PADA
PASIEN ANAK GASTROENTERITIS
DISUSUN OLEH
NAMA : YUSTINA LETEK
NIM : 2009 – 51 – 032
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3. Kolaratif
Tindakan untuk menganjurkan agar penderita dirawat di rumah sakit.
Bila penderita sudah dirawat di rumah sakit tim perawat akan
berkolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat – obatan.
4. Rehabilitatif
Tindakan pencegahan yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi lagi
diare.
Berdasarkan data di atas, maka penulis merasa penting untuk memperdalam
tentang proses penyakit diare dan cara perawatan diare di rumah, masyarakat
dan di rumah sakit.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Memahami dan mngerti lebih baik tentang perjalanan penyakit dan cara
pencegahannya
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat lingkungan sekitar untuk
mengurangi tingkat penderita gastroenteritis di Indonesia.
3. Makalah ini disusun sebagai ujian akhir semester pada mata ajar
“Strategi Belajar di Perguruan Tinggi”.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang
didasarkan pada studi kepustakaan dari berbagai literature seperti tercantum
dalam daftar pada akhir makalah ini.
1.4 Sistimatika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan sistimatika sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, tujuan, metode penulisan,
dan sistimatika penulisan.
Bab II Tinjauan teoritis,konsep asuhan keperawatan,discharge planning.
Bab III Kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka
BAB II
A. TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus halus yang
disertai dengan muntah dan diare. Diare adalah buang air besar yang terjadi
pada bayi/ anak lebih dari tiga kali dalam sehari disertai perubahan tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah. (Buku ajar Ilmu Kesehatan
Anak, 1991)
2.2 Etiologi
Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan
merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi :
1). Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio
Cholera
2). Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus
3). Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba
Histolityca
b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh laindi luar alat
pencernaan, seperti OMA, broncopneumonia, tonsilofaringitis
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika
4. Post pembedahan usus
5. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
6. Faktor psikologis
3
4
2.3 Patofisiologi
Diare disebabkan karena ketidaknormalan absorbsi air dan elektrolit.
Transport air dan elektrolit ini terjadi di dalam sistem pencernaan
meningkat pada usia anak – anak. Mukosa usus pada anak kecil lebih
permeabel dari pada anak yang lebih dewasa. Karena pada anak kecil
dengan peningkatan osmolalitas menimbulkan diare, banyak cairan dan
elektrolit akan hilang pada anak yang lebih dewasa. Diare dapat
disebabkan karena proses patologik. Organisme masuk pada mukosa
epitel, berkembang biak pada usus dan menempel pada mukosa usus
serta melepaskan enterotoksin yang dapat menyebabkan penurunan
kapasitas absorbsi cairan dan elektrolit. Interaksi antara toksin dan epitel,
usus menstimulasi enzim Adenilsiklase dalam membrane sel dan
mengubah cyclic AMP yang menyebabkan peningkatan sekresi air dan
elektrolit. Proses ini disebut diare sekretorik. Pada proses invasi dan
pengrusakan mukosa usus.
Pada pemeriksaan histology, bakteri dapat menyebabkan ulserasi
superficial pada usus dan dapat berkembang biak di sel epitel.
Sedangkan bila bakteri menembus dinding usus melalui plague peyeri di
ileum maka akan diikuti dengan multiplikasi organisme intraselular dan
organisme mencapai sirkulasi sistematik.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
1. Gangguan osmotic:
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga
usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
5
2. Gangguan sekresi:
Akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus:
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare
2.4 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang biasa timbul pada penderita gastroenteritis adalah :
1. Suhu tubuh meningkat
2. Nyeri perut, distensi abdomen, mual dan muntah
3. Feses cair dan warna kuning kehijauan
4. Mata cekung, ubun-ubun cekung, air mata kering, mengantuk
5. Nadi cepat dan lemah atau tidak teraba
6. Pernafasan dalam dan cepat
7. Turgor kulit kering, membran mukosa kering, jari-jari sianosis
8. Dehidrasi
6
8
sudah teratasi dan diare sudah berjurang, anak dapat mulai makan
bertahap.
5. Bila diare disebabkan oleh bakteri/ parasit, maka terapi antibiotika
diberikan. Absorbent seperti Donnagel dan Kaopectate dapat
merubah bentuk tinja, tetapi tidak dapat menurunkan jumlah
kehilangan cairan.
2.7 Komplikasi
Sebagai akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak,
dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti :
1. Renjatan hipovolemik
Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang besar,
maka jantung akan bekerja lebih cepat.
2. Hipokalemia
Kalium rendah < 3,5, keletihan otot, kembung. Ileus paralatik
terjadi karena kurangnya total kalium tubuh.
3. Kejang dan malnutrisi energi protein
Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol kehilangan air
sama dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah intake cairan
hipertonik selama diare.
Data obyektif
BAB lebih dari empat kali cair
Konsistensi cair ( endir, darah ), produksi urine berkurang
Anak rewel, selalu ingin dekat orang tua
Mukosa mulut kering, rasa haus, turgor kulit kurang elastis
Anoreksia
Suhu meningkat
Ubun – ubub dan mata cekung
Anus kemerahan dan lecet
Hiperperistaltik usus
Nyeri tekan abdomrn ada
Pernapasan cepat, nadi lemah dan cepat.
2.9. Diagnosa Keperawatan atau Rencana Tindakan
I.. Diare berhubungan dengan perubahan motilitas gastrointestinal
Rencana Tindakan:
1. Kaji dan identifikasi bersama orang tua tentang
makanan dan cairan yang mencetuskan diare
2. .Observasi jumlah feses, konstitensi, bau, frekwensi bab.
3. Observasi tanda – tanda vital
4. Ajarkan orang tua pentingnya cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan anak
5. Anjurkan orang tua untuk mempertahankan pemasukan
cairan peroral secara bertahap
6. Kolaborasi dengan tim medik dalam pemberian terapi.
Hasil yang diharapkan: Fungsi gastrointestinsl kembali normal
10
Kriteria hasil;
BAB 3-4 kali dalam sehari
Konsistensi lembek
Peristaltik usus 5-35 kali / menit
II. Kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan Pengeluaran
cairan yang berlebihan
Rencana Tindakan :
1. Observasi tanda – tanda vital
2. Kaji sejauh mana pengetahuan orang tua pasien tentang
hipertemi
3. Ajarkan pada orang tua pentingnya mengenakan pakaian
tipis
4. Berikan kompres hangat
5. Kolaborasi dengan tim medik dalam pemberian antipireti
Hasil yang diharapkan: tidak terjadi peningkatan suhu
Kriteria hasi
Suhu kembali normal 36,5”C – 37,5 “C
Intake adekuat
Kriteria hasil:
Suhu kembali normal
Intakt adekuat
13
A. Kesimpulan
Setelah dibaca dari berbagai literature tentang penyakit gastroenteritis
atau diare maka, penulis mengambil kesimpulan:
Gastroenteritis atau diare adalah : peradangan pada lambung dan usus halus
yang disertai degan muntah dan diare.
Gastroenteritis atau diare sering terjadi pada anak – anak usia pertumbuhan
yang disebabkan oleh tidak terjaga dan terpeliharanya pola hidup, sanitasi
lingkungan, dan makanan .
Oleh karena itu kita sebagai tenaga keperawatan harus terus
meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan agar dapat memberikan
asuhan keperawatan secara optimal bagi pasien anak dengan gastroenteritis
atau diare untuk menghindari komplikasi yang lebih lanjut.
Mengingat angka kematian penderita gastroenteritis atau diare terus
meningkat maka harus diberikan pengetahuan pada masyarakat untuk lebih
memperhatikan pola hidup, sanitasi lingkungan, dan makanan dalam upaya
untuk mencegah penyakit gastroenteritis.
B. Saran
Hampir secara keseluruhan penderita yang sering menderita
penyakit gastroenteritis atau diare mempunyai latar belakang keluarga yang
kurang berpendidikan dan dari latar belakang ekonomi yang rendah dan hidup
di daerah perkumuhan.
Akibatnya mereka sering sekali mengabaikan kebersihan untukmenjaga
kesehatan yang penting cukup makan adalah proritas utama sedangkan
kesehatan sering kali menjadi prioritas kedua. Untuk itu sangat diharapkan
agar pemerintah dan instansi terkait untuk selalu lebih memberikan perhatian
14
15
Behrman, Richard. Alih Bahasa: Samik, Wahab. (1999). Ilmu Kesehatan Anak
Nelson. Jakarta; EGC
Carpenito, Linda Juall. Ahli bahasa Monica, Ester (1999). Rencana Asuhan Dan
Dokumentasi Keperawatan. Jakarta; EGC
Sarwono, Waspadji dan Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam II. Jakarta;
FKUI
Smeltzer, SC and Bare, BG. Alih Bahasa : Agung Waluyo (2002). Buku Ajar
Keperawatan Medical Bedah Brunner and Suddarth. Jakarta; EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta;
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia.
16