Modul 11
Pertemuan ke 12
Oleh :
HAL MENDASAR
Tujuan Utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi
kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,
komoditas, dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko
pasar.
Para pelaku pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa
keuangan dan pencipta pasar memberikan respons dengan menciptakan produk
keuangan yang memungkinkan seorang pelaku pasar untuk mengalihkan risiko
perubahan harga tak terduga kepada orang lain-pihak lawan.
Risiko likuiditas timbul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan
dapat diperdagangkan secara bebas. Pasar yang sangat tidak likuid ini misalnya
seperti real estate dan saham dengan kapitalisasi kecil.
Diskontinuitas pasar mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahan. Kejatuhan pasar saham pada tahun 2000
merupakan suatu contoh kasus.
Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak
manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya. Sebagai contoh , pihak lawan
yang menyepakati penukaran euro Prancis menjadi dolar Kanada mungkin gagal
untuk menyerahkan euro pada tanggal yang dijanjikan.
Risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh bursa efek
Kuala Lumpur tidak mengizinkan penggunaan shrot sales sebagai alat lindung nilai
terhadap penurunan harga ekuitas.
Risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan. Sebagai contoh, perlakuan kerugian
valuta asing sebagai keuntungan modal ketika laba biasa lebih disukai.
Risiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai. Contohnya adalah
ketika keuntungan atas lindung nilai terhadap komitmen pembelian diperlakukan
sebgaai “laba lain-lain” dan bukan sebagai pengurang biaya pembelian.
PERANAN AKUNTANSI
Akuntan manajemen membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar,
mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif,
mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs
valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga
dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar dan
pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
Jika seorang pesaing membeli topi bisbol dari luar negeri dan mata uang negara
sumber pembelian mengalami penurunan nilai relatif terhadap mata uang negara anda,
maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing anda mampu untuk menjual dengan
harga yang lebih rendah daripada anda. Ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang
yang dihadapi.
B. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko
meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi
respons risiko. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan
dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari
spekulasi pergerakan pasar
Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs (yaitu
depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini :
Perbedaan Inflasi (inflation differential). Kebijakan moneter (monetery policy)
Neraca Perdagangan (balance of trade)
Neraca pembayaran (balance of payment)
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang
dimiliki oleh perusahaan. Sebagai contoh, sebuah induk perusahaan AS yang
mengoperasikan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya di ekuador (dengan mata
uang fungsional dolar AS) mengalami perubahan nilai dolar atas aktiva moneter bersih di
ekuador jika nilai tukar AS mengalami perubahan relatif terhadap dolar. Aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing menghadapi potensi risiko kurs jika suatu perubahan
dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan berubah.
Kelebihan antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos
dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini ) menyebabkan
timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Potensi ini disebut potensi risiko positif. Devaluasi
mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi.
Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika
perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila
kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Devaluasi mata uang asing menyebabkan
timbulnya keuntungan translasi. Revaluasi mata uang asing menyebabkan kerugian
translasi.
uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian
transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
Kontrol terpusat terhadap keseluruhan potensi risiko mata uang suatu perusahaan
masih dimungkinkan. Agar terlaksana, masing-masing perusahaan afiliasi luar negeri
harus mengirimkan laporan potensi risiko multi mata uang kepada kantor pusat
perusahaan secara terus menerus. Sekali potensi risiko telah digabungkan berdasarkan
mata uang dan negara, perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung nilai terkoordinasi
secara terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.
risiko operasi cenderung berada dalam periode waktu yang lama, ketidak pastian dalam
hal dapat diukur atau tidak, dan tidak berdasarkan pada komitmen secara terbuka, maka
akuntan harus menyediakan informasi yang mencakup berbagai fungsi operasi dan
periode waktu.
Strategi Perlindungan
Sekali potensi risiko kurs yang dihadapi dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya
adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi
risiko tersebut.
Strategi ini mencakup :
Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan
tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang
terpapar. Metode lindung nilai potensi risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah
anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhdap devaluasi meliputi :
1. Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang
diperlukan untuk mendukung operasi yang berjalan.
2. Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal
kepada induk perusahaan.
3. Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dan piutang dagang yang
beredar dalam mata uang lokal.
4. Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang lokal.
5. Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
6. Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya
dalam mata uang lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
7. Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi
risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan
mentah atau komponen manufaktur.
Future Keuangan
Merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang
asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang ditentukan. Future
juga digunakan untuk penyelesaian tunai penyerahan, dan dapat dibatalkan sebelum
pengiriman dengan melakukan penyeimbang untuk instrumen keuangan yang sama.
Kontrak perjanjian future merupakan kontrak dalam bentuk standar, yang berisi provisi
terkait dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan diperdagangkan pada sebuah
terorganisir, dinilai berdasarkan nilai pasar pada akhir tiap-tiap hari dan harus ketentuan
margin periodik. Kerugian atas kontrak ini menimbulkan penambahan margin (margin
call); sedangkan keuntungan menimbulkan pembayaran tunai.
Kontrak ini juga dapat digunakan untuk berspekulasi dalam antisipasi pergerakan harga
dan untuk memanfaatkan anomali jangka pendek dalam penetapan harga kontrak future.
Perlakuan akuntansi
FASB menrbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April
2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk
transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS (dahulu IAS) No.39, yang baru saja direvisi,
berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap
akuntansi untuk derifatif keuangan.
Kebanyakan instrumen keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan
sebagai pos-pos di luar neraca. Situasi penuh kehati-hatian (cavent emptor) dirasakn oleh
para pembaca laporan keuangan yang berupaya untuk mengukur volume dan risiko
penggunaan derivatif.
Provisi dasar standar ini adalah :
Seluruh instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban.
Instrumen derivatif dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada
kontrak utama yan dicatat sebesar nilai wajarnya.
Keuntungan dan kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrumen derivatif
bukanlah aktiva atau kewajiban. Secara otomatis, keduanya diakui sebagai laba
jika direncanakan sebagai lindung nilai. Terdapat tiga jenis hubungan lindung nilai
yang hendak diakui, diukur, dan diungkapkan: lindung nilai wajar (fair value-FV)
yang menckup aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang diakui dalam
komitmen perusahaan dalam mata uang asing, lindung nilai investasi bersih
dalam operasi luar negeri (NI) dan lindung nilai arus kas yang mencakup transaksi
berdenominasi valas yang diperkirajkan akan terjadi.
Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi
khusus; yaitu keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai secara tepat
harus mengimbangi keuntungan atau kerugian sesuatu yang dilindungi nilai.
Isu praktik
Yang pertama berkaitan dengan penentuan nilai wajar. Wallace menyebutkan
adanya empat cara untuk mengukur perubahan dalam nilai wajar risiko yang sedang
dilindungi nilai: nilai pasar wajar, penggunakan kurs spot nilai tukar ke-kurs spot lainnya,
penggunaan kurs forward nilai tukar kekurs forward nilai tukar lainnya, dan penggunaan
model penentuan harga opsi.
Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai
dianggap tidak “sangat efektif” untuk mengimbangi risiko valas. Sangat efektif berati
terdapat korelasi yang negatif sempurna antara perubahan dalam nilai atau arus kas
derivatif dan perubahandalam nilai atau arus kas atas sesuatu yang dilindung nilai
tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kisaran perubahan nilai derivatif yang dapat
diterima. FASB merekomendasikan keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan
sebelumnya diakui dalam laba berjalan dan akan memunculkn kembali volatilitas yang
tidak diinginkan kedalam arus laba yang dilaporkan perusahaan.
Keuntungan atas kontrak forward secara efektiff telah mengimbangi devaluasi nilai
peso. Perkiraan margin kotor dan laba operasi dapat dibuat. Diskon kontrak forward
merupakan biaya atas lindung nilai risiko valas.
Tampilan diatas juga dapat terjadi dalam bentuk perkiraan akan dilakukan
penjualan ekspor. Harapan ini bukanlah hasil dari transaksi masa lalu ataupun juga bukan
hasil dari komitmen penjualan perusahaan. Ini merupakan bentuk arus kas masa depan
yang tidak pasti (antisipasi transaksi). Dengan demikian, keuntungan atau kerugian atas
kontrak forward untuk melakukan lindung nilai terhadap perkiraan penerimaan dalam peso
pada awalnya akan dicatat dalam ekuitas sebagi bagian dari laba komprehensif. Jumlah
ini akan direklasifikasikan menjadi labab kini di dalam periode saat penjualan ekspor
benar-benar dilakukan.
Kapan saja sebuah anak perusahaan luar negeri yang memiliki posisi aktiva bersih
terpapar hendak dikonsolidasikan dengan induk perusahaan, maka akan timbul kerugian
translasi jika nilai uang asing mengalami penurunan relatif terhadap mata uang induk
perusahaan. Kerugian translasi juga terjadi jika anak perusahaanluar negeri memiliki
posisi kewajiban bersih terpapar dan nilai mata uang asing meningkat relatif terhadap
mata uang induk perusahaan. Salah satu cara untuk meminimalkan kerugian ini adalah
dengan membeli kontrak forward. Strategi ini berarti menggunakan keuntungan transaksi
yang direalisasikan dari kontrak forward untuk mengimbangi kerugian translasi.
PENGUNGKAPAN
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah
menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi lindunga nilai
Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai
Identifikasi risiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai
Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
Justifikasi awal (apriori) bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat afektif
untuk meminimalkan risiko pasar
Penilai berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang
digunakan selama periode berjalan
Kendali Keuangan
Jika program manajemen risiko valas tersentralisasi, maka acuan yang tepat dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan program perlindungan risiko perusahaan
merupakan program yang dapat diimplementasikan oleh manajemen setempat.
Perusahaan yang menolak risiko valuta asing secara otomatis mungkin melakukan
lindung nilai terhadap potensi risiko luar negeri yang mungkin dihadapi melalui pasar
forward atau peminjaman dalam mata uang lokal.Kinerja suatu produk lindung nilai
tertentu (seperti swap mata uang), atau kinerja seorang manajer risiko, akan dinilai
dengan membandingkan imbalan ekonomi yang dihasilkan dari transaksi yang secara aktif
dilindung nilai dengan imbalan ekonomi yang seharusnya akan diperoleh seandainya
suatu perlakuan acuan telah digunakan.
Sistem Pelaporan