TENGGARA
Studi Kasus peran NU pasca kembali Khittah 1926
Oleh :
Abdul Aziz
NIM : 107033203026
2. Pokok Masalah
Dari latar belakang yang telah di paparkan sebelumnya ada beberapa pokok
permasalahan yang sangat menarik untuk di bahas lebih dalam yaitu:
a. Khittah NU 1926
b. Peran NU Pasca Khittah NU 1926
3. Landasan Teori
Ada beberapa landasan teori yang dapat digunakan untuk menganalisa
hubungan antara NU yang merupakan bagian dari salah satu Organisasi islam
tebesar di Inonesia dengan perpolitikan di Indonesia Pasca Khittah NU 1926.
secara garis besar Teori tersebut dibedakan menjadi tiga paradigma pemikiran
yaitu :
4. Analisis
4.1 Khittah NU 1926
Khttah NU di putuskan di Situbondo pada tahun 1984 melalui Muktamar
NU yang ke-27.6 Kata Khittah memiliki arti garis lurus. Kata Khittah jika di
hubungkan dengan Nahdlatul Ulama berarti garis pendirian, perjuangan dan
kepribadian Nahdlatu Ulama. Baik itu hubungan yang dilakukan secara
perorangan maupun secara organisasi antara NU dengan agama, maupun dengan
masyarakat.7
Laode Ida dalam bukunya yang berjudul Anatomi Konflik NU,Elit Islam dan
Negara menulis:
KH Ahmad Siddiq, tokohNU asal Jember yang juga berada di belakang
Tokoh-tooh muda NU in menuliskan penjelasan tentang Khittah 1926
dalam sebuah makalahnya yang bejudul “penjelasan Khittah Nahdlatul
Ulama”. Dikatakan bahwa tujuan utama didirikannya NU adalah
memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran
Islam yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah dan menganut salah satu
mazhab empat.8
4
Saifudien. “Relasi Agama Dan Negara.” Artikel di akses pada 10 januari 2011 dari
http://saifudiendjsh.blogspot.com/2008/06/relasi-agama-dan-negara.html
5
Ibid.
6
Laode Ida, Anatomi Konflik NU Elit Islam dan Negara(Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan,1996), h. 138.
7
Ibid., 59.
8
Ibid., 58.
Pada mulanya pemikiran kembali ke Khittah 1926 pernah di usulkan oleh
KH Achyat Chalimi tahun 1959 melalui muktamar NU yang di selenggarakan di
Jakarta namun hal tersebut kurang di tanggapi oleh kebanayakan peserta
muktamar bahkan keinginan kembalinya NU ke Khittah 1926 dianggap sebagai
suatu kemunduran yang tidak kontekstual dengan perkembangan pada waktu itu.9
Dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) Alim Ulama NU di situbondo, 18-21
Desember 1983Pemikiran kembali ke Khittah 1926 baru mendapatkan tanggapan
serius, Musyawarah tersebut berakhir dengan di hasilkannya dua keputusan yaitu
yang pertama Pemulihan Khittah 1926 dan kedua tentang pemantapan Pancasila
sebagai asas tunggal. Hasil Munas ini di kuatkan dalam muktamar NU yang ke-27
tahun 1984 di Situbondo.10
Dengan adanya keputusan NU kembali ke Khittah 1926, dengan demikian
berarti NU keluar dari aktivitas politiknya termasuk keluar dari PPP dan kembali
kepada tujuan utamanya awal berdirinya Nahdlatul Ulama’
DAFTAR PUSTAKA
13
Laode Ida, Anatomi Konflik NU Elit Islam dan Negara (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan,1996), h. 96
Ida, Laode. Anatomi Konflik NU Elit Islam dan Negara. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan,1996.
Shobron, Sudarno. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam Pentas Politik
Nasional Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2003.
Saifudien. “Relasi Agama Dan Negara.” Artikel di akses pada 10 januari 2011
dari http:// saifudiendjsh blogspot.com/2008/06/relasi-agama-dan-
negara.html