Anda di halaman 1dari 6

SHACKLETON & OPDYKE (1973)

• Mengusulkan Agar Data Dr “Deep Sea Cores” V28-238 Dipakai Sbg Standard Utk Plistosen Akhir
• Banyak Data Yg Mendukungnya & Bahkan Standard Yg Sama Utk Plistosen Awal Juga Akan
Diusulkan
KUKLA (1970, 1975)
• Korelasi Data “Loess Sequences” Eropa Tengah Dgn “Deep Sea Cores” Dpt Diyakini
Kemungkinannya & Ketepatannyapengklasifikasian Batuan Kuarter
PENGKLASIFIKASIAN BATUAN KUARTER
• Tdk Ada Alasan Bhw Pengendapan Batuan2 Di Jaman Kuarter Berbeda Dgn Jaman Pra-Kuarter
• Ada Perbedaan2 Ttt Bhw Jaman Kuarter & Batuan2nya Mempunyai Kasus Khusus. Harus Diterapkan
Ketentuan2 Khusus Pd Jaman Kuarter
• Klasifikasi Stratigrafi Sbg Sesuatu Yg Menghambat, Mk Sbg Gantinya Adalah Pentarikhan
Radiometrik Utk Dsr Pembagian, Korelasi & Pentarikhan (Vita Finzi, 1973)
KLASIFIKASI STRATIGRAFI
Tiga Macam Prinsip Dsr Katagori Klasifikasi Stratigrafi :
• Lithostratigrafi (Stratigrafi Batuan) : Yg Menekankan Pd Organisasi Strata Ke Dlm Satuan2 Didasarkan
Sifat2 Litologinya
• Biostratigrafi : Yg Menekankan Pd Organisasi Strata Ke Dlm Satuan2 Didasarkan Kandungan Fosilnya
• Kronostratigrafi (Stratigrafi Waktu) : Yg Menekankan Pd Organisasi Strata Ke Dlm Satuan2 Didasarkan
Hubungan Umurnya
KOMPARASI KUARTER DAN PRE-KUARTER
Alasan Pembedaan Klasifikasi :
1. Jaman Kuarter Relatif Waktunya Pendek
2. Tdk Cukup Data Paleontologi Utk Pengklasifikasian
3. Data Pengendapan Yg Hanya Sebagian Sebagian
4. Hub. Strat. Tdk Umum Krn Pengaruh Situasi Geomorfologi
MAKA MUNCUL PEMBAGIAN JAMAN KUARTER BERDASAR KLIMAT
• Para Pakar Kuarter Lbh Cenderung Masa Waktu Dlm Bbrp Ribu Tahun, Kdg-Kdg Ratusan Th, Trtm Dlm
"Range Of Radiocarbon Dating" (Pre-Kuarter Yg Umumnya Sp Bbrp Juta Th)
• Hal-Hal Yg Sgt Karakteristik Pd Kuarter Adalah Banyak Fosilnya Yg Secara Anatomi Sama Dgn Yg
Modern
• Evolusi Yg Berarti ("Significant"), Contohnya Fosil-Fosil Hominid
• Hati-Hati Dlm Membedakan Data Batuan & Iklim
• Pengulangan Siklus Iklim Menghasilkan Pengulangan Sekuen Batuan
• Walaupun Umur Berbeda, Sekuen Batuan Dr Sebuah Tempat Hampir Sama Dgn Tempat Yg Lain
• Morfostratigrafi, Stratigrafi Soil, Satuan Iklim Geologi, & Magnetostratigrafi Melengkapi
Macam2 Klasifikasi : Lithostratigrafi , Biostratigrafi, & Kronostratigrafi
SATUAN MORFOSTRATIGRAFI
• Richmond ( 1959 ) : Satuan Ini Hanya Berstatus Tdk Resmi; Bukan Satuan2 Lithostratigrafi, &
Terminologinya Tdk Hrs Digunakan Pd Setiap Pengertian Stratigrafi
• Willman & Frye (1970) : Satuan Morfostratigrafi Adalah Tubuh Batuan Yg Dikenal Pertama-Tama Pd Btk
Permukaannya Yg Tampak
• Segi Penting Dr Batasan Mrk Adalah Di Situ Termsk Baik Btk Permukaan Maupun Lithologinya
• Konsep Morfostratigrafi Juga Dpt Diterapkan Pd Sekuen2 Undak (Terrace Sequences) Ttp Tdk Pernah
Mengganti Utk Jenis Satuan Stratigrafi Lain
SATUAN STRATIGRAFI SOIL
• Satuan Stratigrafi Soil Hrs Didefinisikan Menurut Prosedur Yg Sama Spt Pd Satuan Lithostratigrafi
• American Code (1961) : Sat. Strat. Soil Adalah Soil Dgn Kenampakan Fisik & Hub Stratigrafi Yg
Memungkinkan Konsistensi Pd Pengenalan & Pemetaannya Sbg Satuan Stratigrafi
• Beda Dgn Sat. Lithostratigrafi Yg Di Dlmnya Soil Berkembang In Situ Pd Sat. Lithologi Di Bawahnya Yg
Mgkn Berbeda Umur
• Soil Berkembang Lbh Belakangan & Di Bawah Kondisi Lingkungan Berbeda
PALEOSOIL
• Ruhe (1965) : Paleosols Adalah Soil Yg Terbtk Di Permukaan Bumi Pd Masa Lampau
• Sering Tdk Sesuai Dgn Batasannya Mk Sering Adanya Kebingungan / Salah Pengertian
• Istilah Tsb Pernah Digunakan Utk Soil In Situ Ataupun Kolovium (Soil Hsl Pengendapan Kembali) Dimana
Sgt Sering Dijumpai Fenomena Soil Yg Tersimpan
• Juga Pernah Utk Menyebut Soil Krn Pelapukan & Profil Soil
• Ini Tdk Benar, Krn Soil Adalah Hsl Akhir Dr Pelapukan Di Bawah Pengaruh Iklim, Organisma (Biota),
Topografi & Waktu, Serta Mempunyai Horizon2 Yg Dicirikan Oleh Intensitas Relatif Dr Proses-Proses
Kimia & Translokasi Dr Hsl Proses Kimia Tsb, Tdk Hanya Sekedar Pelapukan
• Lbh Sering Proses2 Kimia & Translokasi Hsl Tdpt Pd Batas Antara Lapisan2 Kedap Air & Lolos Air & Tdk
Hrs Pd Singkapan2 Yg Berhub. Dgn Udara
• Penimbunan & Diagenesis Mungkin Akan Merusak Soil
• Di Alam Soil Memp. Bbrp Kenampakan Yg Unik Berbeda Dgn Endapan2, Bahkan Lempung Yg Tipis
Sering Terdpt Pd Soil Maupun Endapan
• O.K.I. Identifikasi Paleosol Selalu Mengandung Problem
• Paleosol Digunakan Utk Mengetahui Lingkungan, Korelasi & Dating
• Korelasi Tergantung Pd Pengenalan Variasi Paleosols Secara Geografi, Krn Tanpa Itu Soil2 Yg Terjadinya
Bersamaan & Berdekatan Ttp Berbeda Level Stratigrafinya Akan Menimbulkan Kesalahan Korelasi
• Disarankan Agar Korelasi2 Mempertimbangkan Bhw Efek Iklim Yg Universal & Sinkron Akan Dpt
Merupakan Efek Yg Menyebar Luas Dlm Perkembangan Soil Sbg Dsr Korelasi
• Pengenalan Paleosols Di Daerah Sekuen2 Loess, Undak (Terrace) & Endapan Darat Dr Sebuah Bekas
Danau Merupakan Hal Yg Sgt Penting Dlm Usaha Membagi / Mengklasifikasi Data
FAKTOR–FAKTOR PENENTU MUKA LAUT :
Ada lima faktor yg mempengaruhi muka laut & variasinya dlm waktu :
• Perubahan tektonik jangka panjang
• Isostasi glacial
• Isolasi hidro
• Perubahan geoidal
• Perubahan eustatik–glacial dlm muka laut krn perselingan glasiasi & deglasiasi
MENARD ( 1971)
• Menyajikan peta yg menunjukkan kulit laut baru sbg hasil “Sea Floor Spreading” sejak 10 M.a yg lalu
• Pada Cenozoic Akhir terjadi tumbukan kontinen & pemendekan garis pantai; secara keseluruhan regresi
PENYAJIAN DATA GRAFIK IKLIM
 Berdasar pada iklim dingin ("cold") & panas ("warm"), atau "temperate", interval-interval, mk
penyajian data diwujudkan dlm btk grafik iklim
 Butiran polen yg menunjukkan frekuensi klas dr data diperoleh pd sekuen endapan2 yg menerus,
menghslkan grafik iklim yg memperlihatkan glasial & interglasial
 Data dr grafik tsb diperoleh dr lokasi2 yg berbeda, jarang dr sekuen yg menerus yg dpt diikuti dr satu
stage
 Mk ada bbrp episoda penting yg pd grafik tsb tdk muncul, bahkan oleh sutcliffe (1976) dikatakan bhw
mestinya ada lbh interglasial muncul dr grafik tsb
 Data dr  pentarikhan  radiokarbon  perlu dievaluasi dgn hati2 krn ini merpkan faktor yg dpt sbg  kontrol
dlm interpretasi
 Interpretasi mengenai adanya hutan & padang pasir misalnya dpt menggunakan data analisis polen
 Data dr foraminifera, kecepatan pengendapan dr bagian atas dlm "deep-sea core"
BATAS PLIO – PLISTOSEN
 Batas bawah Kuarter menimbulkan banyak problem yg menarik
 Seksion Pliosen didasarkan pd seksion marin, sementara formasi-2 Plistosen bawah yg dijumpai banyak pd
kontinental
 Spesies-2 paleontologi sering sbg perkembangan transisi antara Pliosen & Plistosen
 Pd awalnya formasi2 transisi adalah Calabrian (marin) & Villafranchian (kontinental) dimskkan pd Pliosen
 Stlh penelitian ulang yg lbh teliti pd data yg diperoleh, International Geological Congress (Eighteenth
Section, London, 1948 ; from Ray, 1949) membentuk Komisi yg menyatakan bhw : “Batas tsb tentunya
didasarkan pd perubahan fauna marin, sbg cara klasik dlm mengelompokkan strata berfosil”
ZONA TRANSISI MARIN ENDAPAN LAUT DALAM
 Batas ini dikenal secara luas berdasar foraminifera & plankton lainnya (Ericson & Wollin 1956, Banner &
Blow, 1965; Glass et al, 1967)
 Di bbrp tempat scr relatif fasies laut dlm terangkat scr tektonik & dpt dipelajari di lapangan
 Daerah kritis di Itali Selatan (Calabria) di mana Plistosen sgt awal (”Calabrian”) ditunjukkan oleh kehadiran
foraminifera air dingin Anomalina baltica (Ruggieri & Selli, 1948)
 Pd conto dr laut dlm pd umumnya punahnya Discoasters adalah tanda paling jelas berakhirnya Pliosen
 Sementara munculnya Globorotalia truncatulinoides di antara bbrp foraminifera (Galss et al, 1967),
dibarengi dgn variasi garis-garis radiolarian (Hays dan Opdyke, 1967), skrg diterima sbg khas/ciri Plistosen
Awal
MUKA LAUT (SEA LEVEL) Pantai :
 Batas antara daratan & laut
 Penghubung berpotensi antara :
• kerangka stratigrafi & “deep sea cores”
• dgn sekuen daratan yg sering kurang memuaskan
BATAS PLIO-PLISTOSEN DI P. JAWA
• Bbrp riset geologi di Indonesia, khususnya di P. Jawa, mencoba mengetahui batas Plio-Plistosen
• Ada yg menggunakan lithostratigrafi, misalnya sbg tahap awal Plistosen :
o Fm Pucangan di Jateng-Jatim
o Akhir Fm Kaliwangu ke Fm Citalang di Jabar
• Kmd pencarian batas tsb hrs jg ditentukan berdsrkan kronostratigrafi yg menerus sp terbagi suatu peristiwa
khas yg membedakan Pliosen / Plistosen
• Penentuan batas dpt dilakukan dgn bbrp metoda, paleomagnetisme, K-Ar dating, fission track, & stratigrafi
seismik (Quaternary Seismic Stratigraphy)
• Setelah itu batas tsb ditentukan umur absolutnya
• Munculan fosil-fosil manusia (Homo erectus) dimulainya kebudayaan batu (artefak) bukti-bukti aktifitas
manusia, melimpahnya fosil-fosil vertebrata dpt menjadi ciri awal Kuarter di Indonesia
• Sartono (1969) mengusulkan agar awal Kuarter adalah skt 2 m.a yl
