Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA
PASIEN ANAK GASTROENTERITIS

DISUSUN OLEH
NAMA : YUSTINA LETEK
NIM : 2009 – 51 – 032

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SINT CAROLUS
DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN 2009 – 2010
KATA PENGANTAR

Merupakan suatu keharusan bagi penulis untuk senantiasa bersyukur atas


segala nikmat dan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa.
Demikian juga dengan selesainya penulisan makalah ini yang berjudul
“Gastroenteritis pada Pasien Anak”.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Ibu Ns. G. Sri Redjeki, Mkep. Sp.Kom
selaku Ketua Program Diploma III Keperawatan dan Pembimbing
Mata Ajar Strategi Belajar di Perguruan Tinggi.
2. Ibu Ns. Theresia Budi Lestari, SKep
selaku dosen mata ajar Tata Penulisan Ilmiah.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara moril
maupun secara spiritual.
4. Teman – teman yang telah membantu dan memberi dukungan dalam
penyelesaian makalah ini
Penulis menyadari makalah ini, masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dan penyempurnaan
malakah ini.

Jakarta, 17 September 2009

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
1.3 Metode Penulisan .................................................................................... 2
1.4 Sistimatika Penulisan .............................................................................. 2

Bab II A. Tinjauan Teoritis ............................................................................... 3


2.1 Defenisi ................................................................................................... 3
2.2 Etiologi ………………………………………………………………... 3
2.3 Patofisiologi ............................................................................................ 4
2.4 Tanda dan Gejala .................................................................................... 5
2.5 Tets Diagnosti ......................................................................................... 7
2.6 Penatalaksanaan Medik ........................................................................... 7
2.7 Komplikasi .............................................................................................. 8
B Konsep Asuhan Kperawatan ............................................................. 8
2.8 Pengkajian ............................................................................................... 8
2.9 Diagnosa Keperawatan / Rencana Tindakan .......................................... 9
2.10 Dicchrge Planning ................................................................................. 13

Bab III Penutup ................................................................................................... 14


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14
3.2 Saran …………………………………………………………………... 14
Daftar Pustaka ………………………………………………………………… 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah diare atau gastroenteritis merupakan masalah yang sering terjadi di
Indonesia, bahkan bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak anak
dan balita. Sudah selayaknya semua sector wajib untuk memperhatikan
masalah ini.
Penyakit gastroenteritis biasanya terjadi karena kurangnya sanitasi
lingkungan, pola hidup dan makanan. Penderita gastroenteritis yang terlalu
lama dapat menyebabkan dehidrasi berat dan akhirnya menyebabkan
kematian.
Tindakan pemberian oralit kaiatau air tajin adalah tindakan awal pada
pasien gastroenteritis selama diare. Penderita harus tetap diberi minum
untuk mencegah terjadi dehidrasi dan mengakibatkan kejang. Untuk itu bila
diare terjadi lebih dari lima kali, babnya air, ampas, bau busuk, langsung
dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Tindakan yiiang harus diambil apabila ada penderita diare
1. Promotif
Tindakan memotivasi kepada ibu penderita untuk tetap memberi oralit
atau asi selama terjadi diare.
2. Preventif
Keluarga penderita dianjurkan untuk menjaga kebersihan, cuci tangan
sebelum dan sesudah merawat penderita diare, bila ada anak yang
minum susu , botol susu harus dicuci bersih dulu lalu direbus dengan
air mendidih untuk membunuh kuman – kumannya.

