Anda di halaman 1dari 20

PT.

PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

OPTIMALISASI KINERJA PEMUTUSAN SEMENTARA DAN


PEMBONGKARAN RAMPUNG DALAM RANGKA
MENEKAN ANGKA TUNGGAKAN PADA
PT.PLN (PERSERO) WILAYAH SULAWESI SELATAN DAN TENGGARA
(STUDI KASUS PADA RAYON BARAT CABANG MAKASSAR)

1. LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan visi menjadikan PLN sebagai perusahaan kelas dunia yang
bertumbuh – kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani
maka harus terjalin kerjasama yang baik oleh seluruh komponen perusahaan. Hal ini
dapat terwujud bila koordinasi setiap fungsi terkait berjalan sesuai Sistem dan
Prosedur yang berlaku. Sehingga pengendalian semua kegiatan operasional
perusahaan dapat dilakukan dengan baik.
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk khususnya di Daerah Makassar yang diiringi
dengan perkembangan ekonomi yang pesat, sehingga terjadi peningkatan kebutuhan
tenaga listrik. Peningkatan kebutuhan tenaga listrik tersebut diiringi oleh
meningkatnya pula penjualan tenaga listrik pada pelanggan. Hal ini harus disikapi
dengan peningkatan pengendalian sehingga pendapatan atas penjualan tenaga listrik
yang berupa rekening listrik dapat dipantau dengan baik.
Rekening listrik yang lahir tiap bulan dan yang harus dilunasi oleh pelanggan dalam
siklis pembayaran yang berlaku, ternyata masih banyak pelanggan yang belum
melunasi rekeningnya tepat pada batas waktu yang ditentukan. Keterlambatan
pembayaran tersebut menimbulkan tingginya tunggakan.
Tingginya angka tunggakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Penerapan sanksi TUL VI-01 dan TUL VI-03 yang kurang tegas dan konsisten.
2. Sarana dan prasarana serta SDM yang dimiliki sangat terbatas sehingga
mempengaruhi pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi -1-
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

3. Kurangnya koordinasi antara fungsi-fungsi terkait yang mengakibatkan


keterlambatan pengambilan suatu kebijakan dalam menyelesaikan suatu
masalah.
4. Kurang tersedianya tempat-tempat pembayaran rekening listrik terutama
didaerah-daerah.
5. Dalam pelaksanaan pemutusan dan penyambungan instalasi listrik terlalu
dipercayakan pada pihak ketiga.

Berdasarkan uraian diatas, penulis berusaha mencoba untuk meneliti serta


memberikan saran atas permasalahan diatas melalui telaah staf yang dituangkan
dalam bentuk makalah singkat dengan judul :

OPTIMALISASI KINERJA PEMUTUSAN DAN PENYAMBUNGAN


DALAM RANGKA MENEKAN ANGKA TUNGGAKAN PADA PT PLN
(PERSERO) WILAYAH SULAWESI SELATAN DAN TENGGARA
( STUDI KASUS PADA RAYON BARAT CABANG MAKASSAR )

Adapun latar belakang ditetapkannya Cabang Makassar khususnya Rayon Barat


sebagai tempat yang dijadikan tempat studi kasus adalah mengingat Rayon Barat
Cabang Makassar merupakan cabang yang terdekat dari tempat penulis
melaksanakan Program OJT, sehingga diharapkan dapat mempermudah proses
pengumpulan data. Selain itu Cabang Makassar merupakan cabang terbesar di
Wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara yang mempunyai tingkat penjualan tenaga
listrik yang tinggi dan angka tunggakan yang tinggi pula, sehingga penulis merasa
perlu adanya upaya-upaya yang harus dibenahi untuk menekan angka tunggakan
rekening listrik.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi -2-
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

2. PERMASALAHAN
Berdasarkan hasil observasi dan Tanya jawab yang di lakukan pada saat On The Job
Training (OJT) di PT PLN (Persero) Rayon Barat Cabang Makassar maka penulis
melihat adanya beberapa titik kelemahan yang memerlukan perbaikan dalam sistem
pelaksanaan pemutusan dan penyambungan yang telah berjalan saat ini yaitu:
1. Keterbatasan tenaga pemutusan yang ada.
2. Kurang konsistensinya petugas pemutusan dalam melaksanakan pemutusan.
3. Kurangnya koordinasi antara fungsi-fungsi terkait terutama mengenai data
pelanggan.

3. PRA ANGGAPAN
Adapun pra anggapan yang dapat diungkapkan sebelum topik ini dibahas adalah
sebagai berikut :
1. Penambahan tenaga pemutusan dapat memaksimalkan pelaksanaan pemutusan
pelanggan menunggak.
2. Jika antara fungsi-fungsi terkait melakukan koordinasi informasi yang lebih
terinterkoneksi maka lebih memudahkan penyajian informasi mengenai data
pelanggan.
3. Diadakannya semacam training ataupun seminar mengenai Sistem dan Prosedur
pemutusan dan penyambungan kembali pelanggan yang menunggak sehingga
akan terbentuk SDM yang kompenten dibidangnya.
4. Pemberian reward dan punishment kepada petugas pemutusan yang bertugas
melaksanakan pemutusan dan penyambungan instalasi listrik sehingga dapat
dijadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja mereka.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi -3-
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

4. LANDASAN TEORI
4.1. TATA USAHA PELANGGAN
Dalam keputusan Direksi No. 021 k/0599/DIR/1995 tanggal 23 Mei 1995 yang
dimaksud dengan Tata Usaha Pelanggan yang disingkat dengan TUL adalah
Sistem Pelayanan Pelanggan yang meliputi kegiatan Pelayanan kepada
Pelanggan / Calon Pelanggan dan masyarakat lainnya yang membutuhkan tenaga
listrik serta hal-hal yang berhubungan dengan penjualan tenaga listrik.
Tata Usaha Pelanggan terdiri dari beberapa fungsi pelayanan yang satu sama
lain saling berkaitan diantaranya :
1. Fungsi Pelayanan Pelanggan.
2. Fungsi Pembacaan Meter.
3. Fungsi Pembuatan Rekening Listrik.
4. Fungsi Pembukuan Pelanggan.
5. Fungsi Penagihan Rekening Listrik.
6. Fungsi Pengawasan Kredit.
Arti pentingnya Tata Usaha Pelanggan bila dilihat dari Fungsi dan Tujuan Tata
Usaha Pelanggan itu dapat dilihat dari 3 (tiga) sudut pandang yaitu dari :
1. Tata Usaha Pelanggan sebagai Sub Sistem di PLN yang mempunyai fungsi
memberikan Jasa Layanan dalam menyediakan tenaga listrik kepada
Pelanggan dan Calon Pelanggan pada dasarnya mempunyai misi antara lain:
a. Memaksimalkan Pelayanan Prima kepada seluruh Pelanggan khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
b. Meningkatkan Pendapatan Perusahan dengan jalan tertib administrasi.
c. Turut serta menjaga keamanan dan ketertiban penyimpanan dan
penggunaan keuangan perusahaan.
d. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab secara jelas.
2. Tata Usaha Pelanggan ditinjau dari sudut Akuntansi :
a. Merupakan pintu gerbang Cash In Flow.
b. Merupakan salah satu asal dokumen sumber Akuntansi.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi -4-
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

c. Merupakan salah satu media kontrol Akuntansi.


3. Tata Usaha Pelanggan ditinjau dari sudut peranan dalam perusahaan :
a. Sebagai pintu gerbang pelayanan pelanggan.
b. Sebagai tolak ukur penilaian kinerja perusahaan secara financial.
c. Sebagai mata rantai kegiatan pelayanan.

4.2. SIKLUS FUNGSI – FUNGSI TATA USAHA PELANGGAN.


Setiap alur pekerjaan dari fungsi-fungsi Tata Usaha Pelanggan saling berkaitan
dan berkesinambungan, dimana fungsi yang satu menunjang kegiatan pekerjaaan
fungsi berikutnya, seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

