudah
merupakan tindakan KB yang alami.
e. Kunjungan ulang berikutnya.