“PEMAHAMAN TERHADAP
AKSESIBILITAS, MOBILITAS, DAN
DIFABILITAS”
FEBRIONE PUTRI R. (I0208047)
I. AKSESIBILITAS
II. MOBILITAS
1. Mobilitas penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergcrak secara penuh dan
bebas sehingga dapat mcaakukan interaksi sosial dan menjalankan peran
schari-hari. Mobilitas pc:nuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter
dan scnsorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2. Mobilitas sebagian
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang
jelas, dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat
dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi.
Pasien paraplcgi dapat mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas
bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilitas
sebagian ini dibagi mcnjadi dua jenis, yaitu:
a. Mobilitas sebagian temporer merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem
muskuloskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan
tulang.
b. Mobilitas sebagain permanen merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menctap. Hal
tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang revc;rsibel.
Contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena
cedera tulang belakang, dan untuk kasus poliomielitis terjadi
karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.
1. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas
seseorang, karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau
kebiasaaan sehari-hari.
2. Proses Penyakit/injuri
Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena
dapat mcmengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh orang yang
menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pcrgerakan
dalam ekstremitas bagian bawah.
3. Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi oleh
kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering
bc;rjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, sebaliknya
ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan
budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat Energi Seseorang
Energi adalah sumber melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat
melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan Status Perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tiungkat usia yang
berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat
gerak sejalan dengan perkembangan usia.
(http://www.bascommetro.com/2009/12/ambulasi-dan-
mobilitas.html)
III. DIFABILITAS
Difabel (people with different ability) Secara harfiah berarti orang dengan
kemampuan berbeda. Dari pengertian ini kemudian timbul pertanyaan:
“bukankah semua orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda?”
Pertanyaan ini kemudian dijawab dengan pengertian difabel secara istilah,
yaitu: seseorang yang mengalami kekurangan pada fisik dan/atau
mentalnya, sehingga dia menjadi terdiskriminasi atau diperlakukan secara
berbeda oleh masyarakat. Dari pengertian ini jelaslah bahwa difabel
bukanlah orang yang cacat, melainkan mereka yang selama ini didiskriminasi
oleh lingkungan masyarakat mereka, sehingga mereka tidak mendapatkan
hak-haknya untuk mendapatkan akses dalam berbagai bidang kehidupan
dan penghidupan. (http://hendro-sw.blogspot.com/2009/04/pengertian-
difabel.html)