Anda di halaman 1dari 1

Bernapas melalui paru memiliki dua fungsi: pertama, untuk menyuplai oksigennke dalam

darah dan kedua, untuk mengatus keseimbangan asam – basa melalui konsentrasi CO2 di dalam
darah. Mekanisme pernapasan berperan untuk ventilasi alveolus,yang melaui dindingnya, O2 dapat
berdifusi ke dalam darah, sementara CO2 berdifusi keluar. Gas pernapasan di dalam darah sebagian
besar ditranspor dalam bentuk yang terikat. Jumlah yang ditranspor di antaranya bergantung pada
konsentrasinya di dalam darah dan aliran darah paru (perfusi). Hal ini merupakan tugas pengaturan
pernapasan untuk menyesuaikan ventilasi pada setiap kebutuhan tertentu.

Sejumlah gangguan dapat mempengaruhi pernapasan dengan cara tertentu sehingga


akhirnya pengambilan O2 dan pelepasan CO2 yang mencukupi tidak dapat ditahan lagi. Pada
penyakit paru obstruktif resistensi aliran saluran pernapasan meningkat sehingga ventilasi alveolus
menjadi terhambat. Akibat yang utama dalah hipoventilasi di beberapa alveoli atau semua alveoli.
Jika ventilasi semua alveolus sama sekali terhenti, akan terjadi jalan pintas artriovenosa fungsional.
Namun, hipoksia menimbulkan kontrikisi pada pembuluh darah yang menyuplai daerah tersebut
sehingga mengurangi aliran darah yang menuju alveolus yang kurang mendapat ventilasi.

Pada penyakit paru restriktif, hilangnya jaringan paru yang berfungsi dapat mengurangi luas
daerah difusi sehingga dengan cara ini mengganggu pertukaran gas. Pengurangan daerah difusi
terjadi juga pada emfisema, suatu keadaan yang ditandai dengan alveoli yang berlumen besar tetapi
jumla alveolusnya berkurang. gangguan difusi dapat juga terjadi akibat pemanjangan jarak difusi
antara alveolus dan kapiler darah. Jika laveolus dan kapiler sama sekali terpisah satu sama lainakan
menimbulkan ruang rugi fungsional (alveolus yang tidak diperdarahi) dan pembentukan jalan napas
arteriovenosa.

Penyakit paru restriktif dan obstruktif seperti penyakit kardiovaskular dapat memengaruhi
perfusi paru. Perfusi yang menurun mengakibatkan jumlah gas yang ditraspor ke dalam darah
menjadi berkurang meskipun saturasi O2 dan pembuangan CO2 di alveolus masih adekuat. Jika
resistensi aliran meningkat, kemungkinan dapat terjadi akibat yang serius pada sirkulasi karena
seluruh curah jantung harus melalui paru.

Pernapasan juga akan terganggu pada disfungsi pernafasan, serta motoneuron, saraf, dan
otot yang diaturnya. Namun, gerakan pernapasan yang terjadi bila paeraturan pernapasan
terganggu tidak selalu menimbulkan perubahan di ventilasi alveolus.

Akibat pernapasan yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipoksemia, hiperkapnia, atau
hipokapnia ( penigkatan atau penurunan CO2) di dalam darah yang kaya oksigen. Suplai oksigen ke
dalam sel dan juga pembuangan CO2 dari perifer tidak hanya bergantung pada pernapasan yang
adekuat, tapi juga pada transpor oksigen yang tidak terganggu dalam darah dan sirkulasi yang
adekuat.

Anda mungkin juga menyukai