Anda di halaman 1dari 6

2.

SEJARAH PENCIPTAAN MANUSIA

Jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari
tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara
rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa
manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep
tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab
teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah
filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia
kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling
mulia.

Namun pada hakekatnya penciptaan manusia yang diterangkan di dalam Al Qur’an


secara tersirat di bagi menjadi 3 penciptaan, yaitu :

a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)

Di dalam Al Qur’an dijelaskan bagaimana manusia pertama kali diciptakan ( Adam ). Hal ini
ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :

"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)

Allah menjelaskan pula dalam surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah
saw bersabda :

"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR.
Bukhari)

b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan
berpasang-pasangan. Adam yang sudah menjadi Qadar Allah menjadi pasangan Hawa di muka
bumi. Hawa merupakan perempuan pertama dan proses penciptaannya pun diterangkan dalam
Al Qur’an. Proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’
ayat 1 yaitu :

"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) :
1)

Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :

"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)

Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan
manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali
tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan
perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.

c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)

Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa
a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula
ditinjau secara medis.

Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci
melalui firman-Nya :

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun
(23) : 12-14).

Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo
berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen
(perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam
rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an:

"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan
(kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup
anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).

Dalam surat Al-Mursalaat, juz keduapuluh sembilan, ayat 20 hingga 23 Allah Ta'ala
berfirman.

Yang bermaksud: Bukankah kami telah menciptakan kamu dari air (benih) yang sedikit
(hina) dipandang orang. Lalu Kami jadikan air (benih) itu pada tempat penetapan yang kukuh
(rahim ibu). Serta Kami tentukan keadaanya, maka Kamilah sebaik-baik yang berkuasa
menentukan dan melakukan tiap-tiap sesuatu.

Dalam surat Al-Mu'minun,juz kelapan belas ayat 12, 13 & 14, Allah Ta'ala berfirman.

Yang bermaksud : Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari pati yang
berasal dari tanah. (Pati yang berasal dari tanah, ialah pati makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan tanaman yang tumbuh di bumi).Kemudian Kami jadikan pati itu setitis air benih
(air mani), pada tempat penetapan yang kukuh. Kemudian Kami ciptakan air benih itu menjadi
sebuku darah beku lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging, kemudian Kami
ciptakan daging itu menjadi beberapa ketul daging, kemudian Kami ciptakan daging itu menjadi
beberapa tulang, kemudian Kami balut tulang-tulang itu dengan daging. Setelah sempurna
kejadian itu Kami bentuk ia menjadi makhluk yang lain sifat keadaannya (keadaannya yang asal
serta ditiupkan roh padanya). Maka nyatalah kelebihan dan ketinggian Allah sebaik baik
Pencipta.
Dalam surat Al-'Imran, juz ketiga ayat 6, Allah Ta'ala berfirman.

Yang bermaksud: Dia lah yang membentuk rupa kamu dalam rahim (ibu kamu)
sebagaimana yang dikehendakiNya. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.

Dalam surat Yaasin, juz keduapuluh tiga ayat 77, Allah Ta'ala berfirman:

Yang bermaksud: Tidakkah manusia itu melihat dan mengetahui, bahawa Kami telah
menciptakan dia dari (setitis) air benih? Dalam pada itu (setelah Kami sempurnakan
kejadiannya dan tenaga kekuatannya) maka dengan tidak semena-mena menjadilah ia seorang
pembantah yang terang jelas bantahannya (mengenai kekuasaan Kami menghidupkan semula
orang-orang yang mati),

Dalam surah As-Sajdah, juz keduapuluh satu ayat 7, 8 & 9, Allah Ta'ala berfirman.

Yang bermaksud: Yang demikian sifatnya ialah Tuhan yang mengetahui perkara-
perkara yang ghaib dan yang nyata; Yang Maha Kuasa, lagi Maha Mengasihani; Yang
menciptakan tiap-tiap sesuatu dengan sebaik-baiknya (dengan sebaik-baik ciptaan yang cantik
dan elok mencipta manusia) dan dimulakan kejadian manusia berasal dari tanah liat (Thin).
Kemudian ia jadikan keterunan-keterunan manusia itu dari sejenis pati iaitu dari air yang hina
(air mani) yang sedikit dipandang orang. Kemudian ia menyempurnakan kejadiannya, serta
meniupkan padanya Roh ciptaanNya dan ia mengurniakan kepada kamu pendengaran serta
hati (akal fikiran), supaya kamu bersyukur, tetapi amatlah sedikit kamu bersyukur.

Dalam surat Al-Hajj ayat 5, Allah Ta'ala berfirman.

Yang bermaksud: Dan Dia lah yang mencipta kamu dari diri yang satu (Adam), maka
(bagi kamu) disediakan tempat tetap (dalam tulang sulbi bapa kamu atau di bumi), dan tempat
simpanan (dalam rahim ibu atau dalam kubur). Sesungguhnya Kami telah jelaskan tanda-tanda
kebesaran (Kami) satu persatu bagi orang-orang yang mengerti (secara mendalam).

Dalam surah Al-Hajj ayat 5, Allah Ta'ala berfirman.

Yang bermaksud: Wahai umat manusia, sekiranya kamu menaruh syak (ragu-ragu)
tentang kebangkitan makhluk (hidup semula pada hari kiamat), maka (perhatilah kepada
tingkatan kejadian manusia) kerana sebenarnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah,
kemudian dari setitik air benih, kemudian dari sebuku darah beku, kemudian dari seketul daging
yang disempurnakan kejadiannya dan yang tidak disempurnakan; (Kami jadikan secara yang
demikian) kerana Kami hendak menerangkan kepada kamu (kekuasaan Kami); dan Kami pula
menetapkan dalam kandungan rahim (ibu yang mengandung itu) apa yang Kami rancangkan
hingga ke suatu masa yang ditentukan lahirnya; kemudian Kami mengeluarkan kamu berupa
kanak-kanak; kemudian (kamu dipelihara) hingga sampai ke peringkat umur dewasa; dan
(dalam pada itu) ada di antara kamu yang dimatikan (semasa kecil atau semasa dewasa) dan
ada pula yang dilanjutkan umurnya ke peringkat tua nyanyuk sehingga ia tidak mengetahui lagi
akan sesuatu yang telah diketahuinya dahulu. Dan (ingatlah satu bukti lagi); Engkau melihat
bumi itu kering, kemudian apabila Kami menurunkan hujan menimpanya, bergeraklah tanahnya
(dengan tumbuh-tumbuhan yang merecup tumbuh), dan gembur membusutlah ia, serta ia pula
menumbuhkan berjenis-jenis tanaman yang indah permai.

Dan Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam
semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori
tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.

Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok
berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu :

Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada
tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.

Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut
pithecanthropus erectus.

Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah
digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan.

Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya
ditemukan di Solo (Homo Soloensis).

Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan
otak dan nalarnya.
Di dalam Alkitab dijelaskan bahwa tidak ada binatang yang dapat berganti jenis
menjadi jenis binatang yang lain. Setiap makhluk hidup melahirkan keturunan atau anak
menurut jenisnya dan keberadaan manusia di atas bumi ini bukanlah muncul dengan
sendirinya atau hasil proses evolusi dari binatang. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa
Tuhan sendirilah yang menciptakannya. "Berfirmanlah Tuhan: "Baiklah Kita menjadikan
manusia... maka Allah menciptakan manusia itu ...." (Kejadian 1:26, 27); "Yesus berkata,
"Sebab pada awal dunia, Tuhan menjadikan mereka laki-laki dan perempuan." (Markus 10:6)1

Alkitab menuliskan bahwa manusia diciptakan Tuhan pada hari ke enam dari seluruh
rangkaian penciptaan yang ada. Manusia itu diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
"Maka Tuhan menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Tuhan
diciptakan-Nya dia; ...itulah hari keenam." (Kejadian 1:26-31)1

Bagaimanakah manusia pertama itu diciptakan? Ia diciptakan dari tanah, lalu Allah
menghembuskan nafas-Nya ke dalam hidung. Kejadian 2:7 menyatakan: "Kemudian Tuhan
Allah mengambil sedikit tanah, membentuknya menjadi seorang manusia, lalu
menghembuskan nafas yang memberikan hidup ke dalam lobang hidungnya" (Ibr. Nefes
hayyah).1

Manusia pertama yang diciptakan-Nya itu bernama Adam. Setelah menciptakan


Adam, Tuhan memandang tidak baik jika Adam sendirian, maka diciptakan-Nya-lah seorang
penolong yang sepadan dengan Adam.1

Bagaimana penolong Adam itu diciptakan? Ketika Tuhan membuat Adam tidur
nyenyak. Tuhan mengambil salah satu dari rusuk Adam, kemudian menutup tempat itu
dengan daging. Dari rusuk Adam itulah dibangun Allah seorang perempuan. Ia bernama
Hawa (Kejadian 2:18-22; 3:20).1

1
http://christiancenter.or.id/content/view/38/74/

Anda mungkin juga menyukai