(I) FUNGSI (II) FUNGSI (III) FUNGSI


PELAYANAN CATER PEMBUATAN
PELANGGAN REKENING

(IV) FUNGSI (V) FUNGSI (VI) FUNGSI


PENGAWASAN PENAGIHAN PEMBUKUAN
KREDIT PELANGGAN

Dalam Tata Usaha Pelanggan setiap fungsi mempunyai peranan yang sangat
penting didalam mewujudkan suatu kinerja yang efektif dan efisien. Penulis
sengaja membatasi pembahasan pada fungsi IV. Fungsi Pengawasan Kredit
karena fungsi tersebut merupakan kontrol utama dalam optimalisasi pelaksanaan
pemutusan dan penyambungan instalasi listrik.
Prosedur persiapan pemutusan sementara adalah :
1. Fungsi Pengawasan Kredit atas dasar segi pemberitahuan Rekening Listrik
(TUL III – 03) membuat Daftar Pengiriman Rekening Listrik ( TUL V -
01)
2. Daftar Pengiriman Rekening Listrik ( TUL V- 01 ) dicek dan diparaf di
Fungsi Penagihan.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi -5-
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

3. Setelah diadakan kontrol ke Fungsi Penagihan, Fungsi Pengawasan Kredit


membuat Pemberitahuan Pelaksanaan Pemutusan Sementara (TULVI-01)
dan dicatat pada Buku Pemantauan Pemutusan(TUL VI -02) bagi pelanggan
yang menunggak.
FLOW PERSIAPAN PEMUTUSAN SEMENTARA
FUNGSI
FUNGSI FUNGSI
PENGAWASAN KETERANGAN
LAHTA PENAGIHAN
KREDIT

TUL • TUL III-03


III-03
TUL Rekening Listrik
III-03
• TUL V-01
Datftar
Pengiriman
TUL Rekening Listrik
V-01
TUL • TUL VI-01
V-01
Pemberitahuan
Pelaksanaan
TUL
- DI CEK Pemutusan
VI-01
- DI PARAF Sementara
• TUL VI-02 Buku
Pemantauan
TUL
VI-02 Pemutusan

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi -6-
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

Prosedur pelaksanaan pemutusan sementara adalah :


1. Fungsi Pengawasan Kredit menyerahkan semua TUL VI – 01 yang telah
dibuat dan diketahui oleh Pejabat yang berwenang ( Kasie Penagihan)
2. Kasie Penagihan menendatangani semua formulir TUL VI-01 yang telah
dibuat.
3. Kemudian diteruskan ke petugas Fungsi Penagihan dan petugas
pemutusan untuk dicatat per Gardu dari TUL VI-01 yang telah dibuat.
4. Mengkoordinir dan membagi petugas pemutusan sesuai dengan Gardu
yang telah dipisah-pisahkan.
5. Petugas pemutusan melakukan pemutusan sementara serta mencatat
tanggal dan angka kedudukan stand meter serta data pelengkap lainnya
yang dibutuhkan.
6. Setelah dilakukan pemutusan sementara lalu dicatat pada TUL VI-02
yaitu Buku Pemantauan Pemutusan.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi -7-
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

FLOW CHART PROSES PEMUTUSAN SEMENTARA

FUNGSI
FUNGSI FUNGSI PETUGAS
PENGAWASAN PEMUTUSAN
KETERANGAN
LAHTA PENAGIHAN
KREDIT

TUL TUL • TUL III-03


III-03 III-03 Rekening
Listrik

• TUL VI-01
TUL Pemberitahuan
V-01 Pelaksanaan
Pemutusan
Sementara

TUL
V-01 TUL
VI-01
- DICEK DAN
DIPARAF

TUL PROSES
V-01 PEMUTUSAN

TUL
VI-01

TUL
VI-02

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi -8-
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

Prosedur pelaksanaan pemutusan rampung adalah sebagai berikut :


1. Fungsi Pengawasan Kredit membuat formulir TUL VI-03 yang
bersumber dari Formulir TUL VI-01 yang dalam waktu 60 hari belum
juga melakukan pembayarab oleh pelanggan yang menumggak.
2. Fungsi Pelayanan Pelanggan membuat Berita Acara Pemutusan
Rampung (TUL I-10) dan Perintah Kerja Pemutusan Rampung
(TUL I-09).
3. Fungsi tehnik atas dasar formulir TUL I-09 dan formulir TUL I-10
melaksanakan pemutusan rampung.
4. Fungsi pengawasan kredit mencatat formulir TUL I-10 kedalam Buku
Pementauan Pemutusan (TUL VI-02).

