Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era otonomi daerah kelembagaan penyuluh pertanian di daerah menjadi

kurang terurus karena apa yang sebelumnya mereka terima dari pemerintah pusat

seperti pelatihan teknis, dana operasional serta uang kerja dan bimbingan hampir

semua dipangkas. Menghadapi kondisi seperti itu motivasi dan semangat kerja

para penyuluh pertanian lapangan terlihat menurun. Oleh karena itu banyak

muncul penilaian masyarakat yang menyatakan bahwa efektivitas penyuluh

pertanian lapangan saat ini kurang optimal. Selain itu pengamatan di lapangan

diperoleh hasil bahwa masih kurangnya dorongan oleh pimpinan kepada para

penyuluh pertanian lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan secara optimal,

kurangnya tingkat upaya yang dilakukan para penyuluh pertanian lapangan

terhadap hasil pekerjaan dan masih kurangnya keyakinan bahwa hasil pekerjaan

akan menghasilkan imbalan yang setimpal.

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sangat berperan penting dalam kelancaran

suatu penyuluhan, dimana suatu balai penyuluhan merupakan tempat para

penyuluh pertanian melakukan suatu pertemuan dalam menemukan suatu

permasalah yang ada dimasyarakat serta memecahkan atau memberikan solusi

dari masalah yang ada di dalam masyarakat atau petani. Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP) Kecamatan Poleang Barat Kabupaten Bombana Provinsi

Sulawesi Tenggara, memiliki struktur organisasinya di mulai dari kepala Balai

Penyuluhan Pertanian (BPP) dan juga sebagai coordinator dimana memiliki

fungsi sebagai pengontrol dari kinerja penyuluh yang ada di wilayah kerjanya,

kemudian didampingi oleh Staf BPP yang mempunyai tugas merekap serta

mengarsipkan semua laporan dari kegiatan penyuluh pertanian lapangan,

selanjutnya PPL dan Manajer Kebun yang memiliki tugas melakukan kegiatan

demplot di Balai Penyuluhan Pertanian bekerja sama dengan para penyuluh

pertanian.

Penyuluh pertanian berjumlah 10 orang dengan satu orang Pimpinan Balai

Penyuluh Pertanian, dari sekian jumlah penyuluh lapangan tersebut mereka

terbagi atas beberapa wilayah kerja penyuluh (WKP) di Kecamatan tersebut,

dengan berbagai keahlian dan profesi, yang dimilikinya. Kondisi penyuluh

pertanian yang ada di BPP Kecamatan Poleang Barat saat ini belum dikatakan

stabil karena sebagaian persen berdomisili atau berasal dari luar daerah tersebut

Tanpa adanya Pimpinan dan Penyuluh Pertanian Lapangan yang berkualitas

mustahil suatu organisasi BPP di Kecamatan Poleang Barat Kabupaten Bombana

akan berhasil mencapai tujuannya. Permasalahan yang sering timbul dalam

penanganan sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah masalah


motivasi dan kinerja penyuluh pertanian lapangan. Afiliasi kelembagaan serta

tuntutan kompetensi penyuluh juga berubah dengan arah yang tidak berpola.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani setiap wilayah di

Kabupaten Bombana khususnya di Kecamatan Poleang Barat, kinerja Penyuluh

Pertanian Lapangan (PPL) di BPP Kecamatan Poleang Barat hanya mengikuti

jadwal kunjungan kerja yang dilakukan 3 kali seminggu dengan serentak tetapi

masih saja belum dapat memecahkan masalah yang ada di masyarakat. Kegiatan

penyuluhan harus terus diupayakan agar pencapaian tujuan bagi Balai

Penyuluhan Pertanian , Pimpinan, Penyuluh serta Masyarakat yang di Kecamatan

Poleang Barat Kabupaten Bombana dapat tercapai dengan optimal. Untuk itu

penulis tertarik untuk menganalisis Hubungan Antara Kepemimpinan dan

Motivasi Dengan Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di BPP Kecamatan

Poleang Barat Kabupaten Bombana. Sehingga diharapkan dengan mengetahui

dan menganalisis lebih lanjut tentang kepemimpinan dan motivasi ini, maka

motivasi dengan kinerja penyuluh pertanian lapangan yang ada di BPP dapat

ditingkatkan untuk lebih baik lagi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini

yaitu apakah ada “Hubungan Antara Kepemimpinan dan Motivasi Dengan


Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di BPP Kecamatan Poleang Barat

Kabupaten Bombana”?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Hubungan Antara Kepemimpinan dan

Motivasi Dengan Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di BPP Kecamatan

Poleang Barat Kabupaten Bombana.

D. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan dan penyuluh pertanian dalam

yang ada di BPP Kecamatan Poleang Barat.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah atau pimpinan pusat penyuluhan

pertanian mengenai motivasi dan kinerja penyuluhan pertanian lapangan

(PPL).

3. Sebagai bahan masukan dan referensi bagi para peneliti selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai