Anda di halaman 1dari 13

Apasih radiasi itu?

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa
sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu
penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.

Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber radiasi yang bersifat unsur alamiah dan berada
di udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium
dan Thorium di dalam lapisan bumi; Karbon dan Radon di udara serta Tritium dan Deuterium
yang ada di dalam air.

Apa bedanya jenis radiasi dalam bentuk partikel dan radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik?
Radiasi dalam bentuk partikel adalah jenis radiasi yang mempunyai massa terukur. Sebagai
contoh adalah radiasi alpha dengan simbol:
  2α4
angka 4 pada simbol radiasi menunjukkan jumlah massa dari radiasi tersebut adalah 4 satuan
massa atom (sma) dan angka 2 menunjukkan jumlah muatan radiasi tersebut adalah positif 2,
serta radiasi beta dengan simbol:
  -1β0
menunjukkan bahwa jumlah massa dari jenis radiasi tersebut adalah 0 dan jumlah muatannya
adalah 1 negatif, sedangkan radiasi neutron dengan simbol:
  1η0
menunjukkan bahwa jumlah massa dari neutron adalah 1 sma dan jumlah muatannya adalah 0.
Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis
radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X,
dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave,
radar dan handphone.
Bagaimana sejarah radiasi?

Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923),


seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman dengan sungguh-sungguh
melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas hitam
agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu ia membuat ruang
penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia mengamati sesuatu yang di
luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja mulai berpendar di dalam kegelapan.
Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari
tabung, pelat masih tetap berpendar. Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum
diketahui terjadi di dalam tabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar.
Radiasi ini disebut sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui.

Tahun 1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar-X dan meneliti sifat-sifatnya.
Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan laporan penelitiannya. Berikut ini adalah sifat-
sifat sinar-X:

1. Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
2. Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi. Meskipun pelat
dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
3. Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh
timbal setebal 1,5 mm.
4. Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.
5. Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto tulang
tersebut pada pelat fotografi. Skema peralatan ditampilkan pada Gambar 2. Foto tulang
tangan yang diambil pada saat itu ditampilkan pada Gambar 3.
6. Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang
tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda
dengan sinar katoda).

Laporan pertama Roentgen mengenai sinar-X dimuat pada halaman 132-141 laporan Asosiasi
Fisika Medik Wuerzburg tahun 1895. Di awal tahun 1896 reprint laporan Roentgen dikirimkan
kepada ilmuwan-ilmuwan terkenal. Karena tidak dibelokkan oleh medan magnet, maka orang
tahu bahwa sinar-X berbeda dengan sinar katoda. Pada saat itu belum ditemukan fenomena
interferensi dan difraksi. Karena itu muncullah persaingan antara teori partikel dengan teori
gelombang untuk menjelaskan esensi/substansi sinar-X. Teori partikel dikemukakan antara lain
oleh W.H. Bragg, teori gelombang dikemukakan antara lain oleh Stokes dan C.G. Barkla. Sejak
saat itu teori gelombang didukung oleh lebih banyak orang. Pada tahun 1912, fenomena difraksi
sinar-X oleh kristal ditemukan oleh Max von Laue dan kemudian dapat dipastikan bahwa sinar-
X adalah gelombang elektromagnetik. Tahun 1922 Compton menemukan efek Compton
berdasarkan penelitian hamburan Compton. Berdasarkan penelitian sinar-X ia dapat memastikan
bahwa gelombang elektromagnetik memiliki sifat dualisme gelombang dan materi (partikel).

Ada berapakah jenis radiasi?


Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan radiasi non-pengion.

Radiasi Pengion

Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion
positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi
pengion adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis
radiasi memiliki karakteristik khusus. Yang termasuk radiasi pengion adalah partikel alfa (α),
partikel beta (β), sinar gamma (γ), sinar-X, partikel neutron.

Radiasi Non Pengion

Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila
berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di sekeliling kehidupan kita.
Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang
membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan
dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan
energi dalam bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang
dipancarkan matahari).
Bagaimana sifat radiasi itu?
Ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan sumber radiasi
pada suatu tempat atau bahan, yaitu sebagai berikut :

 Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia, sehingga untuk mengenalinya
diperlukan suatu alat bantu pendeteksi yang disebut dengan detektor radiasi. Ada
beberapa jenis detektor yang secara spesifik mempunyai kemampuan untuk melacak
keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu detektor alpha, detektor gamma, detektor neutron,
dll.
 Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui proses ionisasi, eksitasi
dan lain-lain. Dengan menggunakan sifat-sifat tersebut kemudian digunakan sebagai
dasar untuk membuat detektor radiasi.