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi -9-
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

FLOW CHART PROSES PEMUTUSAN RAMPUNG

FUNGSI FUNGSI
PETUGAS
PENGAWASAN PELAYANAN KETERANGAN
PEMUTUSAN
KREDIT PELANGGAN

TUL
5. TUL
VI-01 I-09
TUL
Perintah Kerja
I-09
6. TUL
SETELAH 60 HARI TUL I-10
PELANGGAN I-09
Berita Acara
BELUM MEMBAYAR
TUNGGAKAN
TUL Pembongkaran
I-10

7. TUL
VI-
TUL
TUL
I-10 01
VI-03
Pemberitahuan
Pelaksanaan
Pemutusan
Sementara
TUL TUL
VI-02 VI-03 8. TUL
VI-
02
Buku
PROSES
Pemantauan
BONGKAR Pemutusan
RAMPUNG
9. TUL
VI-
03
Pemberitahuan
Pelaksanaan
Pemutusan
Rampung

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 10 -
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

4.3 FUNGSI PENGAWASAN KREDIT


Fungsi Pengawasan Kredit mempunyai tugas salah satunya adalah melakukan
perencanaan, persiapan dan pengendalian dalam kegiatan pemutusan sementara,
penyambungan kembali, pemutusan rampung bagi pelanggan yang terlambat
membayar tagihan rekening listrik.
Formulir-formulir yang digunakan dalam alur pekerjaan Fungsi Pengawasan
Kredit adalah :
1. Formulir TUL VI-01 (Pemberitahuan Pelaksanaan Pemutusan Sementara)
yang dibuat rangkap 4 (empat) :
Lembar 1 : Pemberitahuan Pelaksanaan Pemutusan Sementara.
Lembar 2 : Perintah Kerja Pemutusan.
Lembar 3 : Perintah Penyambungan Kembali.
Lembar 4 : Penyelesaian Pemutusan Sementara.
2. Formulir TUL VI-02 (Buku Pemantauan Pemutusan)
3. Formulir TUL VI-03 (Pemberitahuan Pelaksanaan Pemutusan Rampung
Sambungan Tenaga Listrik)
4. Formulir TUL VI-04 (Buku Pemantauan Penghapusan Piutang Ragu-Ragu)

4.3.1 TUGAS POKOK FUNGSI PENGAWASAN KREDIT


a. Merencanakan pemutusan sementara, penyambungan kembali dan pemutusan
rampung.
b. Merencanakan penghapusan piutang ragu-ragu.
c. Menerima daftar dan segi pemberitahuan rekening listrik yang belum lunas
dari fungsi penagihan.
d. Menerima data dan daftar piutang ragu- ragu dari fungsi penagihan.
e. Melaksanakan pemutusan sementara, penyambungan kembali dan
pemutusan rampung.
f. Melakukan penyesuaian terhadap penghapusan piutang ragu-ragu.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 11 -
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

g. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pemutusan sementara,


penyambungan kembali dan pemutusan rampung
h. Melakukan pengawasan penghapusan piutang ragu-ragu.
i. Bekerja sama dengan fungsi terkait dalam melaksanakan pemutusan
sementara, penyambungan kembali dan pemutusan rampung.
j. Bekerja sama dengan fungsi terkait dalam melaksanakan pemeriksaan saldo
piutang pelanggan untuk membuat laporan yang akurat.

5. PEMBAHASAN
5.1. Contoh kasus Pelanggan bermasalah :
1. Pelanggan yang mempunyai tunggakan tagihan rekening listrik lebih dari 3
lembar tapi belum dilaksanakan pemutusan sementara dan pemutusan
rampung :
ID Pelanggan : 32040014085-9
Nama Pelanggan : THONG TJING TEK
Alamat : Jl. Cendrawasih 221
Tarif/Daya (VA) : R1 / 1.300
Kode Inkaso : 01115883214044
KD. Kedudukan : 140-KRRA-052-02
Kelompok :A

Kondisi dilapangan :
Atas nama pelanggan tersebut diatas mempunyai tunggakan rekening listrik 7
lembar yaitu rekening mulai bulan Maret 2005 – September 2005 dengan
total tagihan Rp. 692.020,- Sedangkan proses pemutusan sementara maupun
rampung belum juga dilaksanakan . Hal ini disebabkan oleh rumah ditinggal
penghuninya sehingga petugas pemutusan mengalami kesuliltan untuk menemui
pelanggan dan melaksanakan pemutusan sehingga data pelanggan di PDL tidak
bisa dilakukan mutasi tutup (N) karena tidak adanya berkas TUL VI-01 dan

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 12 -
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

TUL VI-03 yang telah ditandatangani oleh pelanggan yang bersangkutan.


