Anda di halaman 1dari 24

Sep 26, '06 3:05 PM

Relevansi pemahaman struktur insan for everyone

Category: Other
Manusia awalnya belajar hanya dengan jasadnya yaitu dengan menggunakan perangkat-perangkat jasadiah
saja, dan menjadikan alam-alam jasmaniah sebagai bahan pembelajaran dan sumber informasi, seperti otak,
nalar (rasio) dan bagian-bagian lain dari consciousness (alam sadar) manusia di mana itu semua hanyalah ‘aradh
dari jiwa. Kemudian dengan taubat, manusia berkesempatan untuk menghidupkan nafsnya (jiwa jauhar) dan
menjadikannya sebagai subyek belajar pada fase nafs. Di sini bahan pembelajaran dan sumber informasinya
adalah alam malakut, dan begitu seterusnya proses uruj ini mengalir hingga totalitas kepribadian kita bertemu
dengan Ruh yang merupakan utusan Allah SWT dimana yang dimaksud dengan Ruh tersebut adalah Ruh Amr
atau disebut juga dengan Ruh Al-Quds.

Imam Al-Ghazali ra mengatakan bahwa hakikat seseorang ditentukan dari aspek tertinggi dalam dirinya, karena
itu ‘uruj juga menunjukkan aspek tertinggi yang eksis dalam diri seseorang pada suatu saat. Awalnya manusia
hanyalah seonggok daging dengan kekuatan berpikir, karena dalam kepribadian manusia hanya eksis jasadnya
saja. Tapi bila nafs seseorang telah hidup, maka sebutan nafs tersebut juga melekat dalam totalitas
kepribadiannya. Begitu juga bila qalb-nya, dan kemudian ‘aql-nya, telah kembali.

Dalam ‘uruj ini ada yang sifatnya tumbuh dari dalam dirinya, dan ada yang berupa rahmat dari sisi Allah SWT
yang diterima kelak. Dari Jasad sampai dengan Akal (‘Aql), itu semua merupakan potensi yang ada dalam diri
manusia sejak lahir tapi potensi tersebut belum berarti apa-apa sampai benar-benar berwujud dan eksis. Manusia
harus berjihad untuk mewujudkannya dan kemudian bila berhasil dalam jihad-nya ini, maka Allah SWT akan
menurunkan Rahmat-Nya, yaitu Ruh Amr atau Ruh Al-Quds yang selanjutnya akan menjadi pembimbing dan
rasul bagi diri manusia. Pada titik inilah manusia memasuki derajat ihsan, yaitu “Engkau beribadah kepada Allah
seolah-olah engkau melihat-Nya. Sekalipun engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu” (HR.
Bukhari).

Demikianlah relevansi pemahaman struktur insan dengan terbangunnya struktur keberagamaan seorang
manusia dengan benar. Sesuai dengan firman Allah di QS. Adz-Dzaariyaat [51]: 56, manusia diciptakan adalah
untuk beribadah. Dan Rasulullah saw menjelaskan bahwa ibadah yang semestinya adalah ketika yang disembah
itu tersaksikan atau menyaksikan. Dan itu terjadi kala Ruh Amr (Ruh Al-Quds) telah hadir dan bersatu dengan
kepribadian seorang manusia

3 commentsshare

Relevan pemahaman struktur insan dengan struktur Sep 26, '06 3:03
PM
keberagamaan for everyone
Category: Other

Imam Al-Ghazali ra mengatakan bahwa tidak banyak yang mendalami masalah struktur insan ini, posisi nafs-
qalb-‘aql-ruh, perbedaan maknanya, batas-batasnya dan apa-apa sebenarnya yang dilabeli oleh nama-nama
tersebut. Akibatnya, banyak kesalahan-kesalahan diperbuat orang, termasuk para ulama, disebabkan oleh
ketidakmengertian akan arti terminologi-terminologi tersebut. Khususnya terhadap pemahaman makna ayat-ayat
Al-Qur'an yang menggunakan terminologi-terminologi tersebut.

Pemahaman tentang makna istilah-istilah tersebut amat berpengaruh dalam membentuk struktur keberagamaan
seseorang, karena manusia adalah makhluk yang berproses dan berkembang, baik lahir maupun batin dimana
proses tersebut ada polanya. Pola proses inilah yang amat penting dipahami seseorang. Dengan memahami pola
tersebut seorang muslim bisa mengukur posisi perjalanannya menuju Allah SWT dan membangun
keberagamaannya dengan struktur benar sesuai kehendak Allah SWT. Proses ini dikenal di kalangan kaum sufi
dengan istilah ‘uruj (mi’raj). Proses ini bisa dipahami sebagai proses berpindahnya atau naiknya kesadaran
manusia, dari satu kesadaran ke kesadaran lain sehingga faktor kendali kehidupan seseorang juga senantiasa
berpindah sejalan dengan ‘uruj.
1 commentshare

Sep 26, '06 3:02 PM


Tingkatan Jiwa for everyone

Category: Other

Jiwa itu sesungguhnya berlapis-lapis dan bertingkat, sehingga istilah jiwa sebenarnya digunakan untuk
mewakili/menggambarkan banyak aspek. Bila istilah jiwa ditujukan pada jiwa yang menjadi jauhar manusia (an-
nafs), maka binatang dapat dikatakan tak memiliki jiwa tersebut. Tapi bila derajat pemahaman tentang jiwa ini
diturunkan, maka binatang pun sebenarnya memiliki jiwa. Bahkan tenaga gas dan segala sesuatu yang dapat
berkembang (seperti tumbuhan) juga dikatakan memiliki jiwa. Hanya saja derajat jiwa yang mereka miliki tidak
cukup untuk membuat mereka mukallafah. Karena itu dalam tulisan ini, ketika jiwa disebut dalam bentuk isim
ma’rifah an-nafs, maka itu menunjuk kepada jiwa jauhar. Sedangkan ketika disebut dengan nafs saja, maka itu
menunjukkan kepada jiwa dalam seluruh derajatnya (jiwa secara umum).

Untuk memahami masalah ini lebih jauh, harus dipahami bahwa jiwa itu tumbuh. Ia berproses dari suatu
kekuatan (kemampuan, potensi) menuju bentuk perbuatan. Jiwa hewani (an-nafs al-hayawaniyyah) melekat pada
kesempurnaan suatu tubuh (jism) secara alamiah dimana pada derajat tersebut pemilik jiwa memiliki kemampuan
untuk dapat merasa dan bergerak sehingga dikatakan bahwa jiwa hewani adalah tingkatan pertama dari
munculnya suatu perbuatan. Karena itulah binatang dan manusia sama-sama memiliki jiwa jenis ini.

Penggerak indera pada binatang adalah melalui daya fantasi, yang fungsinya sama dengan daya intelektual yang
ada pada manusia. Seekor binatang akan berperilaku sesuai dengan perilaku yang dikendalikan daya fantasinya
ketika melihat sesuatu yang berbahaya. Kalau melihat sesuatu yang berbahaya, ia akan segera menghindar, dan
tidak terlalu salah bila dikatakan bahwa ia punya daya rekam yang mampu merekam citra.

Jiwa manusia sendiri memang memiliki dua sisi. Satu sisi menuju alam ruh (alam tinggi, alamu’ a’la) dan sisi lain
menuju alam bawah (rendah, alam materi) di mana dia diperintah agar memelihara dua sisi yang saling
berseberangan ini. Dari sisi yang menuju alam tinggi ia mirip dengan malaikat dalam berbagai keutamaan dan
ketekunan beribadat kepada Tuhannya. Sedangkan sisi yang menuju alam bawah membuatnya mampu
berinteraksi dengan alam bawah yang terformulasi dari unsur materi (alam khalq). Penguasaan jiwa terhadap
alam materi tersebut adalah melalui tubuh fizik (jism).
1 commentshare

Sep 26, '06 2:58 PM


Meditasi Zen for everyone

Category: Other

Meditasi Zen

Zen menumpukan fokusnya dalam meditasi. Meditasi Zen dapat dipraktikkan melalui dua cara. Cara pertama
adalah meditasi dalam ‘Koan’ atau duduk dengan menumpukan perhatian sepenuhnya tanpa bantuan dari luar.
Koan adalah dialog antara pelajar zen dan gurunya. Sesetengah Koan berdasarkan soalan-soalan yang ditanya
oleh pelajar-pelajar serius di negara China kuno, manakala pelajar-pelajar lain mengambil soalan-soalan yang
dikemukakan oleh guru-guru zen supaya dapat merangsang fikiran dan kefahaman pelajar-pelajar. Jawapan-
jawapannya dapat memberi gambaran jelas kedudukan dan aspek-aspek Budhisme yang difahami. Jawapan-
jawapan itu mungkin mirip kepada perkara bertentangan dengan logik. Justeru, dapat memaksa penyoal-penyoal
berfikir melebihi batasan semula jadi. Dewasa ini, pelajar-pelajar zen dari sekolah Zen Raizai masih
mengamalkan meditasi Zen ini.

Sekolah Zen Raizai memperkembangkan satu teknik dan disiplin istimewa iaitu Koan yang mendorong seseorang
memperoleh kesedaran dengan tiba-tiba. Koan adalah pendorong kepada pelajar menumpukan fikirannya
kepada masalah. Penyelesaian mungkin diperoleh lebih awal. Oleh kerana penyelesaian melebihi batasan proses
logik, hanya segelintir pelajar sahaja yang dapat memahaminya dengan lebih mendalam dalam tempoh yang
singkat. Mereka akan mengalami kesedaran dengan tiba-tiba. Proses ini dinamakan enlightenment-experience
seperti yang diutarakan oleh suzuki.
2 commentsshare

Sep 26, '06 2:56 PM


Teori Personaliti Menurut Zen Budhisme for everyone

Category: Other

Zen adalah perkataan Zazen dalam bahasa Jepun. Orang China menamakannya ch'an yang diterjemahkan
daripada istilah Sanskrit Dhyana atau Jhana. Makna asal Zen ialah meditasi yang membawa maksud renungan,
tenang dan aman ataupun menumpu perhatian. Tetapi apabila Zen digunakan dalam istilah Zen Budhisme, ia
mempunyai erti berbeza. Zen Budhisme ialah cara memimpin secara langsung bagi memahami dengan
sendirinya ajaran Budha serta menitikberatkan pengalaman teologi ataupun falsafah abstrak.

