Anda di halaman 1dari 11

NAMA : SALAMA

KELAS : X- E
STUDY : FISIKA

SMA 88 JAKARTA TIMUR

TAHUN AJARAN 2010 / 2011


BAB IX
KONSEP DASAR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Advance Organizer
Pernahkah kamu membayangkan jika dunia ini tanpa cahaya? Akankah kamu dapat melakukan aktivitas?
Tentu jawabnya tak mungkin ada aktivitas, karena untuk melakukan aktvitas manusia perlu tahu tentang
keadaan di sekelilingnya. Benda-benda untuk dapat terlihat harus memantulkan cahaya. Tanpa cahaya
kamu tak pernah tahu dan tak pernah melihat apa sebenarnya yang ada di sekitarmu. Cahaya termasuk
salah satu spektrum gelombang elektromagnetik dapat dilihat oleh mata. Gelombang elektromagnetik
memiliki rentang spektrum dari sinar gamma sampai gelombang radio. Banyak aplikasi teknologi yang
berdasar konsep gelombang elektromagnetik ini. Pulsa handphone antara lain dikirim dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Ketika kamu berkomunikasi dengan HP gelombang suaramu diubah menjadi
gelombang elektromagnetik oleh sistem relay sehingga pihak yang kamu ajak komunikasi dapat mendengar
suaramu. Di bab akan diperdalam gelombang elektromagetik

BAB IX

KONSEP GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Saat ini hampir semua orang memiliki peralatan yang satu ini. Dia begitu kecil yang bisa dengan
nyaman diletakkan di dalam saku, namun dianggap memiliki fungsi yang sangat besar terutama
untuk berkomunikasi. Ya, benda itu adalah sebuah ponsel (telepon seluler). Saat ini ponsel tidak
hanya digunakan untuk menelpon saja tetapi juga untuk fungsi lain seperti mengirim dan
menerima pesan singkat (sms), mendengarkan musik, atau mengambil foto. Bagaimana
perangkat ponsel dapat terhubung dengan perangkat ponsel yang lain padahal mereka saling
berjauhan?

Konsep yang bisa menjelaskan fenomena ini adalah konsep gelombang elektromagnetik. Dan,
konsep gelombang elektromagnetik ternyata sangat luas tidak hanya berkaitan dengan TV atau
ponsel saja, melainkan banyak aplikasi lain yang bisa sering kita temukan sehari-hari di sekitar
kita. Aplikasi tersebut meliputi microwave, radio, radar, atau sinar-x.
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada dua hukum dasar yang menghubungkan
gejala kelistrikan dan kemagnetan.

Pertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal sebagai
gejala induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah menemukan gejala
ini secara eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere. Gejala induksi magnet
dikenal sebagai Hukum Ampere.

Michael Faraday, penemu induksi elektromagnetik

Kedua, medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilkan (menginduksi)
medan listrik dalam bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal sebagai gejala induksi elektromagnet.
Konsep induksi elektromagnet ditemukan secara eksperimen oleh Michael Faraday dan
dirumuskan secara lengkap oleh Joseph Henry. Hukum induksi elektromagnet sendiri kemudian
dikenal sebagai Hukum Faraday-Henry.

Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan mempertimbangkan konsep simetri
yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk Maxwell mengajukan suatu usulan. Usulan yang
dikemukakan Maxwell, yaitu bahwa jika medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat
menghasilkan medan listrik maka hal sebaliknya boleh jadi dapat terjadi. Dengan demikian
Maxwell mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat menghasilkan
(menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini kemudian menjadi hukum ketiga yang
menghubungkan antara kelistrikan dan kemagnetan.

(James Clerk Maxwell peletak dasar teori gelombang elektromagnetik)


Jadi, prinsip ketiga adalah medan listrik yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilkan
medan magnet. Prinsip ketiga ini yang dikemukakan oleh Maxwell pada dasarnya merupakan
pengembangan dari rumusan hukum Ampere. Oleh karena itu, prinsip ini dikenal dengan nama
Hukum Ampere-Maxwell.

Dari ketiga prinsip dasar kelistrikan dan kemagnetan di atas, Maxwell melihat adanya suatu pola
dasar. Medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan medan listrik yang
juga berubah-ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah terhadap waktu juga dapat
menghasilkan medan magnet. Jika proses ini berlangsung secara kontinu maka akan dihasilkan
medan magnet dan medan listrik secara kontinu. Jika medan magnet dan medan listrik ini secara
serempak merambat (menyebar) di dalam ruang ke segala arah maka ini merupakan gejala
gelombang. Gelombang semacam ini disebut gelombang elektromagnetik karena terdiri dari
medan listrik dan medan magnet yang merambat dalam ruang.

Pada mulanya gelombang elektromagnetik masih berupa ramalan dari Maxwell yang dengan
intuisinya mampu melihat adanya pola dasar dalam kelistrikan dan kemagnetan, sebagaimana
telah dibahas di atas. Kenyataan ini menjadikan J C Maxwell dianggap sebagai penemu dan
perumus dasar-dasar gelombang elektromagnetik.

Teori Maxwell tentang listrik dan magnet meramalkan adanya gelombang elektromgnetik

Ramalan Maxwell tentang gelombang elektromagnetik ternyata benar-benar terbukti. Adalah


Heinrich Hertz yang membuktikan adanya gelombang elektromagnetik melalui eksperimennya.
Eksperimen Hertz sendiri berupa pembangkitan gelombang elektromagnetik dari sebuah dipol
listrik (dua kutub bermuatan listrik dengan muatan yang berbeda, positif dan negatif yang
berdekatan) sebagai pemancar dan dipol listrik lain sebagai penerima. Antena pemancar dan
penerima yang ada saat ini menggunakan prinsip seperti ini.
diagram skematik eksperimen Hertz

Melalui eksperimennya ini Hertz berhasil membangkitkan gelombang elektromagnetik dan


terdeteksi oleh bagian penerimanya. Eksperimen ini berhasil membuktikan bahwa gelombang
elektromagnetik yang awalnya hanya berupa rumusan teoritis dari Maxwell, benar-benar ada
sekaligus mengukuhkan teori Maxwell tentang gelombang elektromagnetik.

Minggu, 02 Januari 2011


Mengenal Gelombang
Gelombang dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), difokuskan, dipolarisasi dan
sebagainya. Penelitian eksperimental tentang gelombang cahaya tentang hukum
pemantulan (refleksi) yaitu :

- Sinar yang direfleksikan dan yang direfraksikan terletak pada satu bidang yang dibentuk
oleh sinar datang dan normal bidang batas dititik datang .
- Sudut refleksi ?r terhadap normal sama dengan sudut masuk ?a terhadap normal untuk
semua panjang gelombang dan untuk setiap pasangan material.

Gambar di atas menunjukan proses pemantulan pada permukaan sferis dengan radius
kelengkungan R dan cekungnya menghadap sinar datang. Pusat lengkungan
permukaannya terletak pada ½ R atau biasa disebut dengan titik fokus. Setiap gelombang
yang datang mengenai permukaan cekung akan memotong di titik fokus.
Peristiwa pemantulan gelombang pada permukaan datar dan cekung diperlihatkan pada
Gambar dibawah ini:

Gelombang Bunyi
Definisi yang paling umum dari bunyi (sound) adalah bahwa bunyi merupakan sebuah
gelombang longitudinal yang menjalar dalam suatu medium. Bunyi dapat berjalan
merambat melalui gas, cairan atau benda padat. Gelombang bunyi paling sederhana
adalah gelombang sinusoidal yang mempunyai frekuensi, amplitudo dan panjang
gelombang tertentu. Telinga manusia peka terhadap gelombang dalam jangkauan frekuensi
dari sekitar 20 sampai 20.000 Hz, gelombang tersebut dinamakan jangkauan dengar
manusia (audible range), tetapi juga dikenal istilah bunyi untuk gelombang serupa dengan
frekuensi di atas pendengaran manusia atau di atas 20.000 Hz dengan nama ultrasonik dan
dibawah jangkauan manusia atau dibawah 20 Hz dengan nama infrasonik. Gelombang
bunyi biasanya menjalar menyebar ke semua arah dari sumber bunyi dengan amplitudo
yang bergantung pada arah dan jarak dari sumber itu.
Gelombang bunyi menjalar seperti gelombang menjalar lainnya, memindahkan energi dari
satu daerah ruang ke daerah lainnya. Intensitas (intensity) sebuah gelombang (I)
didefinisikan sebagai laju rata-rata suatu gelombang menjalar terhadap waktu pada saat
energi diangkut oleh gelombang itu, per satuan luas, menyebrangi permukaan yang tegak
lurus terhadap arah perambatan. Dengan kata lain intensitas (I) adalah daya rata-rata
persatuan luas.
Gelombang Ultrasonik
Gelombang ultrasonik didefinisikan sebagai gelombang bunyi yang memiliki frekuensi
diatas batas pendengaran manusia, atau lebih dari 20.000 Hz. Spektrum akustik dibagi
dalam tiga daerah frekuensi ditunjukan pada gambar dibawah ini:

Ultrasonik merambat dalam bentuk gelombang, sama dengan merambatnya cahaya, tapi
tidak seperti gelombang cahaya yang dapat merambat dalam ruang hampa udara
(vacuum), gelombang ultrasonik memerlukan medium untuk merambat seperti pada
medium udara, cair dan padat.
Energi gelombang suara berkurang sepanjang perambatannya dari sumbernya. Karena
gelombang suara menyebar keluar dalam bidang yang lebar, energinya tersebar kedalam
area yang luas. Fenomena tersebut dikenal sebagai atenuasi. Gelombang suara audio
akan merambat lebih jauh dan lebih lebar dari ultrasonik dengan energi yang sama, karena
panjang gelombang audio lebih panjang dari panjang gelombang ultrasonik. Dengan alasan
tersebut, gelombang ultrasonik lebih terarah dari sumbernya daripada gelombang audio
yang mempunyai frekuensi yang lebih rendah.
Gelombang ultrasonik memiliki sifat yang sama dengan gelombang audio, tetapi memiliki
panjang gelombang yang lebih pendek. Artinya gelombang ultrasonik dapat di refleksikan
oleh permukaan yang kecil, seperti kerusakan didalam sebuah material. Karena sifatnya
tersebut menjadikan gelombang ultrasonik sangat berguna untuk pengujian tak merusak
untuk material.
Gelombang ultrasonik adalah gelombang yang timbul akibat getaran mekanik dengan
frekuensi diatas batas ambang pendengaran manusia yakni diatas 20 kHz. Gelombang
ultrasonik merambat dalam dua bagian. Jika gelombang bolak-balik terjadi terus menerus
secara periodik maka akan menghasilkan deretan gelombang periodik dimana pada setiap
gerak periodik, partikel-partikel yang berada pada titik-titik yang sama pada gelombang
tersebut akan berada dalam fase yang sama.
Jarak antara dua nilai puncak gelombang yang berurutan (gelombang transversal) atau
jarak dari dua bagian pemampatan gelombang yang berurutan (gelombang longitudinal)
disebut panjang gelombang (?). Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu gelombang
penuh atau waktu yang ditempuh sepanjang gelombang tersebut disebut periode (T).
Hubungan antara panjang gelombang dengan periode ini adalah :
? = v .T
Besarnya panjang gelombang ini sangat penting untuk menentukan batas resolusi
pencitraan sistem. Dua bentuk struktur yang berdekatan panjang gelombangnya tidak bisa
diidentifikasikan secara terpisah pada pencitraan ultrasonik.
Kecepatan bunyi dalam medium bergantung pada kerapatan (?) dan kompressibilitas
medium (B). Material dengan molekul berat cenderung bergerak lebih lambat dibandingkan
molekul ringan saat terjadinya perubahan tekanan dalam medium. Material yang sangat
kompressibel seperti gas akan meneruskan gelombang bunyi lebih lambat sehingga
penambahan intensitas atau kompressibilitas cendrung akan menurunkan kecepatan bunyi.

Kecepatan bunyi melalui beberapa medium dapat dilihat pada tabel diatas, dimana
kecepatan bunyi bergantung kepada kerapatan dan kompressibilitas medium. Material
dengan molekul berat, kecepatan bunyinya cendrung lebih lambat dibandingkan molekul
ringan dan material yang sangat kompressibel seperti gas, dengan jarak simpangan
molekul yang panjang akan merambatkan gelombang menjadi lebih lambat.

PEMBAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Pembahasan tentang gelombnag elektromagnetik diawali oleh teori Maxwell yang


dikemukakan sekitar abad ke 19. Maxwell mengemukakan 4 buah persamaan yang
mengatur hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan, khususnya pada gelombang
elektromagnetik. Dari keempat persamaan tersebut hanya satu persamaan yang
merupakan temuannya yaitu koreksi Maxwell pada Hukum Ampere.

Sebelum Maxwell, masing – masing persamaan tesebut diberlakukan secara terpisah,


masing masing digunakan untuk menjelaskan sifat – sifat listrik atau magnet atau
electromagnet. Misalkan hukum Gauss yang merupakan persamaan pertama dari
persamaan Maxwell, digunakan untuk menjelaskan hubungan antara distribusi muatan
dengan medan listrik yang ditimbulkannya. Ini diberlakukan pada medan elektrostatis dan
tidak pernah dikaitkan dengan persamaan lain dalam elektomagnetik. Tetapi dalam
persamaan Maxwell persamaan ini tidaklah berdiri sendiri (meskipun dapat diterapkan
secara terpisah) melainkan bersama – sama dengan tiga persamaan lainnya membentuk
suatu sistem persamaan yang diberlakukan serentak pada gejala elektromagnetik.

Dari persamaan Maxwell ini (dengan pertolongan rumus identitas vektor) dapat dibuktikan
bahwa gelombang elektromagnetik merambat di udara atau ruang hampa dengan
kecepatan sama dengan kecepatan cahaya dan hubungan antara vektor medan listrik,
vektor medan magnet dan arah penjalarannya saling tegak lurus sesuai dengan aturan
perkalian silang dua buah vektor. Selanjutnya akan dibahas energi, momentum dan
intensitas gelombang yang diterapkan pada gelombang bidang (datar) sinusoidal.

GELOMBANG EKTROMAGNETIK DI UDARA

A. PERSAMAAN GELOMBANG
Radiasi (pancaran) gelombang elektromagnetik di alam yang dapat kita tangkap dengan
indera pengihatan kita adalah cahaya (sinar tampak). Sebagian besar cahaya di bumi
disebabkan oleh radiasi sinar matahari, hal ini mudah kita pahami dengan membandingkan
tingkat terang – gelap antara siang hari saat ada mata hari dan malam hari saat tidak ada
matahari.
Sekalipun kita mengetahui bahwa sinar matahari bukanlah monokromatik (punya 1 nilai
panjang gelombang), namun kecepatan perambatan mereka di udara sama yaitu sekitar
300.000 Km/dt. Kecepatan sebesar itu dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan
Maxwell.

B. SIFAT – SIFAT VEKTOR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DI UDARA


Besaran – besaran fisika yang terlibat secara langsung dalam radiasi gelombang
elektromagnetik yaitu medan listrik ( ) dan medan magnet ( ) merupakan besaran – besaran
vektor, karena itu tidaklah mungkin kita hanya membicarakan gelombang (getarannya)
sebagai besaran skalar. Jika tidak demikian kita tidak mungkin memahami sifat – sifat
gelombang elektromagnetik dengan baik.

1) Hubungan antara Medan Listrik dan Arah Perambatan Gelombang


Secara umum berdasarkan arah getarnya, gelombang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Dikatakan Gelombang transversal
apabila arah getarnya tegak lurus dengan arah penjalarannya, dan dikatakan gelombang
longitudinal apabila arah getarnya searah dengan arah penjalarannya.

Pada gelombang elektromagnetik, karena arah getar diwakili oleh arah medan Listrik dan
arah medan magnetnya, untuk mengtahui apakah merupakan gelombang transversal atau
gelombang longitudinal perlu dicari hubungan antara arah medan listrik dan arak medan
magnet dengan arah penjalarannya. Apabila arah medan listrik dan medan magnet tegak
lurus dengan arah perambatannya maka gelombang tersebut adalah gelombang
transversal, tetapi apabila arah medan listrik dan medan magnet sejajar arah
perambatannya maka gelombang tersebut dikatakan gelombang longitudinal.

ENERGI YANG TERKANDUNG DALAM MEDAN LISTRIK


Perambatan gelombang dapat diidentikan dengan perambatan energi, karena pada
gelombang yang merambat adalah energinya. Hal ini juga berlaku pada gelombang
elektromagnetik. Seperti yang sudah dibahas di depan, gelombang elektromagnetik terdiri
dari gelombang medan listrik dan gelombang medan magnet yang saling mempengaruhi
dan merupakan satu kesatuan. oleh karena itu energi yang terkandung dalam gelombang
elektromagnetik adalah penjumlahan dari energi masing – masing gelombang tersebut.

Dalam elektrostatis keberadaan medan listrik E selalu berhubungn dengan keberadaan


muatan listrik q. Jika dalam suatu ruang yang terisolasi terdapat medan listrik E maka
dalam ruang tersebut dapat dipastikan ada muatan listrik q, sebaliknya jika dalam ruang
tersebut tidak ditemukan medan listrik (E), maka dalam ruangan tersebut pasti tidak ada
muatan listriknya. Oleh karena itu besarnya energi yang terkandung dalam medan listrik
dalam ruang yang terisolasi sama dengan besar usaha yang dilakukan seseorang atau alat
untuk menyusun muatan listrik pada posisinya dalam ruang tersebut (muatan yang
menimbulkan medan listrik tadi).

ENERGI YANG TERKANDUNG DALAM MEDAN MAGNET


Sedangkan rapat energi yang terkandung dalam medan magnet dapat dihitung dengan
memanfaatkan Gambar 3. Gambar 3 melukiskan sebuah konduktor berbentuk silinder dialiri
arus listrik dangan rapat arus . Arus listrik ini terjadi karena adanya medan listrik ( ) dalam
silinder tersebut. Adanya arus listrik ini menyebabkan terjadinya medan magnet ( ) yang
arahnya sesuai dengan arah garis singgung lingkaran sekeliling konduktor.

Gambar 3. sebuah konduktor berbentuk silinder dialiri arus listrik dengan rapat arus . Arus
listrik ini terjadi karena adanya medan listrik.

Berdasarkan rumus Maxwell ke 3 (rumus 3), yaitu

dapatlah didefinisikan suatu besaran vektor yang disebut potensial vektor yang memenuhi
persamaan
(36)
Pemilihan persamaan ini didasarkan pada pada pertimbangan bahwa medan magnet B
harus memenuhi persamaan Maxwell ke 3 (rumus 3), dan jika persamaan 36
disubstitusikan ke persamaan 3 akan diperoleh hasil
yang sinkron dengan persamaan Maxwell ke 3 (persamaan 3).
Selanjutnya persamaan Maxwell ke 2 yaitu
dapat dituliskan sebagai (V)
yang berarti
(37)
Dengan demikian dapat diganti dengan gradien sebuah fungsi yang disebut potensial
elektromagnetik (V) yang secara matematis dituliskan sebagai
(38)
Oleh karena itu medan listriknya dapat dituliskan sebagai
(39)
Jika konduktor yang dilukiskan pada pada Gambar 3 merupakan konduktor Ohmik yaitu
konduktor yang tunduk kepada hukum Ohm, adanya medan listrik dalam konduktor
menyebabkan munculnya arus dengan rapat arus yang memenuhi persamaan
(40)
dengan = rapat arus tiap satuan luas karena muatan bebas pada konduktor
= Konduktivitas medium
Lalu dengan mensubstitusikan persamaan (39) ke dalam persamaan ini diperoleh
(41)
Dalam elemen volum d beda potensial pada ujung-ujungnya adalah

menyebabkan terjadinya arus sebesar

Oleh karena itu daya yang disuplai sumber untuk menghasilkan arus ini adalah

Karena da.dl adalah elemen volum, maka dayanya adalah


(42)
Lalu dengan mensubstitusikan dari persamaan (38) kedalam persamaan (42) diperoleh

(43)
~ Untuk penghantar sempurna ,oleh karena itu persamaannya menjadi
(44)
Karena medan listrik (E) konstan sepanjang konduktor, persamaan Maxwell ke 4 dapat
dituliskan sebagai

yang berarti

Dengan demikian dayanya dapat dituliskan sebagai

(45)
Karena medan magnet (B) berada di seluruh ruangan hingga posisi takhingga, maka
integral luasannya menjadi nol.

Oleh karena itu dayanya menjadi


(46)
Hal ini berarti bahwa rapat energi yang dibawa oleh medan magnet adalah (47)

ENERGI YANG TERKANDUNG DALAM GELOBANG ELEKTROMAGNATIK


Besarnya rapat energi yang terkandung dalam gelombang elektromagnetik tentu saja
merupakan penjumlahan dari rapat energi yang terkandung dalam medan listrik dan rapat
energi yang terkandung dalam medan magnet. Secara matematis dituliskan sebagai
(48)
Lalu dengan mengingat persamaan (23) yaitu
dimana
yang menghasilkan hubungan
(49)
maka rapat energinya menjadi
(50)
dan rapat energi rata - rata yang dibawa oleh gelombang dituliskan sebagai (32)
atau V
dan energi yang ditransfer tiap satuan luas tiap satuan waktu adalah (51)
Ini adalah rapat daya yaitu daya tiap satuan luas (watt/m2).
Sedangkan rapat momentum rata-ratanya (momentum tiap satuan volumnya) adalah (19)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai