9
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana
Pada percobaan ini didapati beberapa kekurangan, antara lain yang terpenting adalah
kondisi pengaliran (drainasi) yang tidak dapat dikontrol. Selama tekanan air pori tidak
Umumnya disiapkan tiga contoh dan 1 contoh tanah dan dgeser dengan tiga tegangan
normal yang berlainan. Gerakan vertikal contoh tanah diukur selama pengujian geser
berlangsung, juga gaya gesernya. Tingkat pergerakan tergantung pada jenis pengujian
(yakni terdrainasi atau tidak-terdrainasa) dan bila terdrainasi tergantung pada
permeabilitas tanah yang sedang diuji.
Dari rangkaian tiga pengujian dengan tekanan normal berlainan, nilai pada Persamaan
Coulomb τ =σ tan Φ dapat ditentukan.
Nilai Φ tidak hanya tergantung pada jenis pasir, namun juga pada bentuk ikatan butir
tanah.
Bayangkan ikatan pasir dalam bidang Iongsor. Ikatan yang padat akan membuatnya
mengembang saat bergeser dan ikatan menjadi Iebih Ionggar.
Sifat geseran yang sangat berbeda dari contoh pasir padat maupun lepas ini diperlihatkan
dalam gambar di bawah ini.
Alasan perbedaan ini adalah bahwa pasir padat mengembang ketika digeser dan hal ini
memerlukan upaya ekstra melawan tegangan normal.
Bila perpindahan sangat besar, contoh pasir padat akan mengembang dengan ikatan yang
lebih longgar serta menghasilkan nilai τ yang sama seperti contoh pasir lepas.
Jelas bahwa nilai Φ tergantung pada bahan pembentuk butir (kuarsa, feldspar dIl), juga
pada ikatan butiran. Hubungan tipikal antara kepadatan relatif terhadap Φ diperlihatkan di
bawah ini.
Perbandingan tinggi contoh uji terhadap diameter adalah 2 : 1 dan diameter yang
dipergunakan adalah 38 mm. Bila perbandingan Iebih besar dan 3 : 1 contoh akan
tertekuk dan tidak mengalami Iongsor dengan tekanan yang sebenarnya.
Dipakai tingkat tekanan yang konstan (regangan terkontrol), biasanya sekitar 2 %
dan tinggi contoh per menit. Pengontrolan tekanan biasanya tidak diperlukan dalam
pengujian ini.
Contoh tanah dikatakan Iongsor pada saat contoh tak dapat menahan peningkatan
tekanan lagi, yakni titik yang memberikan tahanan perubahan bentuk maksimum
akibatan tekanan aksial. Pada saat contoh tanah ditekan dapat terjadi sedikit
penggembungan (bulging / barelling), demikian pula akibat selubung karet yang
dipakai dalam pengujian triaksial.
Untuk contoh tanah yang plastis sehingga tegangan aksial takkan mencapai nilai
maksimum, kelongsoran dianggap terjadi bila regangan aksial mencapai tingkat
tertentu (misal 20 %). Bentuk longsoran diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Peralatan uji baling-baling di laboratorium yang pertama kali dirancang oleh Road
Research Laboratory di lnggris sekitar tahun 1954, didasarkan pada penggunaan
peralatan uji baling-baling lapangan seperti diuraikan oleh Skempton (1948). Pada
tahap awal, uji baling-baling di laboratorium dipakai untuk meneliti hubungan Kuat
Geser Tak-Terdrainasi dengan Kadar Air suatu tanah kohesif.
Torsi dapat ditahan oleh tegangan geser merata (s) per satuan luas yang bekerja di
sepanjang bidang lengkung tabung yang tertumpu pada batang (lihat Gambar di
bawah). Gaya keliling total adalah s x π dh (Newton) dengan momen di sekitar
sumbu batang merupakan torsi penahan :
Dimensi baling-baling uji adalah diameter bilah D (mm) setinggi H (mm), terpasang
pada ujung bawah batang bergaris tengah kecil. Baling-baling memutar tabung tanah
dan bila momen torsi dilakukan terhadap batang melalui alat pegas terkalibrasi di
ujung atas, maka torsi dapat diukur.
Selama momen torsi yang diberikan lebih kecil dan yang diperlukan untuk
melongsorkan tanah, maka momen ini dapat ditahan oleh momen torsi yang sama
Jadi, Tr = T1+2T2
Dari Pers. (3.1), didapat: = T11/2 ( π D2Hs) [N.mm]
Permukaan tutup tabung dapat dibagi menjadi sejumlah sektor kecil, masing-masing
merupakan segitiga kecil dengan tinggi r dan r = 1/2 D.
Bila tegangan bekerja merata pada sektor, garis kerja gaya resultant akan melalui
pusat berat segitiga, yakni sejauh 2/3 r (atau D/3) dan pusat Iingkaran. Maka nilai T2
adalah:
T2 = 1/4 ( π D2s)x D/3 = π D2s/12
Nilai tipikal kuat geser lempung terkompaksi diperlihatkan dalam tabel di bawah
ini. Nilai-nilai tentang tanah terkompaksi pada kepadatan kering maksimum
(maksimum dry density) berdasarkan uji kompaksi AASHTO T99 (memakai
pemukul 5,5 lb).
Akibat permeabilitas yang tinggi, bila tanah berbutir kasar diberi gaya geser maka
tidak terjadi tekanan air pori seperti pada tanah lempung. Berarti tidak terjadi kesulitan
dalam menentukan tegangan total maupun efektif serta masalah kohesi atau Kuat
Geser Undrained. Akibatnya, Kuat Geser Tanah berbutir kasar terutama ditentukan
oleh tahanan geser antar butir yang diukur oleh sudut tahanan geser.
Nilai Tipikal untuk tanah terkompaksi diperlihatkan pada tabel di bawah ini.