Terdapat dua jenis tradisi penting dalam agama Budha iaitu Hinayana dan Mahayana. Aliran Hinayana
berdasarkan manuskrip-manuskrip berbahasa Pali dan diyakini lebih dekat dengan ajaran-ajaran asal Budha.
Aliran Hinayana diamalkan oleh penganut agama Budha di Sri Lanka, Burma, Thailand, Laos dan Kemboja.
Manakala Budha Mahayana didasarkan kepada manuskrip-manuskrip berbahasa Sanskrit dan berkembang
pesat di China, Jepun dan Korea. Tradisi Hinayana menitikberatkan tindakan menyelamatkan diri daripada
bencana, manakala tradisi Mahayana tertumpu kepada tindakan menyelamatkan manusia daripada penderitaan.

Zen adalah mazhab penting dalam tradisi Mahayana. Zen berasal dari China sejak abad keenam. Pengasasnya
adalah seorang sami Buddha berbangsa India yang bernama Bodhidharma. Bodhidharma menitikberatkan
perenungan dan disiplin peribadi berkaitan amalan agama. Ramai sarjana China berminat dengan ajaran Buddha
amnya dan Zen Budhisme secara khasnya. Pengajaran-pengajaran seperti ini digelar Foh Hsueh dan dapat
diterjemahkan sebagai Buddhiologi. Buddhiologi bukan agama tetapi pengajaran disiplin secara objektif.

Pada abad ke-11 dan ke-12, ramai penganut Budha Jepun datang ke China bagi mempelajari Zen. Apabila
kembali ke tanah air, mereka mengembangkan Zen Budhisme ke seluruh Jepun. Walaupun Zen asalnya
dianggap sebagai mazhab agama, tetapi ia tiada kaitan dengan penyembahan Tuhan ataupun mengamalkan
upacara agama. Zen tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran sebarang agama sebaliknya bersesuaian dengan
semua jenis agama di dunia ini.
2 commentsshare

Sep 26, '06 2:52 PM


Sejarah Perkembangan Sufisme for everyone

Category: Other

Sufisme lahir dalam pelbagai bentuk dan ia tidak terikat dengan satu situasi budaya sahaja. Biasanya ia dikaji
bagi tujuan akademik dan perkembangan emosi serta personaliti manusia.

Menurut Yazji dan Karam dalam buku mereka Alam al-Falsafah al-Arabiyyah, sufisme melalui beberapa
peringkat. Peringkat pertama adalah peringkat zuhud amali iaitu peringkat pertumbuhan. Ciri ini berpunca
daripada sudut positif, iaitu penekanan ajaran Islam paad aspek-aspek kerohanian dan nilai-nilai kemanusiaan.
Sudut negatif adalah kegoncangan sengit berpunca daripada perkembangan masyarakat zaman pemerin-tahan
Khalifah Uthman dan kerajaan Umawi di mana Saidina Uthman disalahkan kerana sikap mewah dan senang-
lenangnya.

Manakala peringkat kedua adalah peringkat falsafah sufisme. Pengaruh luar ketara dalam ciri kezuhudan yang
muncul dan berkembang di Khurasan hasil pengaruh agama Budha dari India. Pada peringkat ini, tasawuf melalui
dua bentuk iaitu membawa pengaruh Yunani dan Hindu.
5 commentsshare

Sep 26, '06 2:48 PM


Epistemologi Batasan Aqal Manusia for everyone

Category: Other

Epistemologi Batasan Aqal Manusia

Dari segi bahasa, epistemologi bermaksud teori berkenaan ilmu pengetahuan yang membicarakan asal usul dan
hubungannya dengan pengalaman manusia. Ia juga adalah ilmu yang membabitkan perbahasan akal,
pengelasan ilmu, pengkhususan dan ruang lingkup keterbatasan akal dalam menanggapinya. Epistemologi juga
memberi definisi pengetahuan, membezakan kepelbagaian dalam menentukan sumber dan mengemukakan
batasannya. Ada juga sarjana menterjemah epistemologi sebagai falsafah ilmu, iaitu falsafah yang
membincangkan hakikat, makna, kandungan sumber dan proses ilmu.

Bidang ini membicarakan dua masalah pokok iaitu bagaimana sumber pengetahuan itu diperoleh dan
kebenarannya. Sumber pengetahuan barat berasal daripada empirisme dan rasional manakala tradisi timur
mewariskan dua aliran iaitu intuisionisme dan wahyu. Setiap aliran mengemukakan pandangan masing-masing
berkenaan sumber pengetahuan. Bukan itu sahaja, malah aliran ini juga menyediakan kayu ukur tersendiri dalam
menetapkan hierarki dan tahap kebenaran sumber pengetahuan itu.

Bertitik tolak dari sini, maka manusia mengkaji sesuatu perkara dan mengemukakan pandangan dan pegangan
mereka selepas menemui hasilnya. Rumusan daripada kaedah saintifik dikenali sebagai teori dalam sains
moden. Namun begitu, kadang kala teori itu masih dibatasi oleh ruang dan waktu apabila penemuan baru tidak
menyokong teori itu, misalnya teori Evolusi Darwin
2 commentsshare

Aug 1, '05 4:32 PM


Ilmu Tauhid for everyone

Category: Books
Genre: Religion & Spirituality
Author: Ilmu Tauhid
MUBADA/PENDAHULUAN 
1. Nama ilmu ini yaitu ilmu Tauhid, ilmu Kalam, ilmu Sifat, ilmu Ushuluddin atau ‘Aqidul Iman. 

Kepada Sahabat yang arifin dan budiman sudilah kiranya berbagi pada hamba yang awam untuk menghuraikan
Mubada (Pendahuluan)dari pada Ilmu ini.....mudah-mudahan bermanfaat bagi sesiapa yang melayari BSC ini. 

2. Mana tempat ambilannya 


3. Apa kandungannya 
4. Apa-apa tempat bahasannya atau Maudu’nya 
5. Apa faedah ilmu ini 
6. Apa nisbah ilmu ini dengan lain-lain ilmu 
7. Siapa orang yang menghantarkan ilmu ini atau yang mengeluarkannya 
8. Apa hukumnya 
9. Apa kelebihannya 
10. Apa kesudahan ilmu iniTakrif : lmu yang diketahui daripadanya Ahwal nafsu pada kebaikan dan kejahatannya
dan kaifiat(cara-cara) membersihkan daripada segala Aib-aib dan penyakit daripada sifat Mazmumah dan najis
yang Ma'nawi(syirik khafi) dan menyatakan kaifiat-kaifiat Suluk dan berjalan kepada Allah 

Tempat Hantaran : Al-Zat Al-'Aliyyah(Zat Allah) kerana dibahaskan daripada 'itibar makrifat dengan dalil dan
burhan atau dengan syuhud dan 'iyan dan Al-Nufus Wal-Qalbu Wal-Arwah kerana dibahas akan dia membersih
dan mensucikan. 
Orang menghantar : Nabi SAW.mengajarkan dia oleh Allah Taala dengan Wahyu dan Ilham. Maka awal-awla
orang mendhohirkannya dan mengatakannya Sayyidina Ali Karramallahi Wajhu kemudian mengambil akan dia
daripadanya oleh Hasan Basri dan ibunya Umi Khairah Maula' bagi Umi Salamah, isteri Rasulullah dan bapanya
Mauli bagi Zaid bin Zabit kemudian mengambil akan dia daripadanya oleh Habibil 'Ajami RA. kemudian
mengambil akan dia daripadanya oleh Abu Sulaiman Daud Al-Thoi RA. yang wafat pada tahun 120Hijrah;
kemudian mengambil akan dia daripadanya oleh Abu Mahfuz Ma'ruf bin Tiruz Al-Kharkhi RA.; kemudian
mengambil akan dia daripadanya oleh Abu Hassan Sirri RA. yang wafat pada tahun 251 Hijrah dan menzhohirkan
pemberitahuan hakikat oleh Sheikh Abul Qasim Al-Junaid Al-Bagdadi yang wafat pada tahun 297 Hijrah. Sheikh
Junaid inilah menjadi orang yang pertama yang Ijtihad dalam Ilmu Tasauf di mana beliaulah Imam kita kaum Ahli
Sunnah Wal Jamaah. 

Namanya : Tasauf dan ilmu Qalbu dan Ilmu Batin dan Ilmu Laduni, dan Ilmu Mukashafah dan Ilmu Asror dan Ilmu
Maknun dan Ilmu Hakikat dan Ilmu Zauqi dan Ilmu Wujdan dan beberapa nama yang lain daripada yang tersebut
itu. 

Petikan : Daripada Al-Qur'an dan hadis Rasulullah SAW. dan daripada Ilham Sholihin dan Fatuhat (Penemuan
dan pembukaan)'Ariffin. 

Hukum : Wajib 'Aini atas tiap-tiap mukallaf mempelajarinya seperti Wajib 'Aini mempelajari barang yang
membaikkan zhohir(syariat/fekah) mereka itu. 

Masaalah : Bicara yang bergantung dengan Musyahadah akan Hak Taala dan yang bergantung dengan segala
Maqam dan Hal-Ahwal bagi segala Arifin dan Sholihin daripada beberapa Adab dan amalan mereka itu. 

Faedah : Sampai kepada makrifat yang sebenar (hakikat makrifat) 

Nisbah Bagi Seluruh ('Ilam): Bahwa Ilmu ini asal titik 'Ilam dan ilmu yang lain daripanya adalah cawangannya.
Bermula nisbahnya bagi batin seperti nisbah fekah kepada zhohir. Ianya metahkiqkan bagi Ilmu Usul dan
mengheningkan Ilmu Fekah. 

Kelebihannya : Semulia-mulia ilmu yang dibangsakan kepada agama kerana ia jumlah daripada pati Ilmu Tauhid. 

11 commentsshare

Jul 28, '05 4:57 PM


PSYCHOLOGY vs SUFISME 4 for everyone
Category: Books
Genre: Religion & Spirituality
Author: Tingkatan Jiwa
Demikianlah, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor pembeda manusia dengan binatang adalah pada zat jiwa
itu sendiri, yaitu jiwa sebagai jauhar yang memiliki kemampuan untuk merespon atau memahami pengetahuan
yang tidak dapat dilihat oleh mata. Imam Al-Ghazali ra menyatakan bahwa jiwa jauhar ini bukanlah kekuatan-
kekuatan tersebut, melainkan merupakan esensi yang sempurna dan tunggal yang tidak muncul selain dengan
cara mengingat, menghapal, berpikir, membedakan dan mempertimbangkan sehingga dikatakan bahwa dialah
yang menerima seluruh ilmu. Ia tidak bosan menerima gambaran-gambaran yang lepas dari materi. Semua
bagian diri manusia berkhidmat kepada jauhar ini dan melaksanakan perintahnya. 

Dalam hubungannya dengan jasad, jiwa jauhar ini (an-nafs) dikatakan memiliki dua jenis kekuatan, yaitu
kekuatan yang bersifat amaliah (praktis) dan yang bersifat ilmiah. Adapun yang bersifat amaliah adalah kekuatan
yang menjadi pusat penggerak manusia sehingga melahirkan karya dan cipta dalam wujud teknologi-teknologi
manusia. Sementara yang bersifat ilmiah adalah yang mampu memahami materi ilmu-ilmu pengetahuan yang
tidak ada bentuk dan bendanya, di mana ilmu pengetahuan tersebut merupakan masalah-masalah yang bersifat
universal, abstrak dan hanya dapat dipahami oleh akal. 

Dalam kaitannya dengan aspek amaliah dan ilmiah inilah maka jiwa jauhar ini disebut juga dengan jiwa berpikir
(nafs nathiqah) karena makna nathiq di sini tidak hanya meliputi kekuatan berpikir (ilmiah), tapi sampai pada
kekuatan untuk mewujudkannya dalam bentuk gerak dan perbuatan (amaliah). Al-Qur'an menamai nafs nathiqah
sebagai suatu paduan antara jiwa yang tenteram (nafs muthmainnah) dengan ruh Amri. Karena itu Imam Al-
Ghazali ra menyatakan bahwa nafs nathiqah adalah jauhar yang hidup, aktif dan rasional. 

Tingkatan Jiwa 

Jiwa itu sesungguhnya berlapis-lapis dan bertingkat, sehingga istilah jiwa sebenarnya digunakan untuk
mewakili/menggambarkan banyak aspek. Bila istilah jiwa ditujukan pada jiwa yang menjadi jauhar manusia (an-
nafs), maka binatang dapat dikatakan tak memiliki jiwa tersebut. Tapi bila derajat pemahaman tentang jiwa ini
diturunkan, maka binatang pun sebenarnya memiliki jiwa. Bahkan tenaga gas dan segala sesuatu yang dapat
berkembang (seperti tumbuhan) juga dikatakan memiliki jiwa. Hanya saja derajat jiwa yang mereka miliki tidak
cukup untuk membuat mereka mukallafah. Karena itu dalam tulisan ini, ketika jiwa disebut dalam bentuk isim
ma’rifah an-nafs, maka itu menunjuk kepada jiwa jauhar. Sedangkan ketika disebut dengan nafs saja, maka itu
menunjukkan kepada jiwa dalam seluruh derajatnya (jiwa secara umum). 

Untuk memahami masalah ini lebih jauh, harus dipahami bahwa jiwa itu tumbuh. Ia berproses dari suatu
kekuatan (kemampuan, potensi) menuju bentuk perbuatan. Jiwa hewani (an-nafs al-hayawaniyyah) melekat pada
kesempurnaan suatu tubuh (jism) secara alamiah dimana pada derajat tersebut pemilik jiwa memiliki kemampuan
untuk dapat merasa dan bergerak sehingga dikatakan bahwa jiwa hewani adalah tingkatan pertama dari
munculnya suatu perbuatan. Karena itulah binatang dan manusia sama-sama memiliki jiwa jenis ini. 
Penggerak indera pada binatang adalah melalui daya fantasi, yang fungsinya sama dengan daya intelektual yang
ada pada manusia. Seekor binatang akan berperilaku sesuai dengan perilaku yang dikendalikan daya fantasinya
ketika melihat sesuatu yang berbahaya. Kalau melihat sesuatu yang berbahaya, ia akan segera menghindar, dan
tidak terlalu salah bila dikatakan bahwa ia punya daya rekam yang mampu merekam citra. 

Jiwa manusia sendiri memang memiliki dua sisi. Satu sisi menuju alam ruh (alam tinggi, alamu’ a’la) dan sisi lain
menuju alam bawah (rendah, alam materi) di mana dia diperintah agar memelihara dua sisi yang saling
berseberangan ini. Dari sisi yang menuju alam tinggi ia mirip dengan malaikat dalam berbagai keutamaan dan
ketekunan beribadat kepada Tuhannya. Sedangkan sisi yang menuju alam bawah membuatnya mampu
berinteraksi dengan alam bawah yang terformulasi dari unsur materi (alam khalq). Penguasaan jiwa terhadap
alam materi tersebut adalah melalui tubuh fizik (jism). 

Berbagai alam tersebut memiliki tuntutannya masing-masing, yang sering saling bertolak belakang. Inilah yang
membuat jiwa manusia cenderung bingung dalam menjalani kehidupannya di dunia. Masing-masing ingin
dipenuhi secara adil sesuai dengan hukum keadilan Tuhan. Karena itu agar manusia pada akhirnya tetap bisa
cenderung pada sisi yang tinggi, maka Allah memperkuatnya dengan akal agar dapat menerima apa yang
disampaikan dari para malaikat dan Rasul-Nya, di samping juga sanggup memahami apa yang dikehendaki
Tuhannya. Inilah kebijakan Tuhan (hikmah Ilahiyyah) yang menjadikan manusia itu istimewa. 

Dua sisi tersebut kemudian membuat jiwa (an-nafs) memiliki dua kekuatan dasar, yaitu amaliah dan ilmiah.
Kekuatan amaliah terkait dengan sisi yang menuju alam bawah yang sebagian besar bersifat inderawi, sedang
kekuatan ilmiah terkait dengan sisi yang menuju alam atas karena dari sisi inilah turunnya pengetahuan yang tak
terbatas. Terkait dengan hal tersebut, jiwa hewani sesungguhnya adalah representasi jiwa pada sisi yang
menghadap alam bawah di mana dengan jiwa hewani tersebut manusia dan binatang dapat menghasilkan dan
mensistemkan suatu gerakan atau perbuatan. Hanya saja pada binatang, mereka bergerak dan berbuat tanpa
pengetahuan tentang sisi bagian atas sehingga binatang tidak mengerti tentang apa yang menjadi dasar gerakan
(perbuatan) mereka. Perbuatan dan karya cipta mereka sepenuhnya dilakukan atas dasar wahyu yang diterima
dari Allah swt. 

"Dan Rabbmu mewahyukan kepada seekor lebah: Buatlah sarang-sarang di gunung-gunung, di pohon, dan di
tempat-tempat yang dibikin (manusia)." (An-Nahl [16]: 68) 

Sementara manusia bergerak dan berbuat atas dasar pengetahuan yang didapatnya. Bila sisi jiwa yang
menghadap alam atas mampu menerima pengetahuan-Nya, maka dia akan berbuat dan berkarya atas dasar
ilmu-ilmu tinggi itu. Bila tidak, maka manusia juga akan tetap berbuat, tapi atas dasar ilmu-ilmu rendah
(pengetahuan duniawi). Karena itu Al-Qur'an sering menyindir mereka yang tak memiliki pengetahuan tentang
alam-alam atas sebagai tak ubahnya dengan binatang, bahkan lebih rendah dari itu. Mereka tidak mengenal
malaikat dan Tuhan penciptanya, tapi sangat mengenal dunianya. 

"Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka (mampu) mendengar atau menggunakan ‘aqlnya?.
Mereka itu tiada lain bagaikan binatang ternak, bahkan lebih sesatlah jalan mereka." (QS. Al-Furqan:44). 

Manusia dikatakan lebih sesat dari binatang karena meski binatang tak memiliki pengetahuan tentang alam-alam
atas namun binatang berada dalam ketaatan yang mutlak kepada Sang Penciptanya. Mereka mendengar,
melihat dan mengetahui kehendak Allah SWT atas diri mereka. Mereka tak akan pernah bergerak kecuali atas
dasar ilmu Allah SWT yang sudah tercatat dalam suatu kitab, di mana Dia tak akan keliru atau lupa. Sedangkan
manusia yang tak berpengetahuan tentang alam-alam atas, maka mereka justru terputus dari ketaatan kepada
kehendak Allah SWT karena dengan apa mereka memahami kehendak Allah SWT atas diri mereka? Kalaupun
mereka membangun suatu ‘ketaatan’, maka itu adalah atas dasar persangkaan yang dibangun di bawah kendali
hawa nafsu dan syahwat. 

Tammat 
_________________

0 commentsshare

PSYCHOLOGY vs SUFISME 3 - Teori Jul 28, '05 6:24


AM
Personality Sigmund Freud 1922 for everyone

Category: Books
Genre: History
Author: TEORI PERSONALITY
Teori Personaliti Sigmund Freud 

Sigmund Freud adalah tokoh yang tidak asing lagi dalam psikologi terutamanya psikologi personaliti. Teori yang
dikemukakan oleh beliau menjadi bahan perbahasan dan penyelidikan di peringkat antarabangsa. Hasil-hasil
perbincangan dan penyelidikan beliau diterbitkan dalam pelbagai jenis jurnal. Beliau berjaya mengupas dengan
mendalam aspek-aspek dalaman manusia khususnya peranan libido dalam kehidupan manusia. 

Selepas teori personaliti Freud diperkenalkan, ramai ahli-ahli teori personaliti lain muncul. Teori-teori personaliti
yang muncul selepas teori personaliti Freud sebenarnya bertitik tolak daripada teori personaliti Freud itu sendiri.
Mereka sebenarnya berhutang dengan Freud tidak kira sama ada teori mereka menentang ataupun menyokong
teori baliau. Adalah sukar hendak membangunkan teori personaliti yang baru tanpa memahami terlebih dahulu
teori personaliti yang dikemukakan oleh Freud. Sistem personaliti yang disuburkan oleh Freud perlu didalami
bukan sahaja kerana aspek sejarahnya tetapi juga pengaruhnya yang masih hangat hingga ke hari ini (Engler,
1979). 

