Latar Belakang
Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur tangan
(intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya
baik material maupun spiritual (Vink, 1975). Penggunaan lahan dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu (1) pengunaan lahan pertanian
dan (2) penggunaan lahan bukan pertanian.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih
diandalkan oleh Negara Indonesia, karena sektor pertanian mampu memberikan
pemulihan dalam mengatasi krisis yang terjadi di Indonesia. Keadaan inilah yang
menampakkan bahwa sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang andal dan
mempunyai potensi besar untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi
nasional melalui salah satunya adalah ketahanan pangan nasional. Dengan
demikian diharapkan kebijakan untuk sektor pertanian lebih diutamakan. Namun
setiap tahun untuk luas lahan pertanian selalu mengalami alih fungsi lahan dari
lahan sawah ke lahan non sawah.
Alih fungsi lahan sudah sejak lama menjadi masalah, khususnya di Jawa
Barat. Sebagai provinsi yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Negara,
memang tidak mengherankan bila areal sawah yang berubah fungsi di Jawa Barat
terus meningkat setiap tahun. Alih fungsi lahan pertanian produktif di Jawa Barat,
terutama lahan sawah menjadi lahan non pertanian telah berlangsung dan sulit
dihindari sebagai akibat pesatnya laju pembangunan antara lain digunakan untuk
pemukiman, industri, sarana infrastruktur dan lainnya. Penurunan produksi padi di
Jawa Barat yang menyediakan 17,84 % produksi beras nasional terjadi akibat
penciutan lahan sawah karena alih fungsi lahan dan pelandaian tingkat
produktivitas di daerah-daerah intensifikasi.
Selain faktor konversi lahan terdapat beberapa faktor lain yang
menyebakan lahan pertanian semakin berkurang, diantaranya sistem budidaya
tanaman yang tidak tepat dan tidak ramah lingkungan, kebijakan pemerintah yang
Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
ketersediaan lahan pertanian di Jawa Barat terhadap suplai bahan pangan nasional,
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan lahan pertanian di Jawa Barat
semakin berkurang, dan mengetahui usaha pemerintah daerah dan pemerintah
pusat dalam mengatasi masalah keterbatsan lahan pertanian.
Tanah atau lahan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam
kehidupan manusia karena setiap aktivitas manusia selalu terkait dengan tanah.
Tanah merupakan tanah (sekumpulan tubuh alamiah, mempunyai kedalaman lebar
yang ciri-cirinya mungkin secara langsung berkaitan dengan vegetasi dan
pertanian sekarang) ditambah ciri-ciri fisik lain seperti penyediaan air dan
tumbuhan penutup yang dijumpai (Soepardi, 1983 dalam Akbar, 2008).
Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai
lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda
yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh
karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya
hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan
lingkungannya (Mather, 1986).
Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, serta aktivitas pembangunan
dalam berbagai bidang tentu saja akan menyebabkan ikut meningkatnya
permintaan akan lahan. Permintaan akan lahan tersebut terus bertambah,
sedangkan kita tahu bahwa lahan yang tersedia jumlahnya terbatas. Hal inilah
yang mendorong terjadinya konversi lahan pertanian ke non-pertanian (Anonim,
2009).
Utomo (1992) menyatakan bahwa lahan sebagai modal alami yang
melandasi kegiatan kehidupan dan penghidupan, memiliki dua fungsi dasar,
yakni:
1. Fungsi kegiatan budaya: suatu kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai penggunaan, seperti pemukiman, baik sebagai kawasan perkotaan
maupun pedesaan, perkebunan hutan produksi dan lain-lain.
2. Fungsi lindung: kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utamanya untuk
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang ada, yang mencakup
sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa
yang bisa menunjang pemanfaatan budidaya.
Kebijakan dan solusi yang diambil pmerintah dan lembaga setempat itu
hampit tidak memiliki kecacatan. Namun pada pelaksanaanya, tetap saja terjadi
kendala-kendala yang menghambat penanggulangan tersebut. Seperti yang terjadi
di kota-kota di Jawa Barat, yang merupakan lumbung pangan nasional.
Pemerintah membangun bangunan-bangunan diatas lahan-lahan produktif.
Oleh karena itu, sebetulnya tidak banyak yang dapat dilakukan untuk
pencegahan atau menanggulangi masalah supply lahan pertanian di wilayah Jawa
Barat. Banyak usaha yang telah dilakukan, namun belum tentu semuanya
mendapatka hasil. Hal tersebut terjadi karena, setiap orang memiliki kepentingan
dan pandangan yang berbeda-beda. Tidak semua orang peduli dan mengerti
terhadap akibat dari apa yang mereka perbuat. Sehingga pada akhirnya,hal ini
perlu kita renungkan pada diri masing-masing. Hal terkecil, sekaligus terbesar
yang dapt dilakukan adalah menamamkan pada diri masing-masing untuk lebih
peduli akan dampak yang ditimbulakan akibat berkurangnya lahan pertanian.
Sebab semua kebijakan yang dibuat itu akan dilaksanakan oleh kita dan dalam
prakteknya sendiri tergantung kepada bagaimana kita melaksanakannya.