Anda di halaman 1dari 3

Proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop mewakili satu fase dari software process.

Loop
paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari
kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya. Setiap Loop dibagi
menjadi beberapa sektor :

1. Objective settings (menentukan tujuan): menentukan tujuan dari fase yang ditentukan.
Batasan-batasan pada proses dan produk sudah diketahui. Perencanaan sudah disiapkan. Resiko
dari proyek sudah diketahui. Alternatif strategi sudah disiapkan berdasarkan resiko-resiko yang
diketahui, dan sudah direncanakan.

2. Risk assessment and reduction (Penanganan dan pengurangan resiko): setiap resiko
dianalisis secara detil pada sektor ini. Langkahlangkah penanganan dilakukan, misalnya
membuat prototype untuk mengetahui ketidakcocokan kebutuhan.

3. Development and Validation (Pembangunan dan pengujian): Setelah evaluasi resiko, maka
model pengembangan sistem dipilih. Misalnya jika resiko user interface dominan, maka
membuat prototype User Interface. Jika bagian keamanan yang bermasalah, maka menggunakan
model formal dengan perhitungan matematis, dan jika masalahnya adalah integrasi sistem model
waterfall lebih cocok.
4. Planning: Proyek dievaluasi atau ditinjau-ulang dan diputuskan untuk terus ke fase loop
selanjutnya atau tidak. Jika melanjutkan ke fase berikutnya rencana untuk loop selanjutnya.

Pembagian sektor tidak bisa saja dikembangkan seperti pada pembagian sektor berikut pada
model variasi spiral di bawah ini:

:Customer communication: membangun komunikasi yang baik dengan pengguna/customer.


: Planning: mendefinisikan sesumber, batas waktu, informasi-informasi lain seputar proyek
: Risk analysis: identifikasi resiko managemen dan teknis
:Engineering: pembangunan contoh-contoh aplikasi, misalnya prototype
:Construction and release : pembangunan, test, install dan support.
:Customer evaluation: mendapatkan feedback dari pengguna beradasarkan evaluasi PL pada fase
engineering dan fase instalasi.

Pada model spiral, resiko sangat dipertimbangkan. Resiko adalah sesuatu yang mungkin
mengakibatkan kesalahan. Model spiral merupakan pendekatan yang realistik untuk PL berskala
besar. Pengguna dan pembangun bisa memahami dengan baik software yang dibangun karena
setiap kemajuan yang dicapai selama proses dapat diamati dengan baik. Namun demikian, waktu
yang cukup panjang mungkin bukan pilihan bagi pengguna, karena waktu yang lama sama
dengan biaya yang lebih besar.
Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang disebut dengan task
regions. Kebanyakan aktivitas2 tersebut dibagi antara 3 sampai 6 aktivitas. Berikut adalah
aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam spiral model:

 Customer communication. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi


yang efektif antara developer dengan user / customer terutama mengenai kebutuhan dari
customer.
 Planning. Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya,
perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk
pengembangan software.
 Analysis risk. Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko
secara teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin tidak ada pada
model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada spiral
model.
 Engineering. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari
aplikasi secara teknikal.
 Construction & Release. Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software, testing,
instalasi dan penyediaan user / costumer support seperti training penggunaan software
serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan software.
 Customer evaluation. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user
/ customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software pada tahap
engineering maupun pada implementasi selama instalasi software pada tahap construction
and release.

Anda mungkin juga menyukai