Latar Belakang 

Sigmund Freud dilahirkan di Freiburg, Moravia (sekarang dikenali sebagai Czechoslovakia) pada 6 Mei 1856.
Sebahagian besar hidup beliau dihabiskan di Vienna. Namun begitu, beliau menghembuskan nafas terakhir di
London pada tahun 1939 pada umur 83 tahun. Beliau mendapat pendidikan formal hingga ijazah perubatan dari
Universiti Vienna. 

Pada awalnya, beliau menunjukkan minat yang mendalam dan melakukan berbagai-bagai penyelidikan dalam
bidang neurologi. Pengalaman dan minatnya yang meluas dalam bidang itu mendorong beliau membuka klinik
persendirian yang memberi rawatan khusus bagi penyakit saraf sahaja. 
Semangat dan sifat ingin tahu yang tinggi dalam bidang neurologi mendorong beliau meninggalkan dunia
akademik di universiti dan menjadi pengamal perubatan pada tahun 1886. Pada tahun yang sama, beliau
mendirikan rumah tangga denag Martha Bernays. Keluarga bahagia ini dikurniakan empat orang anak. Salah
seorang daripada anak beliau adalah Anna, iaitu tokoh psikologi yang terkenal. 

Sebagai pengamal perubatan persendirian, berbagai-bagai pengalaman menarik ditempuhi setiap hari. Beliau
melihat adanya hubungan antara pesakit yang tertekan akibat gangguan-gangguan fungsional-somatis dengan
latar belakang psikologi pesakit itu sendiri. Minat yang mendalam mendorong beliau berhijrah ke Paris dan
berguru selama setahun dengan Piere Janet dan Jean Charcot. Beliau mempelajari prosedur dan teknik-teknik
menyembuhkan pesakit histeria menggunakan teknik hipnosis. Selepas kembali ke Vienna, beliau
mempraktikkan teknik hipnosa sambil bekerja dengan Joseph Breuer. 

Beliau menulis beberapa buah buku penting yang masih dikaji sehingga sekarang. Antaranya adalah The
Interpretation of Dreams, The Psychopathology of Everyday Life, Beyond The Pleasure Principle, The Ego and
The Id dan Civilization and Its Discontents. 

Walaupun terpaksa menjalani 33 pembedahan akibat barah rahang, beliau tidak putus-putus menjalankan kajian
berkaitan aspek dalaman manusia. Usaha beliau yang bersungguh-sungguh dalam menghasilkan teori
personaliti, masih hangat dibincang-kan sehingga sekarang. Teori yang dikemukakan oleh beliau dikelompokkan
sebagai teori personaliti psikodinamik. 

Sambungan 

KLIK TAJUK BESAR LIHAT KESINAMBUNGAN ARTIKEL

3 commentsshare

Jul 28, '05 6:20 AM


PSYCHOLOGY vs SUFISME for everyone

Category: Books

Genre: Religion & Spirituality

Author: Himpunan Koleksi Terbaik Bg Mengorek Rahsia Jiwa & Tingkahlaku Manusia

Epistemologi Batasan Aqal Manusia 

Dari segi bahasa, epistemologi bermaksud teori berkenaan ilmu pengetahuan yang membicarakan asal usul dan
hubungannya dengan pengalaman manusia. Ia juga adalah ilmu yang membabitkan perbahasan akal,
pengelasan ilmu, pengkhususan dan ruang lingkup keterbatasan akal dalam menanggapinya. Epistemologi juga
memberi definisi pengetahuan, membezakan kepelbagaian dalam menentukan sumber dan mengemukakan
batasannya. Ada juga sarjana menterjemah epistemologi sebagai falsafah ilmu, iaitu falsafah yang
membincangkan hakikat, makna, kandungan sumber dan proses ilmu. 

Bidang ini membicarakan dua masalah pokok iaitu bagaimana sumber pengetahuan itu diperoleh dan
kebenarannya. Sumber pengetahuan barat berasal daripada empirisme dan rasional manakala tradisi timur
mewariskan dua aliran iaitu intuisionisme dan wahyu. Setiap aliran mengemukakan pandangan masing-masing
berkenaan sumber pengetahuan. Bukan itu sahaja, malah aliran ini juga menyediakan kayu ukur tersendiri dalam
menetapkan hierarki dan tahap kebenaran sumber pengetahuan itu. 

Bertitik tolak dari sini, maka manusia mengkaji sesuatu perkara dan mengemukakan pandangan dan pegangan
mereka selepas menemui hasilnya. Rumusan daripada kaedah saintifik dikenali sebagai teori dalam sains
moden. Namun begitu, kadang kala teori itu masih dibatasi oleh ruang dan waktu apabila penemuan baru tidak
menyokong teori itu, misalnya teori Evolusi Darwin 

sambungan...... 

UNTUK MELIHAT KESINAMBUNGAN ARTIKEL SILA KLIK TAJUK BESAR DIATAS * PSYCHOLOGY vs
SUFISME *
0 commentsshare

Jul 28, '05 6:17 AM


PSYCHOLOGY vs SUFISME 2 for everyone

Category: Books
Genre: Religion & Spirituality
Author: Teori Personaliti Menurut Zen Budhisme
Zen adalah perkataan Zazen dalam bahasa Jepun. Orang China menamakannya ch'an yang diterjemahkan
daripada istilah Sanskrit Dhyana atau Jhana. Makna asal Zen ialah meditasi yang membawa maksud renungan,
tenang dan aman ataupun menumpu perhatian. Tetapi apabila Zen digunakan dalam istilah Zen Budhisme, ia
mempunyai erti berbeza. Zen Budhisme ialah cara memimpin secara langsung bagi memahami dengan
sendirinya ajaran Budha serta menitikberatkan pengalaman teologi ataupun falsafah abstrak. 

Terdapat dua jenis tradisi penting dalam agama Budha iaitu Hinayana dan Mahayana. Aliran Hinayana
berdasarkan manuskrip-manuskrip berbahasa Pali dan diyakini lebih dekat dengan ajaran-ajaran asal Budha.
Aliran Hinayana diamalkan oleh penganut agama Budha di Sri Lanka, Burma, Thailand, Laos dan Kemboja.
Manakala Budha Mahayana didasarkan kepada manuskrip-manuskrip berbahasa Sanskrit dan berkembang
pesat di China, Jepun dan Korea. Tradisi Hinayana menitikberatkan tindakan menyelamatkan diri daripada
bencana, manakala tradisi Mahayana tertumpu kepada tindakan menyelamatkan manusia daripada penderitaan. 

Zen adalah mazhab penting dalam tradisi Mahayana. Zen berasal dari China sejak abad keenam. Pengasasnya
adalah seorang sami Buddha berbangsa India yang bernama Bodhidharma. Bodhidharma menitikberatkan
perenungan dan disiplin peribadi berkaitan amalan agama. Ramai sarjana China berminat dengan ajaran Buddha
amnya dan Zen Budhisme secara khasnya. Pengajaran-pengajaran seperti ini digelar Foh Hsueh dan dapat
diterjemahkan sebagai Buddhiologi. Buddhiologi bukan agama tetapi pengajaran disiplin secara objektif. 

Pada abad ke-11 dan ke-12, ramai penganut Budha Jepun datang ke China bagi mempelajari Zen. Apabila
kembali ke tanah air, mereka mengembangkan Zen Budhisme ke seluruh Jepun. Walaupun Zen asalnya
dianggap sebagai mazhab agama, tetapi ia tiada kaitan dengan penyembahan Tuhan ataupun mengamalkan
upacara agama. Zen tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran sebarang agama sebaliknya bersesuaian dengan
semua jenis agama di dunia ini. 

Latar Belakang Sejarah Budhisme 

Budhisme berdasarkan ajaran Siddhartha Gautama. Beliau digelar Buddha bermaksud ‘orang yang mengetahui’
atau orang yang memperoleh kemanusiaan sepenuhnya. Beliau berkembang secara sendirinya sebagai insan
yang matang. Ini adalah pencapaian unggul dan luar biasa. Budhisme menekankan, setiap individu memiliki sifat
Budha ini secara semula jadi. Setiap individu yang mempunyai keupayaan terpendam untuk menjadi Budha
mampu berkembang menjadi insan sempurna. 

Gautama dilahirkan dalam keluarga diraja di India Utara pada kurun keenam. Beliau berkahwin semasa berumur
16 tahun. Sejak itu, hidupnya sentiasa dalam kemewahan dan kebahagiaan. Bagi meluaskan pengalaman hidup,
Gautama memulakan perjalanan keluar daripada kemewahan dan kebahagiaan istana. Dalam keempat-empat
perjalanan, Gautama menghadapi kebenaran hidup dan penderitaan manusia. Gautama menemui orang tua
yang hidup dalam kesengsaraan, orang yang menderita penyakit parah, perarakan jenazah dan mualim yang
sedang beribadat mengikut tradisi India. 

Tiba-tiba beliau menyedari kesakitan, peningkatan umur dan maut adalah perkara yang tidak dapat dielakkan
dalam kehidupan manusia termasuklah dirinya. Ketidakmampuan mengelakkan penderitaan menjadi pokok
masalah dalam hati Gautama. Beliau menyedari cara hidupnya yang mewah tidak dapat memberi jawapan
kepada persoalannya berkenaan kehidupan dan kesengsaraan. Justeru, beliau bertekad meninggalkan keluarga
dan istana bagi mencari penyelesaian melalui disiplin agama. 

Semasa Gautama berusia 25 tahun, beliau meninggalkan negaranya dan mengikut dua orang guru yang
mengajarnya soal disiplin diri selama enam tahun. Akhirnya beliau duduk bersemadi di bawah sepohon pokok
Bodhi. Beliau berazam dan memutuskan tidak akan makan ataupun meninggalkan tempat duduknya sehingga
memperoleh kecekalan dan kesedaran itu. Selepas berpuasa begitu lama, Gautama menyedari seksaan kepada
tubuh badan tidak membawa kesedaran apa-apa. Akhirnya beliau mengambil keputusan menerima bekalan
makanan bagi meneruskan perjuangan rohaninya. Selepas seksaan yang panjang, Gautama akhirnya menjadi
Budha. Beliau mengalami transformasi dalaman yang mengubah seluruh cara hidupnya. Pendekatan dan
pandangan beliau berkenaan kesakitan, lanjutan usia dan kematian berubah kerana beliau sendiri berubah.
Selepas itu, Budha menjadi terkenal dan menyebarkan ajarannya selama 40 tahun di merata-rata tempat di India.
Pengikutnya semakin bertambah. Beliau meninggal dunia pada tahun 483 SM semasa berumur 80 tahun. 

sambungan..... 

UNTUK MELIHAT KESINAMBUNGAN ARTIKEL SILA KLIK TAJUK BESAR.

5 commentsshare

Jul 28, '05 6:07 AM


PSYCHOLOGY vs SUFISME for everyone
Category: Books
Genre: Religion & Spirituality
Author: Himpunan Koleksi Terbaik Bg Mengorek Rahsia Jiwa & Tingkahlaku Manusia
Epistemologi Batasan Aqal Manusia 

Dari segi bahasa, epistemologi bermaksud teori berkenaan ilmu pengetahuan yang membicarakan asal usul dan
hubungannya dengan pengalaman manusia. Ia juga adalah ilmu yang membabitkan perbahasan akal,
pengelasan ilmu, pengkhususan dan ruang lingkup keterbatasan akal dalam menanggapinya. Epistemologi juga
memberi definisi pengetahuan, membezakan kepelbagaian dalam menentukan sumber dan mengemukakan
batasannya. Ada juga sarjana menterjemah epistemologi sebagai falsafah ilmu, iaitu falsafah yang
membincangkan hakikat, makna, kandungan sumber dan proses ilmu. 

Bidang ini membicarakan dua masalah pokok iaitu bagaimana sumber pengetahuan itu diperoleh dan
kebenarannya. Sumber pengetahuan barat berasal daripada empirisme dan rasional manakala tradisi timur
mewariskan dua aliran iaitu intuisionisme dan wahyu. Setiap aliran mengemukakan pandangan masing-masing
berkenaan sumber pengetahuan. Bukan itu sahaja, malah aliran ini juga menyediakan kayu ukur tersendiri dalam
menetapkan hierarki dan tahap kebenaran sumber pengetahuan itu. 

Bertitik tolak dari sini, maka manusia mengkaji sesuatu perkara dan mengemukakan pandangan dan pegangan
mereka selepas menemui hasilnya. Rumusan daripada kaedah saintifik dikenali sebagai teori dalam sains
moden. Namun begitu, kadang kala teori itu masih dibatasi oleh ruang dan waktu apabila penemuan baru tidak
menyokong teori itu, misalnya teori Evolusi Darwin 

sambungan...... 

UNTUK MELIHAT KESINAMBUNGAN ARTIKEL SILA KLIK TAJUK BESAR DIATAS * PSYCHOLOGY vs
SUFISME *

9 commentsshare

TIPS MENGENALI CIRI-CIRI TAREQAT YG Jul 28, '05 4:08


AM
SESAT for everyone

Category: Books

Genre: Religion & Spirituality


Author: QURAN

Diantara penyelewengan dan kesesatan itu ialah : 

a) Tentang al-Hurriyah dan al-‘Ubudiyyah atau Tentang Maqam al-Ahrar dan Maqam al-‘Abid. 
Golongan yang sesat menyangka bahawa kebebasan (al-Hurriyah) lebih sempurna dari nama pengabdian atau
kehambaan (al-‘Ubudiyyah) seperti yang diakui umum dalam perhubungan di kalangan manusia di dunia ini. Lalu
diqiaskan atau dibandingkan dengan perhubungannya dengan Allah. Inilah punca kesesatannya kerana
sangkaannya bahawa selama antara hamba dengan Allah itu ada hubungan pengabdian maka itulah yang
disebut “Ubudiyyah. Manakala telah sampai kepada Allah seseorang itu akan menjadi bebas. Manakala ia
sampai kepada maqam bebas tergugurlah atau terlepaslah “Ubudiyyah”. Mereka adalah golongan yang
memandang rendah pada syariat. 

Kesesatan seperti ini adalah berpunca dari kejahilan dan pengabaian kepada golongan atau asas-asas agama.
Telah terlindung dari fahaman golongan sesat ini bahawa hamba itu tidak akan mencapai hakikat kehambaan diri
kepada Allah melainkan setelah benar-benar ia bebas dan merdeka dari segala sesuatu selain Allah. Pada ketika
itu ia adalah “hamba” soleh yang sebenar dan hakiki. Allah tidak menamakan diri para mukmin sesuatu nama
yang lebih tinggi dari nama “hamba Allah”. Itulah juga gelaran para salihin, siddiqin, Anbiya’ dan para malaikat.
Malahan ketinggian darjat diantara para nabi itu ialah kerana maqam ubudiyyahnya. 

b) Tentang al-Nubuwwah dan al-Wilayah 


Golongan yang sesat menyatakan bahawa al-Wilayah atau kewalian itu lebih mulia dari al-Nubuwwah atau
kenabian. Kesesatan ini berpunca daripada fahaman mereka yang berasaskan kepada akalnya semata-mata
tentang kisah antara Nabi Musa (a.s) dan Nabi Khidir (a.s). 

Menurut mereka, Nabi Musa (a.s) telah belajar dari Nabi Khidir (a.s) yang menunjukkan kurangnya darjat Nabi
Musa atau lebihnya darjat Nabi Khidir, lalu dijadikan alasan bahawa darjat para wali lebih tinggi dari para nabi. 

Sebenarnya Allah mengurniakan kekhususan atau keistimewaan kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya dengan
apa yang dikehendaki-Nya dalam bentuk dan cara yang dikehendaki-Nya. 

Nabi Adam (a.s) diberikan keistimewaan dengan sujudnya malaikat kepadanya, Nabi Nuh (a.s) dengan kapalnya,
Nabi Saleh (a.s) dengan unta yang dijadikan dari batu, Nabi Ibrahim (a.s) dengan sejuknya julangan api yang
membakarnya, Nabi Musa (a.s) dengan tongkatnya, Nabi Isa (a.s) dengan menghidupkan orang mati dan Nabi
Muhammad SAW dengan terpecahnya bulan dan keluar air dari celah anak-anak jarinya. 

Adapun keistimewaan yang dikurniakan kepada selain nabi ialah Sayyidatina Maryam dengan gugurnya buah
tamar yang masak ranum selepas melahirkan Nabi Isa (a.s). Asif bin Barkhia dengan ilmu yang boleh
membawakan singgahsana Ratu Balqis dari Saba’ ke Palestin dalam sekelip mata. Apakah dengan keistimewaan
ini boleh kita mengatakan bahawa Maryam lebih mulia dari nabi atau Asif lebih mulia dari Nabi Sulaiman (a.s).
Malahan burung Hud-hud diberi keistimewaan yang tidak ada pada manusia dan jin. Apakah dengan itu boleh
kita mengatakan ia lebih mulia dari yang lain? 

Setiap wali itu diberikan kemuliaan atau karamah kerana kesempurnaannya mengikut Nabi SAW, maka
bagaimana yang mengikut lebih mulia dari yang diikut? Apa yang dikurniakan ke atas wali hanyalah percikan dari
apa yang dikurniakan ke atas nabi. Kewalian (al-Wilayah) dan kesiddiqin (al-Siddiqin) adalah pancaran kenabian
(al-Nubuwwah). Maka bagaimana ia lebih mulia dari nabi. 

c) Tentang al-Hulul atau Penyerapan 


Terdapat kumpulan yang mengatakan bahawa Allah boleh memilih jasad manusia yang tertentu untuk
menyerapkan sifat-sifat atau makna-makna keTuhanan Rububiyyah dan dihilangkan dari sifat-sifat Basyariyah,
sama ada secara berterusan atau pada ketika-ketika tertentu sama ada dalam perkara-perkara yang baik sahaja
atau dalam perkara yang baik dan juga buruk. Kata-kata ini adalah sesat yang mewajibkan kafir secara ‘ijma. 

Jasad-jasad yang dipilih oleh Allah ialah jasad para pilihan dan para wali-Nya, dipilih kerana ketaatannya dan
khidmatnya, dihias dengan hidayat-Nya dan diberikan kelebihan dan keutamaan dari kalangan makhluknya. 

Golongan sesat ini tidak tepat ketika membezakan antara sifat-sifat Allah Yang Maha Haq dengan sifat-sifat
makhluk kerana Allah tidak menyerap dalam hati makhluk-Nya tetapi yang menyerap ialah keimanan kepada-
Nya, tasdiq-Nya, Tauhid dan Ma’rifat-Nya. Maha Suci Allah dari apa yang disifatkan oleh mereka yang sesat
daripada segala keMahaSuciannya

d) Tentang Fana’ Kemanusiaan (Basyariyah) 


Ahli sufi telah pun mengatakan tentang konsep Fana’. Tetapi ia telah disalahgunakan oleh golongan sesat dan
penyesat. Mereka menyangka bahawa fana’ itu ialah Fana’ Basyariyah atau Fana’ Kemanusiaan. Menurut
mereka bahawa basyariyah yang berupa sebagai rangka dan badan manakala lemah akan hilanglah
Basyariyahnya. Maka dengan itu akan membolehkan ia bersifat dengan sifat-sifat KeTuhanan. 

Golongan sesat ini tidak tepat dalam membezakan antara hakikat basyariyah dengan akhlak basyariyah kerana
hakikat basyariyah tidak terpisah atau tertanggal dari basyar. Adapun akhlak basyariyah itu berubah oleh
kedatangan kekuasaan cahaya hakikat. Sifat basyariyah bukanlah diri basyariyah itu sendiri. Penghuraian
maqam fana’ yang bukan ahlinya banyak menyeleweng kerana ia adalah perkara yang berkaitan dengan dzauq
yang bukannya boleh difahami dengan akal. 

