Anda di halaman 1dari 5

Dakwah Islam dari Metode Sembunyi-Sembunyi Hingga Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Oleh : Abdillah Rafi

1006695601

Pendahuluan

Seperti yang telah kita ketahui sebagai seorang muslim, Nabi Muhammad SAW
merupakan nabi terakhir dan merupakan suri tauladan bagi kita semua. Oleh karena itu sebagai
muslim yang baik sudah seharusnya kita mengetahui bagaimana sejarah Nabi Muhammad SAW
selama berdakwah. Kita harus mengetahui bagaimana sulitnya Nabi Muhammad SAW
berdakwah hingga disaat dakwahnya sudah bisa mengubah bangsa Arab dan seluruh dunia. Saat
ini sangat susah mencari figur yang mendekati Rasulullah untuk dijadikan tauladan kita. Oleh
karena itu dengan adanya LTM ini diharapkan kita bisa kembali mengingat sejarah Nabi
Muhammad SAW dan menjadikannya suri tauladan bagi kita semua.

Pembahasan

Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571M.
Rasulullah telah menjadi yatim ketika ia lahir. Ayahnya, Abdullah, telah meninggal dunia
sebelum ia lahir. Peristiwa besar Rasulullah terjadi pada saat ia diasuh oleh ibu susunya,
Halimatus Sa’diyah. Saat itu ketika Rasulullah sedang bermain, ia didatangi oleh malaikat Jibril
yang menyamar sebagai manusia. Kemudian malaikat Jibril membelah dada Rasulullah dan
membersihkan bagian dalam dadanya. Halimatus Sa’idah kaget melihatnya dan dia juga berpikir
inilah salah satu mu’jizat Rasulullah. Pada umur 8 tahun, ibu dari Rasulullah, Siti Aminah,
meninggal dunia ketika keduanya sedang berada di perjalanan menuju Abwa. Setelah itu
Rasulullah diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Tetapi tidak lama kemudian kakeknya pun
meninggal dunia. Setelah itu Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, yang
mempunyai usaha perdagangan. Rasulullah sering diajak oleh pamannya untuk berdagang dan
akhirnya ia dipercayakan oleh pamannya berdagang sendiri dan dalam urusan perniagaan
Rasulullah di Syam ia bertemu dengan Khadijah. Khadijah terkesan akan kejujuran dari
Rasulullah. Akhirnya keduanya menikah walaupun jarak umur keduanya terpaut lumayan jauh,
Rasulullah 25 tahun dan Khadijah 40 tahun.

Pada saat umur Nabi Muhammad SAW mencapai umur 40 tahun, ia pergi ke gua hira
untuk memisahkan diri dari urusan dunia. Ia memang sering menyendiri dan melupakan urusan
duniawinya atau yang biasa disebut tafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan, Nabi Muhammad SAW
mendapatkan wahyu pertamanya dari Allah SWT melalui malaikat Jibril di gua hira. Wahyu
pertama Nabi Muhammad SAW adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
Artinya :

Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu itu maha melihat. Dia telah mengajar dengan kalam.
Dia telah mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui ( QS Al-Alaq 1-5 )

Dengan diterimanya wahyu pertama ini maka sejak saat itu Nabi Muhammad telah
diangkat menjadi rasul oleh Allah SWT. Pada awalnya Rasulullah ketakutan akan hal ini, namun
akhirnya ia dapat menerimanya dan ia menantikan malaikat Jibril di gua hira, namun Jibril tidak
muncul dalam waktu yang lama.

Dalam proses penantian Jibril, turun wahyu yang membawa perintah kepada Rasulullah.
Wahyu itu itu berbunyi sebagai berikut : Hai orang yang brselimut bangun, dan beri ingatlah.
Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa
dan janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh ( balasan ) yang lebih banyak
dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu bersabarlah. ( QS Al- Muddatsir 1-7 )

Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau


melakukannya secara diam-diam di lingkungannya sendiri, keluarga, dan sahabat-sahabat beliau
yang paling karib. Mereka diajarkan bagaimana pokok-pokok agama Islam dan bagaimana
caranya menauhidkan Allah SWT. Mereka pun langsung percaya kepada Rasulullah. Mula-mula
istrinya sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang beru berumur
10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak. Lalu Zaid, bekas
budak yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu Aiman, pengasuh Nabi sejak ibunya Aminah
masih hidup. Banyak orang-orang yang menerima seruan Nabi melalui perantara Abu Bakar.
Mereka dikenal dengan sebutan Assabiqunal Awwalun . Mereka ialah Usman bin Affan, Zubair
ibnu Awwan, Sa'ad ibnu Abu Waqqas, Abdurrahman ibnu Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu
Ubaidah ibnul Jarrah, dan Arqam ibnu Abu Arqam. Rumah Arqam pada saat itu dijadikan tempat
pertemuan untuk menyampaikan dakwah islam.

Tidak beberapa lama kemudian turunlah ayat kepada Nabi Muhammad SAW yang
berbunyi “ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu
dari kejahatan orang-orang yang memperolok-olokan kamu. (QS. Al-Hijr 94-95)

Sesudah ayat ini turun, mulailah Rasulullah SAW menyeru segenap lapisan manusia
kepada agama Islam, menyeru segenap lapisan manusia secara terang-terangan baik golongan
bangsawan maupun hamba sahaya, begitupun anggota kerabat mereka sendiri atau orang-orang
yang jauh. Mula-mulanya beliau menyeru penduduk Mekkah lalu kemudiah penduduk negeri
yang lain. Disamping itu Rasulullah juga mengajak orang-orang yang berdatangan ke mekkah
untuk melakukan ibadah haji. Dengan usahanya yang gigih. Hasil yang diharapkan mulai
terlihat. Jumlah pengikut nabi yang tadinya hanya 12 an orang makin hari makin bertambah.
Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja dan orang-orang yang tak punya.

Saat Islam pertama kali di dakwahkan kaum Quraisy belumlah mencurahkan


perhatiannya terhadap umat Islam. Mereka mengira bahwa seruan Nabi Muhammad SAW itu
hanya satu gertakan yang tidak akan bertahan lama dan akan punah dengan sendirinya. Akan
tetapi, alangkah terkejutnya mereka melihat dengan cepat memasuki kehidupan rumah tangga
mereka. Yang lebih mencengangkan hamba sahaya mereka pun telah menerima pula seruan itu
dengan baik. Hal pertama yang mereka lakukan adalah menghalangi para hamba sahaya dan
orang-orang yang lemah seperti Yasir dan putranya, Ammar, serta istrinya, Summayyah. Begitu
juga Bilal, Habab Ibnu Haris dan yang lainnya dengan memberikan siksaan yang berat. Akan
tetapi Nabi Muhammad SAW tidak mendapatkan siksaan karena Bani Hasyim memiliki
kedudukan yang tinggi pada pandangan mereka dan Rasulullah sendiri mendapat perlindungan
dari pamannya Abu Thalib. Akan tetapi, seruan Nabi bertambah tersiar dan bangsawan Quraisy
mulai banyak yang masuk Islam.

Oleh karena itu para kaum kafir Quraisy mulai melakukan tindakan-tindakan yang
mengusahakan agar Rasulullah menyerah. Mereka mulai mendekati Rasulullah melalui cara
halus dengan cara menawarkan harta, tahta, dan wanita. Namun Rasulullah tetap pada
pendiriannya sehingga kaum kafir Quraisy mulai melakukan cara-cara yang kasar terhadapnya.
Rasulullah mendapatkan perlakuan yang kasar dari para kafir Quraisy dari mulai diludahi,
dilempar tahi unta, dan masih banyak lagi perlakuan kasar yang ditujukan bagi dirinya dan
pengikutnya.

Melihat kenyataan seperti itu akhirnya nabi memandang bahwa kota Makkah tidak dapat
dijadikan lagi pusat dakwah. Karena itu, Nabi pernah mengunjungi beberapa negeri seperti
Thaif, untuk dijadikan sebagai tempat pusat dakwah, namun ternyata tidak bisa, karena
penduduk Thaif juga memusuhi Nabi. Oleh karena itu, Nabi memilih kota Madinah ( Yastrib )
sebagai tempat hijrah kaum Muslimin, dikarenakan beberapa factor, diantara lain :

1. Madinah adalah tempat yang paling dekat dengan Makkah


2. Sebelum jadi Nabi, Muhammad telah mempunyai hubungan yang baik dengan penduduk
madinah karena kakek nabi, Abdul Mutholib, mempunyai istri orang Madinah
3. Penduduk Madinah sudah dikenal Nabi bahwa mereka memiiki sifat yang lemah lembut
4. Nabi Muhammad SAW mempunyai kerabat di madinah yaitu bani Nadjar
5. Bagi diri Nabi sendiri, hijrah ke Madinah karena perintah Allh SWT.

Selama dalam perjalanan ke Madinah beliau mengalami banyak gangguan selain


diganggu oleh Suraqah yang mengejar beliau sekaligus pembunuh bayaran, beliaupun sempat
singgah ke Kubah dan mendirikan masjid yang dikenal dengan Masjid Kuba, dalam Al-Qur'an
disebut dengan Masjid Taqwa . Masjid inilah yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad
SAW.

Setelah ada berita bahwa Nabi Muhammad dalam perjalanan menuju kota Madinah maka
kaum Muslimin Madinah sudah nenunggu kedatangan beliau dengan penuh kerinduan dan
penghormatan. Pada hari Jum'at tahun pertama hijriah bertepatan dengan tanggal 2 Juli 622M,
Nabi beserta rombongan Muhajirin lainnya disambut meriah oleh penduduk Madinah sambil
melagukan sebuah syair yang terkenal. Pada hari jum'at itu pula Nabi untuk pertama kali
mengadakan Shalat Jum'at bersama kaum Muhajirin dan Anshor.

Setelah Nabi menetap di Madinah, barulah Nabi mulai mengatur semua untuk kebaikan
dan kepentingan penduduk Madinah serta kepentingan umat Islam. Peristiwa hijrah nabi ke
Madinah akhirnya dijadikan sebagai awal perhitungan tahun hijriah.

Setelah tiba dan diterima penduduk Yastrib ( Madinah ), Nabi resmi menjadi pemimpin
penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode
Mekkah, pada periode Madinah, Islam, merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang
berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad
mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala Negara.
Dengan kata lain, dalam diri Nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan duniawi.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, nabi segera meletakkan dasar-
dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar pertama , pembangunan Masjid, selain untuk tempat
shalat, juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan
jiwa mereka. Masjid pada masa Nabi juga berfungsi sebagai pussat pemerintahan. Dasar kedua ,
Ukhuwah Islamiah , persaudaraan sesama musllim. Nabi mempersaudarakan golongan Muhajirin
dengan Anshor. Ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru yaitu persaudaraan
berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan darah. Dasar ketiga , hubungan
persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama islam.

Meskipun penduduk Madinah terdiri dari Islam, Yahudi, dan Musyrikin. Rasulullah
menetapkan keamanan Negeri Madinah adalah tanggung jawab semua golongan. Bila ada musuh
dari luar maka secara gotong-royong mengusirnya. Konsep tanggung jawab ini menjadikan
Negeri Madinah adalah tempat tinggal yang aman bagi umat Islam, dan golongan lain. Secara
garis besar Negeri Madinah yang ditetapkan Rasulullah yaitu :

1. Setiap golongan, kaum atau suku bertanggung jawab bagi harta rampasan atau uang
tebusan bagi masing-masing anggotanya.
2. Penduduk Madinah diharapkan kompak dalam menghadapi tindak kriminal, sekalipun
untuk keluarga terdekatnya yang merugikan anggota masyarakat lain
3. Orang Yahudi dari berbagai kelompok harus menjaga agamanya sendiri dan mereka
dengan kaum muslimin harus saling membantu.

Hijrahnya Rasulullah SAW memberikan hikmah yang besar terhadap perkembangan


Dakwah Islamiah diantaranya :

1. Kemenangan dakwah Rasulullah dan kaum Muslimin terhadap kaum Quraisy


2. Terbentuknya agama Islam yang beribukota di Madinah dengan nabi Muhammad SAW
sebagai kepala negara dan kepala pemerintahannya
3. Tersebarnya agama Islam kepelosok penjuru dunia
Saat berdakwah di Madinah, Rasulullah juga membuat Piagam Madinah. Isi Piagam
Madinah antara lain :

1. Kelompok masing-masing berhak menghukum orang yang membuat kerusakan dan


memberikan keamanan bagi orang yang patuh
2. Kebebasan beragama terjamin untuk semua kelompok
3. Menjadi suatu kewajiban bagu penduduk madinah muslim dan yahudi untuk salaing
membantu dan menolong
4. Saling mengadakan kerja sama dengan mempertahankan Negeri Madinah dari segala
serangan
5. Rasulullah menjadi pemimpin tertinggi di negeri Madinah, segala perkara dan
perselisihan besar diserahkan kepada beliau untuk memutuskannya.

Selama di Madinah, Rasulullah juga mengalami berbagai macam perang. Diantaranya


perang Badar, perang Uhud, dan Perang Khandak. Dalam perang Badar, pasukan Muslim
menang walaupun jumlah mereka 300 berbanding 1000. Tetapi di perang Uhud pasukan Muslim
kalah karena keserakahan mereka terhadap harta rampasan perang. Pada perang Khandak,
pasukan Muslim mendirikan parit di sekitar benteng dan tidak dapat keluar dari benteng
sehingga mereka kekurangan bahan makanan. Namun Allah SWT membantunya dengan
meniupkan angin kencang yang memporakporandakan kamp-kamp pasukan kafir.

Pada umurnya yang ke 63 tahun, Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Ia meninggal
dunia pada tanggal 12 Rabiul Awal, seperti tanggal Rasulullah dilahirkan. Rasulullah
dimakamkan di dekat Masjid Nabawi di Madinah. Walaupun Rasulullah sudah meninggal dunia,
namun Rasulullah tetap ada di dalam hati setiap orang yang beriman kepada Allah SWT dan
dirinya.

Penutup

Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir dan kita harus meyakininya.
Perjungannya saat dakwah semasa hidupnya tidak boleh kita sia-siakan begitu saja. Kita
seharusnya melanjutkan dakwah yang sudah Rasulullah mulai. Sebagai muslim yang baik
seharusnya kita malu karena apa yang kita lakukan untuk agama kita masih jauh dari apa yang
sudah Rasulullah lakukan untuk agama ini. Oleh karena itu kita harus senantiasa mengingatnya
dan melanjutkan perjuangannya

Anda mungkin juga menyukai