   

Apa sajakah sumber radiasi itu?


Radiasi berada di mana-mana, karena sumber radiasi tersebar di mana saja di alam semesta, baik
yang terjadi secara alami (sumber radiasi alam) maupun yang terjadi karena aktivitas manusia
(sumber radiasi buatan). Sumber radiasi alam sudah ada sejak alam semesta terbentuk, dan
radiasi yang dipancarkan oleh sumber alam ini disebut radiasi latar belakang. Sedangkan sumber
radiasi buatan baru diproduksi di abad 20, tetapi telah memberikan paparan secara signifikan
kepada manusia. Sumber radiasi dibagi dua :

 Radiasi alam : sumber radiasi kosmik, sumber radiasi terestrial (primordial), sumber
radiasi dari dalam tubuh manusia
 Radiasi buatan : radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir, akselerator

Apa yang akan terjadi apabila radiasi berinteraksi dengan suatu materi?
Radiasi apabila menumbuk suatu materi maka akan terjadi interaksi yang akan menimbulkan
berbagai efek. Efek-efek radiasi ini bergantung pada jenis radiasi, energi dan juga bergantung
pada jenis materi yang ditumbuk. Pada umumnya radiasi dapat menyebabkan proses ionisasi
dan atau proses eksitasi ketika melewati materi yang ditumbuknya.
Apakah Ionisasi itu?
Ionisasi bisa terjadi pada saat radiasi berinteraksi dengan atom materi yang dilewatinya. Radiasi
yang dapat menyebabkan terjadinya ionisasi disebut radiasi pengion. Termasuk dalam katagori
radiasi pengion ini adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Pada
saat menembus materi, radiasi pengion dapat menumbuk elektron orbit sehingga elektron
terlepas dari atom. Akibatnya timbul pasangan ion positif dan ion negatif.

Menurut sifat kejadiannya, ionisasi dikelompokkan ke dalam ionisasi-langsung dan ionisasi- tak-
langsung. Ionisasi-langsung terjadi jika radiasi menyebabkan ionisasi pada saat itu juga ketika
berinteraksi dengan atom materi, dan proses ini bisa disebabkan oleh partikel bermuatan listrik
seperti alpha dan beta. Berbeda dengan yang terjadi pada interaksi partikel bermuatan, interaksi
radiasi yang berupa gelombang elektromagnetik (sinar gamma atau sinar-X) ataupun partikel
yang tidak bermuatan listrik (neutron) tidak secara langsung menimbulkan ionisasi. Partikel yang
dihasilkan dalam interaksi yang pertama ini kemudian menyebabkan terjadinya ionisasi. Proses
seperti ini dikenal sebagai ionisasi-tak-langsung.

Apakah Eksitasi Itu?


Apabila radiasi yang berinteraksi dengan atom tidak cukup energinya untuk menghasilkan
ionisasi langsung, maka dapat mengakibatkan suatu elektron orbit tertentu berpindah ke tingkat
energi yang lebih tinggi, atau ke keadaan tereksitasi. Energi eksitasi tersebut akan dilepaskan
kembali dalam bentuk radiasi elektromagnetis, pada saat elektron tersebut kembali ke orbit
dengan tingkat energi yang lebih rendah.

 
Apa yang terjadi apabila partikel alpha berinteraksi dengan materi?

Apa yang terjadi apabila partikel beta berinteraksi dengan materi?

Apa yang terjadi apabila sinar gamma atau sinar-X berinteraksi dengan materi?

Apa yang terjadi apabila partikel neutron berinteraksi dengan materi?

Apakah radiasi mempunyai besaran satuan?


Sama halnya dengan besaran fisis lainnya, seperti panjang yang mempunyai satuan (ukuran)
meter, inchi, feet; satuan berat (kilogram, ton, pound); satuan volume (liter, meter kubik); maka
radiasi pun mempunyai satuan atau ukuran untuk menunjukkan besarnya paparan atau pancaran
radiasi dari suatu sumber radiasi maupun banyaknya dosis radiasi yang diberikan atau diterima
oleh suatu medium yang terkena radiasi.
Mengapa radiasi nuklir mempunyai satuan tidak lain karena radiasi nuklir, seperti halnya panas
dan cahaya yang dipancarkan dari matahari, membawa (mentransfer) energi yang diteruskan ke
bumi dan atmosfir. Jadi radiasi nuklir juga membawa atau mentransfer energi dari sumber radiasi
yang diteruskan ke medium yang menerima radiasi. Sumber radiasi dapat berasal dari zat
radioaktif, pesawat sinar-X, dan lainnya.

Satuan radiasi ada beberapa macam. Satuan radiasi ini tergantung pada kriteria penggunaannya,
yaitu :

a. Satuan untuk paparan radiasi adalah Rontgen, dengan simbol satuan R.


b. Satuan untuk dosis absorbsi medium adalah Radiation Absorbed Dose, dengan simbol
satuan Rad.
c. Satuan untuk dosis ekuivalen adalah Rontgen equivalen of man, dengan simbol satuan
Rem.
d. Satuan untuk aktivitas sumber radiasi adalah Bacquerel, dengan simbol satuan Bq.

Apa yang dimaksud dengan satuan untuk paparan radiasi?


Paparan radiasi dengan satuan Rontgen, atau sering disingkat dengan R saja, adalah suatu satuan
yang menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan
ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Dalam hal ini 1 Rontgen adalah intensitas sinar-X atau
sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di udara sebanyak
  1,61 x 1015 pasangan ion per kilogram udara
pasangan ion per kilogram udara.
Energi yang diperlukan untuk membuat membuat satu pasangan ion di udara adalah
  5,4 x 10-18 Joule
Oleh karena itu 1 Rontgen dapat dikonversikan ke Joule sebagai berikut :
  1 R = (1,6 x 1015)(5,4 x 10-18) J/kg udara
        = 8,69 x 10-3 J/kg udara
        = 0,00869 J/kg udara
Satuan Rontgen penggunaannya terbatas untuk mengetahui besarnya paparan radiasi sinar-X atau
sinar Gamma di udara. Satuan Rontgen belum bisa digunakan untuk mengetahui besarnya
paparan yang diterima oleh suatu medium, khususnya oleh jaringan kulit manusia.

Apa yang dimaksud dengan satuan dosis absorbsi medium?


Radiasi pengion yang mengenai medium akan menyerahkan energinya kepada medium. Dalam
hal ini medium menyerap radiasi. Untuk mengetahui banyaknya radiasi yang terserap oleh suatu
medium digunakan satuan dosis radiasi terserap atau Radiation Absorbed Dose yang disingkat
Rad. Jadi dosis absorbsi merupakan ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi
pengion kepada medium.
Dosis absorbsi sebesar 1 Rad sama dengan energi yang diberikan kepada medium sebesar 0,01
Joule/kg. Bila dikaitkan dengan radiasi paparan maka akan diperoleh hubungan antara Rontgen
(R) dan Rad sebagai berikut :

Kalau 1 R = 0,00869 Joule/kg. udara, maka 1 R akan memberikan dosis absorbsi sebesar
0,00869/0,01 Rad atau sama dengan 0,869 Rad. Jadi
  1 R = 0,869 Rad.

Bila medium yang dikenai radiasi adalah jaringan kulit manusia, harga 1 R = 0,0096 Joule/kg.
jaringan, sehingga 1 R akan memberikan dosis absorbsi pada jaringan kulit sebesar 0,0096/0,01
Rad = 0,96. Jadi dosis serap untuk jaringan kulit dengan paparan radiasi sebesar 1 R = 0,96 Rad.

Kedua harga konversi dari Rontgen ke Rad tersebut diatas tidak begitu besar perbedaannya,
sehingga dalam beberapa hal dianggap sama. Untuk keperluan praktis dan agar lebih mudah
mengingatnya seringkali dianggap bahwa 1 R = 1 Rad.

Dalam satuan SI, satuan dosis radiasi serap disebut dengan Gray yang disingkat Gy. Dalam hal
ini 1 Gy sama dengan energi yang diberikan kepada medium sebesar 1 Joule/kg. Dengan
demikian maka :
  1 Gy = 100 Rad
Sedangkan hubungan antara Rontgen dengan Gray adalah :
  1 R = 0,00869 Gy

Apa yang dimaksud dengan satuan dosis ekuivalen?


Satuan untuk dosis ekuivalen lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh radiasi
terhadap tubuh manusia atau sistem biologis lainnya. Dalam hal ini tingkat kerusakan sistem
biologis yang mungkin ditimbulkan oleh suatu radiasi tidak hanya tergantung pada dosis
serapnya saja (Rad) akan tetapi tergantung juga pada jenis radiasinya.
Sebagai contoh, kerusakan sistem biologis yang disebabkan oleh radiasi neutron cepat sebesar
0,01 Gy (1Rad) akan sama dengan yang diakibatkan oleh radiasi sinar Gamma sebesar 0,1 Gy
(10 Rad).
Dua harga dosis serap yang berlainan yang berasal dari dua jenis radiasi, namun mengakibatkan
kerusakan yang sama perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya dosis ekuivalen. Dalam hal
ini ada suatu faktor yang ikut menentukan perhitungan dosis ekuivalen, yaitu yang dinamakan
dengan Quality Factor ata disingkat Q, yaitu suatu bilangan (faktor) yang tergantung pada jenis
radiasinya. Dosis ekuivalen ini semula berasal dari pengertian Rontgen equivalen of man atau
disingkat dengan Rem yang kemudian menjadi nama satuan untuk dosis ekuivalen. Hubungan
antara dosis ekuivalen dengan dosis absobrsi dan quality factor adalah sebagai berikut :
  Dosis ekuivalen (Rem) = Dosis serap (Rad) X Q
Sedangkan dalam satuan SI, dosis ekuivalen mempunyai satuan Sievert yang disingkat dengan
Sv. Hubungan antara Sievert dengan Gray dan Quality adalah sebagai berikut :
  Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q X N
Dalam persamaan tersebut di atas harga N adalah faktor modifikasi yang juga merupakan faktor
koreksi terhadap adanya laju dosis serap dan lain sebagainya. Pada saat ini harga N menurut
International Commision on Radiation Protection (ICRP) mendekati 1, sehingga persamaannya
menjadi :
  Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q
Berdasarkan perhitungan
  1 Gy = 100 Rad,
maka
  1 Sv = 100 Rem.

Harga quality factor (Q) ditentukan oleh kemampuan jenis radiasi dalam mengionisasikan zarah
yang ada pada jaringan kulit. Sebagai contoh, radiasi alpha mampu menghasilkan 1 juta
pasangan ion untuk setiap milimeter panjang lintasan pada jaringan kulit. Harga Q untuk radiasi
Gamma, dan juga untuk sinar-X adalah 1, sedangkan harga Q untuk jenis radiasi lainnya adalah
sebagai berikut :

Jenis Radiasi Harga Q


Gamma, Beta, dan Sinar-X 1
Neutrol thermal 2,3
Neutron cepat dan proton 10
Alpha 20

Apakah yang dimaksud dengan satuan untuk aktivitas sumber radiasi?


Pancaran radiasi sifatnya sama dengan pancaran cahaya yaitu menyebar ke segala arah. Oleh
karena itu banyaknya partikel yang dipancarkan per satuan waktu dari suatu sumber radiasi
merupakan ukuran intensitas atau aktivitas suatu sumber radiasi. Banyaknya partikel yang
dipancarkan per satuan waktu sering juga dinamakan dengan peluruhan per satuan waktu.
Apabila suatu sumber radiasi memancarkan 1 partikel per detik maka aktivitas sumber radiasi
tersebut adalah 1 Bacquerel. Nama Bacquerel dipakai sebagai satuan untuk iaktivitas sumber
radiasi, disingkat menjadi Bq. Dengan demikian maka :
  1 Becquerel (Bq) = 1 peluruhan per detik
Satuan Becquerel (Bq) ini dipakai dalam satuan SI sejak tahun 1976. Sebelum itu satuan untuk
intensitas suatu sumber radiasi menggunakan satuan Curie atau disingkat Ci. Satu Curie
didenifinisikan sebagai :
  1 Ci = 3,7 x 1010 peluruhan per detik
Hubungan antara satuan Bacquerel dan satuan Curie adalah sebagai berikut :
  1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
atau :
  1 Bq = 27,027 x 1012 Ci
Kedua satuan aktivitas radiasi tersebut, Curie dan Bequerel, sampai saat ini masih tetap dipakai.
Pada umumnya untuk intensitas radiasi yang tinggi digunakan satuan Curie, sedangkan untuk
intensitas rendah digunakan satuan Bequerel. Radiasi intensitas rendah sering juga memakai
satuan mili dan mikro, dimana
  1 mCi = 10-3 Ci dan 1 μCi = 10-6Ci

Bagaimana terjadinya interaksi radiasi dengan materi biologik?


Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ
tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur
yang sama. Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup secara
lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari
dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah
organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel
mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai
peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan
dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23
pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari DNA
(Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik.

Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic diawali dengan interaksdi fisika yaitu, proses
ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung bila penyerapan energi langsung terjadi pada molekul organik
dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung
bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya
kemudian akan mengenai molekul organik penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia
terdiri dari air, maka sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak langsung.

Bagaimana pengaruh radiasi terhadap manusia?


Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada
perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada
dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek
somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari
individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang
dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi.

Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat
dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik
sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar
radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan
penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan
pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu
yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas
efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena
kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai
akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel.

Efek Deterministi (efek non stokastik) Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat
paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi
sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul
bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa
saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis
yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada
dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik
dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini
menjadi 100%.

Efek Stokastik Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan
perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi
dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel Sel yang mengalami modifikasi atau sel
yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha
untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau transformasi sel ini
disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan
baru akan muncul setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar
peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah
dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel
yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau
pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang
relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan
tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat
menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu
populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu.

Apa yang dimaksud dengan radiasi interna dan eksterna?


Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi eksterna.
Partikel a, b, sinar g, sinar-X dan neutron adalah jenis radiasi pengion, tetapi tidak semua
memiliki potensi bahaya radiasi eksterna. Partikel a memiliki daya ionisasi yang besar, sehingga
jangkauannya di udara sangat pendek (beberapa cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya
eksterna karena tidak dapat menembus lapisan kulit luar manusia. Partikel b memiliki daya
tembus yang jauh lebih tinggi dari partikel a. Daya tembus partikel b dipengaruhi besar energi.
Partikel b berenergi tinggi mampu menjangkau beberapa meter di udara dan dapat menembus
lapisan kulit luar beberapa mm. Oleh karena itu, partikel b memiliki potensi bahaya radiasi
eksterna kecil, kecuali untuk mata. Sinar-X dan sinar g adalah gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua organ tubuh,
sehingga mempunyai potensi bahaya radiasi eksterna yang signifikan. Neutron juga memiliki
daya tembus yang sangat besar. Neutron melepaskan energi didalam tubuh karena neutron
dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron memiliki potensi bahaya radiasi eksterna yang tinggi
sehingga memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Jika zat yang memancarkan radiasi
berada di dalam tubuh, kita sebut dengan radiasi interna. Partikel a mempunyai potensi bahaya
radiasi interna yang besar karena radiasi a mempunyai daya ionisasi yang besar sehingga dapat
memindahkan sejumlah besar energi dalam volume yang sangat kecil dari jaringan tubuh dan
mengakibatkan kerusakan jaringan disekitar sumber radioaktif. Partikel b mempunyai potensi
bahaya radiasi interna yang tingkatannya lebih rendah dari a. Karena jangkauan partikel b
didalam tubuh jauh lebih besar dari partikel a di dalam tubuh, maka energi b akan dipindahkan
dalam volume jaringan yang lebih besar. Kondisi ini mengurangi keseluruhan efek radiasi pada
organ dan jaringan sekitarnya. Sinar g memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah
dibandingkan a dan b, sehingga potensi radiasi internanya sangat rendah.

Apakah ada prinsip dasar yang harus dipatuhi dalam penggunaan radiasi untuk berbagai
keperluan?
Dalam penggunaan radiasi untuk berbagai keperluan ada ketentuan yang harus dipatuhi untuk
mencegah penerimaan dosis yang tidak seharusnya terhadap seseorang. Ada 3 prinsip yang telah
direkomendasikan oleh International Commission Radiological Protection (ICRP) untuk
dipatuhi, yaitu :

1. Justifikasi, Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus didasarkan pada
azaz manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau potensi paparan hanya
disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi individu
atau masyarakat dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap
kesehatan.
2. Limitasi, Dosis ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh
melalmpaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Batas dosis bagi pekerja
radiasi dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek deterministik (non stokastik) dan
mengurangi peluang terjadinya efek stokastik.
3. Optimasi, Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya (as low as
reasonably achieveable - ALARA), dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan
sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus
dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat
ditekan serendah-rendahnya.

Eh ketinggalan nihhh…. dampak-dampaknya radiasi nuklir sebagai berikut :


1. Rambut: rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi di 200 Rems atau lebih.
Remsmerupakan satuan dari kekuatan radioaktif.

2. Otak: sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan 5000
Rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah
dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.

3. Kelenjar Gondok: kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah
tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid.

4. Sistim Peredaran Darah: ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit
darah akan berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal ialah seperti
penyakit flu. Menurut data saat terjadi ledakan Nagasaki dan Hiroshima, menunjukan gejala
dapat bertahan selama 10 tahun dan mungkin memiliki risiko jangka panjang seperti leukimia
dan limfoma.

5. Jantung: bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems akan mengakibatkan
kerusakan langsung pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian
mendadak.

6. Saluran Pencernaan: radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan pada
lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah.

7. Saluran Reproduksi: saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan
kekuatan di bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami
kemandulan..

Sekian dari saya..


Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai