Anda di halaman 1dari 4

Bab II Pembahasan

Bab II
PEMBAHASAN

2.1. Munisi
Munisi pada umumnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Berdasarkan struktur
Pembagian munisi berdasarkan strukturnya dapat dibagi menjadi :
o Pelor (Projectile/bullet)
o Kelongsong (Cartridge case)
o Isian dorong (Propellant)
o Penggalak (Primer/igniter)
b. Berdasarkan caliber
Berdasarkan kalibernya, munisi dapat dibagi menjadi :
o Munisi ringan/munisi caliber kecil (MKK). Munisi ini dapat dipakai
pada senjata yang mempunyai diameter lubang laras maksimum 12,7
mm.
o Munisi berat/munisi caliber besar (MKB). Munisi ini dipakai pada
senjata yang mempunyai diameter lubang laras diatas 12,7 mm.
2.2. Bahan Baku
Tembaga (Cu) dan seng (Zn) 28 merupakan bahan baku utama dalam
pembuatan peluru, selain itu ditambahkan pula unsure-unsur logam lainnya,
seperti Almunium, besi, timah hitam, mangan, timah putih dan lain-lain.
Untuk mendapatkan paduan logam yang diharapkan sesuai dengan spesifikasi
peluru Munisi Kaliber Kecil, dibutuhkan pengerjaan yang baik dan benar. Hal ini
menyangkut mutu dari bahan baku yang akan berpengaruh terhadap pengerjaan
logam paduan.
2.3 Paduan Tembaga
Paduan tembaga seperti kuningan dan perunggu sulit dicetak tekan oleh
karena titik cairnya relative tinggi yaitu antara 870 - 1040° C. Die harus dibuat
dari baja tahan panas (heat resisting alloy steel). Karena suhu tuang yang tinggi

2
Bab II Pembahasan
ini, paduan tembaga dipanaskan dalam dapur terpisah dan dituangkan kedalam
mesin dalam keadaan cair atau plastis.
Paduan tembaga banyak digunakan untuk membuat alat – peralatan,
bagian – bagian dari motor listrik, roda gigi kecil, peralatan kapal, pesawat
terbang dan kendaraan bermotor, peralatan untuk industri kimia dan lain –
lainnya. Karena suhu operasi tinggi dan tekanan besar, umur die lebih pendek,
oleh karena itu harga benda cetak – tekan lebih mahal. Meskipun demikian,
kekuatan, daya tahan korosi dan ketahanan ausnya jauh lebih baik, jadi masih
menguntungkan juga.

2.4 Proses Pembuatan Casting


1. Proses pembuatan Casting (Paduan logam Cu, Zn 28) dan plat.
Chemical analisis :
a. Element yang digunakan adalah Cu, Zn, Fe dan Al
b. Standar komposisi :
1) Cu : 69,5 – 72
2) Zn : 28
3) Fe : 0,05
4) Al : 0,03
c. Target komposisi :
10 Cu : 72
2) Zn : 28
2. Material Charging
a. Element yang digunakan adalah Cu dan Zn
b. Jumlah Cu : 87,5 Kg dan Zn : 35 Kg
c. Ukuran Cu : 60 X 110 X 10 dan Zn : 25 X 40 X 45

2.5 Pemanasan Kuningan pada Dapur Kowi


o Crussible dipanaskan pada temperatur 100° – 250° C dengan tujuan
agar tidak terjadi kejutan panas pada crussible

3
Bab II Pembahasan
o Temperatur dinaikkan sampai dengan 400° C pada tahap ini Zn telah
mencapai titik cair
o Pada temperature 900° C terjadi reaksi pengikatan CuZn dimana pada
temperatur tersebut cairan diaduk setiap 15 menit dalam waktu satu
jam
o Temperatur dinaikkan kembali sampai dengan 910° C sambil cairan
diaduk, hal ini dilakukan agar terjadi homogenitas paduan CuZn
o Terakhir temperatur dinaikkan antara 1010° C sampai dengan 1030° C
dimana pada temperature tersebut cairan mencapai temperatur tapping

2.6 Pengecoran logam bukan besi


Cara pengecoran berbeda sedikit dengan cara untuk coran besi. Cetakan
umumnya dibuat dengan cara dan alat perkakas yang sama. Pasir cetak harus lebih
halus, karena benda cetak umumnya lebih kecil dan biasanya diinginkan
permukaan yang rata. Pasir tak perlu tahan panas yang tinggi karena suhu
pengecoran lebih rendah. Perpaduan dilakukan dengan menambahkan unsur –
unsure tertentu dengan tepat pada logam dasar. Biasanya digunakan untuk dapur
kowi. Kokas, minyak atau gas dapat digunakan sebagai sumber energi panas.
Peleburan dengan minyak atau gas berlangsung lebih cepat. Untuk maksud
tertentu dimana diperlukan pengendalian suhu yang cermat dapat digunakan dapur
tahanan listrik, busur tak langsung atau dapur induksi.
Dapur listrik cocok untuk penelitian di laboratorium maupun untuk instalasi
berkapasitas besar. Paduan tembaga yang banyak pemakaiannya adalah kuningan
dan perunggu. Kuningan merupakan paduan antara tembaga dan seng dengan
kadar seng bervariasi antara 10 sampai 40%. Kekuatan, kekerasan dan keuletan
paduan meningkat seiring dengan meningkatnya kadar seng. Bila kadar seng
melampaui 40%, terjadi penurunan kekuatan dan sewaktu dilebur seng mudah
menguap. Penambahan unsure timah sebanyak 0,5 sampai 5% dapat
meningkatkan kemampuan pemesinan. Kuningan banyak sekali digunakan di
industri karena selain kuat, penampilannya bagus, daya tahan korosi tinggi dan
mudah di rol, dituang atau diekstrusi.

4
Bab II Pembahasan

Gambar Pengecoran
Proses cetak tekan kuningan memerlukan tekangan dan suhu pencairan
yang lebih tinggi sehingga diperlukan penyesuaian. Logam dipanaskan pada tanur
tersendiri yaitu dapur kowi. Setelah cair sejumlah tertentu dituangkan kedalam
ruang plunyer yang berdekatan dengan cetakan. Logam cair ditekan kedalam
cetakan secara hidrolik. Mesin harus kokoh dan kuat karena tekanan cukup besar.

Anda mungkin juga menyukai