1. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti, Jakarta 11440, Indonesia
2. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
E-mail: indra_surjati@yahoo.com
Abstrak
Makalah ini melaporkan penelitian pada antena mikrostrip segitiga sama sisi dengan menggunakan pengumpan saluran
mikrostrip untuk dapat membangkitkan frekuensi ganda dengan menambahkan sepasang celah pada alas segitiga itu.
Pengumpanan semacam ini disebut pengumpanan sambatan elektromagnetik.. Antena mikrostrip ini bekerja pada buah
frekuensi yang beroperasi di dalam jangkau frekuensi antara 2 GHz dan 4 GHz (daerah frekuensi S band). Dari hasil
simulasi terlihat bahwa frekuensi ganda antena mikrostrip segitiga sama sisi ini dapat dibangkitkan dengan lebar celah
yang dibuat tetap sebesar 1 mm, sedangkan tinggi celah dapat diubah-ubah dari 10 mm sampai 14 mm dan jarak antar
celah dapat diatur, mula-mula 3 mm kemudian 5 mm dan selanjutnya menjadi 7 mm.
Abstract
Design of Generating Dual Frequency Operation for Triangular Microstrip Antenna Using Electromagnetic
Coupling. A new design is proposed in this paper by applying a pair of slits using a microstrip feed line. Therefore the
microstrip line feeding system is electromagnetically coupled to the patch. The antenna works at two different
frequencies in the range from 2 GHz to 4 GHz (S band frequency). The results of the simulation shows that the dual
frequency operation can be created when the slit width is 1 mm and the height of the slits ranges from 10 mm to 14 mm
with inter slit distance of 3 mm, 5 mm and 7 mm as well.
Pada dasarnya teknik pengumpanan pada antena Pada penelitian ini dilakukan perancangan
mikrostrip dapat dibagi menjadi 2, yaitu teknik pembangkitkan frekuensi ganda dengan sepasang celah
pengumpanan secara langsung dan teknik pengumpanan pada antena mikrostrip segitiga sama sisi menggunakan
dengan sambatan elektromagnetik. Teknik pengumpanan saluran mikrostrip.
secara langsung lebih sederhana tetapi mempunyai
78
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2005: 78-86 79
petak (patch)
saluran
pengumpan a
wf
h1 er
h1 er
substrat bagian
bidang atas
pentanahan substrat bagian
bawah
Gambar 2. Geometri antena mikrostrip segitiga sama sisi dengan pengumpanan saluran mikrostrip
2h
w saluran mikrostrip
pentanahan
a
petak (patch)
l
d er2
er1
Gambar 3. Geometri antena rancangan dengan sepasang celah menggunakan saluran mikrostrip
3. Hasil dan Pembahasan segitiga sama sisi seperti pada Tabel 1 dilakukan
simulasi dengan Microwave Office.
Sebelum melakukan fabrikasi, terlebih dahulu dilakukan
simulasi untuk dapat menghasilkan proses perancangan Simulasi perubahan tinggi celah dan variasi jarak antar
yang diinginkan. Dengan menggunakan parameter celah dilakukan pertama-tama untuk lebar celah 0,9 mm
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2005: 78-86 81
dengan jarak antar celah 3 mm seperti terlihat pada seperti pada Gambar 5a. Dengan ditambahkannya tinggi
Gambar 4a sampai Gambar 4d. celah Gambar 5b sampai 5c dapat diamati bahwa nilai
return loss yang dihasilkan oleh frekuensi tahanan
Frekuensi tahanan kedua mulai terbentuk ketika tinggi kedua tetap tidak memperlihatkan hasil return loss yang
celah mencapai 10 mm seperti terlihat pada Gambar 4a. lebih kecil dari -9,54 dB dan frekuensi tahanan pertama
Kemudian tinggi celah ditambah, frekuensi tahanan justru menghilang saat tinggi celah mencapai 16 mm
kedua dan frekuensi tahanan pertama tidak Gambar 5d.
memperlihatkan hasil perolehan return loss yang dapat
memenuhi nilai return loss -9,54 dengan Voltage Selanjutnya simulasi dilakukan untuk jarak antar celah 7
Standing Wave Ratio (VSWR) ≤ 2 seperti terlihat pada mm dan hasilnya seperti pada Gambar 6a sampai 6d.
