PANORAMA TEORI HUKUM DAN

KEADILAN
Zainal Arifin Mochtar
(Pengajar Hukum FH UGM –
Direktur PuKAT Korupsi FH UGM)

Yogyakarta, 10 Januari 2009

 STRUKTUR/SUSUNAN ILMU

• STRUKTUR ILMU DIILUSTRASIKAN

SEBAGAI SEBUAH LIMAS ATAU PIRAMID.
• PADA BAGIAN DASAR TERDIRI ATAS
FAKTA-FAKTA, KEMUDIAN KE BAGIAN
ATAS TERDIRI ATAS: KLASIFIKASI,
DEFINISI, HIPOTESA, HUKUM, DAN TEORI
PADA BAGIAN PUNCAKNYA.
 TEORI
• MEMAHKOTAI SISTEM ILMIAH
• TERDIRI ATAS HUKUM-HUKUM ILMIAH.
• PERNYATAAN-PERNYATAAN UMUM YANG
MEMAUT HUBUNGAN TERATUR ANTAR
FAKTA/GEJALA.
• BERFUNGSI UNTUK MEMBERI
EKSPLANASI, PREDIKSI DAN PEMAHAMAN
TERHADAP BERBAGAI FAKTA/GEJALA.
 TEORI HUKUM ALAM
• MENGAKUI ADANYA NORMA-NORMA
HUKUM YANG LEBIH TINGGI (HIGHER
LAW) ATAS NORMA-NORMA HUKUM YANG
BERLAKU DI BERBAGAI NEGARA (HUKUM
POSITIF).
• NORMA-NORMA HUKUM ALAM BERFUNGSI
SEBAGAI PEMBENARAN MAUPUN
PENOLAKAN ATAS NORMA-NORMA
HUKUM POSITIF.
 LANJUTAN
• NORMA-NORMA HUKUM ALAM BERASAL
DARI TUHAN, AKAL BUDI MANUSIA DAN
GEJALA-GEJALA ALAM
• HUKUM POSITIF SEMESTINYA BERASAL
DARI HUKUM ALAM.
 TEORI HUKUM ALAM KLASIK DAN
MODERN
• TEORI HUKUM ALAM KLASIK: FOKUS PADA
TELAAHAN THD MUATAN MORAL DARI
HUKUM POSITIF.
• TEORI HUKUM MODERN: FOKUS PADA
FUNGSI-FUNGSI HUKUM.
 LON FULLER: DUA ASPEK
MORALITAS SISTEM NORMA:
EKSTERNAL DAN INTERNAL
 ASPEK EKSTERNAL
MEMUAT/MENGANDUNG NILAI-NILAI
IDEAL:
• MEWUJUDKAN KEADILAN
• MENCEGAH KETIDAKADILAN
 ASPEK INTERNAL: 8 PRASYARAT
SISTEM NORMA HUKUM:
• NORMA HUKUM BERLAKU UMUM
• NORMA HUKUM HARUS DIUNDANGKAN.
• NORMA HUKUM TIDAK BOLEH BERLAKU
SURUT.
• NORMA HUKUM HARUS DIMENGERTI.
 LANJUTAN
• DALAM SEBUAH SISTEM HUKUM, NORMA
HUKUM TIDAK BOLEH SALING
BERTENTANGAN.
• TIDAK MEMUAT PERINTAH ATAU
LARANGAN PERILAKU YANG MELAMPAUI
KEMAMPUAN MANUSIA.
• NORMA HUKUM BERSIFAT KONSTAN
• KONSISTENSI ANTARA NORMA HUKUM
DAN PELAKSANAAN/PENEGAKAN
 POSITIVISME : JOHN AUSTIN:
“LAW AS COMMAND”
HUKUM ADALAH:
 PERINTAH BERBUAT ATAU TIDAK
BERBUAT YANG DIPATUHI OLEH WARGA
SEBAGAI SEBUAH KEBIASAAN (HABIT).
 PERINTAH DITUJUKAN KEPADA
MASYARAKAT PADA UMUMNYA.
 DIBUAT OLEH OTORITAS YANG
BERDAULAT.
 LANJUTAN
• YANG BERDAULAT ADALAH YANG
DIPATUHI OLEH WARGA/PENDUDUK.
• YANG BERDAULAT TIDAK TUNDUK PADA
PIHAK LAINNYA
• SANKSI MENJADI UNSUR PENTING
 JOHN AUSTIN: DUA KATEGORI
ATURAN/KETENTUAN
• ATURAN/KETENTUAN YANG DISEBUT SEBAGAI
HUKUM (LAWS PROPERLY SO CALLED)
• ATURAN/KETENTUAN YANG TIDAK DISEBUT
SEBAGAI HUKUM (LAWS IMPROPERLY SO
CALLED), MISALKAN KETERATURAN DALAM
ALAM, MISALKAN MATAHARI TERBIT DI TIMUR
TENGGELAM DI BARAT, SETIAP HUJAN PASTI
DIDAHULUI OLEH ADANYA AWAN HITAM.
 ATURAN YANG DISEBUT SEBAGAI
HUKUM:
• MEMUAT/MENGANDUNG PERINTAH DAN
LARANGAN YANG DITUJUKAN KEPADA
MASYARAKAT KESELURUHAN.
• DIBEDAKAN ATAS DUA KATEGORI:
• NORMA DARI TUHAN DAN NORMA
BUATAN MANUSIA
 NORMA BUATAN MANUSIA
• HUKUM POSITIF, YAITU NORMA-NORMA
HUKUM YANG DITETAPKAN OLEH
OTORITAS POLITIK.
• NORMA HUKUM YANG TIDAK DITETAPKAN
OLEH OTORITAS POLITIK, DISEBUT JUGA
“POSITIVE MORALITY” MISALKAN ATURAN
SEBUAH ORGANISASI ATAU
PERKUMPULAN.
POSTIVISME H.L.A. HART: CONCEPT
OF LAW
• KOREKSI THD PEMIKIRAN AUSTIN, BAHWA
HUKUM ADALAH PERINTAH (COMMAND)
DAN KEPATUHAN TERHADAP HUKUM
SEBAGAI SEBUAH KEBIASAAN (HABIT).
• TEORI AUSTIN TIDAK DAPAT
MENJELASKAN KEBERLANJUTAN HUKUM
YANG TELAH ADA PADA GENERASI
BERIKUT.
 HART: PRIMARY RULES DAN
SECONDARY RULES
• PRIMARY RULES: NORMA HUKUM YANG
MEMUAT KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
• SECONDARY RULES: NORMA HUKUM YANG
MEMUAT KEWENANGAN KEPADA SUBJEK
HUKUM.
 TIGA JENIS SECONDARY RULES
• RULES OF CHANGE: ATURAN-ATURAN YANG
MEMFASILITASI LEMBAGA LEGISLATIF,
EKSEKUTIF ATAU JUDIKATIF UNTUK MENGUBAH
PRIMAIRY RULES.
• RULES OF ADJUDICATION: ATURAN-ATURAN
PENYELESAIAN SENGKETA/KASUS HUKUM
• RULES OF RECOGNITION: ATURAN YANG
MEMBERI PEDOMAN/KRITERIA UNTUK
MENENTUKAN BAHWA SUATU NORMA ADALAH
NORMA HUKUM.
JOHN RAWLS: TEORI KEADILAN (A
THEORY OF JUSTICE)
TIGA BENTUK KONSEPSI KEADILAN:
• 1. MAKSIMALISASI KEBEBASAN
(MAXIMISATION OF LIBERTY),
KEBEBASAN HANYA TUNDUK PADA
PEMBATASAN YANG DIMAKSUDKAN
UNTUK MELINDUNGI KEBEBASAN ITU
SENDIRI.