Para wali ialah mereka yang berdiri diatas pegangan aqidah Ahli Sunnah wal Jamaah. Mereka kuat berpegang
pada syariat dan sentiasa menilik hawa nafsu. Tidak ada dalam sejarah di kalangan auliya’ yang besar-besar
dimana mereka meninggalkan solat lima waktu. Bahkan, sebenarnya orang-orang yang meninggalkan syariat
dengan menyangka ilmunya sudah mencapai maqam yang tinggi adalah golongan yang tertipu. Justeru itu,
ajaran tasauf telah meletakkan syarat Guru Mursyid yang boleh membimbing manusia pada jalan Allah ialah
mereka yang berpegang teguh pada syariat.

Ada guru yang mendakwa apabila seseorang telah mencapai maqam fana’, ia boleh meninggalkan syariat. Ini
adalah fahaman yang salah dan hendaklah dijauhi guru yang berpegang dengan fahaman ini. Seorang sahabat
saya menziarahi sahabatnya yang merupakan seorang guru tariqat dan memimpin suluk. Yang
menghairankannya ialah isteri guru tersebut tidak lagi menutup aurat sedangkan dahulu isterinya memakai
purdah. Apabila sahabat saya bertanya hal itu, dia mengatakan isterinya sudah mencapai maqam fana’. Sahabat
saya bertanya lagi, apakah dalil orang yang mencapai maqam fana’ tergugur syariat ke atasnya. Guru tariqat itu
marah dan kemudian hanya mendiamkan diri. 

Ini adalah satu fahaman yang salah. Ia berlaku disebabkan guru tadi tidak sempurna pendidikannya dengan
gurunya yang seorang merupakan Musryid. Akibatnya ia mentafsirkan banyak natijah tasauf berdasarkan
pemikiran yang jauh dari kebenaran. Padahal, orang-orang yang mencapai makrifatullah akan lebih halus
syariatnya. 

Siti Aisyah (r.a) apabila menziarahi maqam Baginda SAW sentiasa menutup aurat. Apabila ditanya mengapa
beliau berbuat demikian, lantas beliau mengatakan bahawa disisi maqam suami dan ayahnya, ada Saidina Omar
(r.a) yang bukan muhrimnya. Maka beliau merasa malu untuk membuka auratnya. Ini adalah contoh kehalusan
hati seorang ahli makrifat. 

Guru Saya pernah ditemukan dengan seorang perempuan yang mengaku sebagai penghulu kerohanian bagi
wanita. Dia mendakwa menerima jubah dan mahkota dari Nabi Khidir (a.s) sebagai pengiktirafan perlantikan
tersebut. Semua muridnya adalah di kalangan wanita. Yang hebatnya ialah jika ada muridnya yang menghadapi
kekeliruan ilmu, apabila diseru namanya, ‘kerohaniannya’ akan datang mengajar murid tadi. 
Apabila guru saya bertemunya, dia mengatakan bahawa guru saya perlu berada di bawah pimpinan beliau
sebagai pembantunya. Umurnya sudah melewati 50-an. Guru Saya melihatnya dalam keadaan hati tidak senang
kerana dia tidak menutup aurat sebagaimana wanita muslimah yang lain, lengannya penuh dengan gelang-
gelang emas yang melambangkan nafsu keduniaannya belum habis. Dia juga melantik dirinya sebagai amil
zakat, tetapi guru saya tidak mahu menerima zakat darinya. Wanita itu mendakwa amil-amil lelaki sudah tidak
jujur, justeru itu wanita perlu menjadi amil. 

Perkara lebih ‘hebat’ mengenainya ialah dia sentiasa berada dalam fana’ yang tinggi iaitu fana’ dzat setiap kali
mahu mengerjakan solat. Atas alasan tersebut, beliau tidak mendirikan solat lima waktu. Pada setiap malam pula,
Nabi Khidir (a.s) akan datang mengajarnya dengan menaiki kuda dari arah laut. Guru Saya sangat musykil
mengenai hal-hal ini dan berpendapat itulah tipu daya syaitan yang sangat halus. Guru Saya pun
memberitahunya bahawa guru saya ingin berjumpa dengan Nabi Khidir (a.s) dan dia bersetuju serta menyuruh
guru saya bersama keluarganya tidur di rumahnya. 

Selama seminggu guru saya tidur di rumahnya namun kelibat Nabi Khidir (a.s) tidak muncul-muncul. Dia merasa
kehairanan dan bertanya kenapa, lalu guru saya mengatakan, ‘mungkin sekatan jalan raya oleh pihak polis terlalu
banyak, sebab itu Nabi Khidir tak datang’. Dia kelihatan marah kerana sebenarnya dia mengetahui guru saya
meraguinya. 

Guru Saya meninggalkan rumahnya dan bertemu dengan seorang murid perempuan beliau dan meminta murid
tersebut menghimpunkan semua murid perempuan yang lain di satu tempat. Setelah berhimpun, guru saya pun
menerangkan kebatilan wanita itu kepada mereka. Antara perkara yang guru saya jelaskan ialah : 

1. Dia tidak berpegang kepada Syariat dalam hujahnya. 


2. Hujahnya hanya bersandarkan ilham dan perkhabaran dari orang ghaib yang tidak diketahui siapa dia. 
3. Dia mendakwa sentiasa dalam keadaan fana’, sedangkan orang yang dalam maqam fana’ tidak boleh menjadi
guru kerana tidak sempurna perjalanannya. 
4. Dia turut mendakwa sentiasa dalam fana’ dzat ketika mahu solat. Ini adalah satu penipuan yang besar keran
fana’ dzat tidak akan berlaku pada setiap masa, malah bagi seorang wali yang besar ia hanya berlaku beberapa
kali sahaja dalam hidupnya. Adapun fana’-fana’ yang lain berlaku dalam bentuk kesedaran diri seperti fana’
asma’, af’al dan sifat. 

Alhamdulillah, dengan penerangan yang guru saya berikan, ramai muridnya sedar dan meninggalkan beliau.
Sampai hari ini, guru saya sendiri tidak mengetahui bagaimana halnya selepas peristiwa tersebut. 

Para Auliya’, walaupun dalam keadaan fana’ sekalipun, mereka memahami konsep mufaraqah (garis pemisah)
antara mereka dengan Tuhan. Hal ini hanya dapat dilihat melalui cahaya hati yang haq, dimana mereka melihat
diri mereka yang kosong dan melihat kehebatan Tuhan. 

Berhati-hatilah wahai para Salik dalam penghuraian rahsia KeTuhanan dikalangan mereka yang bukan ahlinya,
apatah lagi jika melihat mereka bercakap tentang Tuhan tetapi hidup menyembah hawa nafsu. Mereka inilah
perosak tasauf, mereka mencari Tuhan melalui hafalan yang tertulis pada kitab. Boleh menyebut dan membilang
sifat-sifat Tuhan, rahsia huruf-huruf, rahsia nama-nama sudah merasai dirinya tinggi dan mengenal Tuhan. 

Tokku Pulau Manis menyebut dalam syarah Al-Hikamnya, manusia tidak mengenal Tuhan dengan Ilmu Kalam
semata-mata, menghafal kitab semata-mata, tetapi Tuhan dapat dikenal melalui jalan ibadah dan mujahadah.
Syeikh Ibnu Madyan berpesan supaya menjauhi ahli tasauf yang jahil dan mengikut hawanafsu seperti melihat
pesakit kusta. Mereka tidak akan membawa kamu kepada Tuhan, sebaliknya ke lembah kesesatan hawa nafsu
malah mungkin menghabiskan harta benda kamu dengan tujuan dunianya. 
6 commentsshare

Jul 27, '05 2:31 PM


Kaedah Pendidikan Hati for everyone

Category: Books

Genre: Health, Mind & Body

Author: Hati @ Qalbi

Kaedah Pendidikan Hati 

PERTAMA: Kaedah Pendidikan Hati 

Sebagaimana kita ketahui bahawa dalam diri manusia terdapat dua naluri yang 
berlainan sifatnya yang selalu bersaing untuk mempengaruhi tabiat manusia. 
Dua naluri itu bersaing untuk menunjuk dan mempengaruhi hati. Imam Ghazali 
menyatakan hati dalam tubuh manusia diibaratkan sebagai Maharaja yang 
mengarah dan mengawal tabiat manusia. Manakala Frued dalam teori 
kaunselingnya menyatakan “hati dalam diri menusia dikenali sebagai ‘Super 
ego’”. Dia menjadi perantaraan seolah-olah ‘Laluan Sutera’ (Silk road) yang 
bertindak sebagai pembuat keputusan tabiat manusia sama ada baik atau buruk, 
betul atau salah. 

Penemuan Frued itu adalah menyokong pendapat yang telah lama dikemukakan 
oleh Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda: 

Maksudnya: 

“Sesungguhnya dalam jasad manusia itu terdapat seketul daging apabila baik 
ia, maka baiklah seluruh badan. Jika ia rosak maka rosaklah seluruh badan. 
Itulah hati.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim) 

Hati itu sesuatu yang ada di dalam dada yang berbentuk zat (bukan material). 
Ia harus diisi dengan sesuatu. Bila Allah mengisinya, maka orang itu menjadi 
baik. Jika syaitan mengisinya, orang itu menjadi jahat. Oleh itu apabila 
kita berzikir bererti hati kita diisi dengan Allah, sentiasa bersama Allah 
dan tidak memberi tempat langsung kepada syaitan mempengaruhinya. Allah 
berfirman: 

Maksudnya: 

“Dan sesiapa yang tidak mengindahkan pengajaran (Al-Qur’an yang diturunkan 


oleh Allah) Yang Maha Pemurah, Kami akan adakan baginya syaitan (yang 
menghasut dan menyesatkannya) lalu menjadilah syaitan itu temannya yang 
tidak renggang daripadanya.”
(Surah Al-Zukhruf:36) 
Ternyata bahawa pendidikan hati secara berzikir sepanjang masa adalah kaedah 
berkesan untuk menggilapkan hati supaya bebas dari gangguan syaitan. Allah 
telah memberi jaminan bahawa orang yang bersih hatinya (surah Asy-Syams: 
9-10). 

Zikir-zikir yang paling baik diamalkan ialah lafaz: 

a. Subhanallah 
b. Alhamdulillah 
c. Allahuakhbar 
d. Lailahaillallah 
e. Walahaulawalaquwatailla billahilaliyulazim 

Dalam Islam. Lima zikir ini dikenali sebagai “Albaqiyyatussholihat’ dimana 


amalannya boleh memberi pahala yang berterusan di akhirat. Pembersihan hati 
amat penting kepada manusia untuk membentuk keinsafan dan kesedaran diri 
supaya berlaku jujur, membuat baik kepada dua ibubapa, memelihara kesucian 
diri, kasih sayang dan mendekati kepada aktiviti terpuji yang lain. 