Gambar 4b sampai 4c. Akhirnya frekuensi tahanan
pertama menghilang dan yang muncul hanya frekuensi Terlihat dari hasil simulasi bahwa frekuensi tahanan
tahanan keduanya seperti pada Gambar 4d. kedua mulai muncul saat tinggi celah 9 mm pada
Gambar 6a. Bila tinggi celah ditambah frekuensi
Kemudian simulasi dilanjutkan untuk jarak antar celah 5 tahanan kedua tetap tidak dapat menghasilkan nilai
mm seperti dapat dilihat pada Gambar 5a sampai 5d. return loss dibawah -9,54 dB seperti pada Gambar 6b
sampai 6c dan frekuensi tahanan pertama cenderung
Dari hasil simulasi diatas terlihat bahwa frekuensi menghilang seperti terlihat pada Gambar 6d.
tahanan kedua mulai muncul saat tinggi celah 10 mm
0 0
Return Loss ( dB )
Return Loss ( dB )
-5 -5
4.15 GHz
3.35 GHz
-4.4737 dB
-11.235 dB
-10 -10 3.9 GHz
-9.1257 dB
3.7 GHz
-13.912 dB
-15 -15
2.5 3 3.5 4 4.5 2.5 3 3.5 4 4.5
Frequency ( GHz ) Frequency ( GHz )
0 0
-2
-3
Return Loss ( dB )
Return Loss ( dB )
-4
-6 2.75 GHz -6
-7.701 dB
3.9 GHz -8
-9 -9.7074 dB 3.85 GHz
-10
-10.683 dB
-12 -12
2.5 3 3.5 4 4.5 2.5 3 3.5 4 4.5
Frequency ( GHz ) Frequency ( GHz )
Gambar 4. Hasil simulasi pengaruh tinggi celah terhadap pengukuran return loss dengan lebar celah 0,9 mm untuk jarak
antar celah 3 mm
82 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2005: 78-86
0 0
Return Loss ( dB )
-5
Return Loss ( dB )
-5
3.8 GHz
-7.8268 dB
3.95 GHz
-4.2929 dB
-10 -10
3.5 GHz
-14.258 dB 2.95 GHz
-13.618 dB
-15 -15
2.5 3 3.5 4 4.5 2.5 3 3.5 4 4.5
Frequency ( GHz ) Frequency ( GHz )
( a ). Tinggi celah 10 mm (b ). Tinggi celah 13 mm
0 0
-4
Return Loss ( dB ) -3
return Loss ( dB )
-8
-6
3.759 GHz
-12 -8.158 dB
2.6 GHz
-16.53 dB -9 3.75 GHz
-16 -9.0575 dB
-20 -12
2.5 3 3.5 4 4.5 2.5 3 3.5 4 4.5
Frequency ( GHz )
Frequency ( GHz )
(c). Tinggi celah 15 mm ( d ). Tinggi celah 16 mm
Gambar 5. Hasil simulasi pengaruh tinggi celah terhadap pengukuran return loss dengan lebar celah 0,9 mm untuk jarak
antar celah 5 mm
Dari hasil simulasi pada Gambar 4a sampai 4d, Gambar tahanan pertama terus menurun, seperti tampak pada
5a sampai 5d dan Gambar 6a sampai d dapat Gambar 7c. Akhirnya frekuensi tahanan pertama
disimpulkan bahwa karena frekuensi tahanan kedua menghilang dan tinggal frekuensi tahanan kedua saja
tidak dapat menghasilkan nilai return loss minimal - yang ada, pada Gambar 7d.
9,54 dB (VSWR ≤ 2) maka untuk lebar celah 0,9 mm
tidak dapat digunakan dalam perancangan. Selanjutnya simulasi dilanjutkan untuk jarak antar celah
5 mm seperti terlihat pada Gambar 8a sampai 8d.
