Anda di halaman 1dari 35

ASBTRAK

Makna Nasionalisme Dalam Film Nagabonar Jadi 2

Masyarakat Indonesia yang telah banyak mengadopsi budaya barat tak dapat
dipungkiri telah melupakan nilai-nilai sejarah yang ada. Perjuangan para pahlawan yang telah
berusaha membela tanah air sehingga kita dapat merasakan kemerdekaan seperti sekarang ini
mulai terkikis. Nilai nasionalisme semakin memudar dan tidak ada terlihat keinginan untuk
memperbaikinya. Nasionalisme merupakan salah satu paham untuk mengingatkan kita akan
hal kegigihan usaha para pejuang Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Film Naga Bonar
Jadi Dua merupakan salah satu film yang sarat akan tanda. Film ini berkisah mengenai
bagaimana seorang Naga Bonar yang tetap gigih dalam mempertahankan sikap nasionalisme
yang mulai terkikis dewasa ini. Hal inilah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap fim Naga Bonar Jadi Dua ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai


berikut; Apa simbol nasionalisme pada film Naga Bonar Jadi Dua? Mengapa simbol tersebut
digunakan dalam film Nagabonar Jadi 2? Bagaimana nasionalisme yang digambarkan dalam
film Nagabonar Jadi 2? Langkah konkret untuk menjawab permasalahan penelitian ini adalah
mendeskripsikan makna nasionalisme pada film Naga Bonar Jadi Dua.

Kata Kunci :

Film, Makna Nasionalisme, Analisis Semiotik.

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Melihat perkembangan film di tanah air yang sudah maju pesat,


membuat film bukan lagi suatu hal yang hanya sekedar ditonton ataupun
disaksikan. Namun film juga menjadi suatu sarana yang menyajikan cerita,
peristiwa, musik, drama, humor, bahkan juga kaya akan makna sosial dan banyak
mengandung unsur yang membangun moral.

Semangat nasionalisme yang kian memudar di kalangan muda, tentu


menjadi hal yang sangat memprihatinkan. Kita lihat saja banyaknya anak muda
yang cenderung memilih gaya hidup kebarat-baratan dan malu untuk menjunjung
semangat nasionalismenya sendiri. Contohnya saja dalam hal berpakaian dan
makanan yang dipilih oleh kaum muda di Indonesia kita, semua cenderung
mengadopsi dari budaya barat. Pemuda dan pemudi kini tidak memiliki
kebanggaan akan bangsanya sendiri.

Lunturnya semangat nasionalisme itu tentu didasari atas banyak hal.


Bisa karena kekecewaan masyarakat kita yang dilihat dari segi ekonomi bangsa
kita yang memang masih belum bisa dikatakan sejahtera, ditambah lagi dengan
hukum di negara kita yang belum merata di segala kalangan. Media massa baik
cetak ataupun elektronik juga terkadang ikut serta melemahkan semangat
nasionalisme dengan memberikan tayangan ataupun suguhan yang dirasa selalu
melebih-lebihkan kebudayaan bangsa lain. Sampai akhirnya, beberapa tahun
silam seorang Deddy Mizwar mampu membangkitkan lagi semangat
nasionalisme itu melalui film karyanya yang berjudul “Nagabonar”. Lalu
belakangan ini Deddy Mizwar kembali membuat seri kedua atau kelanjutan dari
film Nagabonar dengan judul “Nagabonar Jadi 2”. Bahkan menjadi lebih segar

2
karena dalam film Nagabonar Jadi 2, Deddy Mizwar mempertemukan dua
perbedaan antara Nagabonar dan Bonaga (anak Nagabonar) yang tentunya
berbeda generasi, namun sama-sama memiliki semangat Nasionalisme yang
tinggi.

Film Nagabonar jadi 2 dirilis pada bulan Juli tahun 2007. Film ini
dikemas secara apik sehingga penonton dapat tertawa, menangsi, dan emosi
melihat bagaimana upaya-upaya unik Nagabonar dalam mendidik anaknya agar
mempunyai sifat nasionalisme. Nagabonar sang raja copet telah berubah menjadi
sang pejuang kemerdekaan, sekalipun ditampilkan dalam konsep yang nyleneh
dan lucu, tapi film Nagabonar Jadi 2 ini memang sarat akan makna. Tidak
tanggung-tanggung, bintang-bintang yang dipilih untuk memainkan film ini pun
adalah bintang dengan kualitas akting yang bisa dipertanggung jawabkan. Deddy
Mizwar sang sutradar sekaligus menjadi tokoh utama dalam film ini dengan
menjadi Nagabonar, lalu Tora Sudiro yang didaulat menjadi anak Nagabonar,
yaitu Bonaga. Masih ditambah dengan adanya Lukman Sardi, Darius Sinathrya,
dll.

Film memang media yang efektif untuk menyampaikan suatu pesan,


salah satu kekuatan film dalam menyampaikan pesan adalah sebagai kritik sosial.
Melalui film, masyarakat dapat mengetahui banyak hal yang tidak diketahuinya
dari tempat dimana dia tinggal ataupun di lingkungan sekitarnya, seperti yang
tertuang dalam film Nagabonar Jadi 2, dimana kita dapat mengetahui bagaimana
semangat nasionalisme seorang mantan pejuang yang ingin dia tumbuhkan dalam
jiwa anaknya, Bonaga. Semangat nasioanlisme itu disimbolkan atau ditandakan
dengan banyak hal yang dilakukan oleh seoarang Nagabonar. Salah satu
keunggulan film adalah mampunya menjangkau seluruh segmen sosial, hingga
punya potensi besar untuk mempengaruhi khalayak banyak. Maka dari itu, dalam
sebuah film akan muncul banyak tanda-tanda, dan yang paling penting dari
semua itu adalah ditandakan dengan gambar dan suara. Pada masa ini, banyak

3
film dibuat lebih berdasarkan pada suatu peristiwa yang pernah terjadi atau kisah
nyata. Tentu saja peristiwa tersebut diangkat dalam sebuah film karena pasti
memiliki suatu nilai sejarah, pesan moral, dan dampak sosial yang baik di dalam
masyarakat. Karena melihat begitu besar pengaruh film dalam kehidupan kita,
serta banyaknya makna yang nasionalisme dalam film Nagabonar Jadi 2, maka
penulis memilih untuk meneliti “MAKNA NASIONALISME DALAM FILM
NAGABONAR JADI 2”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan


penelitian sebagai berikut :

a. Apa simbol nasionalisme dalam film Nagabonar Jadi 2?

b. Mengapa simbol tersebut digunakan dalam film Nagabonar Jadi 2?

c. Bagaimana nasionalisme yang digambarkan dalam film Nagabonar Jadi 2?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memahami simbol-simbol dan makna


nasionalisme yang bisa dilihat dari bahasa-bahasa maupun dialog serta lambing-
lambang, secara rinci :

a. Untuk mengetahui simbol nasionalisme yang digunakan dalam film


Nagabonar Jadi 2

b. Untuk mengetahui mengapa simbol tersebut yang digunakan dalam film


Nagabonar Jadi 2.

4
c. Menganalisa tentang bagaiman nasionalisme digambarkan dalm film
Nagabonar Jadi 2.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

Dengan penilitian ini diharapkan dapat menjadi wacana yang edukatif


bagi mahasiswa ilmu komunikasi dan berguna bagi seluruh masyarakat
yang membacanya.

b. Secara Teoritis

Sebagai sumbangan teoritis serta untuk mengkaji teori dalam bidang


keilmua, terutama Ilmu komunikasi. Dimana dalam hal ini yang
digunakan adalah teori semiotika komunikasi.

c. Secara Praktis

Munculnya semangat nasionalisme dalam masyarakat melalui


makna yang ditampilkan dalam film Nagabonar Jadi 2 dalam simbol-
simbol ataupun tanda-tanda yang ada di dalam film tersebut sehingga
dapat diterapkan di masyarakat Indonesia.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Teori

Penelitian ini menggunakan perspektif intrepretif (konstruktivis).


Mengacu pada pemikiran Max Weber (1864-1920) yang berpendapat bahwa ilmu
sosial membutuhkan studi makna tindakan sosial. Yaitu dimana tidak ada
kebenaran yang mutlak atau tunggal. Individu yang satu dengan individu yang

5
lain merasakannya berbeda-beda. Tujuan dari perspektif ini adalah : memahami
dan mendiskripsikan makna tindakan sosial, realitas sosial bersifat tidak tetap
yang dibuat oleh interaksi manusia, manusia bersifat sosial yang membuat makna
dan secara tetap memaknai dunianya, common sense sebagai teori yang kuat
dalam kehidupan sehari yang digunakan orang biasa, nilai terletak pada bagian
integral kehidupan sosial, tidak ada nilai yang salah, yang ada hanya perbedaan
nilai (ibid :85).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotik. Teori
ini berpendapat bahawa dalam sebuah teks itu terdapat banyak tanda dan
pembaca atau penganalisis harus memahami apa yang dimaksudkan dengan
tanda-tanda tersebut. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Teori Semiotik
Roland Barthes. dalam teorinya tersebut Barthes mengembangkan semiotika
menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi
adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada
realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi adalah
tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di
dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti
(Yusita Kusumarini,2006). Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure.
Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-
bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa
kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang
yang berbeda situasinya. Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan
menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural
penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang
dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan
“order of signification”, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus)
dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). Di
sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap

6
mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure. Barthes juga
melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang menandai suatu
masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan,
jadi setelah terbentuk sistem sign-signifier-signified, tanda tersebut akan menjadi
penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda
baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian
berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan
menjadi mitos

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan


mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep
identitas bersama untuk sekelompok manusia. Dalam jaman modern ini,
nasionalisme lebih mengacu pada politik dan sifat ketentaraan yang berlandaskan
semangat untuk membela negara. Namun, ikatan nasionalisme itu biasanya akan
muncul jika sudah dalam kondisi yang tertekan. Barulah di situ semangat untuk
bangga akan negara itu muncul. Ikatan nasionalisme tumbuh di kalangan
masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini mulai terjadi saat
manusia hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ.

7
Saat itu naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka
untuk mempertahankan negerinya, tempat mereka menggantungkan diri. Dari
sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu
rendah. Ikatan ini pun muncul dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing
yang hendak menyerang atau menakhlukan sesuatu negeri. Namun, bila
suasananya aman dari serangan musuh, dan musuh itu terusir dari negeri itu,
hilanglah kekuatan ini.

Pada masa ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan


ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan. Para
ilmuwan politik biasanya menunumpukan penyelidikan mereka kepada
nasionalissme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dsb.

2.2 Bentuk-Bentuk Nasionalisme

a. Nasionalisme kewarganegaraan adalah nasionalisme dimana negara


memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya.

b. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh


kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.

c. Nasionalisme romantik adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara


memperoleh kebenaran politik secara organic secara bangsa atau ras menurut
semangat romantisme.

8
d. Nasionalisme budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya sifat keturunan seperti
warna kulit, ras dan sebagainya.

e. Nasionalisme kenegaraan adalah variasi nasionalisme kewarganegaraan,


selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.

f. Nasionalisme politik adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh


legitimasi politik dari persamaan agama.

2.3 Aplikasi Nasionalisme

Sebetulnya, setiap momentum peristiwa yang terjadi di masyarakat


jika dimanage sedemikian rupa bisa mempertebal rasa nasionalisme, yang
merangkul tiga dimensi waktu: masa lalu,kini, dan hara pan ke depan. Rasa
nasionalisme dapat berkobar-kobar ketika Bangsa Indonesia mendapat ujian,
misalnya ketika provokasi Malaysia di perairan Ambalat Kalimantan Timur dan
pemukulan wasit Indonesia Donald Pieter Luther Kolopita oleh empat polisi
Malaysia. Protes keras dan unjuk rasa masyarakat Indonesia segera terpicu.
Sebagian masyarakat bahkan bersumpah dengan cap jempol darah siap membela
harga diri bangsa. Namun, nasionalisme bisa diwujudkan dalam bentuk yang
lain. Misalnya guru yang mengajar dengan baik, tulus dan ikhlas membimbing
para siswa hingga mampu mengukir prestasi, dan para siswa yang belajar dengan
segenap kemampuannya demi nama baik bangsa, itu juga wujud dari
nasionalisme.

Cinta dan bangga menggunakan produk-produk dalam negeri demi


kemajuan ekonomi negara juga merupakan bentuk nasionalisme. Siapapun dapat
berbuat untuk bangsa ini sesuai dengan kemampuan, kondisi, atau keahlian
sebagai wujud cinta tanah air, karena inti nasionalisme adalah pengabdian tanpa

9
pamrih. Nasionalisme perlu dibangkitkan pada momentum-momentum yang
tepat. Secara formal misalnya pada saat peringatan hari sumpah pemuda, hari
kemerdekaan dan hari besar nasional lainnya. Selain itu, nasionalisme juga harus
diwadahi melalui kurikulum pendidikan yang dapat membangkitkan spirit
nasionalisme siswa. Juga, nasionalisme dapat dibangun lewat media massa, lagu-
lagu, karya -karya seni yang lain dan lain sebagainya.

Yang lebih penting, keteladanan dari para pemimpin dan pemuka


masyarakat dan bangsa. Jika beragam kekecewaan atas kerja pemerintah
merupakan pemicu utama lunturnya rasa bangga menjadi orang Indonesia, maka
kewajiban pemerintah untuk memberikan teladan pada masyarakat secara luas.
Ada kata bijak yang perlu diikuti: “jangan tinggalkan generasi yang buruk
setelahmu”, yang berarti bahwa baik buruknya generasi setelah kita adalah tugas
besar generasi kita.

2.4 Nasionalisme di Kalangan Pemuda

Tonggak semangat nasionalisme di kalangan pemuda adalah ketika


tanggal 20 Mei 1908, yang sekarang sering kita peringati sebagai hari kebangitan
nasional. Dan semua itu berlanjut hingga tanggal 28 Oktober 1928, yang sering
kita sebut dengan sumpah pemuda. Dengan semua itu, kalangan pemuda dituntut
untuk tetap memiliki dan menjiwai semangat nasionalisme kebangsaan
Indonesia, bukan hanya dari sekedar hafal isi dari sumpah pemuda, namun lebih
dari itu. Sehingga memaknai sebuah rasa nasionalisme bukanlah hanya sekedar
dengan ritual ceremonial belaka.

Dalam kondisi masa kini, masalah nasionalisme Indonesia di kalangan


pemuda telah terkikis, bahkan semangat nasionalisme tak bedanya dengan
sebuah barang yang usang.

10
Melihat sebuah realita di atas, maka diperlukan adanya penyikapan yang
tepat untuk menjawab adanya perbedaan harapan dan realitas di atas. Berangkat
dari kebangkitan nasional dan sumpah pemuda, kalangan pemuda diharapkan ada
dalam barisan terdepan dalam memperkokoh nasionalisme kebangsaan
Indonesia.

2.5 Pengertian Film

Film adalah selaput yang terbuat dari seluloid untuk tempat gambar
negatif yang dari situ dibuat potrentnya ; tempat gambar positif yang diputar di
bioskop ; gulungan serangkaian gambar-gambar yang diambil dari obyek-obyek
yang bergerak dan akhirnya proyeksi dapat hasil pengambilan gambar tersebut.
Film dalam pengertian sempit adalah penyajian lewat layar lebar, tetapi dalam
pengertian yang lebih lebar dapat juga termasuk yang disiarkan di TV. Film
adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa
pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam
pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan
teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi,
proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik,
dan/atau lainnya (Definisi Film Menurut UU 8/1992).

2.6 Fungsi Film

Salah satu fungsi film adalah, sebagai kritik sosial. James Monaco
dalam How to Read a Film menyatakan bahwa film bisa dilihat dalam tiga
kategori. Sebagai Cinema (dilihat dari segi estetika dan sinematografi), Film
(hubungannya dengan hal di luar film, seperti sosial dan politik), dan Movies

11
(sebagai barang dagangan). Film sebagai “Film” adalah fungsi kritik sosial,
sementara kita masih sering menduelkan antara Cinema (art film) dengan Movies
(film komersil). Padaha l ketiganya bisa saja bersatu di dalam satu film. Bahkan,
film yang paling menghibur sekali pun, seperti film-film laris dari Hollywood,
punya pesan-pesan kuat, bahkan pengaruhnya lebih kuat dari film-film
propaganda Russia seperti yang pernah ditulis Usmar Ismail (Ekky Imanjaya,
http://www.layarperak.com/home/layar/public_html/header.php [diakses tanggal
15 April 2007] )

Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial,


hingga membuat para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi
khalayaknya. Sejak itu, merebaklah berbagai penelitian yang melihat dampak
film terhadap masyarakat. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda
-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam
upaya mencapai efek yang diharapkan. Yang paling penting dalam film adalah
gambar dan suara: kata yang diucapkan (ditambah dengan suara -suara lain yang
serentak mengiringi gambar-gambar) dan musik film. (Alex Sobur, ……….hal.
127-128).

Melalui film, masyarakat bisa mengetahui hal-hal yang tak didapatnya


dari lingkungan tempat dia dibesarkan atau dilingkungan tempat dia tinggal.
Dalam film, masyarakat berinteraksi dengan kegiatan kreatif artistik, sedangkan
kreator memiliki tugas sosio -historis yang dilakukan dengan caranya sendiri.
Fungsi film telah berubah, ia tidak lagi sentral dari budaya, namun ia menjadi
bagian dari budaya pop yang lainnya, seperti buku, musik dan yang lainnya.

Terdapat banyak ide yang didapat untuk membuat suatu karya film.
Bisa karena suatu imajinasi yang menghasilkan film dengan cerita fiktif, atau
bisa juga mengambil dari sebuah kejadian yang benar-benar terjadi yang biasa
disebut dengan kisah nyata. Suatu peristiwa yang dapat diangkat menjadi suatu

12
cerita film biasanya memiliki nilai sejarah, menyangkut banyak kepentingan
umum atau mempunyai cerita yang menarik bagi banyak masyarakat.

2.7 Film Sebagai Media Aplikasi Nilai-Nilai Nasionalisme

Sebagai media kesenian, film adalah salah satu bentuk kesenian yang
paling populer di kalangan masyarakat. Walaupun keadaan perfilman di
Indonesia sempat mengalami situasi yang kurang aktif, bukan berarti dunia
perfilman di Indonesia mati. Perfilman Indonesia saat ini justru sedang
mengalami perkembangan pesat baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
sehingga apresiasi masyarakat pun semakin tinggi. Disamping itu, film memiliki
kelebihan bila dibandingkan dengan media lain. Selain bersifat audio juga ada
aspek visual, sehingga masyarakat bisa mendengar sekaligus melihat wajah dan
ekspresi peran yang ditampilkan. Keunggulan film pada saat yang tepat inilah
yang yang dapat kita manfaatkan sebagai momentum perubahan Indonesia
menuju ke arah yang lebih baik.
Salah satu film yang mampu menyedot perhatian masyarakat pada
tahun 2007 adalah film yang kami lihat dan kami ungkapkan sebelumnya, yaitu
Nagabonar Jadi 2. Film yang sarat akan nilai-nilai moral, religi, kekeluargaan
dan bahkan nasionalisme ini dikemas dalam sajian yang ringan, sehingga mampu
diterima masyarakat tanpa mengurangi makna yang terkandung di dalamnya.
Jika dianalogikan bahwa film adalah cerminan dari masyarakat, maka
seyogyanya masyarakat Indonesia mampu memaknai nasionalisme sebagaimana
yang tersirat dalam film NagabonarJadi 2 dengan bijaksana. Dengan demikian,
media film akan sangat efektif sebagai suatu media untuk meningkatkan kembali
nasionalisme bangsa Indonesia.
Meskipun demikian, kondisi film selama ini belum bisa dikatakan
mendidik. Film-film Indonesia yang beredar kerap didominasi oleh tema-tema

13
percintaan dan horor yang kebanyakan berbau seks (seronok). Adegan-adegan
syur seperti ciuman dan adegan “panas” lainnya digunakan para produser film
untuk mendongkrak popularitas film dengan tujuan utama ingin meraup
keuntungan.. Para produser berdalih ingin menggambarkan fenomena sebenarnya
yang terjadi di masyarakat yang tujuannya untuk memberitahukan kepada para
orang tua tentang pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja sekarang ini.
Namun, pada kenyataannya justru adegan ciuman bibir atau bahkan free sex
menjadi semakin populer dan dianggap biasa dan wajar oleh para anak muda di
negeri ini.
Ditekankan lagi bahwa film adalah media komunikasi massa yang
memiliki pengaruh sangat besar dalam memberikan hiburan, edukasi, serta
mempengaruhi masyarakat. Dari situlah pentingnya tayangan film yang benar-
benar memberikan edukasi dengan tidak meninggalkan sisi hiburan
(entertaining), film yang menampilkan budaya asli Indonesia, film yang mampu
membangkitkan rasa nasionalisme bangsa, dan film-film mendidik lainnya.
Sehingga dari tayangan film, kita bisa merubah kondisi bangsa Indonesia
sekarang ini menjadi lebih baik di masa depan.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya


tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik, atau
bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan ukuran angka (Strauss dan

14
Corbin, 1990 dalam Hoepfl, 1997 dan Golafshani, 2003). Menurut Creswell
(2003), pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk membangun
pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif (misalnya,
makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial
dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan
tertentu) Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha melihat
kebenaran-kebenaran, namun di dalam melihat kebenaran tersebut tidak
cukup hanya dengan melihat sesuatu yang nyata, akan tetapi perlu melihat
sesuatu yang bersifat tersembunyi, dan harus melacaknya atau menganalisa
lebih jauh atau secara mendalam. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
melakukan penafsiran terhadap fenomena sosial. Penelitian ini menggunakan
perspektif intrepretif (konstruktivis). Mengacu pada pemikiran Max Weber
(1864-1920) yang berpendapat bahwa ilmu sosial membutuhkan studi makna
tindakan sosial. Yaitu dimana tidak ada kebenaran yang mutlak atau tunggal.
Individu yang satu dengan individu yang lain merasakannya berbeda-beda.
Tujuan dari perspektif ini adalah : memahami dan mendiskripsikan makna
tindakan sosial, realitas sosial bersifat tidak tetap yang dibuat oleh interaksi
manusia, manusia bersifat sosial yang membuat makna dan secara tetap
memaknai dunianya, common sense sebagai teori yang kuat dalam
kehidupan sehari yang digunakan orang biasa, nilai terletak pada bagian
integral kehidupan sosial, tidak ada nilai yang salah, yang ada hanya
perbedaan nilai (ibid :85).

3.1 Objek Penelitian

Makna nasionalisme dalam film Nagabonar Jadi 2

3.2 Sumber Data

15
a. Informan

Masyarakat, pakar film, sosiolog.

b. Dokumen

Film Nagabonar Jadi 2 dan Novel Nagabonar Jadi 2.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Mendalam

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data


dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden,
caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada
penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998)
dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum
wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat
umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa
menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk
pertanyaan yang eksplisit.

b. Analisis / Dokumen

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang


bersumber dari arsip baik secara internet maupun secara buku yang
sudah beredar mengenai film Nagabonar Jadi 2. Menurut Arikunto
(136:2002), teknik dokumnetasi yaitu “mencari data mengenai hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.

16
3.4 Validitas Data

1. Komunikator

Dalam penelitian ini yang menjadi komunikator adalah PT. Gisela


Citra Sinema. Dalam pihak tersebut sebuah perusahaan menjadi
sebuah komunikator yang mana akan menyampaikan pesan yang
terkandung dalam film tersebut.

2. Motivasi Komunikator

Motivasi PT. Gisela Citra Sinema dalam membuat film Nagabonar


Jadi 2 adalah untuk menyampaikan pesan moral mengenai semangat
nasionalisme yang bisa kita lihat dari film tersebut. Sekaligus untuk
memposisikan film tersebut sebagai film yang unggul dan layak untuk
disaksikan.

3. Konteks Fisik dan Sosial

Film yang merupakan sequel dari film Nagabonar ini merupakan


kampanye dalam menumbuhkan semangat nasionalisme, yang artinya
ditanyangkan di sekuruh propinsi yang ada di Indonesia bahkan di
beberapa negara tetangga.

4. Struktur Tanda dan Tanda Lain

5. Fungsi Tanda, Sejarah dan Mitologi

6. intertekstualitas

7. Intersubyektivitas

17
Proses uji kebenaran data dalam penelitian ini juga dilakukan dengan
melakukan interview pada pakar-pakar atau pengamat film. Atau ahli-
ahli sosiologi yang dapat menjabarkan makna-makna nasionalisme
dalam film Nagabonar Jadi 2.

8. Common Sense

Proses uji kebenaran data dalam penelitian ini juga dilakukan dengan
melihat pandangan umum dan persepsi dari masyarakat mengenai film
Nagabonar Jadi 2. Agar peneliti bisa mendapatkan sebuah sumber data
yang akurat seperti yang telah diuji kebenaran data yang telah didapat.

9. Penjelajahan Ilmiah Peneliti

3.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis) yang meliputi tiga
komponen, yaitu : (1) reduksi data (data reduction); (2) sajian data (data
display); dan (3) penarikan simpulan (conclution drawing).

