Anda di halaman 1dari 4

Calon Konselor perlu merenungan ini...

Di bawah ini ada satu tulisan yang (mudah2an) bisa jadi bahan renungan bagi kita
sebagai umat muslim sekaligus calon konselor. Baca sampe tuntas ya, Bro n Sist..
Jgn males!

Bisimillaahirrahmaanirrahiim.

Assalaamu’alaykum wr. wb.

MENANGIS DI AWAL, TERSENYUM DI AKHIR.

Ketika ada di antara kita sedang menangis, maka lazim kita tahu bahwa dia
sedang sedih, sehingga kita yang melihatnya pun ikut bersedih,,, kalau tidak,
sekedar berempati. Sudah menjadi pola umum bahwa menangis maka sedih,
menangis maka sedih, dst. Mungkin kita akan menyanggah; “orang yang lagi
bahagia, kadang juga menangis,,, atlit peraih medali emas misalnya”. Sebenarnya
dia juga sedih, Anda tidak percaya? Begini, dia kan menangis karena terharu atas
keberhasilannya, sedangkan kita tahu bahwa terharu itu kan bagian dari ekspresi
sedih juga. Bisa dipahami?. Maka benar, bahwa menangis adalah manifestasi
kesedihan seseorang.

Orang yang ada di dekat orang lain yang sedang sedih cenderung terpengaruh ikut
bersedih,,, karena manusia memang punya medan grafitasi simpati&empati yang
tarik-menarik dengan orang lain di sekitarnya. Namun tahu kah kita bahwa ada
orang menangis sampai menjerit-jerit tapi semua orang yang melihatnya malah
sumringah gembira, sampai-sampai merayakan tangisan orang itu dengan
mengadakan syukuran?? Ya, memang ada yang demikian,,, bahkan hampir semua
orang pernah mengalaminya, yaitu ketika kita baru lahir ke dunia ini. Begitu kita
BROJOL, bapak, ibu, kakek, nenek dan semua yang hadir merasa gembira
mendengar tangisan kita. Mereka malah sedih dan khawatir seandainya pada saat
itu si bayi (kita) tidak menangis, dianggapnya ada yang tidak beres. Tapi
ketahuilah, seandainya kita tahu hakikat sebenarnya di balik tangisan bayi yang
baru lahir, maka kita pun akan ikut menangis, kita akan bersedih sejadi-jadinya.
Kenapa? Karena sebetulnya si bayi menangis karena dia tahu akan diuji keimanan
dan ‘amalnya semasa hidup di dunia. Jika ia lulus maka masuk surga, jika gagal
maka neraka baginya, yang siksa paling ringannya dipakaikan sepatu logam panas
di kedua kaki sehingga otak di kepalanya mendidih (Lih. Shahih Muslim No.
313).

Dulu ketika masih dalam alam ruh, setiap manusia adalah mengenal Allah SWT,
taat dan tunduk kepadaNya. Sampai dalam kandungan seorang ibu pun kita masih
taat dan mengenalNya. Kita tawakal 100% kepada Allah SWT, sehingga Allah
sempurnakan jazad, tangan, kaki, mata, telinga, otak, semuanya Allah beri tanpa
kita protes sedikit pun kepadaNya. Padahal saat itu, tangan, kaki, mata, dan
telinga kita tidak bermanfaat samasekali sebab di dalam kandungan ibu yang
bermanfaat cuma plasenta alias ari-ari.

Hari ini para orang tua ikut prihatin dan merasa cemas ketika anaknya akan
menghadapi ujian akhir di sekolah. Maka mereka mengusahakan bagaimana
supaya anaknya lulus ujian, dikasih lah ia bimbingan belajar, dibelikan buku ini
buku itu dan seterusnya. Tapi,,, berapa banyak kah di antara kita yang prihatin dan
cemas atas kelulusan anak kita menghadapi ujian kehidupan dari Allah SWT di
dunia?? Yang mana jika si anak lulus maka baginya surga, jika gagal maka
celaka, menderita dalam masa yang tidak cukup 30 40 tahun, melainkan ribuan
bahkan jutaan tahun. Dan jika tidak ada iman samasekali di hati anak kita, maka
baginya PENDERITAAN TAK BERKESUDAHAN di akhirat kelak, menderita
selamanya.

Astaghfirullah...

Allahuakbar...

Ujian di sekolah berbeda dengan ujian kehidupan. Pada saat ujian akhir sekolah
kita dilarang menyontek, dilarang mengambil bocoran jawaban, yang melanggar
akan kena sanksi/hukuman. Tapi dalam ujian kehidupan, kita malah diberi
“bocoran” semua jawaban soal oleh Allah SWT, melalui siapa? Melalui para nabi
dan rasul... Apa bocorannya? Al Quran dan Sunnah RasulNya. Kita tinggal ikuti
maka kita selamat dunia akhirat. Si penguji (Allah SWT) tidak melihat hasil dari
usaha kita, melainkan usaha itu sendiri. Barang siapa beramal kebaikan walau
sebesar biji dzarrah, maka dia akan melihat balasannya. Begitu juga sebaliknya
(Lih. Q.S: Az Zalzalah, 7-8)

Abu Tsa'labah Al-khusyani Jurtsum bin Nasyir ra. meriwayatkan dari Rosulullah
saw, beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah swt telah menetapkan beberapa
kewajiban, janganlah engkau menyepelekannya (meremehkannya), telah
menentukan sanksi-sanksi hukum, janganlah engkau melanggar, telah pula
mengharamkan beberapa hal, maka janganlah engkau jatuh kedalamnya. Dia juga
mendiamkan beberapa hal --karena kasih sayangnya kepada kalian bukannya
lupa-- maka janganlah engkau mencari-carinya." (Hadits Hasan diriwayatkan oleh
Ad-daruquthni, dll)

Semua bocoran Allah beri cuma-cuma (gratis) karena dia memang maha
pengasih. Dia maha permurah, penyayang kepada kita semua. Allah SWT tidak
ingin manusia ciptaanNya masuk neraka. Maka Dia utus para nabi dan rasul untuk
“usaha” bagaimana supaya setiap manusia dari zaman nabi Adam sampai bayi
yang terakhir lahir menjelang hari kiamat, selamat dari adzabnya Allah SWT.
Usaha apa? yaitu Da’wah ilallah; ajak mengajak untuk taat kepada Allah. Pada
hari ini Rasul SAW telah wafat, dan Allah tidak lagi menurunkan nabi. Maka
da’wah ini dibebankan kepada umatnya, yaitu kita semua yang mengaku menjadi
hamba Allah umat Rasulullah.

Untuk itu, mari lah siapkan diri kita untuk jalankan usaha mulia ini. Sampaikan
walau satu ayat. Sampaikan apa yang sudah kita amalkan, kepada orang-orang di
sekitar kita. Saling nasihat-menasihati dalam kebaikan. Jangan sampai di akhirat
kelak kita menjadi orang yang bangkrut, amal-amal kebaikan kita habis diminta
oleh orang-orang terdekat kita yang tidak pernah kita beri nasihat kebaikan ketika
di dunia, tidak pernah kita ajak untuk solat, puasa, zakat, dll. Insya Allah, melalui
usaha yang mulia ini, apa bila kita sungguh-sungguh menjalankannya, maka kita
yang lahir kedunia ini dalam keadaan menangis akan MENINGGALKAN
DUNIA INI DALAM KEADAAN TERSENYUM.

Insya Allah...

Note: Mohon kritik / saran / koreksi / nasihat dari pembaca karena penulis masih
banyak kekurangan, kesalahan, dan dosa, serta masih sangat lemah dalam hal
iman dan ilmu agama. Tulisan ini ditujukan sebagai nasihat bagi diri penulis dan
mudah2an bermanfaat bagi para pembaca.

Amin...

Wassalaamu’alaykum wr. wb.

Anda mungkin juga menyukai