Anda di halaman 1dari 11

Program Studi Teknik Sipil

9
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

MODUL 9 (MEKANIKA TANAH II)


Tegangan Geser Tanah (lanjutan 2)

1. Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)


Contoh ditempatkan pada sebuah kotak logam dengan penampang persegi atau lingkaran.
Kotak tersebut terbagi menjadi dua bagian pada setengah tingginya dengan suatu jarak
kecil antara kedua bagian tersebut. Di atas dan di bawah contoh ditempatkan sebuah
piringan berpori bila contoh tersebut jenuh sempuma atau jenuh sebagian sehingga air
dapat mengalir. Bila contoh tersebut kering digunakan piringan logam. bagian-bagian
terpenting dari kotak tersebut diperlihatkan pada gambar di bawah ini . Pada kotak
tersebut, contoh dibebani gaya vertikal (N) melalui pelat beban (loading plate) dan secara
berangsur-angsur akan timbul tegangan geser dengan membuat pergeseran di antara
kedua bagian kotak tersebut. Gaya geser (T) diukur bersamaan dengan perpindahan
geser (Δl). Biasanya perubahan tebal contoh (Δh) juga diukur. Dalam percobaan ini
digunakan beberapa contoh dengan pembebanan vertikat yang berbeda-beda, dan
kemudian untuk setiap percobaan harga tegangan geser runtuh diplot terhadap tegangan
normalnya. Kemudian akan didapatkan parameter-parameter kekuatan geser dari garis
terbaik yang didapat dari titik-titik tersebut.

Gambar 3. Alat Geser langsung

Pada percobaan ini didapati beberapa kekurangan, antara lain yang terpenting adalah
kondisi pengaliran (drainasi) yang tidak dapat dikontrol. Selama tekanan air pori tidak

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
dapat diukur, tegangan normal total saja yang dapat diukur walupun nilainya sama dengan
harga tegangan normal efektif pada saat tekanan air pori nol. Geser murni yang dihasilkan
pada contoh hanya ditentukan dengan perkiraan, dan tegangan geser pada bidang runtuh
tidak merata. Keruntuhan terjadi dari tepi sampai pusat contoh. Selama percobaan, luas
contoh yang dibebani beban geser dan vertikal tidak akan tetap. Keuntungan dari
percobaan ini adalah .kesederhanaannya, dan kemungkinan dalam persiapan contoh bila
contoh tersebut pasir.

Prinsip Alat Geser Langsung


Pengujian baku untuk kotak geser (shear box) dilakukan pada contoh tanah bujur sangkar
bersisi 60 mm setebal 25 mm. Contoh tanah digeser mendatar dalam kotak terbelah
sepanjang bidang yang telah ditentukan sekitar pertengahan tingginya, setelah
memberikan beban vertikal tertentu yang konstan. Rincian alat dan tata-cara pengujian
disusun oleh Akroyd (Laboratory Testing in Soil Engineering, Soil Mechanis Ltd, 1958).

Umumnya disiapkan tiga contoh dan 1 contoh tanah dan dgeser dengan tiga tegangan
normal yang berlainan. Gerakan vertikal contoh tanah diukur selama pengujian geser
berlangsung, juga gaya gesernya. Tingkat pergerakan tergantung pada jenis pengujian
(yakni terdrainasi atau tidak-terdrainasa) dan bila terdrainasi tergantung pada
permeabilitas tanah yang sedang diuji.

Pengujian terhadap pasir


Pengujian kotak geser semula dikembangkan sebagai sarana mengukur sudut geser
dalam (angle of internal friction) tanah berbutir kasar. Pada pasir bersih, pengujian ini
bersifat cepat karena drainasi sedemikian cepatnya sehingga tidak terbentuk tekanan
pori berlebih.

Dari rangkaian tiga pengujian dengan tekanan normal berlainan, nilai pada Persamaan
Coulomb τ =σ tan Φ dapat ditentukan.
Nilai Φ tidak hanya tergantung pada jenis pasir, namun juga pada bentuk ikatan butir
tanah.
Bayangkan ikatan pasir dalam bidang Iongsor. Ikatan yang padat akan membuatnya
mengembang saat bergeser dan ikatan menjadi Iebih Ionggar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Sifat geseran yang sangat berbeda dari contoh pasir padat maupun lepas ini diperlihatkan
dalam gambar di bawah ini.

Sifat geseran yang sangat berbeda dari contoh pasir padat maupun lepas ini diperlihatkan
dalam gambar di bawah ini.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Terlihat bahwa Φ untuk pasir dalam
keadaan padat, lebih besar dari Φ
untuk pasir dalam keadaan lepas,
walaupun pasir terdiri dari butiran
kuarsa yang sama.

Alasan perbedaan ini adalah bahwa pasir padat mengembang ketika digeser dan hal ini
memerlukan upaya ekstra melawan tegangan normal.

Bila perpindahan sangat besar, contoh pasir padat akan mengembang dengan ikatan yang
lebih longgar serta menghasilkan nilai τ yang sama seperti contoh pasir lepas.
Jelas bahwa nilai Φ tergantung pada bahan pembentuk butir (kuarsa, feldspar dIl), juga
pada ikatan butiran. Hubungan tipikal antara kepadatan relatif terhadap Φ diperlihatkan di
bawah ini.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
2. Pengujian Unconfined (Unconfined Compression Test)
Pengujian Unconfined dilakukan dengan contoh berbentuk tabung yang ditekan
secara aksial hingga longsor dan kadar air tidak berubah. Karena pengujian
dilakukan dengan cepat dan tingkat pembebanan sampai Iongsor biasanya antara 5
sampai 15 menit. Prinsip pengujian Unconfined dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Perbandingan tinggi contoh uji terhadap diameter adalah 2 : 1 dan diameter yang
dipergunakan adalah 38 mm. Bila perbandingan Iebih besar dan 3 : 1 contoh akan
tertekuk dan tidak mengalami Iongsor dengan tekanan yang sebenarnya.
Dipakai tingkat tekanan yang konstan (regangan terkontrol), biasanya sekitar 2 %
dan tinggi contoh per menit. Pengontrolan tekanan biasanya tidak diperlukan dalam
pengujian ini.
Contoh tanah dikatakan Iongsor pada saat contoh tak dapat menahan peningkatan
tekanan lagi, yakni titik yang memberikan tahanan perubahan bentuk maksimum
akibatan tekanan aksial. Pada saat contoh tanah ditekan dapat terjadi sedikit
penggembungan (bulging / barelling), demikian pula akibat selubung karet yang
dipakai dalam pengujian triaksial.
Untuk contoh tanah yang plastis sehingga tegangan aksial takkan mencapai nilai
maksimum, kelongsoran dianggap terjadi bila regangan aksial mencapai tingkat
tertentu (misal 20 %). Bentuk longsoran diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
3. Pengujian Vane Shear (Uji Baling - Baling)
Pada pengujian ini dipakai baling-baling 4 bilah yang ditekan ke dalam tanah lalu
diputar. Tenaga putaran (torsi, torque) yang diperlukan untuk memutar tabung tanah
yang dilingkupi baling-baling tersebut lalu dihitung, sehingga dapat diketahui nilai
Kuat Geser Tak-Terdrainasi dan lempung tersebut. Prinsip uji baling-baling ini
diperlihatkan pada Gambar di bawah ni.
Pengujian ulangan dilakukan segera setelah lempung dibentuk-ulang, dengan
memutar baling-baling secara cepat untuk mengukur kekuatan tanah terganggu,
demikian pula sensitivitasnya.

Peralatan uji baling-baling di laboratorium yang pertama kali dirancang oleh Road
Research Laboratory di lnggris sekitar tahun 1954, didasarkan pada penggunaan
peralatan uji baling-baling lapangan seperti diuraikan oleh Skempton (1948). Pada
tahap awal, uji baling-baling di laboratorium dipakai untuk meneliti hubungan Kuat
Geser Tak-Terdrainasi dengan Kadar Air suatu tanah kohesif.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Saat ini uji baling-baling di laboratorium terutama dipakai untuk mengukur Kuat Geser
lempung dan gambut (peat) yang terlalu lunak untuk dibentuk sebagai contoh uji
yang memenuhi syarat. Peralatan uji baling-baling ini tersedia dengan sistim
penggerak tangan maupun memakai motor.
Dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah membentuk pasangan (kopel)
dikerjakan di salah satu ujung batang seperti diperlihatkan pada Gambar (a) di bawah
ini. Momen gaya pada sumbu batang disebut “momen torsi” T, sebesar (F x d/2) x 2 =
F x d, yakni momen kopel. Bila ujung lain batang tersebut ditahan oleh kopel yang
sama besar dan berlawanan arah seperti pada Gambar (b) di bawah, maka batang
disebut mengalami “torsi” (torsion) akibat pengaruh puntir dari kedua gaya
berlawanan arah tersebut.

Torsi dapat ditahan oleh tegangan geser merata (s) per satuan luas yang bekerja di
sepanjang bidang lengkung tabung yang tertumpu pada batang (lihat Gambar di
bawah). Gaya keliling total adalah s x π dh (Newton) dengan momen di sekitar
sumbu batang merupakan torsi penahan :

Tr = s x π dh x d/2 = π d2hs/2 (Newton.mm) (3.1.)

Dimensi baling-baling uji adalah diameter bilah D (mm) setinggi H (mm), terpasang
pada ujung bawah batang bergaris tengah kecil. Baling-baling memutar tabung tanah
dan bila momen torsi dilakukan terhadap batang melalui alat pegas terkalibrasi di
ujung atas, maka torsi dapat diukur.
Selama momen torsi yang diberikan lebih kecil dan yang diperlukan untuk
melongsorkan tanah, maka momen ini dapat ditahan oleh momen torsi yang sama

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
besar dan berlawanan arah akibat tahanan geser tanah yang bekerja pada
permukaan tabung pada putaran tersebut. Bila momen torsi yang diherikan pada
baling-baling diperbesar sampai cukup untuk menyebabkan tabung tanah berputar,
dianggap bahwa tehanan geser maksimum, yakni kuat geser tanah, tercapai
serentak pada semua permukaan gelincir.
Momen torsi penahan total (Tr) terdiri dan dua komponen (T1, T2) dengan:
T1 = torsi akibat tahanan geser pada permukaan tabung, dan
T2 = torsi akibat tahanan geser pada kedua permukaan tutup tabung.

Jadi, Tr = T1+2T2
Dari Pers. (3.1), didapat: = T11/2 ( π D2Hs) [N.mm]
Permukaan tutup tabung dapat dibagi menjadi sejumlah sektor kecil, masing-masing
merupakan segitiga kecil dengan tinggi r dan r = 1/2 D.

Bila tegangan bekerja merata pada sektor, garis kerja gaya resultant akan melalui
pusat berat segitiga, yakni sejauh 2/3 r (atau D/3) dan pusat Iingkaran. Maka nilai T2
adalah:
T2 = 1/4 ( π D2s)x D/3 = π D2s/12

Maka jumlah torsi penahan Tr = T1 + 2 T2


= 1/2 ( π D2 Hs) + 2 ( π D2 s/12)
= π D2 (H/2 + D/6)s [N.mm]

Nilai yang diperoleh pada pengujian baling-baling adalah

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
1000 .K .0 f
c=
H D
π .D 2 ( + )
2 6

dengan: K = Konstanta pegas [N.mm / derajat]


0 = sudut torsi pegas

5. PENAKSIRAN KUAT GESER


A. Kuat Geser Lempung tak Terdrainase
Kuat geser diperoleh dari kriteria kelongsoran Mohr-Coulomb, namun bagi
lempung jenuh umumnya yang diuji pada kondisi tidak terdrainase maka sudut
tahanan geser adalah = 0. Ini berarti bahwa kuat geser lempung merupakan nilai
yang tetap dan sama dengan kohesi (c). nilai kuat geser tak terdrainase dapat
ditaksir dengan menekan lempung diantara jari-jari lalu diamati menurut tabel di
bawah ini.

Taksiran Kuat Geser Lempung


Kuat Geser Deskripsi Karakteristik
<20 Sangat lunak Keluar dari sela jari bila diremas
20-40 Lunak Hancur oleh tekanan lunak
40-75 Teguh Hancur oleh tekanan kuat
75-750 Kaku Dapat digores dengan jari
150-300 Sangat kaku Dapat digores dengan kuku
>300 Keras

Nilai tipikal kuat geser lempung terkompaksi diperlihatkan dalam tabel di bawah
ini. Nilai-nilai tentang tanah terkompaksi pada kepadatan kering maksimum
(maksimum dry density) berdasarkan uji kompaksi AASHTO T99 (memakai
pemukul 5,5 lb).

Nilai Tipikal Kuat Geser Lempung Terkompaksi


Deskripsi tanah Kelas* Tegangan Dasar
Undrained [kN/m]

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Terkompaksi Jenuh
Pasir berlanau, campuran pasir-lanau SM 50 20
Pasir berlempung, campuran lempung-pasir SC 74 11
Lanau dan danau berlempung ML 67 9
Lempung plastisitas rendah CL 86 11
Lanau berlempung, lanau elastis MH 72 20
Lempung plastisitas tinggi CH 103 11

*Sistim klasifikasi Unified

B. Kuat Geser Lempung Terdrainase


Kadang-kadang perlu dilakukan perhitungan stabilitas berdasarkan tegangan efektif,
terutama perhitungan stabilitas lereng. Parameter kekuatan tanah yang dipakai dalam
perhitungan ini diperoleh dari Uji Kotak Geser Terdrainase atau Uji Triaksial
(menghasilkan cd dan Φd) atau dari uji Triaksial CU (menghasilkan coc' dan cuΦ').
Secara teoritis bagi lempung jenuh akan terdapat sedikit perbedaan di antara kedua
kelompok nilai tersebut, walaupun dalam praktek perbedaan ini kecil sekali.

Sudut Tahanan Geser Efektif (Tipikal) bagi Lempung Terkompaksi


Deskripsi Tanah Kelas* Φ' (derajat)
Lempung berlanau, campuran pasir-lanau SM 34
Pasir berlempung, canpuran pasir-lempung SC 31
Lanau dan lanau berlempung ML 32
Lempung plastisitas rendah CL 28
Lanau berlempung, lanau elastis MH 25
Lempung Plastisitas tinggi CH 19

*Sistem klasifikasi Unified

Kuat Geser Tanah Berbutir Kasar

Akibat permeabilitas yang tinggi, bila tanah berbutir kasar diberi gaya geser maka
tidak terjadi tekanan air pori seperti pada tanah lempung. Berarti tidak terjadi kesulitan
dalam menentukan tegangan total maupun efektif serta masalah kohesi atau Kuat
Geser Undrained. Akibatnya, Kuat Geser Tanah berbutir kasar terutama ditentukan
oleh tahanan geser antar butir yang diukur oleh sudut tahanan geser.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2
Nilai tipikal sudut tahanan geser untuk pasir dan kerikil diperlihatkan dalam tabel di
bawah ini.

Nilai Tipikal Sudut Tahanan Geser Tanah Tidak Berkohesi


Φ (derajat)
Jenis Tanah
Lepas Padat
Pasir Seragam, butiran bulat 27 34
Pasir bergradasi baik, butiran
33 45
bersudut
Kerikil berpasir 35 50
Pasir berlanau 27-33 30-34
Lanau inorganik 27-30 30-35

Nilai Tipikal untuk tanah terkompaksi diperlihatkan pada tabel di bawah ini.

Kelas* Sdt Tahanan Geser


Deskripsi Tanah
Φ (derajat)
Campuran pasir-kerikil bergradasi baik GW >38
Campuran pasir-kerikil bergradasi baik >37
Kerikil berlanau, pasir-kerikil-lanau bergradasi jelek 34 <
Pasir berlempung, pasir-kerikil-lempung bergradasi jelek >31
Pasir bersih bergradasi baik, pasir berkerikil 38
Pasir bersih bergradasi jelek, pasir berkerikil 37

*Sistim klasifikasi Unified

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB DESIANA VIDAYANTI


MEKANIKA TANAH 2

Anda mungkin juga menyukai