Anda di halaman 1dari 4

A.

Persebaran manusia dengan ciri-ciri Austro-Melanesoid

Manusia di Indonesia yang tertua sudah ada kira-kira satu juta tahun yang lalu, waktu
Dataran Sunda masih merupakan daratan, waktu Asia Tanggara bagian benua dan bagian
kepulauan masih tersambung menjadi satu. Penduduk Dataran Sunda itu memiliki ciri fisik
yang berbeda dari manusi sekarang ini, sisa-sisanya adalah beberapa fosil yang ditemukan di
lembah Bengawan Solo. Fosil-fosil itu oleh para ahli disebut Pithecanthropus Erectus, fosil
ini juga ditemukan di sebuah gua dekat Peking, dan beberapa Asia Timur.

Karena waktu bentuk fisiknya sudah berevolusi, sehingga menampakkan cirri-ciri


yang berbeda. Sejumlah fosil yang telah mengalami evolusi ditemukan di desa Ngandong dan
para ahli menyebutnya sebagai Homo Soloensis. Homo Soloensis itu dalam beberapa tahun
kemudian mereka berevolusi menjadi manusi asekarang, tetapi dengan ciri-ciri ras yang
menyerupai penduduk asli Australia. Sisa-sisa fosil dari perubahan Homo Soloensis di
temukan dis uatu tempat bernama Wajak, para ahli menyebutnya Homo Wajakensis. Fosil itu
juga banyak ditemukan di daerah Talgai, Darling Downs, Queensland,yang dipercaya sebagai
nenek monyang penduduk asli Australia.

1. Persebaran manusia dengan ciri-ciri Austro-Melanesoid.

Nenek moyang dari manusia Wajak tersebut diatas, sebelumnya sudah ada yang
menyebar ke arah barat dan ke arah timur Nusantara. Mereka yang menyebar ke arah timur
menduduki Irian. Meraka hidup dalam kelompok-kelompok kecil di daerah muara-muara
sungai di mana mereka hidup dengan menangkap ikan di sungai, dan meramu tumbuh-
tumbuhan. Pada masa sekarang bekas-bekas itu dapat ditemukan di daerah Teluk McCluer
dan Teluk Triton di kepala Cendrawasih. Bekas-bekas itu berupa tempat-tempat perlindungan
di bawah karang atau yang disebut abris sous roches.

Di bagian barat dari Nusantara orang Austro-Melanesoid, mengembangkan suatu


kebudayaan yang pada dasarnya sama dengan kelompok yang dihidup di Irian. Mereka juga
mengembangkan perkampungan abris sous roches. Adapun perbedaan dengan kelompok di
Irian adalah mereka menggunakan kapak genggam yang mempunyai suatu sisi bekas pecahan
yang kasar dan suatu sisi luar yang lebih halus. Kapak itu sering diasah pada bagian
tajamnya.

1
Persebaran dari manusia Austro-Melanesoid yang makan kerang, dapat direkontruksi
dari adanya timbunan sisa-sisa kulit kerang yang di sebut kjokkenmoddinger atau sampah
dapur. Sekarang tempat-tempat yang berupa bukit-bukit kerang dan ditandai dengan adanya
kapak genggam yang bagian tertentunya tajam. Banya dijumpai di Aceh, Kedah dan Pahang
di Malaysia. Kecuali itu kapak-kapak itu juga ditemukan di Jawa Timur, tetapi juga di
Vietnam Utara, ialah di Pengunungan Bacson, dan di gua-gua dari Propinsi Hoa-binh, Hoa-
nam, dan Tan-Hoa. Justru penemuan-penemuan alat-alat prehistoris yang berpusat kepada
alat genggam itu tadi disebut alat-alat Bacson-Hoabinh.

2. Ciri-ciri manusia Austromelanesoid banyak mendominasi penduduk Indonesia


bagian timur dan tenggara :

a. Warna kulit hitam

b. Rahang agak menonjol ke depan

c. Warna rambut hitam

d. Bentuk rambut keriting

e. Kepala lonjong / sedang

Fosil-fosil manusia yang sering ditemukan bersamaan dengan alat-alat Bacson-


Hoabinh tadi, seperti misalnya di gua Sodong dan Samoung di Jawa Timur, di bukit kerang di
Aceh, dan Di gua Kepah di Malaysia Barat, menunjukkan secara dominan ciri-ciri Austro-
Melanesoid, sungguh pun bercampur ciri-ciri ras Mongoloid. Justru karena itulah
Koentjaraningrat condong untuk menyimpulkan bahwa adanya persebaran dari timur ke barat
dari manusia Austro-Melanesoid berasal dari Jawa, melalui Sumatera, Semenanjung Malayu
dan Muang Thai sampai Vietnam Utara.

Pengaruh ciri-ciri Mongoloid. Dari manakah kiranya asalnya ciri-ciri Paleo-


Mongoloid yang tampak pada penduduk kuno di Indonesia tersebut. Ciri-ciri itu mungkin
bersal dari Asia. Satu kemungkinan adalah melalui jalan yang dilalui oleh orang Austro–
Melanesoid yang ke arah barat dan utara, di mana orang-orang dengan cirri-ciri Mongoloid
bercampur dengan orang-orang Austro-Melanesoid. Dengan demikian

2
3. Perpindahan/Migrasi Bangsa-bangsa ke Indonesia

Sebelum membahas lebih jauh uraian materi migrasi bangsa-bangsa ke Indonesia,


alangkah baiknya kita perhatikan terlebih dahulu arah penyebaran kapak persegi dan kapak
lonjong (kebudayaan Neolithikum) ke Indonesia.

Alur Penyebaran Kebudayaan Neolithikum di Indonesia.

kebudayaan Neolithikum yang berupa kapak persegi dan kapak lonjong yang tersebar
ke Indonesia tidak datang/menyebar dengan sendirinya, tetapi terdapat manusia
pendukungnya yangberperan aktif dalam rangka penyebaran kebudayaan tersebut.

Manusia pendukung yang berperan aktif dalam rangka penyebaran kebudayaan itulah
merupakan suatu bangsa yang melakukan perpindahan/imigrasi dari daratan Asia ke
Kepulauan Indonesia bahkan masuk ke pulau-pulau yang tersebar di Lautan Pasifik.

4. Alur Perpindahan Bangsa-bangsa.

Bangsa yang berimigrasi ke Indonesia berasal dari daratan Asia tepatnya Yunan Utara
bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam)/Indochina dan
terus ke Kepulauan Indonesia, dan bangsa tersebut adalah:

1. Bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan
rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini merupakan gelombang pertama
yang berimigrasi ke Indonesia.
2. Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk
golongan Ras Malayan Mongoloid.
Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu:
a. Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke Semenanjung
Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai
Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia
melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum
(Batu Muda)
b. Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini
masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam (perunggu).

3
5. Jenis Ras

Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia

Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada
zaman prasejarah di Kepulauan Indonesia ternyata sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang
terdiri dari:

 Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciri-ciri


antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan
hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya
seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang
mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.
 Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki
ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk
mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja
(Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah),
Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku
Kubu (Sumatera Selatan).
 Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid
sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini
berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku
Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya. .

Anda mungkin juga menyukai