Karena belum dilaksanakan mutasi N maka rekening bulan berjalan akan lahir
terus tiap bulannya.

Solusi penyelesaian :
a. Petugas pemutusan berusaha mencari tentang informasi mengenai pelanggan
tersebut kepada aparat setempat dimana pelanggan tersebut tinggal.
b. Petugas pemutusan meminta surat pengantar dari aparat setempat untuk
melaksanakan pemutusan aliaran listrik atas pelanggan yang bersangkutan.
c. Dilakukan pemutusan lewat jaringan yang ada ditiang penyambungan aliran
listrik pelanggan.

3. Pelaksanaan pemutusan sementara terlambat artinya proses pemutusan


baru dilaksanakan setelah pelanggan menunggak lebih dari 3 lembar
rekening :
ID Pelanggan : 32140023958-0
Nama : MELLY SIONA
Alamat : Jl. Engggang II No. 5
Tarif/Daya : R1 / 2.200
Kode Inkaso : 011158832114049
KD. Kedudukan : 140-KRNT-014-00
Kelompok :C

Kondisi dilapangan :
Pelanggan tersebut diatas mempunyai tunggakan rekening listrik 4 lembar yaitu
rekening mulai bulan Mei 2005 – Agustus 2005 dengan total tagihan Rp.
3.682.330,- Sedangkan proses pemutusan sementara baru dilaksanakan pada
tanggal 06 September 2005, Pada kasus ini lambatnya proses pemutusan
sementara disebabkan oleh kurang konsistennya petugas pemutusan dalam

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 13 -
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

melaksanakan tugasnya. Hal tersebut dikarenakan mudahnya petugas


memberikan dispensasi batas waktu pembayaran bagi pelanggan yang berjanji
akan menyelesaikan / membayar tunggakannya, sehingga pelanggan
memandang sebelah mata masalah batas waktu siklis pembayaran rekening
listrik miliknya. Selain itu juga disebabkan karena sikap kurang kerjasama dan
cenderung arogansi ketika petugas akan melakukan pemutusan aliran listrik.

Solusi Penyelesaian :
a. Pemberian target kerja pelaksanaan pemutusan sehingga petugas pemutusan
merasa adanya tanggungjawab yang harus diselesaikan.
b. Adanya reward dan punishment bagi petugas pemutusan yang dijadikannya
suatu motivasi kerja.
c. Petugas pemutusan bekerjasama dengan aparat kepolisian untuk
melaksanakan pemutusan khususnya bagi pelanggan yang bersikap tidak
koorperatif dan cenderung arogansi kepada petugas yang akan malakukan
pemutusan.

4. Rekening bulan berjalan tetap lahir meskipun telah dilakukan proses


pemutusan sementara dan pembongkaran rampung :
ID Pelanggan : 32140006797-6
Nama : Inspektorat Pajak
Alamat : Jl. Lasinrang No. 15
Tarif/Daya : B2 / 3.900
Kode Inkaso : 01115883214044
KD. Kedudukan : 140-HDBG-040-00
Kelompok :B

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 14 -
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

Kondisi dilapangan :
Pelanggan tersebut menunggak rekening listrik 12 lembar terhitung mulai bulan
Juni 2004 – Mei 2005 dengan total tagihan sebesar Rp.3.561.830,- dan pada
tanggal 06 juni 2005 dilaksanakan pembongkaran rampung. Namun rekening
listrik bulan Juni 2005 dan Juli 2005 tetap lahir sehingga didalam Daftar
Piutang Ragu-Ragu atas nama pelanggan diatas tunggakan rekening listriknya
menjadi sebanyak 14 lembar dengan total tagihan sebesar Rp. 3.795.830,- Hal
ini disebabkan oleh kegagalan mutasi tutup (N) di PDL sehingga data yang
terkirim ke lahta belum ada mutasi tutup (N) yang mengakibatkan tetap lahirnya
rekening bulan berjalan ( bulan Juni dan Juli 2005).

Solusi penyelesaian :
a. Dilaksanakannya penertiban Data pelanggan yang ada dalam PDL sehingga
data pelanggan terpelihara dengan baik.
b. Koordinasi antara fungsi pendapatan dan pengolahan data sehingga
kemungkinan gagal mutasi dapat diminimalisir.
c. Sistem on-line diterapkan secara menyeluruh dan sistem konvensional tidak
digunakan lagi, sehingga double rekening dapat dihindari.
d. Pendistribusian Daftar Rekening Koreksi secara teratur dari pengolahan data
ke pendapatan/penagihan sehingga rekening yang dibatalkan dapat
dimonitoring dengan baik.
e. Perlakuan rekening lahir setelah mutasi tutup dimasukkan dalam Daftar
Rekening Bermasalah sehingga terpisah dari Daftar Piutang Ragu-Ragu.

1.2. Keterbatasan jumlah tenaga petugas pemutusan


Dari data yang diperoleh, di Rayon Barat cabang Makassar jumlah petugas
pemutusan terdiri dari :
1. Petugas dari pihak ke 3 = 17 orang
2. Petugas PT. PLN (Persero) = 3 orang

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 15 -
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

Sedangkan jumlah tunggakan yang ada sangat besar sehingga pelaksanaan


pemutusan kurang optimal. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya pelanggan
yang menunggak tetapi belum dilakukan pemutusan sementara dan
pembongkaran rampung. Dari data yang diperoleh menunjukan jumlah
tunggakan pelanggan bulan Agustus dan September 2005 adalah sebagai
berikut :
1.Bulan Agustus 2005: Rp. 250.370.725,- terdiri dari 972 lembar
2.Bulan September 2005 : Rp. 253.265.250,- terdiri dari 983 lembar

Kondisi seperti ini kerap sekali terjadi sehingga perlu adanya solusi
penyelesaian untuk meminimalisir masalah tersebut diatas. Solusinya antara
lain sebagai berikut:

1. Pembentukan Tim Gabungan Pemutusan Aliran Listrik.


Untuk menghadapi keterbatasan jumlah petugas pemutusan, maka dapat
dibentuk suatu Tim Gabungan Pemutusan yang terdiri dari Tenaga yang
diambil dari pegawai PT. PT. PLN (Persero) yang berada di kantor Rayon,
Kantor Cabang maupun Kantor Wilayah. Tim Gabungan dibentuk atas dasar
persetujuan Pejabat yang terkait sehingga mempunyai dasar yang kuat dalam
melaksanakan tugas yang diberikan.Tim Gabungan mempunyai tugas untuk
menagihkan rekening pelanggan yang menunggak dengan diberi kewenangan
untuk dapat menerima pembayaran pelunasan rekening tunggakan ditempat
pelanggan tersebut membayar tunggakannya.
Dengan dibentuknya Tim Gabungan diharapkan jumlah tunggakan yang
sangat besar dapat di cover penagihannya sehingga tunggakan tidak
menumpuk setiap harinya.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 16 -
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

2. Bekerjasama dengan pihak ketiga.


PT. PLN dapat menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk mencari jalan
keluar dalam menekan angka tunggakan , anatara lain :
• Pembentukan Petugas Pemutusan yang terdiri dari tenaga yang berasal dari
pihak ketiga. Petugas tersebut diberikan target khusus hanya untuk
melakukan pemutusan sementara dan pembongkaran rampung. Petugas
Fungsi Penagihan memberikan Target –target kerja sebagai motivasi kerja
bagi petugas pemutusan.
• Pihak ketiga berlaku sebagai penebus rekening yang batas waktu
pembayarannya mendekati jatuh tempo artinya pihak ketiga melunasi
rekening-rekening yang hampir habis batas waktu pembayarannya. dengan
menebus rekening-rekening tersebut diharapkan jumlah tunggakan yang
akan muncul dapat diminimalisir, sedangkan bagi pihak ketiga diharapkan
mendapat keuntungan dari tebus rekening tersebut dari pembayaran Buaya
Keterlambatan yang diperoleh pada saat pelanggan yang menunggak
melunasi tagihan beserta biaya keterlambatan.
1.3. Kurangnya koordinasi antara fungsi terkait.
Koordinasi antara Fungsi Penagihan, Fungsi Pengawasan Kredit dan Fungsi
Lahta massih terdapat kelemahan-kelemahan antara lain :
• Formulir TUL VI-01 dan TUL VI-03 yang tetap lahir meskipun proses
pemutusan telah dilaksanakan.
• Data yasng terdapat di TUL I-11 ( PDL) dari Fungsi Pembukuan
Pelanggan berbeda dengan Data Pelanggan yang ada pada Fungsi Lahta
• Keterlambatan pengiriman Daftar Rekening yang belum lunas dari Fungsi
Penagihan ke fungsi Pengawasan Kredit sehingga daftar tunggakan
terlambat untuk dilakukan rekapitulasi.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 17 -
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

Dari kelemahan-kelemahan yang dijelaskan diatas maka perlu adanya


perbaikan yang berhubungan dengan Sistem Informasi mengenai semua
data pelanggan, bekerjasama dengan orang-orang IT.. Sistem Informasi
yang baru diharapkan lebih terinterkoneksi antar ketiga fungsi tersebut
sehingga informasi mengenai semua data pelanggan dapat lebih mudah
diakses setiap saat

6. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 KESIMPULAN
Dari data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya khususnya
mengenai kinerja pemutusan sementara dan pembongkaran rampung masih
terdapat beberapa kekurangan yang perlu dilakukan perbaikan-perbaikan,
maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa masih terdapat beberapa
kekurangan antara lain :
1. Koordinasi antara Fungsi Penagihan, Fungsi Pengolahan Data dan Petugas
Pemutusan kurang maksimal, hal ini terbukti dengan munculnya beberapa
kasus dilapangan antara lain :
• Adanya pelanggan yang menunggak lebih dari 3 lembar rekening tapi
belum dilakukan pemutusan sementara (TUL VI-01) maupun
pemutusan rampung (TUL VI-03).
• Lahirnya rekening bulan berjalan atas nama pelanggan yang telah
dilakukan pemutusan rampung (TUL VI-03).
• Terlambatnya pelaksanaan pemutusan sementara (TUL VI-01) maupun
pemutusan rampung (TUL VI-03).
2. Terbatasnya Sumber Daya Manusia baik tenaga pemutusan maupun tenaga
pengawas pemutusan sehingga pelaksanaan dan pengawasan pemutusan
menjadi kurang maksimal.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 18 -
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

3. Kurang tertibnya pemeliharaan data pelanggan sehingga antara PDL, data


di Pengolahan Data dan data dilapangan sering terjadi perbedaan sehingga
menyulitkan proses pelaksanaan pemutusan maupun mutasi tutup.

6.2 SARAN
Dibagian akhir tulisan ini perkenankanlah penulis mengajukan saran-saran
yang mudah-mudahan bisa menjadi penunjang dalam usaha untuk lebih
mengoptimalkan kinerja pemutusan guna menekan angka tunggakan, adapun
saran-saran tersebut adalah :
1. Peningkatan koordinasi antara Fungsi Penagihan, Fungsi Penngolahan
Data dan Petugas Pemutusan dengan menggunakan sistem informasi
data pelanggan yang lebih terinterkoneksi sehingga informasi tentang
pelanggan lebih akurat dan cepat diterima.
2. Pengupayaan pembayaran rekening listrik secara on line secara
keseluruhan.
3. Memperbanyak tempat-tempat pembayaran rekening listrik terutama
didaerah-daerah.
4. Penambahan tenaga pemutusan baik yang berasal dari Pegawai PT. PT.
PLN (Persero) maupun pihak ketiga.
5. Pelegalan sistem Tebus Rekening oleh investor/pihak ketiga untuk
rekening yang akan habis batas waktu pembayarannya.
6. Melakukan pembinaan terhadap petugas pemutusan dengan mengadakan
semacam seminar mengenai pelaksanaan pemutusan yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
7. Memberikan semacam reward dan punishment kepada petugas
pemutusan atas kinerja yang telah dilaksanakan.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 19 -
PT. PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan & Tenggara

8. Pemeliharaan data pelanggan secara teratur sehingga memudahkan


pencarian file pelanggan yang akan dilakukan pemutusan.
9. Pemisahan rekening yang lahir setelah proses pemutusan rampung
kedalam Daftar Rekening Bermasalah sehingga tidak menambah Saldo
Piutang Ragu-Ragu.

Bambang Arief Baskoro


S / AK / 00140
S1 - Akuntansi - 20 -

Anda mungkin juga menyukai