Anda di halaman 1dari 17

Analisis Anggaran Biaya dan Resource Levelling untuk Efisiensi Pekerja pada

Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Menengah Umum AL-Azhar


di Bumi Serpong Damai

Dede Kurniyawan
1

1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Tekik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma
(kurniyawan dede@ studentsite.gunadarma.ac.id)

ABSTRAK

Suatu proyek dalam pelaksanaannya harus memenuhi 3 kriteria, yaitu biaya proyek,
mutu pekerjaan dan waktu penyelesaian pekerjaan. Apabila biaya proyek kurang maka
akan terjadi banyak hambatan, misalnya mutu pekerjaan kurang dari standar yang
ditentukan, waktu pekerjaan terhambat, dan sebagainya. Banyak sekali faktor yang
harus ditinjau dalam menentukan besarnya biaya yang harus disediakan, misalnya jenis
kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek, besarnya biaya atau harga satuan
dari suatu kegiatan, besarnya volume suatu kegiatan, harga bahan yang dibutuhkan,
harga upah pekerja, dan sejenisnya. Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah
mengetahui besarnya anggaran biaya pada proyek, mengetahui kebutuhan sumber daya
manusia (mandor dan pekerja) yang dibutuhkan, dan mengetahui durasi atau lamanya
waktu untuk pekerjaan yang ada. Besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan pada
proyek pembangunan gedung Sekolah Menengah Umum Al-Azhar di Bumi Serpong
Damai adalah sebesar Rp. 7.533.644.357,-. Lamanya waktu pekerjaan pada proyek
tersebut adalah dari tanggal 1 November 2006 sampai dengan tanggal 18 Oktober 2007.

Kata kunci : Proyek, Tenaga Kerja, Waktu, Biaya, Harga

PENDAHULUAN
Proyek adalah suatu urutan dan peristiwa yang dirancang dengan baik pada suatu
permulaan dan suatu akhir, yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas.
Suatu proyek memerlukan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang teliti dan baik,
serta pemanfaatan suatu proyek agar dapat sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan monitoring
atas elemen proyek seperti sumber daya (bahan, peralatan, dan manusia), waktu serta
mutu proyek yang dihasilkannya. Dalam setiap proyek, elemen-elemen pokok ini
tersedia dalam jumlah terbatas.
Manajemen proyek selalu diungkapkan bahwa suatu proyek dalam pelaksanaannya
harus memenuhi 3 kriteria, yaitu biaya proyek, mutu pekerjaan dan waktu penyelesaian
pekerjaan. Akan tetapi hal yang utama adalah biaya proyek. Jika biaya proye k
mencukupi maka kegiatan proyek dari awal hingga akhir proyek akan berjalan lancar.
Namun sebaliknya apabila biaya tersebut kurang maka akan terjadi banyak hambatan
untuk menjalan proyek tersebut, misalnya saja mutu pekerjaan akan kurang dari standar
yang ditentukan, waktu pekerjaan akan terhambat, dan sebagainya. Oleh karena itu
penentuan besarnya anggaran biaya yang harus dikeluarkan atau disediakan oleh Owner
harus dapat ditentukan dengan cermat agar semua kebutuhan biaya yang dibutuhkan
akan dapat terpenuhi dengan baik.
Banyak sekali faktor yang harus ditinjau dalam menentukan besarnya biaya yang harus
disediakan oleh Owner, misalnya jenis – jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam
suatu proyek, besarnya biaya atau harga satuan dari suatu kegiatan, besarnya volume
suatu kegiatan, harga bahan yang dibutuhkan, harga upah pekerja, dan sejenisnya.
Analisis Anggaran Biaya dibuat dengan bantuan Microsoft Excel sebagai sarana untuk
melakukan perhitungan jumlah kebutuhan sumber daya manusia dan material (resource)
serta Microsoft Project sebagai sarana untuk membuat jadwal waktu rencana kerja dan
kebutuhan akan sumber daya tenaga kerja. Tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah :
menganalisis besarnya anggaran biaya pada proyek tersebut, mengetahui durasi atau
lamanya waktu untuk pekerjaan yang ada, dan mengetahui distribusi kebutuhan sumber
daya tenaga kerja yang dibutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Anggaran Biaya
Perencanaan atau penaksiran anggaran biaya adalah proses perhitungan volume
pekerjaan, harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu
konstruksi. Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya pembangunan maka jumlah
ongkos / biaya yang diperoleh ialah "taksiran biaya" bukan "biaya sebenarnya" atau
actual cost.
Anggaran biaya merupakan harga dan bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan
memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda di
masing-masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga
kerja. Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan Proyek adalah salah satu dokumen
kelengkapan yang dibutuhkan dalam suatu operasional pelaksanaan proyek, sebagai
acuan/pedoman operasional pelaksanaan proyek. Khususnya dalam pengelolaan yang
berhubungan dengan hasil usaha proyek, yaitu sebagai pedoman dalam mencapai
pendapatan proyek dan mengendalikan biaya proyek, agar minimal tercapai seperti yang
direncanakan.
Estimasi biaya proyek harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
-Pengalaman proyek-proyek yang lalu.
-Hasil observasi ulang atas data sumber daya yang diperlukan, dan lokasi proyek.
-Kebijaksanaan perusahaan.
-Kesepakatan atau komitmen manajer proyek dengan direksi perusahaan. Tujuan -

dibuatnya dokumen rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek : Sebagai -

pedoman dalam pengelolaan hasil usaha proyek bagi manajer proyek dan
staf proyek yang terkait.
-Sebagai tolok ukur kesuksesan para personal yang bertanggung jawab terhadap hasil
usaha proyek tersebut.
-Sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi pengelolaan operasional dan hasil
usaha proyek tersebut.

Teori Rencana Anggaran Biaya


Pada dasarnya anggaran biaya merupakan bagian terpenting dalam menyelenggarakan
pembangunan suatu proyek konstruksi. Tujuan dari perencanaan biaya proyek adalah
untuk mendapatkan perkiraan biaya pelaksanaan suatu pekerjaan dengan menggunakan
sumber daya dan metoda pelaksanaan yang ada dalam suatu proyek konstruksi.
Biaya pelaksanaan ini biasanya dikelompokkan dalam dua bagian yaitu :
1. Biaya Langsung (direct cost) adalah biaya yang berhubungan langsung dengan
pekerjaan di lapangan. Misalnya : biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya
material, dan lain-lain
2. Biaya Tidak Langsung (Inderect cost) adalah biaya yang tidak berhubungan
langsung dengan kegiatan di lapangan tetapi berkaitan dengan seturuh kegiatan
proyek. Misalnya : gaji pegawai, biaya umum perkantoran, dan lain-lain

Efisiensi dan Efektifitas


Dalam memperkirakan biaya yang dibutuhkan dalam suatu proyek perlu adanya
perhitungan yang matang. Hal ini karena biaya yang akan dikeluarkan dalam proyek
tersebut haruslah efisien namun tetap dapat berjalan dengan efektif. Biaya yang
diperkirakan haruslah seminimal mungkin namun harus dapat memberikan output atau
hasil yang semaksimal mungkin.
Efesiensi pada intinya adalah perbandingan terbalik atau rasionalitas antara hasil yang
diperoleh atau output dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu
yang dipergunakan atau input. Sedangkan efektifitas diukur dari jumlah hasil keluaran
(output) yang sesuai harapan/layak (output layak) dari seluruh hasil keluaran (output).
Ketika membicarakan efektifitas tidak perlu mempedulikan berapa banyak sumber daya
yang dibutuhkan. Tidak peduli berapa banyak input berupa waktu kerja, energi, maupun
bahan yang dibutuhkan, ukuran efektifitas hanyalah jumlah output layak dari sejumlah
output yang dihasilkan. Makin banyak output layak berarti makin efektif.
Efektifitas kerja seseorang dipengaruhi dua hal : kemampuan memahami target tujuan
akhir (ideal output), dan kecakapan dalam membuat solusi yang sesuai target tersebut
(qualified output).

Harga Satuan Pekerjaan


Harga satuan pekerjaan ialah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan
perhitungan analisis. Harga bahan didapat dipasaran, dikumpulkan dalam satu daftar
yang dinamakan daftar harga satuan. Upah tenaga kerja didapatkan dilokasi,
dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan upah.
Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja disetiap daerah berbeda-beda, jadi dalam
menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu bangunan/proyek, harus berpedoman
pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja dipasaran dan lokasi pekerjaan.
Sebelum menyusun dan menghitung harga satuan pekerjaan seseorang harus mampu
menguasai cara pemakaian analisa BOW. Walaupun analisa BOW tidak relevan lagi
dengan kebutuhan pembangunan baik bahan maupun upah tenaga kerja, namun analisa
BOW masih dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun Anggaran Biaya
Bangunaan.

Contoh perhitungan dengan analisa BOW :


Luas pasangan batu bata = 1405 m2
Pasangan tembok 1: 2 artinya 1 m2 pasang batu bata 1: 2 diperlukan
Bahan :
70 bh batu bata @Rp. 200 = Rp. 14.000,-
0,17 zak semen @ Rp. 35.000 = Rp. 5.950,-
0,03 5 m3 pasir @Rp. 120.000 = Rp 4.200,-
1 m2 Alat Bantu @ Rp. 2.500 = Rp. 2.500,-
Upah:
0,11 Tukang batu @ Rp. 50.000 = Rp. 5.500,-
0.05 Pekerja @ Rp. 35.500 = Rp. 1.750,-
Harga satuan pekerjaan = Rp (14.000 + 5.950 + 4.200 + 2.500 + 5.500 + 1.750)
= Rp. 33.900
Jadi untuk mengerjakan pasangan batu bata dengan luas 1405 m2 akan memerlukan
biaya sebesar = I405m2 x Rp. 3 3.900 = Rp. 47.629.500,-

Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Misalnya dalam BOW, 0.75 Pekerja
bekerja bersama-sama dengan 0.02 5 mandor akan menghasilkan 1 m3 galian tanah
dalam 1 hari.
0,75 pekerja = 1 m3 galian untuk 1 hari
0,025 mandor
jadi,
750 pekerja = 1.000 m3 galian untuk 1 hari
25 mandor
dengan kata lain dapat disimpulkan :
1 mandor = 30 pekerja (untuk galian tanah)

Bahan / Material
Bahan atau material adalah besarnya jumlah bahan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Dalam BOW misalkan
untuk 1 m3 pasangan batu kali dengan campuran 1 semen : 4 pasir diperlukan bahan :
- 1,2 m3 batu kali
- 0,958 tong semen = 4,07 15 zak
- 0,522 m3 pasir
seandainya volumenya adalah 3 7,65 m3, maka :
- batu kali = 37,65 x 1,2 = 45,18 m3
- semen = 37,65 x 4,7015 = 153,29 zak
- pasir = 37,65 x 0,522 = 19,65 m3

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menghitung harga satuan


pekerjaan Spesifikasi teknik dan gambar konstruksi pekerjaan yang
-

bersangkutan.
-Hasil observasi lapangan atau biasa disebut hasil 'aan wijzing .
-Metode kerja yang dipilih, termasuk pemilihan komposisi peralatan yang akan
dipergunakan dan keikutsertaan peralatan pada pekerjaan di proyek.
-Data harga dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan.
-Syarat-syarat khusus atau tambahan lainnya yang berlaku atas pekerjaan tersebut.

Jadwal Rencana Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek :
-Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut.
-Keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek
sebelumnya.
-Alasan sosial politis lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah.
-Kondisi alam dan lokasi proyek.
-Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.
-Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralata n, dan material
pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek yang bersangkutan.
-Kapasitas/daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang dipergunakan
selama operasional pelaksanaan berlangsung.
- Produktivitas sumber daya, peralatan proyek, dan tenaga kerja proyek, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan
teknis.
-Cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain lain.
-Referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur
resmi nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat di mana proyek
berada.
-Kemungkinan lain yang sering terjadi di daerah atau wilayah proyek tersebut
berada.
-Kesiapan sponsor proyek atau sumber daya finansial proyek atau ketersediaan dana
proyek yang bersangkutan.
Dengan faktor - faktor yang telah diperhitungkan dan dipertimbangkan sedemikian
lengkap, maka jadwal proyek merupakan jadwal proyek yang telah 'matang'. Artinya,
pemenang tender sangat mungkin untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek
tersebut. Kecuali proyek-proyek tertentu yang memang kondisi 'penunjukan' kontraktor,
persiapan desain, dan perencanaannya dilakukan 'sambil jalan'. Maka, jadwal proyek
masih perlu dimatangkan lagi bersama pemilik proyek dan konsultan proyek tersebut.
Prinsip dalam menentukan perkiraan waktu suatu kegiatan/pekerjaan adalah :
-Tingkat keahlian dan pengalaman staf yang membuat perkiraan waktu tersebut
memenuhi syarat kebutuhannya.
-Perkiraan/estimasi harus berdasarkan perhitungan produksi kerja dari tenaga kerja
atau tim kerja per hari dan produksi hasil kerja peralatan per jam dalam rangka
menyelesaikan pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan.
- Telah diperhitungkan hambatan atau gangguan yang mungkin terjadi, misalnya
kondisi medan kerja, area kerja, cuaca, musim, banjir, gempa, ketersediaan sumber
daya, dana/finansial, ketergantungan dengan proyek lain yang mendahuluinya dan
kelanjutannya, prosedur administrasi yang harus dilengkapi sebelum pekerjaan
dimulai.
-Asumsi apa pun yang digunakan dalam perencanaan waktu aktivitas harus
didokumentasikan.
Estimasi harus merupakan taksiran yang bersih dari kepentingan yang tidak relevan
-

dengan alasan perhitungan teknis. Atau, estimasi harus jujur dan tidak direkayasa.
- Selama pelaksanaan proyek asumsi yang diperhitungkan harus selalu ditinjau
kembali untuk memastikan bahwa tidak ada hambatan yang timbul dari kesalahan
asumsi terhadap kenya-taan selama aktivitas dilakukan.
-Apabila untuk aktivitas tertentu memerlukan sponsor atau jaminan dari orang atau
lembaga tertentu, maka komitmen tertulis harus dibuat.
- Pada tahap estimasi yang dilakukan oleh staf yang membuat perkiraan waktu
tersebut, tidak diperbolehkan memperhitungkan adanya kelonggaran atau
kemungkinan tidak terduga yang sifatnya bukan kebiasaan perhitungan teknis yang
lazim. Estimasi atau kemungkinan demikian hanya dilakukan pada tingkat
makro/global oleh tingkat manajemen tertentu.
− Pemeriksaan yang memenuhi syarat logika dan teknis harus selalu dilakukan.
Hanum Curve atau S Curve

Gambar 1. Hannum Curve atau S Curve

'S' Curve atau Hanum Curve digunakan sebagai pengarahan penilaian atas progres
pekerjaan.

Langkah-langkah Menggunakan Microsoft Project


Sebuah proyek pasti mempunyai sebuah patokan tanggal yang akan digunakan sebagai
patokan dalam memulai proyek tersebut. Untuk memasukkan nilai tanggal dimulainya
proyek, pilih menu Project - Project Information, kemudian :
1. Pilih salah satu dari jenis Scedulle From atau dasar penghitungan tanggal, yaitu
Project Start Date atau Project Finish Date
2. Start Date. Pada bagian ini Anda harus memasukkan nilai tanggal dimulainya
proyek.
3. Finish Date, bagian yang digunakan untuk memasukkan tanggal berakhirnya
proyek.
4. Current Date, berisi tanggal hari ini berdasarkan setting pada komputer Anda.
5. Calender, berisi jenis-jenis penanggalan yang telah tersedia dan dapat digunakan,
yaitu 24 Hours, Night Shift, Standard.
6. Comment, bagian yang digunakan untuk memasukkan komentar yang nantinya
akan muncul pada saat pembuatan laporan.

Mengisi Task Name


Untuk mengisi nama pekerjaan (Task Name) pada Project adalah sebagai berikut :
1) Tempatkan pointer Project pada isian Task Name.
2) Ketikkan nama pekerjaannya.
3) Tekan Enter. Lakukan langkah 1-3 untuk pekerjaan-pekerjaan berikutnya.

Memasukkan Duration
Durasi pekerjaan adalah jumlah hari yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Dalam Microsoft Project, durasi suatu pekerjaan secara default akan
diberikan 1 days (hari).
Untuk memasukkan nilai durasi ke dalam kolom Duration dengan satuan hari tidak
perlu ditulis lengkap karena secara otomatis akan ditambahkan satuannya. Sebagai
contoh, bila ingin memasukkan nilai 3 hari, langsung ketikkan 3 dan tekan Enter, maka
secara otomatis akan berubah menjadi 3 days. Sementara untuk satuan waktu yang lain,
Anda cukup mengetikkan inisialnya saja, seperti minggu dengan wks, bulan dengan
mons dan satuan yang lainnya

Predecessor
Dalam sebuah proyek selalu ada keterkaitan antara pekerjaan yang satu dengan
pekerjaan yang lain. Hubungan antar pekerjaan ini disebut dengan Predecessor. Suatu
pekerjaan menggunakan predecessor karena penggunaan sumber daya manusia maupun
dikarenakan adanya hubungan keterkaitan antarpekerjaan. Suatu jenis pekerjaan bisa
mempunyai lebih dari 1 predecessor. Dalam Ms. Project, hubungan ketergantungan
antar pekerjaan dibedakan dalam beberapa macam :
1. Finish to Start (FS), suatu pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan lain selesai.
2. Finish to Finish (FF), suatu pekerjaan selesai bersamaan dengan pekerjaan lain.
3. Start to Start (SS), suatu pekerjaan dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain.
4. Start to Finish (SF), suatu pekerjaan selesai setelah pekerjaan lain dimulai.

Lag Time (+), merupakan tenggang waktu antara selesainya satu pekerjaan dengan
dimulainya pekerjaan yang lain. Sebagai contoh, pekerjaan pengecatan bisa
dilaksanakan 2 hari setelah pekerjaan plesteran selesai maka dituliskan 2FS+2d.
Lead Time (-), merupakan penumpukan waktu antara selesainya satu pekerjaan dengan
dimulainya pekerjaan yang lain. Sebagai contoh, plesteran sudah harus dimulai 2 hari
sebelum pemasang genting selesai, maka dituliskan 2FS-2d.

Calender (Jadwal Kerja)


Microsoft Project mempunyai kerja standar, yaitu : Hari kerja adalah Senin - Jum’at.
Jam kerja adalah jam 08.00-12.00, kemudian dilanjutkan dari jam 13.00-17.00, yang
berarti dalam satu hari ada 8 jam kerja.Tidak ada hari libur khusus.
Membuat Jadwal Kerja 7 Hari Kerja
Setiap proyek selalu mempunyai jadwal kerja yang khusus karena jadwal kerja tersebut
berguna untuk keperluan administrasi proyek itu sendiri. Untuk membuat sebuah
jadwal, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Klik menu Tools, klik Change Working, pada Select Date (s), tekan tombol Scroll
up sampai menemui bulan yang diinginkan.
2. Blok semua hari yang ada (S, M, T, W, Th, F, S) kemudian kllik Nondefault
working time. Klik Ok
Untuk membuat waktu kalender lembur, langkahnya dalah :
1. Klik Tools, Klik Change Working Time. Pilih New, isi pada Name : ”Lembur”, lalu
pilih ”create a new base calender”, lalu ok.
2. Blok pada select date(s) tanggal yang ingin dijadikan lembur.
3. Pilih Nondefault working Time, dan tambahkan jam berapa hingga jam berapa
lembur dilakukan. Klik Ok

Resource
Dalam Microsoft Project, sumber daya yang terlibat dalam sebuah proyek meliputi
sumber daya manusia dan material. Resource ini akan mempunyai tugas sebagai
pelaksana proyek. Untuk menentukan resource terlebih dahulu harus memiliki daftar
resource yang akan digunakan. Daftar resource tersebut disebut dengan resource sheet.
Prosedur untuk mengaktivkan adalah klik menu View – Resource Sheet

Gambar 2. Tampilan Resource Sheet


Resource sheet berisi nama-nama tenaga kerja dan material yang digunakan dalam
keseluruhan proyek beserta seluruh detail resource tersebut. Pada bagian resource sheet,
akan ditemukan bagian-bagian atau kolom-kolom berikut :
, berisi informasi seputar penggunaan jenis resource tersebut (terisi otomatis)
-L

-Resource Name, nama-nama resource yang digunakan sebagai sumber daya


Manusia atau Material.
-Type, digunakan untuk memasukkan tipe resource dengan 2 nilai pilihan, yaitu
Work dan Material.
-Material Label, diisi dengan satuan untuk resource yang bertipe material. Misalnya
untuk semen adalah sak, pasir adalah m3, dan lain-lain.
Initials, merupakan singkatan dari nama-nama resource pada kolom resource name
-

(bebas sesuai dengan kebutuhan), misalnya semen dapat disingkat dengan Smn.
-Group, digunakan untuk memasukkan nama kelompok dari sumber daya tersebut.
Misalnya, pekerjaan pengecatan diserahkan pada orang atau kelompok yang tidak
sama dengan yang mengerjakan pekerjaan beton dan pondasi, maka kolom group
harus diisi dengan masing-masing group yang menangani pekerjaan tersebut.
-Max. Units, digunakan untuk menentukan jumlah resource yang digunakan selama
proyek tersebut berlangsung. Max. units ini hanya diisikan pada sumber daya
manusia saja, tidak pada sumber daya material.
-Std. Rate, diisi dengan harga satuan untuk masing-masing resource yang berlaku
untuk semua jenis resource, baik Work maupun Material. Untuk resource yang
bertipe work, maka standar satuannya adalah harga per jam. Sedangkan untuk
resource material adalah harga per satuan (material label).
-Ovt. Rate, diisi dengan tarif lembur dari resource name tersebut (untuk tipe work).
-Cost/Use, diisi khusus untuk resource yang melakukan pekerjaan secara borongan
(honornya tidak dihitung perjam).
-Accrue At, berisi 3 jenis pembayaran dari resource tersebut :
1. Start, jenis pembayaran yang diberikan saat pekerjaan akan dimulai.
2. End, jenis pembayaran yang diberikan setelah resource tersebut melakukan
pekerjaan dan diberlakukan untuk sumber daya manusia.
3. Prorate, jenis pembayaran yang diberikan berdasarkan persentase pekerjaan
yang telah diselesaikan oleh resource tersebut.
− Base Calender, berisi jenis kalender yang digunakan oleh sumber daya tersebut ( 24
hours, Night Shift dan Standard).
− Code, diisi kode masing-masing resource. Kode ini bebas sesuai dengan keinginan.

Memasukkan Resource dalam Kolom Resource Name


Pengisian Resources Name dapat dilakukan dengan mengetikkan secara langsung nama
dan jumlah resource yang diperlukan pada Resources Name. Berikut ini cara
mengetikkan resource secara langsung pada kolom Resources Name :
1. Aktivkan pointer mouse pada kolom Resources Name dari pekerjaan yang akan diisi
resource-nya.
2. Pilih nama resource dan ketik jumlahnya yang diapit dengan tanda kurung siku (
[jumlah] ). Untuk resource bertipe Work, ketik dalam nilai ratusan (2 orang = 200),
untuk resource yang bertipe material cukup dituliskan jumlahnya saja, serta dengan
format sebagai berikut: Nama Resource [Jumlah]
3. Untuk nama resource berikutnya, gunakan pemisah tanda koma (,) sehingga :
Nama Resource [Jumlah], Resouce Berikutnya [Jumlah]

Resource Conflict
Conflict (konflik) diartikan sebagai pekerjaan-pekerjaan yang saling bertubrukan. Untuk
mengantisipasi terjadinya tubrukan antar pekerjaan dapat dilakukan dengan menggeser
jadwal-jadwal yang mengalami tubrukan tersebut. Resource Conflict terjadi apabila
menggunakan resource lebih dari jumlah unit yang tersedia.
Terjadinya konflik pada resource tidak segera dapat dilihat pada saat melakukan
Resource Assignment atau penyusunan resource, namun setelah seluruh item selesai
dimasukkan. salah satu caranya yaitu melalui Resource Graph.

Langkah Manual Mengatasi Konflik


Untuk mengatasi konflik dapat dilakukan dengan cara manual yaitu :
1. Mengurangi Jumlah Resource
mengurangi jumlah resource yang berlebihan pada task-task yang mengalami
kelebihan beban hingga mencapai batas maks. resource yang dapat digunakan.
Biasanya durasi pekerjaan tersebut akan bertambah panjang atau akan terjadi
penundaan (delay). Penambahan durasi ini dapat terjadi bila banyaknya durasi
tergantung pada pemakaian resource.
2. Mengganti Resource yang Mengalami Konflik dengan Resource Lain
Hanya dapat dilakukan bila resource pengganti tersebut mampu melakukan
pekerjaan yang hasilnya sama dengan hasil pekerjaan resource yang diganti (yang
mengalami konflik). Risikonya adalah hasil pekerjaan yang tidak dapat maksimal
dan biayanya mungkin akan bertambah.
3. Menggeser Jadwal Task
Langkah ini dapat dilakukan bila konflik tersebut terjadi karena adanya overlapping
atau tubrukan antara beberapa task. Risikonya adalah terjadinya penundaan
pekerjaan (delay).
4. Mengubah Hubungan antar Task (Predecessor)
Dengan menggeser task yang mengalami konflik, overlapping dapat dihindari tanpa
harus menunda tanggal selesai dari proyek tersebut.
5. Melemburkan Resource pada Hari Libur
Dengan menambah jam kerja pada hari libur dapat mengatasi kekurangan resource.
6. Mengubah Hubungan antar Task
Perubahan hubungan antartask dimungkinkan untuk menghindari overlap yang
mungkin terjadi antartask, di mana dapat dilakukan tanpa harus menunda tanggal
penyelesaian proyek.

Mengatasi Konflik dengan Leveling (automatic)


Leveling adalah suatu cara yang digunakan untuk mengatasi konflik yang disebabkan
oleh beberapa task yang saling bertubrukan dengan cara menggeser task yang
mengalami overlap atau tubrukan tersebut. Hal ini juga dapat mencegah terjadinya
overheated. Akibat dari leveling adalah terjadinya delay atau penundaan pekerjaan.
Perlu tidaknya penggunaan leveling tergantung pada parah atau tidaknya konflik yang
terjadi. Beberapa hal yang hanya bisa dilakukan secara manual di antaranya adalah :
−Mengganti resource yang mengalami konflik dengan resource yang lain.
−Mengganti jumlah resource yang terpasang pada suatu task.
−Mengganti durasi task (menambah dan mengurangi durasi).
−Mengganti hubungan antartask (predecessor).
Untuk melakukan leveling, ikuti langkah-langkah berikut :
1. Pilih menu Tools - Level Resouces.
2. Pilih jenis levelling Automatic, kemudian Ok.

METODE PENELITIAN
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data–data yang diperlukan dalam
penelitian. Data-data yang dikumpulkan terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri, dimana diperoleh
dari hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak yang terkait didalam
perusahaan selama penelitian ini dilakukan.
Misalnya : data pengamatan dilapangan dan data hasil wawancara (misalnya data
geografis, dan lain – lain)
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat berdasarkan file-file. Data yang didapat
merupakan data yang sudah ada baik itu data historis atau data lampau maupun data
selama proyek berlangsung. Data–data bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum
Tangerang, Konsultan perencana, owner, dan sebagainya.
Misalnya : gambar-gambar proyek secara umum maupun detail, harga satuan upah,
harga material, harga koefisien pengali (untuk analisa tenaga kerja dan material),
dan sebagainya.

Pengolahan dan Analisa Data


Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan
terhadap data-data tersebut serta dilakukan analisa terhadap hasil pengolahan data yang
diperoleh. Pengolahan data yang dilakukan adalah dengan menganalisis anggaran biaya
dengan menghitung jumlah kebutuhan sumber daya tenaga kerja dan material yang
dibutuhkan tiap-tiap pekerjaan kemudian akan didapatkan jumlah kebutuhan tenaga
kerja dan material/hari pada tiap-tiap pekerjaannya dengan membagi dengan durasi pada
tiap pekerjaan.
Selanjutnya dengan menggunakan microsoft project, dengan mengikuti langkah-langkah
yang ada akan didapatkan jadwal waktu rencana kerja dan kebutuhan akan sumber daya
tenaga kerja dan material yang diperlukan dalam pembangunan gedung Sekolah
Menengah Umum Al-Azhar di Bumi Serpong Damai.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Anggaran Biaya
Setelah mendapatkan daftar item pekerjaan dan volume, dilakukan analisis untuk
tiap item pekerjaan dimana item-item keb. Resources, nilai koefisien dan harga
didapatkan dari Dinas Pekerjaan Umum Tangerang. Kemudian menentukan durasi pada
tiap item pekerjaan.
Kebutuhan sumber daya didapatkan dengan rumus nilai koefisien pada sumber
daya yang dimaksud dikalikan dengan volume item pekerjaan yang bersangkutan.
Sedangkan kebutuhan sumber daya per hari dihitung dengan rumus kebutuhan sumber
daya pada sumber daya yang dimaksud dibagikan dengan durasi pada item pekerjaan
yang bersangkutan.
Nilai harga satuan didapatkan dari total harga pada analisis pekerjaan. Harga tiap
item pekerjaan akan diperoleh dengan mengalikan harga satuan dengan volumenya.
Kemudian akan didapatkan total biaya yang dibutuhkan dengan menjumlahkan biaya
pada item-item pekerjaan. Setelah semua langkah tersebut dilakukan, maka didapatkan
nilai analisis anggaran biaya pada proyek tersebut adalah Rp. 7.533.644.357,-

Perhitungan Resource Leveling


Resource leveling dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui waktu
pelaksanaan proyek dan besarnya kebutuhan akan sumber daya tenaga kerja. Resource
leveling dilakukan dengan bantuan program Mc. Project.
Langkah untuk melakukan resource leveling pada Mc. Project telah dijelaskan
pada tinjauan pustaka. Setelah seluruh tahapan dilakukan, maka dapat dilihat apakah
hasil resource yang ada overlocated (kelebihan beban), tidak efektif, atau telah baik.
Untuk melihatnya dapat dilihat dengan menggunakan resourse graph, resource usage,
dan resourse sheet.
Pada resourse graph akan tampak grafik yang memperlihatkan bentuk dari suatu
sumber daya. Dengan resourse usage akan tampak pengalokasian sumber daya terdapat
pada pekerjaan apa saja dan kapan waktunya. Pada resourse sheet, apabila terdapat
overlocated maka sumber daya akan berwarna merah.
Berikut ini adalah tampilan potongan grafik dari contoh sumber daya ”buruh
lapangan agak terlatih” :
Gambar 3. Tampilan Resource Graph Awal

Gambar 4. Tampilan Resource Usage Awal

Gambar 5. Tampilan Resource Sheet


Awal
Perencana proyek ini berlangsung dari 1 November 2006 – 30 November 2007. Dapat
dilihat bahwa sebagian besar pekerjaan yang menggunakan buruh lapangan agak terlatih
terdapat overlocatted (kelebihan beban), yaitu pada 12-2 1 Desember 2006, 9-28 Januari
2007, 17 Februari – 5 Maret 2007, dan 26 Agustus – 23 November 2007.
Hal ini terjadi karena maksimum pekerja untuk buruh lapangan agak terlatih yang
tersedia untuk proyek tersebut hanya 273 orang pekerja saja perhari, padahal 26
Agustus – 23 November 2007 membutuhkan 375 orang pekerja.

Mengatasi Conflict
Untuk menyelesaikan masalah yang ada menggunakan dua tahap, yaitu dengan cara
automatically dan manual. Cara automatically adalah dengan menggunakan resource
levelling, sedangkan cara manual adalah dengan mengubah durasi, mengubah hubungan
antar task (predecessor), mengubah jumlah resource sesuai dengan durasi dan
predecessor yang ada, atau melemburkan resource pada pada waktu tertentu. Setelah
melakukan beberapa kali cara automatically dan cara manual, maka didapatkan hasil
sebagai berikut :

Gambar 6. Tampilan Resource Graph Akhir


Gambar 7. Tampilan Resource Usage Akhir

Gambar 8. Tampilan Resource Sheet Akhir

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada overlocated dan max. units pada tiap
pekerja juga berkurang dibanding sebelumnya. Sehingga proyek tersebut belangsung
dari tanggal 1 November 2006 – 18 Oktober 2007.

Disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan maksimum tenaga kerja per hari adalah :
- Mandor : 19 orang
- Kepala Tukang : 34 orang
- Tukang Batu Terampil : 68 orang
- Tukang Batu Setengah Terampil : 78 orang
- Tukang Kayu Terampil : 56 orang
- Tukang Kayu Setengah Terampil : 32 orang
- Tukang Cat Terampil : 7 orang
- Tukang Cat Setengah Terampil : 88 orang
- Tukang Besi Profil Terampil : 13 orang
- Buruh Lapangan Terlatih : 36 orang
- Buruh Lapangan Agak Terlatih : 199 orang
- Buruh Lapangan Tak Terlatih : 18 orang
- Tukang Instalasi : 5 orang
- Pembantu Tukang Instalasi : 6 orang
- Tukang Pipa Ledeng/Air : 2 orang
- Pembantu Tukang Pipa Ledeng/Air : 5 orang

Durasi atau waktu pada tiap item pekerjaan pada proyek tersebut adalah 1 November
2006 - 18 Oktober 2007 (atau kurang dari 1 tahun).
- Pekerjaan persiapan : 14 hari
- pekerjaan tanah, pasir, dan pondasi : 49 hari
- pekerjaan beton : 127 hari
- pekerjaan pasangan dan plesteran : 93 hari
- pekerjaan lantai dan dinding : 177,63 hari
- pekerjaan pintu dan jendela : 90 hari
- pekerjaan atap : 97 hari
- pekerjaan plafond : 150 hari
- pekerjaan pengecatan : 202 hari
- pekerjaan elektrikal : 159 hari
- pekerjaan mekanikal : 75,88 hari
- pekerjaan penangkal petir konvensional : 21 hari
- pekerjaan lain-lain : 76 hari
- pekerjaan tambahan : 120 hari

Waktu pekerjaan pada proyek tersebut adalah sebagai berikut :


Waktu standar :
7 hari kerja dengan waktu : 08.00 – 12.00 dan 13.00 – 17.00
dengan jam istirahat : 12.00 – 13.00
Waktu lembur :
Januari – Mei 2007 dengan waktu : 08.00 – 12.00, 13.00 – 17.00, dan 18.00 – 21.00
dengan jam istirahat : 12.00 – 13.00 dan 17.00 – 18.00

Perbandingan anggaran biaya pada penulisan dengan kontraktor

HARGA MAX. UNIT


NAMA BIAYA
SATUAN/HARI PER HARI
Mandor Rp 50,000.00 19 Rp 950,000.00
Kepala Tukang Rp 40,000.00 34 Rp 1,360,000.00
Tukang Batu Terampil Rp 35,000.00 68 Rp 2,380,000.00
Tukang Batu Setengah Terampil Rp 30,000.00 78 Rp 2,340,000.00
Tukang Kayu Terampil Rp 35,000.00 56 Rp 1,960,000.00
Tukang Kayu Setengah Terampil Rp 30,000.00 32 Rp 960,000.00
Tukang Cat Terampil Rp 35,000.00 7 Rp 245,000.00
Tukang Cat Setengah Terampil Rp 30,000.00 88 Rp 2,640,000.00
Tukang Besi Profil Terampil Rp 32,500.00 13 Rp 422,500.00
Buruh Lapangan Terlatih Rp 30,000.00 36 Rp 1,080,000.00
Buruh Lapangan Agak Terlatih Rp 27,500.00 199 Rp 5,472,500.00
Buruh Lapangan Tak Terlatih Rp 25,000.00 18 Rp 450,000.00
Tukang Instalasi Rp 35,000.00 5 Rp 175,000.00
Pembantu Tukang Instalasi Rp 30,000.00 6 Rp 180,000.00
Tukang Pipa Ledeng/Air Rp 32,500.00 2 Rp 65,000.00
Pembantu Tukang Pipa Ledeng/Air Rp 25,000.00 5 Rp 125,000.00
TOTAL BIAYA / HARI Rp 20,805,000.00
BIAYA DALAM 13 HARI Rp 270,465,000.00

ANGGARAN BIAYA (TUGAS AKHIR) = Rp 7,533,644,357.24


RAB PADA KONTRAKTOR = Rp 7,489,295,983.33
SELISIH BIAYA = Rp 44,348,373.91
WAKTU PROYEK (TUGAS AKHIR) = 352 hari
WAKTU PROYEK (KONTRAKTOR) = 365 hari
SELISIH WAKTU = 13 hari

Dapat dilihat bahwa selisih biaya sebesar Rp. 44.348.373,9 1 lebih besar dibanding
kontraktor, namun waktu proyek lebih cepat 13 hari dibanding kontraktor. Jika dihitung
jumlah biaya tenaga kerja per hari yang dibutuhkan, maka didapat nilai Rp.
20.805.000,-. Sedangkan dalam waktu 13 hari memakan biaya maksimal Rp.
270.465.000,-. Sehingga analisis anggaran biaya pada penulisan tugas akhir ini lebih
efisien dibandingkan kontraktor.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan pada proyek pembangunan gedung Sekolah
Menengah Umum Al-Azhar di Bumi Serpong Damai adalah sebesar Rp. 7.533.644.357,
sedangkan nilai penawaran kontraktor yang akan melaksanakan proyek sebesar Rp.
7.489.295.983.
Durasi atau waktu pekerjaan pada proyek tersebut adalah 1 November 2006 sampai 18
Oktober 2007 atau 352 hari, sedangkan pada penawaran kontraktor selama 365 hari (1
tahun).
Besarnya anggaran biaya yang ada pada tugas akhir dibandingkan penawaran kontraktor
lebih besar, namun waktu pekerjaan lebih kecil. Sehingga lebih efisien dibandingkan
penawaran kontraktor. Hal ini karena nilai kebutuhkan maksimal biaya untuk tenaga
kerja selama 13 hari adalah Rp. 270.465.000, sedangkan selisih biaya selama 13 hari
pada penulisan tugas akhir adalah Rp. 44.348.373,91.
Jumlah kebutuhan maksimum resources yang dibutuhkan pada setiap harinya dalam
proyek tersebut sudahlah efisien karena besarnya nilai tersebut sudahlah memiliki batas
atau nilai paling minimum dibandingkan perencanaan awal pada penulisan ini.

Saran
Saran-saran dari penulis adalah sebagai berikut :
1. Dalam menentukan durasi dan predecessor sebaiknya mempertimbangkan jumlah
pekerja dan metode pelaksanaan pekerjaan, karena dapat mempengaruhi besarnya
anggaran biaya yang akan dikeluarkan.
2. Penentuan predecessor dapat dipertimbangkan berdasarkan wawancara dengan
kontraktor yang melaksanakan dan juga berdasarkan pengalaman pekerjaan yang
sejenisnya.
3. Pada pekerjaan tertentu dapat diadakan waktu lembur yang berfungsi untuk
mempersingkat waktu atau durasi pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Soedrajat S, Ir. Analisa (cara modern) Anggaran Biaya Pelaksanaan. Nova. Bandung.
1984

Gray, C.F dan E. W. Larson. Manajemen Proyek, Proses Manajerial. Andi. Yogyakarta.
2007

Istimawan Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi. 1996

Mahendra Sultan Syah, Ir. Manajemen Proyek, Kiat Sukses Mengelola Proyek. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 2004.

Soehato, Iman. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga.


Jakarta. 1997

Soeharto, 1, Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta, 1995.

Tenrisukki T, Andi. Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan. Gunadarma.


Depok. 2004

Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan. Microsoft Project 2003. Madcoms dan Andi.
Madiun. 2005

Wulfram, Ervianto. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi.Yogyakarta. 2003

http ://siaksoft.net
http://sepia.blogsome.com
http://www.datum-strategic.com/

Anda mungkin juga menyukai