• Yokoyama et al (1980) meneliti paleomagnetisme di Sangiran & Trinil dgn mendsrkan hsl pentarikhan
mutlak K-Ar :
• Fm Cemoro (Pucangan) bag bawah (bag. atas dr breksi volkanik bawah) berumur 2.0 + 0,6 m.a
• Batas Plio-Plistosen 1,8 m.a berarti berada pd Fm Cemoro bag bawah
• Sartono et al (1981) meneliti end. laut Pliosen Atas di daerah Sangiran, Jateng menyatakan bhw berdsrkan
kandungan nannoplankton gampingan terbukti bhw Fm Puren (Kalibeng) Atas & Fm Cemoro (Pucangan)
bag bawah berumur Pliosen Akhir
• Danisworo (1987, 2001) yg melakukan riset utk penyusunan lithostratigrafi & magnetostratigrafi daerah
Sangiran, Jateng, mengakui sulit menentukan batas Plio-Plistosen, mengingat tdk ada endapan yg menerus
& umumnya di daerah telitian adalah endapan darat
KENDATI DMK DANISWORO DPT TENTUKAN :
• batas Epoch Gauss-Matuyama (2,48 m.a. yl) tepat berimpit dgn batas atas Bt.gp Balanus dr Fm Puren
(Kalibeng)
• batas Epoch Brunhes-Matuyama (0,73 m.a. yl) berada skt bag tengah dr Fm Bapang (Fm Kabuh)
• batas bawah Event Normal Olduvai (1,87 m.a yl) hanya bbrp meter di atas batas antara Ang. Lahar
Ngampon & Ang. Batulempung Pondok (keduanya ang. dr Fm Cemoro/Pucangan)
• Dgn dmk batas Plio-Plistosen diperkirakan hpr berimpit (sedikit lbh ke atas) dr batas bawah Event Normal
Olduvai tsb
• Hidayat 1993 berkeyakinan bahwa umur Fm Kabuh di di Jatim adalah Pliosen Akhir sp Plistosen dgn
dijumpainya Globorotalia truncatulinoides & Globorotalia tasaensis
• Namun kehadiran fosil Globorotalia truncatulinoides ini tdk selalu dpt dijumpai pd setiap endapan
Plistosen di Jawa khususnya, bahkan utk di daerah-daerah beriklim tropik, mk kurang tepat kalau fosil ini
dipakai sbg dsr utk menentukan batas Plio-Plistosen
Lain halnya di Eropa fosil ini hampir dpt atau dgn relatif mudah dijumpai di setiap endapan Plistosen
• Rahardjo et al (1994) menunjukkan bhw kehadiran fosil polen Stenochlaeniidites papuanus dan/atau
Podocarpus imbricatus adalah sgt penting dikaitkan dgn batas Plio-Plistosen
• Kehadiran kedua fosil tsb mencirikan bag. paling atas dr Jaman Tersier (Pliosen, N 20-210) di Jawa
• Rahardjo (1999) dlm risetnya di daerah Mojoroto, Mojokerto-Jatim dgn tujuan utk mempelajari batas
umur Plio-Plistosen & perubahan iklim yg terjadi pd waktu itu dgn berdsrkan analisis foraminifera &
palinologi menyimpulkan bhw batas Plio-Plistosen ditandai dgn kepunahan spesies Stenochlaeniidites
papuanus
• Di spg itu makin keringnya iklim yg terjadi pd batas kedua umur jg teramati dr kenaikan persentase
Gramineae scr mencolok serta penurunan Arboreal Pollen
• Selanjutnya kepunahan Globoquadrina altispira dan Globorotalia acostaensis acostaensis terletak skt
50 m di bawah batas umur Plio-Plistosen
• Perputaran kamar cangkang Globorotalia menardii & kelompok Pulleniatina merupakan ciri umur
Plistosen
• Hutasoit et. al (2000) yg melakukan bbrp pemboran di DKI Jakarta berkaitan dgn penelitian
hidrogeologi & Penentuan batas Plio-Plistosen di sini dgn menggunakan polen dr bbrp inti bor &