1
2
3. Kolaratif
Tindakan untuk menganjurkan agar penderita dirawat di rumah sakit.
Bila penderita sudah dirawat di rumah sakit tim perawat akan
berkolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat – obatan.
4. Rehabilitatif
Tindakan pencegahan yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi lagi
diare.
Berdasarkan data di atas, maka penulis merasa penting untuk memperdalam
tentang proses penyakit diare dan cara perawatan diare di rumah, masyarakat
dan di rumah sakit.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Memahami dan mngerti lebih baik tentang perjalanan penyakit dan cara
pencegahannya
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat lingkungan sekitar untuk
mengurangi tingkat penderita gastroenteritis di Indonesia.
3. Makalah ini disusun sebagai ujian akhir semester pada mata ajar
“Strategi Belajar di Perguruan Tinggi”.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang
didasarkan pada studi kepustakaan dari berbagai literature seperti tercantum
dalam daftar pada akhir makalah ini.
1.4 Sistimatika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan sistimatika sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, tujuan, metode penulisan,
dan sistimatika penulisan.
Bab II Tinjauan teoritis,konsep asuhan keperawatan,discharge planning.
Bab III Kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka
BAB II
A. TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus halus yang
disertai dengan muntah dan diare. Diare adalah buang air besar yang terjadi
pada bayi/ anak lebih dari tiga kali dalam sehari disertai perubahan tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah. (Buku ajar Ilmu Kesehatan
Anak, 1991)

2.2 Etiologi
Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan
merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi :
1). Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio
Cholera
2). Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus
3). Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba
Histolityca
b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh laindi luar alat
pencernaan, seperti OMA, broncopneumonia, tonsilofaringitis
2. Faktor malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat
 Malabsorbsi lemak
 Malabsorbsi protein
3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika
4. Post pembedahan usus
5. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
6. Faktor psikologis
3
4

2.3 Patofisiologi
Diare disebabkan karena ketidaknormalan absorbsi air dan elektrolit.
Transport air dan elektrolit ini terjadi di dalam sistem pencernaan
meningkat pada usia anak – anak. Mukosa usus pada anak kecil lebih
permeabel dari pada anak yang lebih dewasa. Karena pada anak kecil
dengan peningkatan osmolalitas menimbulkan diare, banyak cairan dan
elektrolit akan hilang pada anak yang lebih dewasa. Diare dapat
disebabkan karena proses patologik. Organisme masuk pada mukosa
epitel, berkembang biak pada usus dan menempel pada mukosa usus
serta melepaskan enterotoksin yang dapat menyebabkan penurunan
kapasitas absorbsi cairan dan elektrolit. Interaksi antara toksin dan epitel,
usus menstimulasi enzim Adenilsiklase dalam membrane sel dan
mengubah cyclic AMP yang menyebabkan peningkatan sekresi air dan
elektrolit. Proses ini disebut diare sekretorik. Pada proses invasi dan
pengrusakan mukosa usus.
Pada pemeriksaan histology, bakteri dapat menyebabkan ulserasi
superficial pada usus dan dapat berkembang biak di sel epitel.
Sedangkan bila bakteri menembus dinding usus melalui plague peyeri di
ileum maka akan diikuti dengan multiplikasi organisme intraselular dan
organisme mencapai sirkulasi sistematik.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
1. Gangguan osmotic:
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga
usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
5

2. Gangguan sekresi:
Akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus:
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare
2.4 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang biasa timbul pada penderita gastroenteritis adalah :
1. Suhu tubuh meningkat
2. Nyeri perut, distensi abdomen, mual dan muntah
3. Feses cair dan warna kuning kehijauan
4. Mata cekung, ubun-ubun cekung, air mata kering, mengantuk
5. Nadi cepat dan lemah atau tidak teraba
6. Pernafasan dalam dan cepat
7. Turgor kulit kering, membran mukosa kering, jari-jari sianosis
8. Dehidrasi
6

Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO


a. Dehidrasi ringan
- Diare : bab kurang dari 4 kali sehari
- Muntah sedikit, rasa haus normal
- Denyut nadi normal, atau meningkat
- Membran mukosa kering
- Berat badan turun : anak 3 % dan bayi 5 %
- Tekanan darah dalam batas normal
- Turgor kulit kurang baik
b. Dehidrasi sedang
- Kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10%
- Mengantuk dan lesu
- Pucat eksremitas dingin
- Diare 4-10 kali sehari
- Muntah beberapi kali
- Mata cekung, mulut/ lidah kering
- Turgor kulit tidak elastis
- Nafas dan denyut nadi agak cepat
- Ubun-ubun cekung
c. Dehidrasi berat
- Sangat mengantuk, lemah
- Diare lebih dari 10 kali sehari
- Sering muntah
- Air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering
- Elastis kulit sangat lambat
- Nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung
- Berat badan turun : anak 9% dan bayi 15%
7

2.5 Test Diagnostik


1. Pemeriksaan feses, makroskopis dan mikroskopis : ditemukan kuman
spesifik, bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan resistensi
2. Pemeriksaan darah : leukositosis 13.000-22.000/mm3
3. Analisa gas darah : base excess rendah
4. Pemeriksaan serum elektrolit : natrium dan kalium menurun
2.6 Penatalaksanaan Medik
1. Prinsip utama penanganan Gastroenteritis adalah :
 Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
 Mengembalikan fungsi normal system pencernaan
 Mencegah penyebaran infeksi pada orang yang kontak dengan
anak diare.
2. Dasar pengobatan diare adalah :
 Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan,
jumlah pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan cairan per
usia
 Dietetik ( cara pemberian makanan)
 Obat-obatan : antidiare, antispasmolitik, antibiotika, antipiretik
3. Untuk dehidrasi ringan sampai sedang, anak diberi rehidrasi oral
seperti
Pedialyte, Ricelyte, atau Lytren untuk bayi dan anak yang masih
kecil.
Gatorade diberikan untuk anak yang lebih besar. Minuman yang
mengandung karbonat dan gula sebaiknya tidak diberikan karena
fermentasi gula dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan
peningkatan gas, distensi abdomen, dan meningkatkan frekuensi
diare
4. Untuk dehidrasi berat, rehidrasi dengan pemberian cairan intravena
yang sesuai untuk mengkoreksi ketidakseimbangan yang spesifik.
Anak dipuasakan untuk mengistirahatkan usus. Bila dehidrasi

8
sudah teratasi dan diare sudah berjurang, anak dapat mulai makan
bertahap.
5. Bila diare disebabkan oleh bakteri/ parasit, maka terapi antibiotika
diberikan. Absorbent seperti Donnagel dan Kaopectate dapat
merubah bentuk tinja, tetapi tidak dapat menurunkan jumlah
kehilangan cairan.
2.7 Komplikasi
Sebagai akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak,
dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti :
1. Renjatan hipovolemik
Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang besar,
maka jantung akan bekerja lebih cepat.
2. Hipokalemia
Kalium rendah < 3,5, keletihan otot, kembung. Ileus paralatik
terjadi karena kurangnya total kalium tubuh.
3. Kejang dan malnutrisi energi protein
Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol kehilangan air
sama dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah intake cairan
hipertonik selama diare.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


2.8. Pengkajian
Data subyektif
 Riwayat kebersihan anak dan lingkungan
 Kebiasaan jajan atau makanan yang merangsang
 BAB lebih dari empat kali cair
 Warna feces berubah, konsistensi cair ( lendir, darah )
 Rasa haus, selera makan menurun, berat badab berkurang
 Anak menangis terus, gelisah

Data obyektif
 BAB lebih dari empat kali cair
 Konsistensi cair ( endir, darah ), produksi urine berkurang
 Anak rewel, selalu ingin dekat orang tua
 Mukosa mulut kering, rasa haus, turgor kulit kurang elastis
 Anoreksia
 Suhu meningkat
 Ubun – ubub dan mata cekung
 Anus kemerahan dan lecet
 Hiperperistaltik usus
 Nyeri tekan abdomrn ada
 Pernapasan cepat, nadi lemah dan cepat.
2.9. Diagnosa Keperawatan atau Rencana Tindakan
I.. Diare berhubungan dengan perubahan motilitas gastrointestinal
Rencana Tindakan:
1. Kaji dan identifikasi bersama orang tua tentang
makanan dan cairan yang mencetuskan diare
2. .Observasi jumlah feses, konstitensi, bau, frekwensi bab.
3. Observasi tanda – tanda vital
4. Ajarkan orang tua pentingnya cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan anak
5. Anjurkan orang tua untuk mempertahankan pemasukan
cairan peroral secara bertahap
6. Kolaborasi dengan tim medik dalam pemberian terapi.
Hasil yang diharapkan: Fungsi gastrointestinsl kembali normal

10

Kriteria hasil;
 BAB 3-4 kali dalam sehari
 Konsistensi lembek
 Peristaltik usus 5-35 kali / menit
II. Kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan Pengeluaran
cairan yang berlebihan
Rencana Tindakan :
1. Observasi tanda – tanda vital
2. Kaji sejauh mana pengetahuan orang tua pasien tentang
hipertemi
3. Ajarkan pada orang tua pentingnya mengenakan pakaian
tipis
4. Berikan kompres hangat
5. Kolaborasi dengan tim medik dalam pemberian antipireti
Hasil yang diharapkan: tidak terjadi peningkatan suhu
Kriteria hasi
 Suhu kembali normal 36,5”C – 37,5 “C
 Intake adekuat

III. Hipertemi berhubungan dengan kekurangan cairan, masuknya


kuman.
Rencana tindakan:
1. Observasi tanda – tanda vital
2. Berikan kompres hangat
3. Kaji orm\ng tua sejauh mana
4. Anjurkan orang tua mempertahankan intake cairan yang
adekuat secara bertahap
5. Kolaborasi dengan tim medik dalam pemberian antipireti
Hasil yang diharapkan: tidak terjadi peningkatan suhu
11

Kriteria hasil:
 Suhu kembali normal
 Intakt adekuat

IV. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kontak


kulit dengan feses yang berulang
Rencana tindakan :
1. Kaji adanya kerusakan atau iritasi kulit sekitar perineum
2. Anjurkan orang tua untuk selalu cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan anak
3. Ajarkan orang tua pentingnya menjaga kebersihan daerah
sekitar anus
4. Ganti popok setiap kali Bab / Bak
5. Kolaborasi dengan tim medik dalam pemberian baby
salap
Hasil yang diharapkan: Tidak trejadi perubahan integritas kulit
Kriteria hasil:
 Diare berkurang
 Permukaan kulit utuh
 Tidak ada kemerahan

V. Kecemasan orang tua berhubungan dengan diare pada anak


Rencana tindakan :
1. Kaji tingkat kecemasan orang tua
2. Dorong orang tua untuk memverbalisasikan
kecemasannya, dengarkan dengan penuh perhatian
setiap keluhannya
3. Berikan penjelasan atas setiap rencana tindakan yang
akan dilakukan terhadap anak
12

4. Dorong orang tua untuk ikut telibat dalam asuhan


anaknya
Hasil yang diharapkan: kecemasan orang tua teratasi
Kriteria hasil:
 Orang tua memverbalisasikan kecemasannya
 Kecemasan orang tua berkuran I tandai dengan sikap
lebih santai dan lebih aktif membantu perawatan anaknya.
VI. Kurang pengetahuan anak dan orang tua mengenai proses penyakit,
pencegahan dan tindakan pengobatan
Rencana tindakan :
1. Kaji tingkat pendidikan dan pengetahuan anak dan orang
tua terhadap penyakit
2. Identifikasi bersama anak dan orang tua dalam menerima
penjelasan dan informasi yang akan diverikan
3. Berikan tentang penyuluhan proses, penyebab, dan
hubungan factor yang dapat menimbulkan penyakit diare
4. Evaluasi kembali pengetahuan atas pendidikan kesehatan
yang telah diberikan
5. Beri kesempatan pada orang tua untuk bertanya terhadap
penjelasan yang belum dipahami.
Hasil yang diharapkan: Pengetahuan orang tua bertambah
Kriteria hasil:
 Menyatakan pemahaman proses penyakit dan
pengobatan
 Berpartisipasi dalam program pengobatan
 Melakukan perubahan perilaku

13

2.10. Discharge Planning


1. Kurangi atau hindari makanan yang merangsang saluran cerna
sepeti: makanan yang pedas, mengandung banyak gas, makanan
pengawet dan bumbu.
2. Tekankan pentingnya menjaga kebersihan diri, linkungan,
peralatan makan ( bila menggunakan botol susu , cuci yang bersih,
rebus dan keringkan)
3. Pertahankan kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
menolong anak buang air besar
4. Bila ada diare pertolonagn pertama harus berikan cairan
elektolit( 200cc air matang ditambah satu sendok makan gula dan
seujung sendok teh garam
5. Tingkatkan asupan makanan bergizi dan bila masih mendapatkan
ASI tetap di pertahankan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dibaca dari berbagai literature tentang penyakit gastroenteritis
atau diare maka, penulis mengambil kesimpulan:
Gastroenteritis atau diare adalah : peradangan pada lambung dan usus halus
yang disertai degan muntah dan diare.
Gastroenteritis atau diare sering terjadi pada anak – anak usia pertumbuhan
yang disebabkan oleh tidak terjaga dan terpeliharanya pola hidup, sanitasi
lingkungan, dan makanan .
Oleh karena itu kita sebagai tenaga keperawatan harus terus
meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan agar dapat memberikan
asuhan keperawatan secara optimal bagi pasien anak dengan gastroenteritis
atau diare untuk menghindari komplikasi yang lebih lanjut.
Mengingat angka kematian penderita gastroenteritis atau diare terus
meningkat maka harus diberikan pengetahuan pada masyarakat untuk lebih
memperhatikan pola hidup, sanitasi lingkungan, dan makanan dalam upaya
untuk mencegah penyakit gastroenteritis.
B. Saran
Hampir secara keseluruhan penderita yang sering menderita
penyakit gastroenteritis atau diare mempunyai latar belakang keluarga yang
kurang berpendidikan dan dari latar belakang ekonomi yang rendah dan hidup
di daerah perkumuhan.
Akibatnya mereka sering sekali mengabaikan kebersihan untukmenjaga
kesehatan yang penting cukup makan adalah proritas utama sedangkan
kesehatan sering kali menjadi prioritas kedua. Untuk itu sangat diharapkan
agar pemerintah dan instansi terkait untuk selalu lebih memberikan perhatian

14
15

utama terhadap latar belakang penyebab terjadinya penyakit


gastroenteritis.dan sebagai tenaga kesehatan agar selalu memberikan
penyuluhan dengan tujuan agar tercipta masyarakat yang sehat.
Kiranya saran ini dapat membantu pencegahan semakin meningkatnya
penderita penyakit gastroenteritis pada anak
Kita harus menanamkan pemikiran bahwa lebih baik mencegah dari pada
mengobati.
DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Richard. Alih Bahasa: Samik, Wahab. (1999). Ilmu Kesehatan Anak
Nelson. Jakarta; EGC

Carpenito, Linda Juall. Ahli bahasa Monica, Ester (1999). Rencana Asuhan Dan
Dokumentasi Keperawatan. Jakarta; EGC

Price, Sylvia Anderson. Alih bahasa: Brahm. (2005). Pathofisiologi: Konsep-


konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta; EGC

Sarwono, Waspadji dan Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam II. Jakarta;
FKUI

Smeltzer, SC and Bare, BG. Alih Bahasa : Agung Waluyo (2002). Buku Ajar
Keperawatan Medical Bedah Brunner and Suddarth. Jakarta; EGC

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta;
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia.
16

Anda mungkin juga menyukai