 KONSEPSI KEBEBASAN MENGAKUI
ADANYA HAK-HAK DASAR
• HAK BEBAS BERBICARA DAN BERORGANISASI,
HAK MEMILIH DAN DIPILIH UNTUK MENDUDUKI
JABATAN PUBLIK, HAK KEBEBASAN BERFIKIR,
HAK UNTUK MEMILIKI HARTA BENDA PRIBADI,
KEBEBASAN DARI PENANGKAPAN/PENAHAN
SECARA SEWENANG-WENANG
• HAK-HAK TERSEBUT TIDAK BOLEH
DIKORBANKAN ATAS ALASAN KEPENTINGAN
MASYARAKAT/NEGARA
 LANJUTAN
• 2. KESETARAAN UNTUK SEMUA (EQUALITY FOR
ALL), DALAM HAL KEBEBASAN DALAM
KEHIDUPAN SOSIAL DAN DALAM DISTRIBUSI
(PEMBAGIAN) SUMBER DAYA SOSIAL (SOCIAL
GOODS), HANYA TUNDUK PADA PENGECUALIAN
BAHWA KETIDAKSETARAAN DIBOLEHKAN JIKA
HAL ITU MENGHASILKAN MANFAAT PALING
BESAR BAGI MEREKA YANG PALING TIDAK
SEJAHTERA DALAM MASYARAKAT.
 LANJUTAN
• 3.KESETARAAN DALAM KESEMPATAN DAN
PENGHAPUSAN KETIDAKSETARAAN
DALAM KESEMPATAN BERDASARKAN
KEKAYAAN DAN KELAHIRAN.
 JOHN FINNIS:
TEORI KEADILAN
TIGA UNSUR-UNSUR KEADILAN:
• 1. KETERKAITAN DENGAN PIHAK LAIN;
HUBUNGAN ANTAR ORANG.
• 2. ADANYA KEWAJIBAN (DUTY) PADA
SESEORANG UNTUK MEMENUHI HAK
PIHAK LAIN.
• 3. KESETARAAN (EQUALITY).
 JENIS-JENIS KEADILAN
• KEADILAN UMUM (GENERAL JUSTICE):
MEWUJUDKAN KEBAIKAN BERSAMA BAGI
MASYARAKAT (COMMON GOOD OF ONE’S
COMMUNITY).
• KEADILAN DISTRIBUTIF (DISTRIBUTIVE
JUSTICE): KESETARAAN.
• KEADILAN KOMUTATIF (COMMUTATIVE
JUSTICE) KEADILAN DALAM HUBUNGAN HUKUM
ANTAR PARA PIHAK, MISALKAN KONTRAK,
GANTI RUGI DALAM PERISTIWA PERBUATAN
MELAWAN HUKUM.
 NOZICK:TEORI NEGARA MINIMAL
• NEGARA TIDAK BOLEH TERLALU
CAMPURTANGAN DALAM URUSAN WARGA.
• PERAN NEGARA SEBATAS MENJAGA AGAR
JANGAN TERJADI ANARKI.
• NEGARA HANYA PERLU CAMPUR TANGAN
UNTUK PERLINDUNGAN WARGA DARI
KEJAHATAN SEPERTI: PEMERKOSAAN,
PENCURIAN, PENGINGKARAN
PERJANJIAN/KONTRAK.
 LANJUTAN
• UNDANG-UNDANG NEGARA BAGIAN NEW YORK
MENYATAKAN: SEORANG PEMBUNUH TIDAK
KEHILANGAN HAK ATAS BENDA/KEKAYAAN
YANG DIPEROLEH MELALUI WASIAT.
• KAKEK ELMER BERWASIAT, BAHWA ELMER
MEMPEROLEH BEBERAPA HARTA SI KAKEK.
• WASIAT BARU BELAKU JIKA KAKEK TELAH
MENINGGAL.
 DWORKIN: TEORI HAK
• HUKUM TIDAK HANYA TERDIRI ATAS
ATURAN-ATURAN (RULES), TETAPI JUGA
PRINSIP-PRINSIP (PRINCIPLES), DOKTRIN-
DOKTRIN.
• ATURAN DAN PRINSIP SAMA-SAMA
MENGATUR PERILAKU, TETAPI MEMILIKI
BOBOT YANG BEDA.
 HAK LAWAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH
• PRINSIP/ASAS MENGANDUNG HAK-HAK.
• JIKA SEBUAH HAK BERHADAPAN/KONFLIK
DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, MAKA
HAKIM HARUS MEMENANGKAN HAK.
• HAK TIDAK DAPAT DIKALAHKAN OLEH PRINSIP
EFISIENSI.
• HAK-HAK MEMILIKI BOBOT YANG BERBEDA.
• HAK KEBEBASAN BERBICARA MEMILIKI BOBOT
YANG LEBIH DIBANDINGKAN HAK KEBENDAAN.
 TEORI-TEORI HUKUM SEBAGAI
KEBIJAKAN PUBLIK
FUNGSI:
MENJELASKAN LATARBELAKANG,
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN
PEMBENTUKAN SUATU PRODUK HUKUM
 KEBIJAKAN PUBLIK?
• WHAT GOVERNMENT CHOOSE TO DO OR
NOT TO DO.
KEBIJAKAN PUBLIK: PENDIDIKAN,
TRANSPORTASI, PERTAHANAN, LUAR
NEGERI, PERTANAHAN, INVESTASI
PERUMAHAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN
HIDUP, KEHUTANAN.
 HUKUM SEBAGAI LEGITIMASI
KEBIJAKAN PUBLIK
• UNDANG-UNDANG
• PERPU
• PP
• PERATURAN PRESIDEN
• PERATURAN DAERAH
DAPAT BERFUNGSI SEBAGAI LEGITIMASI
KEBIJAKAN PUBLIK
 TEORI ELIT
• DALAM SETIAP NEGARA/MASYARAKAT
TERDAPAT: KELOMPOK ELIT DAN KELOMPOK
MASSA.
• KELOMPOK ELIT JUMLAHNYA KECIL, TETAPI
MEMILIKI KEKUASAAN POLITIK EKONOMI DAN
SOSIAL, SEDANGKAN KELOMPOK MASSA
JUMLAHNYA BANYAK, TETAPI TIDAK
MEMPUNYAI KEKUASAAN.
• KELOMPOK ELIT YANG MENENTUKAN
PEMBUATAN DAN ARAH KEBIJAKAN PUBLIK,
SEDANGKAN KELOMPOK MASSA PASSIF.
 LANJUTAN
• KELOMPOK ELIT BERASAL DARI STRATA
SOSIAL EKONOMI ATAS.
• PERPINDAHAN DARI KELOMPOK MASSA
KE KELOMPOK ELIT SANGAT SULIT,
JARANG TERJADI, TERKECUALI TERJADI
REVOLUSI.
• KELOMPOK ELIT MEMILIKI PERSAMAAN
PANDANGAN: MEMPERTAHANKAN SISTEM
YANG BERLAKU.
 TEORI GROUP
• DALAM SETIAP NEGARA ATAU
MASYARAKAT SELALU TERDAPAT DUA
ATAU LEBIH KELOMPOK KEPENTINGAN,
IDEOLOGI.
• INTERKASI ANTARA BERBAGAI KELOMPOK
TITIK SENTRAL KEBIJAKAN PUBLIK.
• KEBIJAKAN PUBLIK MERUPAKAN HASIL
PERTARUNGAN/KONFLIK POLITIK BERBAGAI
KELOMPOK/IDEOLOGI.
 FUNGSI SISTEM POLITIK DAN
HUKUM
• MENGELOLA KONFLIK AGAR TIDAK
TIMBUL KEKERASAN.
• MENJADIKAN KOMPROMI SEBAGAI
KEBIJAKAN PUBLIK DAN DIBERI
LEGITIMASI MELALUI PRODUK HUKUM:
UU, PP. PERPRES, PERDA.
• MENJALANKAN/MENEGAKKAN
KEBIJAKAN PUBLIK YANG TELAH
DILEGITIMASI OLEH HUKUM
 TEORI SISTEM
• ADA LINGKUNGAN DAN ADA ISTEM
POLITIK/HUKUM.
• SISTEM TERDIRI ATAS LEMBAGA-
LEMBAGA, FUNGSI-FUNGSI,
• LINGKUNGAN MEMBERIKAN TEKANAN,
PENGARUH, MASUKAN, ASPIRASI,
TUNTUTAN YANG KEMUDIAN DIPROSES
MELALUI SISTEM.
 LANJUTAN
• PROSES-PROSES DALAM SISTEM POLITIK
MENGHASILKAN KELUARAN ATAU
KEBIJAKAN PUBLIK.
• TEORI SISTEM JUGA DAPAT MENJELASKAN
SISTEM PERADILAN.
 RULE OF LAW
FUNGSI RULE OF LAW:
MENCEGAH PENGGUNAAN KEKUASAAN
NEGARA SECARA SEWENANG-WENANG,
KORUP, PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN.
 UNSUR-UNSUR RULE OF LAW
• PROSEDURAL
• SUBSTANTIF
• KONTROL INTERNAL/INSTITUSI PENJAGA
 UNSUR PROSEDURAL
• HUKUM MESTI TERTULIS: SEBERAPA SERING
PEMERINTAH MEMBUAT KEBIJAKAN TANPA
LANDASAN HUKUM? SEBERAPA SERING
PEMERINTAH MENGGUNAKAN LANDASAN
INSIDENTAL DIBANDINGKAN ATURAN UMUM?
• PERBUATAN/TINDAKAN NEGARA/APARAT
NEGARA HARUS TUNDUK PADA HUKUM:
SEBERAPA LUAS ADA DISKRESI, ADAKAH
BANYAK PENGECUALIAN DALAM ATURAN
HUKUM? APAKAH PEMERINTAH SECARA
EMPIRIS MENDASARKAN PERBUATANNYA PADA
HUKUM?
 LANJUTAN
• SUBSTANSI HUKUM MESTI JELAS DAN PASTI, ATURAN
HUKUM BERLAKU UMUM, RELATIF KONSTAN, TIDAK
SEIRNG BERUBAH-UBAH, ATURAN HUKUM
DISOSIALISASIKAN.
• PERSETUJUAN RAKYAT MENENTUKAN DAN
MEMPENGARUHI ISI HUKUM DAN PERBUATAN HUKUM
NEGARA (PRINSIP DEMOKRASI); MEKANISME
PERANSERTA PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PROSES
PEMBUATAN KEPUTUSAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT
INDIVIDUAL, TERSEDIA MEKANISME PERANSERTA
RAKYAT DAN PERANSERTA EFFEKTIF.
 UNSUR SUBSTANTIF
• TUNDUKNYA SEMUA ATURAN HUKUM DAN
INTERPETASI ATURAN HUKUM PADA PRINSIP-
PRINSIP KEADILAN DAN DUE PROCESS.
• PERLINDUNGAN HAK-HAK INDIVIDUAL:
NORMATIF DAN PELAKSANAANNYA.
• KEBERADAAN NEGARA BERMANFAAT BAGI
KESEJAHTERAAN INDIVIDU: EKONOMI DAN
SOSIAL, NORMATIF DAN PELAKSANAANNYA.
• PERLINDUNGAN KEPENTINGAN HAK-HAK
KELOMPOK, GENERASI MENDATANG, NORMATIF
DAN PELAKSANAANNYA.
 UNSUR KONTROL INTERNAL DAN
INSTITUSI PENJAGA
• ADA TIDAKNYA PROSEDUR
PEMERIKSAAN/PENGUJIAN INTERNAL UNTUK
PENCEGAHAN PERBUATAN APARAT
PEMERINTAH/PEJABAT PUBLIK YAN MELAWAN
HUKUM.
• ADA TIDAKNYA LEMBAGA PERADILAN YANG
MANDIRI, BEBAS DARI PENGARUH DALAM
MENAFSIRKAN/MENERAPKAN HUKUM, SETIAP
ORANG MEMILIKI AKSES KE PENGADILAN.