KEDUA: Kaedah Menghayati Ibadat Khusus 

Ibadat khusus seperti sembahyang, puasa, zakat dan haji yang difardhukan 
kepada umat Islam bertujuan melatih dan menggilap manusia supaya kekal dalam 
kaedah fitrah. Diantara ibadat khusus ini, sembahyang merupakan ibadat yang 
terpenting dalam pembentukan akhlak manusia. Allah berfirman: 

Maksudnya: 

“Sesungguhnya sembahyang itu boleh mencegah seseorang dari melakukan 


perbuatan yang keji dan mungkar.”
(Surah Al-Ankabut:45) 

Manakala dalam ayat yang lain pula, Allah berfirman: 

Maksudnya: 

“Sesungguhnya berjayalah orang yang beriman iaitu mereka yang khusyu’ dalam 
sembahyang.”
(Surah Al-Mu’minun:1-2) 

Ibadat sembahyang dianggap senjata terpenting dalam pembentukan akhlak 


manusia berdasarkan keterangan berikut: 

a. Rasulullah s.a.w. menerima sendiri perintah sembahyang fardhu ketika 


mengadap Allah pada masa Israk-Mikraj. Ibadat lain hanya diterima melalui 
perantaraan Malaikat Jibril; 

b. Rasulullah s.a.w. mensifatkan sembahyang adalah tiang agama. Apabila 


seseorang tidak menunaikan sembahyang bererti orang lain tidak dapat 
membezakan seseorang itu Islam atau kafir. Keadaan ini memberi ruang 
kepadanya melakukan perbuatan keji tanpa segan silu. 

c. Rasulullah s.a.w. telah berpesan bimbinglah akhlak anak sejak kecil 


dengan cara membantu dan melatih anak bersembahyang bila ia berumur tujuh 
tahun. Oleh itu apabila anak mencapai umur 10 tahun dan masih kelihatan 
enggan dan degil untuk mendirikan sembahyang maka pukullah anak itu dengan 
tidak mencederakannya atau membahayakannya. 

d. Sembahyang adalah sebahagian daripada zikir. Berdasarkan faktor inilah 


ibadat sembahyang difardhukan disepanjang masa sama ada kita sihat atau 
sakit. 

KETIGA: Kaedah Qiyamullail 

Qiyamullail adalah merujuk kepada amalan ibadat yang dibuat di sepanjang 


malam atau separuh malam dengan mengerjakan ibadat tertentu seperti 
sembahyang sunat, berzikir, bertahlil, membaca al-Quran dan beristighfar. 
Ibadat ini merupakan amalan sunat bagi individu yang mampu melaksanakannya. 
Program Qiyamullail amat berkesan ke arah peningkatan ketaqwaan seseorang. 
Rasulullah s.a.w. bersabda: 

Maksudnya: 
“Kerjakanlah solat malam, sebab itu adalah kebiasaan orang-orang soleh 
dahulu sebelum daripada kamu, juga satu jalan untuk mendekatkan dirimu 
kepada Tuhan-mu, juga sebagai penebus keburukan-keburukanmu, pencegah dosa 
serta dapat menghalaukan penyakit dari badan.”
(Riwayat Al-Tirmizi) 

Melalui penjelasan di atas menunjukkan program bina insan amat penting 


kepada anak-anak dan ibu bapa sendiri untuk menjamin kesinambungan fitrah. 
Sebenarnya manusia telah membuat perjanjian dengan Allah untuk taat 
kepada-NYA adalah sama seperti binatang yang buruk (hidup melata) di atas 
muka bumi. Allah berfirman: 

Maksudnya: 
“Bukankah Aku Tuhan kamu”

Roh-roh manusia menjawab: 

“Benar,(Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi.”


(Surah Al-A’raf:172) 

Kesan dialog perjanjian ini ialah manusia wajib mentaati dan beribadat 
kepada Allah, kerana itulah cara untuk meletakkan taraf manusia di sisi 
Allah iaitu sebagai khalifah Allah. Allah mensifatkan manusia tidak beriman 
atau tidak mahu beribadat kepada Allah adalah sama seperti binatang yang 
buruk (hidup melata) di atas muka bumi, Allah berfirman: 

Maksudnya: 
“Sesungguhnya sejahat (Makhluk) yang melata di sisi (hukum dan ketetapan) 
Allah ialah orang-orang yang kafir (yang degil dengan kekufurannya) sebab 
itu mereka tidak (mahu) beriman.”
(Surah Al- Anfaal: 55) 

0 commentsshare

Jul 27, '05 1:46 PM


EMOSI for everyone

Category: Books

Genre: Health, Mind & Body

Author: Faktor Emosional

Faktor Emosi dalam Evolusi Penyakit

Dr Suriya Osman

Apabila kita takut atau marah dan sebagainya, badan kita mengeluarkan adrenalin dan secara fisiology kita akan
bersedia untuk berlawan atau berlari ( fright fight or flight reaction) 

Jantung berdebar , kadar kelajuan jantung bertambah, pengaliran darah ke perut berkurangan ( kita nak lari tak
perlu darah keperut) pengaliran darah ke otak pun kurang manakala pengaliran darah ke otot bertambah! Jika
ada perasaan takut, darah kekulit berkurangan , muka akan kelihatan pucat. Jika marah, tekanan darah
bertambah , badan menjadi panas,pembakaran makanan menjadi tenaga menigkat ( insulin banyak dikeluarkan
untuk memproses gula dalam darah) Reaksi badan sebegini berpunca dari sebuah tindakkan refleks badan yang
telah wujud di dalam manusia berkurun lamanya sebagai mekanisma survival pada masa yang lebih primitif dari
sekarang. Manusia zaman silam yan menghadapi musuh yang perlu dilawan atau binatang buas yang mungkin
menyerang . Untuk berlawan , perlu pada tenaga yang banyak serta darah ke otot, untuk bersedia kalau dilukai
atau digigit binatang atau musuh lain, darah di kulit perlu kurang supaya pendarahan tidak kencang dan mudah
berhenti.

Pada masa sekarang di mana musuh merupakan perkara-perkara seperti *computer woes*, kerja pejabat
menimbun, takut lambat ke meeting sebab menghadapi kesesakan lalu lintas maka, reaksi fight fright or flight
menjadi suatu liabiliti.. Lebih-lebih lagi bila keadaan *stress* berpanjangan dan adrenalin serta insulin sentiasa
dikeluarkan , akibatnya adalah penyakit ....organ yang sentiasa berkurangnan darah akan menjadi lemah dan
faulty, organ yang mendapat lebih darah pun akan mengalami keadaan congestion! Contohnya , perut yang
kurang mendapat pengaliran darah menyebabkan penghazaman, penyerapan dan perkumuhan ( pemerosesan
bahan buangan ie toksin) terjejas!

Bila keadaan gangguan emosi berterusan , sistem-sistem pengeluaran hormon kita akan mula menunjukkan
kesan-kesan bebanan emosi kita dan ini menjejaskan fungsi badan. 

Tanda-tanda bebanan ini termasuk gejala-gejala seperti, keadaan sentiasa letih dan penat, cepat marah,
gangguan penghazaman, sembelit, terlalu kurus atau gemuk, gangguan pada tidur dan gejala-gejala lain
termasuk penyakit-penyakit apabila keadaan ini berlarutan bertahun-tahun lamanya tanpa reda.Saya tidak akan
menceritakan secara terperinci tentang evolusi penyakit teta pi memdailah dengan melihat penyakit kencing
manis. Tekanan perasaan akan menyebab kadar hormon insulin sering meningkat dan gula dalam darah akan
sering rendah. Individu ini akan mengalami ketagihan pada gula sebab kadar gula dalam darah akan direndahkan
dengan pengeluaran insulin berlebihan yang dicetuskan oleh tekanan emosi.Berlakulah sebuah pusingan , stress
menyebabkan pengeluaran insulan berlebihan yang menyebabkan gula dalam darah berkurangan dan ini
menyebabkan ketagihan pada gula yang akan menyebabkan pengambilan gula dan ini pula menyebkan
pengeluaran insulin yang berlebihan dan seterusnya! Lama kelamaan organ pengeluaran insulin akan mengalami
keadaan “exhaustion” dan pengeluaran insulin akan berkurangan sehingga tidak dapat menunaikan keperluan
badan dan dengan ini penyakit Diabetes Mellitus bermula! Jika kita mengalami ketagihan pada gula, yang perlu
dilakukan ialah mengambil bahan karbohidrat yang terdiri dari bahan asli dan mengandungi serat yang banyak (“
complex carbohydrates”). Perlu dielak pengambilan gula yang mudah serap seperti glukosa dan sukrosa.
Kebanyakkan penyakit kronik mempunyai rentetan yang bermula dengan stress yang akhirnya menyebabkan
degenerasi organ tertentu dan seterusnya menghasilkan penyakit.

Soalan yang timbul sekarang, jika demikian, apa yang boleh kita lakukan untuk meredakan tekanan emosi
apabila kita sentiasa menghadapi situasi dan keadaan yang menimbulkan stress dalam kehidupan kita seharian? 

Bila kita kaji apa yang menyebabkan stress, kita dapati faktor yang menyebabkan stress bagi seorang individu
mungkin tidak menyebabkan stress kepada individu yang lain. Maka, apa yang kita dapat faham dari ini ialah
bahwa yang menyebabkan stress bukanlah situasi yang sukar tetapi sikap seorang individu terhadap sesuatu
situasi. Sebagai contoh, Suzana tidak cekap memandu dan tidak suka memandu maka apabila Suzana tahu yang
dia perlu bekerja outstation, dia mula berasa tertekan. Malam sebelum perjalanan , dia susah tidur, selera
makannya kurang dan kaki tangannya sejuk. Lain pula Jo, Jo minat memandu dan menganggap memandu kereta
jarak jauh sebagai sesuatu yang mengembirakan makan bila Jo diberi tugas outstation ,beliau tidak mengalami
sebarang tekanan! Kerja yang berat dan susah bagi Suzana adalah juga kerja yang mengembirakan dan ringan
bagi Jo.

Katak Pisang dengan Katak Puru 

Saya teringat sebuah cerita kanak-kanak tentang Katak Pisang dengan Katak Puru. Katak Pisang periang dan
juga rajin bekerja, dia mengangap kerja sebagai suatu yang menyeronokkan dan menghadapinya dengan riang.
Katak Pisang inginkan sebuah taman sayur dan juga taman bunga maka dia pun berusaha membajak tanah dan
membajakanya sebelum menanam benih-benih sayur dan bunga. Sebulan kemudian tanamannya menunjukkan
hasil dan nyata indah sekali taman milik Katak Pisang. Katak Puru setelah melihat hasil tanaman Katak Pisang
juga inginkan sebuah taman maka beliau pun pergi mendapatkan sahabatnya untuk bertanya cara untuk
mewujudkan taman tersebut. Maka Katak Puru pun buat perkara yang sama! Setelah menanam biji benih, Katak
Puru setiap hari pergi melihat tanamannya dan menjerit kepada biji biji benih yang telah ditanam, tumbuh cepat,
tumbuh ! Tumbuh! dan beginilah amalan Katak Puru setiap hari. Selepas seminggu berbuat demikian, Katak Puru
mula putus asa dan letih sebab biji benih masih tidak kelihatan tumbuh. Dia pergi berjumpa dengan Katak Pisang
menyatakan betapa susah dan letih serta menekan jiwanya kerja yang dibuatnya itu dan beliau mengambil
keputusan untuk menghentikan kerja mewujudkan taman itu. Setelah putus asa sedemikian, Katak Puru balik
rumah dan tidur selama seminggu kerana terlalu letih!Alangkah terperanjatnya Katak Puru apabila beliau bangun
dari tidurnya dan dapati tamannya sudah tumbuh setelah seminggu lagi, tanpa dia bersusah payah menjerit
kepada biji benih menyuruh biji benihnya tumbuh! Mungkin kita ketawa melihat gelagat Katak Puru tetapi cuba
fikir pernahkah kita berkelakuan demikian dengan situasi yang mungkin berlainan? Sikap Katak Puru yang
membezakannya dari Katak Pisang ialah kurang sabar serta tidak memahami cara biji benih tumbuh dan jangka
masa yang diperlukan untuk melihat hasil tanaman! Maka apa yang Katak Puru perlu lakukan untuk menyamai
kejayaan Katak Pisang?
Setelah ketahui bahawa yang menyebabkan tekanan bukan sebuah keadaan luaran tetapi tindak balas badan
kita sendiri terhadap sesuatu rangsangan maka harus kita kaji semula reaksi badan kita ini.Ada jalan untuk
mengubah tindak balas badan kita dan ini adalah dengan sebuah perubahan sikap yang hanya boleh timbul dari
mengenali diri kita reaksi badan kita serta apa yang menyebabkan reaksi stress pada diri kita sendiri. 

Evolusi reaksi badan kita terhadap rangsangan berlaku sejak dari bayi lagi dan berbeza antara individu. Reaksi
badan kita bergantung kepada pengalaman yang kita lalui dan sudah tentu ini berbeza dari seorang ke seorang
walaupun dari keluarga yang sama. Ada juga persamaan diantara individu dalam sebuah keluarga dan dalam
sebuah kaum serta warga sebuah negara tetapi ia tetap ada perbezaan diantara individu.
Faktor dalaman yang menjadi reaksi kita terhadap rangsangan bukan perkara kecil dan kita bolehfaham
mengapa ada ayat Quran yang berbunyi “Allah tidak akan mengubah nasib sebuah kaum keciali mereka
mengubah apa yang ada di dalam diri mereka!” Apabila reaksi kita terhadap rangsangan luaran tidak sesuai
( seperti yang berlaku pada Suzana) maka kita akan kurang berkesan dalam menangani masaalah dan asam
garam hidup maka mungkin kita lihat ini sebagai nasib kita yang malang dan bukan kita yang menyebabkan
masaalah kita dengan reaksi terhadap rangsangan yang kurang sesuai ( inapropriate response)
Rasul SAW memahami dan menceritakan perkara ini kepada kita dengan ungkapannya yang berbunyi, “Anak
lahir bagaikan kain putih dan ibubapanya yang akan mewarnakan anak itu.” Anak itu akan diwarnakan dengan
cara ibubapa mendidiknya dan pengalaman yang dilaluinya.Reaksi anak ini terhadap rangsangan akan terhasil
secara melihat reaksi ibubapa serta berdasarkan pengalaman diri sendiri. Contohnya, kalau ada orang berbaju
merah telah menjatuhkanya semasa dia masih bayi lagi maka mungkin dia akan takut kepada orang berbaju
merah.
Apakah strategi yang mudah kita lakukan untuk mengangani stress setelah memahami bahawa keadaan stress
timbul bukan dari situasi yang penuh dengan stress tetapi dari reaksi badan kita terhadap situasi?. Satu strategi
berkesan ialah:
Memahami bahawa perubahan sikap adalah perlu.
Bersyukur atas segala nikmat yang dikurniakan dan redha atas segala dugaan Sentiasa melihat kepada
kelebihan yang ada lebih dari memikirkan tentang kekurangan

Ringkasan Langkah Langkah Yang Perlu di Ambil

Mengenal reaksi badan dan memahami ada masanya reaksi badan tidak sesuai serta berusaha mengubah reaksi
badan dengan melalui latihan rohani ( tafakur perlu belajar teknik kelas ELIT boleh membantu), 
Memahami bahawa ada masanya kita tertekan oleh perangai orang lain sebab kita harapkan perangai dan
perbuatannya lain dari hakikat. Kita perlu buangkan harapan kita dan hadapi hakikat sebenar. Terimalah semua
manusia seadanya. Terima perbezaan pendapat, cara dan tatasusila., 
Faham bahawa kita hanya berkuasa dan boleh ubah diri kita sendiri dan hanya dengan perubahan dirilah yang
kita dapat menangani emosi dan situasi apa jua pun, 
Dapatkan kekuatan dan ilham diri dari tafakur, solat dan du'a . Belajar cara yang paling berkesan untuk
melakukan segala ibadat ini ., 
Belajar untuk bersabar dengan kerenah manusia sebagaimana Rasul SAW bersabar dengan penduduk Taif yang
telah melemparnya dengan batu namun baginda berdu'a “Ya Allah, ampunkanlah mereka kerana mereka tidak
ketahui apa yang mereka lakukan.”,

Akhirkata setelah kita mengetahui faktor Emosi dalam evolusi penyakit kita dapat juga faham bahawa kesihatan
kita bergantung kepada satu perubahan dalam diri kita untuk menjadi seorang yang beriman dan bertaqwa dan
penuh pergantungan kepada Allah SWT. 
0 commentsshare

Jul 27, '05 1:44 PM


Teknik Pernafasan for everyone

Category: Books

Genre: Religion & Spirituality

Author: Penerangan fungsi pernafasan bg menenangkan stress

Pengenalan 

Nafas Element mengimbangkan element di dalam badan dan membuka pengaliran tenaga (chi) 
Setiap element di lakukan lima kali, dengan rentak pernafasan biasa, tiada memanjangkan atau menahan nafas. 
Kenapa lakukan latihan nafas ini? 
Kesan-kesan yang didapati dari amalannya adalah seperti berikut, tetapi saya tidak dapat memberi keterangan
kenapa , sebab sebenarnya kesannya hanya didapati setelah menjalani latihannya. Kesemua latihan sistem
spiritual termasuk sufi dan yoga menggunakan kawalan nafas sebagai sebahgian amalan mereka.Kesemua
manfaat ini boleh terhasil hanya dengan izin Allah SWT 
Sebagai suatu amalan Zikrullah 
Mendapat rentak (rythm) pada kehidupan 
Mengimbangkan 
Menenangkan 
Membuka pintu hati kepada petunjuk Allah 
Menguatkan magnetism dan kuasa menyembuh 
Nafas Bumi 
Masuk dari hidung dan keluar dari hidung. 
Wazifahnya: Shafee/ masuk, Kafee/keluar 
Shafee, dari Syifa bererti menyembuh 
Kafee, bererti cukup, seperti didalam ungkapan wa kafa billahi wakila 
bayangkan anda sebuah pohan yang akarnya kedalam bumi , bila nafas masuk kuasa magnetik memasukki
badan melalui kakit dan bila nafas keluar kesemua bahan buangan mengikut keluar dari kaki untuk dikitar semula

Nafas air: 

Masuk dari hidung, keluar dari mulut 


Wazifah nya: Quddus/masuk, Muhyi , keluar 
kedua adalah nama nama Allah, Qudus suci, Muhyi yang menghidupkan 
Bayangkan anda dibawah air terjun dan anda sebuah jag air. Bayangkan air masuk dari kepala semasa tarik
nafas, dan air ini memersihkah seluruh badan sehingga sel badan dan anda menghembus air ini semula dengan
bahan buangan dari mulut

Nafas api: 
Masuk dari mulut, keluar dari hidung. 
Wazifahnya Nur/ masuk, Haqq/keluar 
Nur bererti cahaya yang menyeluruh dan Haqq bererti kebenaran 
Bayangkan anda sedut dari mulut bara api dan api ini membakar bahan buangan dan emosi negatif dari perut
anda dan api ini bertukar menjadi cahaya semasa ia di hembus semula dari hidung.

Nafas angin 
Keluar dulu dan lepas itu baru masuk 
wazifahnya: wahid, keluar, ahad, masuk 
kedua wazifah ini dari sifat Allah yang satu 
Bayangkan anda meniup atom dari badan anda sehingga ia sampai kebintang di kosmos dan bila anda tarik
nafas attom dari kosmos disedut ke dalam badan anda. Semasa hembus badan anda kembang dan rengang
semasa anda tarik nafas badan anda menjadi kejap semula.

Nafas Ether 
Masuk dan keluar dari hidung 
wazifah hu masuk Allah keluar 
bayangkan anda berbafas dari seluruh anggota kulit 
Bayangkan setiap sel badan anda gemerlipan dengan cahaya
0 commentsshare

Anda mungkin juga menyukai