Selanjutnya simulasi dilakukan dengan lebar celah 1
mm baik untuk jarak antar celah 3 mm, 5 mm dan 7 Frekuensi tahanan kedua mulai muncul ketika tinggi
mm. Pertama-tama yang dilakukan adalah simulasi celah 9 mm seperi terlihat pada Gambar 8a dan
untuk perubahan tinggi celah dengan jarak antar celah 3 frekuensi tahanan kedua serta frekuensi tahanan
mm seperti terlihat pada Gambar 7a sampai 7d. pertama pada saat tinggi celah 12 mm mencapai nilai
return loss terkecil seperti pada Gambar 8b. Bila tinggi
Dari hasil simulasi pada Gambar 7 dapat diamati bahwa celah terus ditambah, nilai return loss untuk frekuensi
frekuensi tahanan kedua mulai muncul pada saat tinggi tahanan pertama dan frekuensi tahanan kedua cenderung
celah 10 mm seperti pada Gambar 7a. Kemudian, turun, terlihat pada Gambar 8c sampai 8d.
frekuensi tahanan pertama dan kedua tersebut mencapai
nilai return loss terkecil ketika tinggi celah mencapai 12 Sedangkan untuk jarak antar celah 7 mm hasil
mm seperti terlihat pada Gambar 7b. Namun, ketika simulasinya dapat dilihat seperti pada Gambar 9a
tinggi celah terus ditambah, nilai return loss frekuensi sampai 9d.
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2005: 78-86 83
0 0
-4
Return Loss ( dB )
-5
Return Loss ( dB )
4.1 GHz
-3.635 dB -8
-15 -16
2.5 3 3.5 4 4.5 2.5 3 3.5 4 4.5
Frequency ( GHz ) Frequency ( GHz )
-2
Return Loss ( dB )
Return Loss ( dB )
-5
-4
-6
-10
3.9 GHz
2.8 GHz -7.7635 dB -8
-13.795 dB 3.8586 GHz
-8.1533 dB
-10
-15
2.5 3 3.5 4 4.5
2.5 3 3.5 4 4.5
Frequency ( GHz )
Frequency ( GHz )
Gambar 6. Hasil simulasi pengaruh tinggi celah terhadap pengukuran return loss dengan lebar celah 0,9 mm untuk jarak
antar celah 7 mm
Frekuensi tahanan kedua mulai muncul ketika tinggi arus hasil simulasi tersebut seperti terlihat pada Gambar
celah mencapai 9 mm, seperti terlihat pada Gambar 9a 10.
dan pada saat tinggi celah 12 mm frekuensi tahanan
kedua dan frekuensi tahanan pertama mencapai nilai Gambar 10a memperlihatkan bahwa antena mikrostrip
return loss yang terkecil (Gambar 9b). Dengan segitiga sama sisi dengan pengumpanan sambatan
bertambahnya tinggi celah nilai return loss-nya baik elektromagnetik mempunyai distribusi arus yang
frekuensi tahanan pertama maupun frekuensi tahanan maksimum pada kedua sisinya, yang dapat dilihat dari
kedua akan menurun seperti terlihat pada Gambar 9c warna jingga yang terang.
dan pada akhirnya tinggal frekuensi tahanan kedua yang
ada seperti terlihat pada Gambar 9d. Dari hasil simulasi pertama terlihat bahwa frekuensi
ganda dapat dibangkitkan dengan meletakkan sepasang
Dari hasil simulasi pada Gambar 7a sampai 7d, Gambar celah pada alas segitiga sama sisi. Pengaruh
8a sampai 8d, dan Gambar 9a sampai 9d dapat penambahan sepasang celah pada jalur arus permukaan
disimpulkan bahwa rancangan dengan menggunakan dari petak yang dieksitasi searah bidang H-nya
lebar celah 1 mm dapat difabrikasi. Hal ini dapat dilihat sangatlah pendek, sehingga frekuensi tahanan atas
dari perolehan nilai return loss yang lebih kecil dari (fr2) dapat dikatakan hampir tidak berubah dari keadaan
9,54 dB (VSWR ≤ 2) baik untuk frekuensi tahanan ketika celah belum ditambahkan. Selanjutnya terlihat
pertama maupun kedua. pada Gambar 10b, bahwa penambahan sepasang celah
dapat menyebabkan jalur arus yang searah bidang E-nya
Simulasi selanjutnya adalah untuk melihat distribusi petak menjadi lebih panjang, sehingga dapat
arus terhadap penambahan sepasang celah pada alas dibangkitkan sebuah frekuensi tahanan yang lebih
segitiga sama sisi pada antena rancangan. Distribusi rendah fr1 (frekuensi tahanan bawah) dari frekuensi
84 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2005: 78-86
0
0
-5
Return Loss ( dB )
-5
Return Loss ( dB )
-10 3.4 GHz
-16.224 dB
-15
-10 -20
3.7 GHz 4.15 GHz 3.9 GHz
-25.231 dB
-13.151 dB -7.958 dB
-25
-30
-15
2.5 3 3.5 4 4.5
2.5 3 3.5 4 4.5
Frequency ( GHz )
Frequency ( GHz )
-4
-5
Return Loss ( dB )
Return Loss ( dB )
-8
2.65 GHz
-10 -11.874 dB
3.85 GHz
-12
-16.023 dB
-15 3.8522 GHz
-18.403 dB -16
-20
-20
2.5 3 3.5 4 4.5
2.3 2.8 3.3 3.8 4
Frequency ( GHz )
Frequency ( GHz )
0
0
-10
Return Loss ( dB )
-5
Return Loss ( dB )
-15
2.5 3 3.5 4 4.5 -40
2.5 3 3.5 4 4.5
Frequency ( GHz )
Frequency ( GHz )
2.65 GHz
-5 -6.9847 dB
-5
Return Loss ( dB )
Return Loss ( dB )
-10 -10
2.8 GHz
3.95 GHz 3.95 GHz
-15 -15
-17.211 dB -17.197 dB
-17.855 dB
-20
2.5 3 3.5 4 4.5 -20
Frequency ( GHz ) 2.5 3 3.5 4 4.5
Frequency ( GHz )
0
0
Return Loss ( dB )
-10
Return Loss ( dB )
-5 3.05 GHz
-15.24 dB
4.15 GHz
-5.1725 dB
-10 -20
3.6002 GHz
-13.646 dB
3.95 GHz
-29.396 dB
-15
2.5 3 3.5 4 4.5 -30
2.5 3 3.5 4 4.5
Frequency ( GHz )
Frequency
-5 -5
Return Loss ( dB )
Return Loss ( dB )
-15
-20
-25 2.5 3 3.5 4 4.5
2.5 3 3.5 4 4.5 Frequency ( GHz )
Frequency ( GHz )
1 1
(a) (b)
Gambar 10. Distribusi arus pada antena mikrostrip: (a) Distribusi arus pada petak antena segitiga sama sisi,
(b) Distribusi arus pada petak antena segitiga sama sisi dengan beban celah.
tahanan atas (fr2). Timbulnya frekuensi tahanan bawah membangkitkan frekuensi tahanan bawah (fr1).
(fr1) disebabkan karena distribusi arus pada segitiga Kemudian dengan menggunakan letak posisi
sama sisi menjadi tidak simetris. Hal ini terlihat dari pengumpanan yang didapat dari uji coba karakterisasi,
celah yang telah memotong jalur arus sehingga maka kedua frekuensi tahanan dapat diperoleh dengan
mengubah ragam tahanan antena. Daerah sekitar celah kesepadanan impedans yang baik.
mempunyai distribusi arus maksimum yang dapat
86 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 2005: 78-86
Daftar Acuan
[1] K. L. Wong, S. T. Fang, J. H. Lu, Microwave And
Optical Technology Letters 19 (1998) 348.