 LANJUTAN
• ADA TIDAKNYA LEMBAGA-LEMBAGA YANG
MEMILIKI KEWENANGAN MENJAGA RULE
OF LAW: NORMATIF DAN
PELAKSANAANNYA.
• DI INDONESIA: KOMISI KEPOLISIAN,
KOMISI KEJAKSAAN, KOMISI YUDISIAL,
MAJELIS KODE ETIK, MAJELIS PENGAWAS
NOTARIS.
 TEORI PENDEKATAN EKONOMI
TERHADAP HUKUM
• TOKOH-TOKOH: JEREMY BENTHAM, GARY
BECKER, RICHARD POSNER.
• MENGANALISIS LOGIKA DAN EFEK
EKONOMI DARI PRANATA HUKUM,
NORMA, UNDANG-UNDANG DAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH
• MISAL ADAKAH PENGARUH HAK MILIK
PRIBADI DAN HAK MILIK KOMUNAL
TERHADAP PERTUMBUHAN INVESTASI.
 LANJUTAN
• MENGIDENTIFIKASI ALASAN-ALASAN
EKONOMI YANG MENDORONG
TERJADINYA PERUBAHAN HUKUM.
• MENGANJURKAN PARA PEMBUAT HUKUM
UNTUK MEMBUAT HUKUM YANG EFISIEN.
• MENDORONG PARA HAKIM UNTUK
MEMBUAT PUTUSAN YANG EFISIEN.
• FUNGSI HUKUM SEBAGAI FASILITATOR
PASAR EKONOMI.
 KONSEP-KONSEP DASAR PENDEKATAN
EKONOMI THD HUKUM
• MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG SENANTIASA
MEMAKSIMALISIR
KEBUTUHAN/KEPENTINGANYA.
• TUJUAN HUKUM ADALAH MEWUJUDKAN
EFISIENSI EKONOMI YANG JUGA DISEBUT
DENGAN ISTILAH: PARETO EFFICIENCY.
• EFISIENSI DIARTIKAN: KEADAAN DIMANA
KESEJAHTERAAN SESEORANG/KELOMPOK
ORANG MENINGKAT TANPA MENGAKIBATKAN
PENURUNAN KESEJAHTERAAN
SESEORANG/KELOMPOK LAIN.
 LANJUTAN
• SEBUAH KEBIJAKAN/HUKUM ATAU PUTUSAN
HAKIM DINILAI ATAS PENGARUHNYA UNTUK
MENDORONG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
• BAIK ATAU BURUK SEBUAH KEBIJAKAN DIUKUR
DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA COST
BENEFIT (BIAYA DAN MANFAAT)
• COST BENEFIT DIUKUR DENGAN NILAI MATA
UANG.
 SISTEM HUKUM:
OLEH L. FRIEDMAN
SEBUAH SISTEM HUKUM TERDIRI ATAS
KOMPONEN-KOMPONEN:
 KELEMBAGAAN
 SUBSTANSI
 FUNGSI
 BUDAYA
 KELEMBAGAAN
• DIUMPAMAKAN KALAU DALAM SISTEM
TUBUH MANUSIA: SEBAGAI SEBUAH
TULANG KERANGKA.
• KELEMBAGAAN MERUPAKAN KERANGKA
DASAR BAGI SISTEM HUKUM.
 SUSBTANSI
• ATURAN-ATURAN
SUSBTANSIAL/MATERIIL DAN ATURAN-
ATURAN PROSEDURAL.
 FUNGSI SISTEM HUKUM
 PENYELESAIAN SENGKETA
 PEMBERIAN HUKUMAN BAGI PERILAKU
MENYIMPANG
 PENDORONG PERUBAHAN SOSIAL PERILAKU
MANUSIA
 PENCATATAN/DOKUMENTASI
 BUDAYA HUKUM
• NILAI-NILAI ATAU PANDANGAN
MASYARAKAT .
• NILAI-NILAI ATAU PANDANGAN MAUPUN
PERILAKU PARA PELAKU DALAM SISTEM
HUKUM.