Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional: Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian, ISBN 978-979-3450-28-5

BUDIDAYA HIJAUAN PAKAN BERSAMA TANAMAN PANGAN SEBAGAI


UPAYA PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN DI LAHAN SEMPIT
Erna Winarti dan Sarjiman
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

ABSTRAK
Penyediaan hijauan pakan dengan menanam hijauan pakan terkendala dengan
keterbatasan lahan. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui produksi hijauan pakan yang
mampu dihasilkan pada penjarangan tebon pola tanam rapat. Jagung hibrida ditanam dengan
jarak 25 cm x 70 cm, selanjutnya diantara tanaman jagung hibrida ditanam jagung turunan
hibrida sebagai penghasil tebon sebanyak 2 baris, sehingga jarak tanam menjadi 23,3 cm x 25
cm. Pemupukan dengan pupuk kandang dilakukan pada saat tanam sebesar 3 ton/ha.
Pemupukan selanjutnya dilakukan 3 kali yaitu: Pemupukan I pada umur 7 hst : NPK 300 kg/ha
dan urea 150 kg/ha. Pemupukan II pada umur 30 hst : Urea 450 kg/ha Pemupukan III pada
umur 50 hst : Urea 450 kg/ha Tanaman jagung turunan hibrida dipanen pada pada saat umur
40 hari sebanyak 1 baris, dan pada umur 50 hari sebanyak 1 baris, sehingga pada umur 50 hari
tersisa tanaman jagung hibrida calon penghasil biji. Biji jagung dipanen pada saat umur 100 hari.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produksi tebon 18,907 ton/ha, dengan produksi jagung
sebesar 3,680 ton/ha. Pengkajian ini dapat disimpulkan bahwa penyediaan hijauan pakan dapat
dilakukan dengan penanaman hijauan bersama tanaman pangan yaitu dengan penanaman
jagung jarak rapat dan memberi keuntungan dengan R/C sebesar 2,41.
Kata Kunci : Hijauan pakan, Jagung.

ABSTRACT
Provision of forage with planting green feed obstructed with limited land. This experiment
aims to find out forage production that is capable of resulting in the thinning pattern forage plant
meeting. Hybrids corn planted with distance 25 cm x 70 cm, among the next crop of Hybrids corn
planted Hybrids corn derived as forage of 2 lines, so that the distance of the planting to be 23.3 cm
x 25 cm. Fertilization with manure was made during the planting of 3 tons / ha. Fertilization is
done 3 times more that is: I fertilization at the age of 7 days: NPK 300 kg / ha urea and 150 kg /
ha. Fertilization II at the age of 30 days: 450 kg Urea / ha fertilization III at the age of 50 days: 450
kg Urea / ha crop of Hybrids corn harvested at the derivative at the age of 40 days as much as 1
line, and at the age of 50 days as much as 1 line, so that the age 50 days remaining crop of
candidates for hybrid maize seed. Seed corn harvest at age 100 days. Results show that the
production of forage 18.907 tons / ha, with production of corn, 3.680 tons / ha. Of this can be
concluded that the provision forage can be done with the planting of food crops forage together
with the corn planting distance and profitable meeting with the R / C of 2.41.
Keywords: Forage, corn,

LATAR BELAKANG
Swasembada pangan merupakan salah satu program pemerintah yang saat ini terus
diupayakan untuk segera terwujud. Swasembada daging sebagai salah satu unsur dari
swasembada pangan menuntut kerja keras dari berbagai pihak. Sapi, domba dan kambing
merupakan sumber penghasil daging yang saat ini perkembangannya masih sangat lambat.
Ketersediaan hijauan pakan secara kontinyu dan dengan kualitas yang baik sangat
diperlukan pada usaha peternakan sapi, domba atau kambing. Penanaman hijauan pakan secara
khusus oleh petani khususnya di Pulau Jawa masih sangat jarang dilakukan. Hal ini disebabkan

498
Seminar Nasional: Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian, ISBN 978-979-3450-28-5

karena kepemilikan lahan pada umumnya sangat terbatas, lahan yang ada pada umumnya
dimanfaatkan untuk usaha tanaman pangan. Salah satu upaya untuk menyediakan hijauan
pakan dapat dilakukan dengan menanam hijauan pakan bersama tanaman pangan.
Tanaman jagung merupakan jenis tanaman serealia dengan areal dan agroekologi sangat
bervariasi, dari dataran rendah sampai dataran tinggi, pada berbagai jenis tanah, berbagai tipe
iklim dan berbacam pola tanam (Iriany et al. 2007). Dengan sifat ini maka jagung mampu menjadi
kontributor terbesar kedua setelah padi dalam subsektor tanaman pangan. Tujuan utama
budidaya jagung adalah ntuk menghasilkan biji, sedangkan hasil samping berupa tebon jagung
merupakan sumber pakan ternak ruminansia. Kelemahan tebon jagung sebagai pakan adalah
kandungan gizinya sangat rendah karena tanaman telah tua. Limbah pertanian yang nilai
nutrisinya digolongkan sebagai sumber serat (Schiere, 1987)
Saat ini telah berkembang penanaman jagung khusus untuk pakan ternak, dimana
tanaman jagung dipanen saat biji jagung masih sangat muda, sehingga tidak dihasilkan biji
jagung. Cara penanaman seperti ini kurang cocok untuk sebagai besar petani khususnya di
Pulau Jawa yang pada umumnya juga peternak yang memelihara sapi atau kambing dengan
kepemilikan lahan sangat sempit. Dengan lahan yang terbatas petani dituntut tetap
menghasilkan pangan sekaligus pakan. Salah satu model untuk menghasilkan biji jagung
sekaligus hijauan pakan dengan kualitas baik adalah dengan penanaman jagung jarak rapat.
Dengan sistem ini, hijauan pakan diperoleh dengan cara penjarangan/memanen pada saat
tanaman jagung masih muda sehingga kandungan gizi tebon masih sangat baik. Penjarangan
dilakukan sampai terbentuk jarak tanam yang ideal bagi tanaman untuk menghasilkan biji
jagung tua.

METODOLOGI
Percobaan dilakukan di Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Benih jagung
untuk menghasilkan biji jagung digunakan benih jagung hibrida, sedangkan untuk menghasilkan
hijauan pakan/tebon digunakan turunan (F1) dari jagung hibrida. Pengkajian dilakukan pada
lahan seluas 0,3 ha.
Jagung hibrida ditanam dengan jarak 25 cm x 70 cm, selanjutnya diantara tanaman
jagung hibrida ditanam jagung turunan hibrida sebagai penghasil tebon sebanyak 2 baris,
sehingga jarak tanam menjadi 23,3 cm x 25 cm. Biji ditanam dengan ditugal dan benih ditutup
dengan pupuk kandang. Pemupukan selanjutnya dilakukan 3 kali yaitu:
Pemupukan I pada umur 7 hst : NPK 300 kg/ha dan urea 150 kg/ha
Pemupukan II pada umur 30 hst : Urea 450 kg/ha
Pemupukan III pada umur 50 hst : Urea 450 kg/ha
Tanaman jagung turunan hibrida dipanen pada pada saat umur 40 hari sebanyak 1 baris,
dan pada umur 50 hari sebanyak 1 baris, sehingga pada umur 50 hari tersisa tanaman jagung
hibrida calon penghasil biji,
Pengukuran bobot hijauan dan tongkol kering panen dilakukan dengan pengubinan 5 m x 6
m dan dulang sebanyak 3 kali. Analisa proksimat dilakukan terhadap tebon umur 40 hari dan
50 hari. Biji jagung dipanen pada saat umur 100 hari

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi hijauan
Produksi tebon pada penjarangan umur 40 hari dan 50 hari serta produksi jagung seperti
terlihat pada Tabel 1. Produksi tebon pada pemanenan umur 40 hari adalah sebesar 5,163

499
Seminar Nasional: Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian, ISBN 978-979-3450-28-5

ton/ha, sedangkan pada umur 50 hari sebesar 13,744 ton/ha sehingga total tebon yang
dihasilkan sebesar 18,907 ton/ha. Tinggi rata-rata tanaman jagung pada umur 40 hari adalah
145 cm dan hijauan yang dihasilkan masih rendah, sedangkan produksi hijauan pada umur 50
hari cukup tinggi karena tanaman jagung telah mencapai puncak pertumbuhan/ mulai
berbunga, dengan tinggi tanaman rata-rata 201 cm.
Tabel 1. Produksi hijauan dan jagung
Produksi hijauan Produksi jagung
Tebon umur 40 Tebon umur 50 Total Tongkol kering Perkiraan pipil
hari hari panen kering
Produksi (ton/ha) 5,163 13,744 18,907 6,333 3,680

Produksi Jagung
Produksi jagung dalam bentuk tongkol kering panen adalah sebesar 6,333 ton/ha dan
diperkirakan sebesar 3,680 ton/ha pipil kering (Tabel 1). Apabila dibanding produksi jagung rata-
rata Nasional tahun 2006 yaitu sebesar 3,47 ton/ha (Zubachtirodin et al., 2007) maka produksi
jagung hasil pengkajian ini masih lebih besar, namun apabila dibanding potensi produksi jagung
hibrida yaitu sebesar 9-14 ton/ha (Badan Litbang Pertanian, 2007) produksi jagung hasil
pengkajian ini masih sangat rendah. Salah satu penyebab produksi jagung jauh lebih rendah
dibanding potensi produksi jagung hibrida adalah disebabkan adanya persaingan dalam
memperoleh unsur hara dan cahaya matahari akibat jarak tanam yang rapat.

Nilai nutrisi tebon jagung


Hasil analisa proksimat terhadap tebon jagung umur 40 hari dan 50 hari tersaji pada Tabel
2. Kandungan air tebon jagung pada umur 40 sangat tinggi yaitu 89,79%, sehingga kandungan
bahan kering sangat rendah yaitu 10,19%. Namun kandungan protein cukup tinggi yaitu 15,31.
Kandungan serat masih rendah yaitu 10,8% sedangkan kandungan BETN sangat tinggi yaitu
70,36%.
Tebon umur 50 hari kandungan airnya lebih rendah dibanding tebon umur 40 hari yaitu
71,97%, kandungan protein lebih rendah dibanding tebon umur 50 hari yaitu sebesar 12,06%.
Kandungan serat juga lebih tinggi yaitu 22,90%, sedangkan kandungan BETN lebih rendah yaitu
55,89%.
Tabel 2. Kandungan nutrisi tebon jagung umur 40 hari dan 50 hari
Umur Bahan kering Kandungan nutrisi berdasar bahan kering
Tanaman (%) Protein (%) Lemak (%) Serat (%) Abu (%) BETN (%)
40 hari 10,19 15,31 1,40 10,8 11,85 70,36
50 hari 18,03 12,06 0,85 22,9 8,30 55,89

Dari Tabel 2 di atas dapat dihitung kandungan nutrisi per berat segar, seperti tertera pada
Tabel 3. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan nutrisi tebon apabila dihitung dari berat
segar, maka tebon umur 50 hari memiliki kandungan protein, lemak, serat, abu maupun BETN
lebih tinggi dibanding tebon umur 40 hari.
Tabel 3. Kandungan nutrisi tebon jagung umur 40 hari dan 50 hari berdasar berat segar.
Umur tanaman Kandungan nutrisi
Protein Lemak Serat Abu BETN
40 hari (gr/kg tebon segar) 15,600 1,426 11,005 12,075 71,697
50 hari (gr/kg tebon segar) 21,744 1,533 41,289 14,965 100,769

500
Seminar Nasional: Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian, ISBN 978-979-3450-28-5

Analisa ekonomi
Keuntungan ekonomis berdasar perhitungan selisih antara biaya dengan penerimaan serta
R/C seperti tertera pada Tabel 4. Biaya pemupukan merupakan biaya paling besar yaitu Rp.
3.160.000, hal ini disebabkan karena populasi tanaman jagung menjadi tiga kali lipat dibanding
populasi biasa. Biaya yang lain meliputi benih, tenaga kerja, pengairan sebesar Rp. 3.820.000.
Penerimaan diperoleh dari nilai tebon sebesar Rp. 9.453.000 dan jagung pipil kering sebesar Rp.
7.360.000. Dari analisis ekonomi diperoleh R/C sebesar 2, 41,
Tabel 4. Analisa biaya dan pendapatan usaha
budidaya hijauan pakan bersama
tanaman pangan
Uraian Nilai (Rp)
Biaya
Benih jagung hibrida 20 kg 1.000.000
Benih jagung turunan hibrida 60 kg 90.000
Pupuk kandang 3 ton 1.200.000
Saromil 100.000
Pupuk urea 1.050 kg 1.260.000
Pupuk ponska 300 kg 600.000
Tenaga kerja (tanam, pemupukan) 96 HOK 2.400.000
Pengairan 330.000
Total biaya 6.980.000
Penerimaan
Hijauan pakan/ tebon 18.907 kg 9.453.000
Jagung pipil kering 3680 kg 7.360.000
Total Penerimaan 16.813.000
Pendapatan ( penerimaan-total biaya) 9.833.000
R/C 2,41

KESIMPULAN
Penyediaan hijauan pakan dapat dilakukan dengan penanaman hijauan bersama tanaman
pangan yaitu dengan penanaman jagung jarak rapat. Produksi hijauan hasil penjarangan pada
penanaman jagung jarak rapat sebesar 18,907 ton/ha, dengan kandungan nutrisi cukup baik.
Produksi jagung yang dihasilkan dari tanaman sisa penjarangan adalah 6,333 ton/ha tongkol
kering panen atau sebesar 3,680 ton/ha pipil kering. Budidaya jagung dengan pola tanam rapat
secara ekonomi layak diusahakan dengan R/C sebesar 2,41

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian, 2007. Prospek dan arah pengembangan agribisnis jagung. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan.

Iriany, R.N. M. Yasin H.G. dan Andi Takdir M. Asal, sejarah, evolusi dan Taksonomi Tanaman
Jagung. Jagung. Pusat penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Schiere, J.B. 1987. Limbah Pertanian: Potensi dan Faktor Pembatas dalam Pemanfaatannya
sebagai pakan ruminansia. Procedings Bioconversion Project. Second Workshop on Crop
Resoidues for Feed and Other Purposes. Sub Balitnak. Pasuruan.

Zubachtirodin, Pabbage dan Subandi. 2007. Wilayah produksi dan Potensi Pengembangan
jagung. Jagung. Pusat penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

501

Anda mungkin juga menyukai