menganalisis ulang data foram kecil dr hsl lap. peneliti sblmnya diyakini bhw konfigurasi batas Plio-
Plistosen sbg hsl risetnya berbeda dgn anggapan sblmnya
• Selain itu kedalaman batas tsb bervariasi pd setiap lokasi inti bor
• Di sp itu ada bbrp implikasi temuan baru thd hidrogeologi & rekayasa kegempaan daerah telitian
• Di daerah Meruya (ke arah bandara, pantai), batas Plio-Plistosen terletak pd kedlman antara 42 & 68 m,
smtr di daerah Blok M pd kedalaman antara 153,45 & 162,5 m
• Choiriah et al., (2001) menentukan batas Plio-Plistosen di daerah Ngawi sepanjang Bengawan Solo dgn
berdsrkan nannofosil
• Kepunahan Discoaster & kemunculan Gephyrocapsa diyakini sbg batas Plio-Plistosen & berada 1,8 m
di bawah batas Plio-Plistosen yg didasarkan pd kemunculan awal dr Globorotalia cf. G.
truncatulinoides yg dilakukan oleh Van Gorsel & Troelstra (1981 dlm Choiriah et al., 2001)
• Relatif melimpahnya taxa nannofosil air dingin (Coccolithus pelagicus, Gephyrocapsa caribbeanica,
Hayaster perplexus) membuktikan kondisi dingin stlh batas Plio-Plistosen utk di daerah tsb
• Batas Plio-Plistosen di Jawa, trtm di Sangiran (Jateng), Trinil & Mojokerto (Jatim), msh tetap menarik
utk diteliti, akan menjadi wacana & trs menjadi bhn diskusi mengingat sulitnya / tdk adanya endapan
darat / laut yg menerus, di sp trs berkembangnya ilmu & teknologi
GEOLOGI KUARTER SBG ILMU TERAPAN
• Geologi Kuarter yg termsk di dlmnya masa kita hidup skrg ini, banyak melibatkan aktivitas manusia, mk
Ilmu Geologi Kuarter mrpkan jg / dpt menjadi ilmu terapan yg penting
• Bahkan P3G di Bdg menerapkan riset-riset Geologi Kuarter dgn pengembangan wilayah
• Masalah lingkungan, hidrogeologi, bencana alam, t. sipil & perencanaan, sd ke industri/pertambangan, dll sgt
terkait erat dgn Geologi Kuarter
• Said Aziz (2003) menerapkan Geologi Kuarter utk eksplorasi endapan plaser Kuarter, menyatakan bhw
banyak endapan berasal dr hsl erosi emas primer yg kmd diendapkan kembali di lembah, sungai, & pantai
membentuk endapan plaser Kuarter
• Spt endapan plaser Kuarter di pantai Barat Afrika Selatan yg mengandung intan dgn sumber intan primernya
dr negara tetangganya (Moloi, 2003)
• Utk menunjang kegiatan tsb perlu penguasaan Geologi Kuarter utk eksplorasi endapan plaser Kuarter
• Banyak endapan plaser di KTI blm dieksplorasi, mk dlm era otonomi daerah ini, dlm rangka meningkatkan
PAD & membuka lap. kerja baru perlu diadakan eksplorasi emas plaser & inventarisasi
• Endapan emas plaser di Indonesia yg sdh ditambang umumnya msh di KBI, misalnya di Monterado (Kalbar),
Ampalit & Kapus (Kalteng) & Woyla (NAD)
• Hsl kajian, telaah & riset Geologi Kuarter justru akan mjd penentu riset-riset geologi di jaman yg lebih tua &
tentunya akan sgt membantu utk mengantisipasi apa yg akan tjd di kmd hr, bahkan dpt sbg kunci masa dpn
• Shg paradigma prinsip pembelajaran geologi uniformitarianism, “The present is the key to the past”, yg
smkin lbh diyakini, walaupun mnrt Bowen (1978) tdk sll mdh utk diterapkan pd Jaman Kuarter
• Tdklah berlbhan apbl di dlm Geologi Kuarter prinsip tsb dpt jg diubah mjd “The past and the present are the
key to the future”
• Ternyata begitu banyaknya permasalahan di dlm Geologi Kuarter tdk / blm didukung oleh pendidikan
Geologi Kuarter yg memadai
• Mhs diduga kurang berminat menekuninya krn kurangnya publikasi, seminar & promosi mengenai Geologi
Kuarter
• Mhs menganggap Geologi Kuarter adalah sbg endapan aluvial
• Aspek yg luas dlm Geologi Kuarter mjd hambatan sekaligus peluang dlm pendidikan, shg ada yg
menggolongkan ilmu murni Geologi Kuarter pd tingkat S1 & terapannya pd tingkat S2
• Kendati dmk pd dua tahun terakhir ini, paling tdk di Jrs T. Geologi UPNVY, jmlh mhs peminat m.k. pilihan
Geologi Kuarter meningkat terus (skrg skt 50 mhs/th)
• Oki di Indonesia msh perlu dirumuskan arah, bobot & tujuan pendidikan Geologi Kuarter
• Diusulkan pula suatu usaha-usaha utk mengenalkan Geologi Kuarter kpd pr pengambil keputusan, shg dpt
membuka wawasan serta peluang kerja baru
• Diharapkan, ke depan di Indonesia perlu dilaksanakan riset-riset Kuarter, yg berhub dgn :
•Stratigrafi (a.l stratigrafi gunung api, stratigrafi undak pantai / sungai, & biostratigrafi)
•Paleoklimatologi (analisis foram kuantitatif dgn coiling ratio, O16/O18, koral, moluska, palinologi,
limnologi, mineralogi lempung, karst & eolian)
•Tektonik, Peta Geologi Kuarter yg selain bersifat keilmuan jg hrs dpt terbaca utk keteknikan,
pengelolaan kawasan pantai & pariwisata
PERSAHABATAN MANUSIA DAN MERAPI
• Letusan Dikenal à Sudah Sejak Zaman Purba
• Sisa-Sisa Pithecanthropus Erectus Di Sangiran Dan
• Trinil Terdpt Pd Lap. Dr Hsl Gunungapi
• 80% Penduduk Indonesia à Di Jawa
• 35 Dari 129 Gunungapi à Di Jawa
• Letusan 1006 à ”Tahun Maha Pralaya”
• Bencana Gunungapi à Alam Yg Logis, Walau Ada
• Yg Menghubungkan Dgn Magis, Hub. Kepercayaan Kuno
• Menikmati Kenikmatan & Adanya Ancaman Bahaya, Bukan Kutukan
• Semakin Tahu Semakin Kagum Kita Pada Sang Pencipta
• Letusan Merapi Yg Dahsyat à Penciptanya Begitu Agung Dan Begitu Besar
• Letusan Mampu Mengubah Jalannya Sejarah & Pengaruhi Kebudayaan Manusia
• Penyuluhan Sbg Pegangan Mereka
• Ilmu Geologi
à Diskripsi & Pengertian Bumi Sejak Terbentuk S.D. Sekarang
à Utk Meningkatkan Kesejahteraan Masy. & Kenyamanan Hidup Umat Manusia
• Penambangan Pasir & Batu Hrs Dipantau Trs Menerus & Patuhi Kesepakatan Bersama Agar
Kelestarian Ling. & Eko-Sistem Kawasan Merapi Terjaga
• Pengaturan Airtanah & Pelestariannya Diangkat Di Tingkat Propinsi Krn Masalah Sd. Air & Alam Tdk
Dibatasi Oleh Batas Administrasi
• Kawasan Tsb Diusulkan Sbg Kawasan Konservasi Warisan Geologi
• Masyarakat Sekitar Merapi Hrs Hidup Berdampingan & Harmonis Dgn Merapi Ttp Tetap Waspada,
Pandai-Pandai Hindari Bahaya
• Lab. Alam Kebanggaan Diy & Jateng
• Hasilkan Ilmuwan-Ilmuwan Berkualitas Dlm Kegunungapian

Anda mungkin juga menyukai