18
BAB IV

LAPORAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Profil Film Nagabonar Jadi 2

Film Nagabonar Jadi 2 adalah film yang ditulis Musfar Yasin dan
disutradarai oleh Dedy Mizwar sendiri. film ini merupakan sekuel dari film
nagabonar 1987 dan film ini resmi keluar pada tanggal 29 Maret 2007. Film
ini dibintangi oleh Dedy Mizwar, Tora Sudiro, Wulan Guritno, Lukman sardi,
Uli Herdiansyah, Darius Sinathrya,Mike Muliardo. Film ini terdapat dalam
bentuk DVD ataupun VCD-nya dan film ini merupakan karya terbaik dalam
perfilman Indonesia.

Film ini bercerita tentang anak muda modern: metroseksual, pintar,


cerdas, dan dinamis. Bonaga bersama Pomo (Darius Sinathrya), Ronnie (Uli
Herdinansyah), Jaki (Michael Muliadro), mengelola bisnis yang strategis yaitu
perusahaan resort yang mana daerah yang dipilih itu perkebunan kelapa sawit

19
milik bapaknya. Oleh karena itu si Bonaga mengajak bapaknya Nagabonar
untuk pergi ke jakarta. Dan tentu saja Nagabonar sangat marah sebab di kebun
itu terdapat tiga kuburan orang yang ‘selalu hidup’ di hati nagabonar yaitu:
kirana istrinya, emaknya, dan si bujang sahabatnya. Apa kata dunia?.

Pengambilan gambar sebagian besar dilakukan di Kuburan Kalibata,


dan tempat-tempat bersejarah seperti patung-patung sang proklamator
Indonesia Soekarno Hatta, patung jendral Sudirman. Simbol-simbol
Nasionalisme kerap kali di kedepankan di film ini secara berulang-ulang. Film
ini mengingatkan kita akan makna kemerdekaan yang sepertinya sudah mulai
terlupakan oleh generasi muda sekarang. Penuh sindiran halus yang tajam
untuk banyak kalangan, ada polisi, tentara, pegawai pajak yang jadi sasaran
manis dari film ini. Benar-benar menggambarkan rasa kebangsaan dan
kejuangan yang mulai luntur dan mencoba membangkitkannya kembali lewat
sentuhan akting yang cantik dari Deddy Mizwar, Tora Sudiro, Wulan Guritno
dan kawankawan.

Secara objektif, Ada benang merah yang begitu kental. Nagabonar


tetaplah Nagabonar yang dulu. Sebagai pelakon utama, Deddy berhasil
menghidupkan sosok Nagabonar kembali. Usianya kini tak lagi muda.
Jalannya pun sedikit bungkuk, kulit yang kriput dan rambut yang telah dijejali
uban di mana-mana. Meski begitu, kepiawaian Nagabonar dalam urusan
mencopet masih tetap saja lincah.

Setelah film ini ditayangkan muncul tanggapan yang positif dari


berbagai lembaga, kelompok, dan masyarakat Indonesia. Film ini telah
memberikan gambaran yang baik terhadap citra generasi muda Indonesia
sekarang ini untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai nasionalisme. Dalam
film ini ada sebuah pesan yang perlu diperhatikan oleh para khalayaknya,yaitu
kita harus berhati-hati apabila kita mau melakukan perjanjian dengan orang

20
asing khususnya perjanjian antar negara. Karena apabila kita tidak berhati-hati
maka kita akan tertipunya.

Dedy Mizwar sang sutradara memberikan pernyataan dalam


wawancaranya di infotainment bahwa pembuatan film ini adalah untuk
memberikan masukan baik pada masyarakat Indonesia saat ini yang mana
bangsa saat ini mengalami banyak degradasi nilai-nilai nasionalisme maupun
pemerintahan yang harus berhati-hati dalam menjalin hubungan atau
perjanjian dengan negara asing

4.1.2 Sinopsis Film Nagabonar Jadi 2

Film ini merupakan sekuel dari NAGABONAR, produksi 1986, yang


saat itu sukses meraih prestasi kualitas (Film Terbaik FFI 1987) sekaligus
mendulang prestasi dalam mengumpulkan jumlah penonton. Diproduksi atas
kerjasama PT Demi Gisela Citra Sinema dengan PT Bumi Prasidi Bi-Epsi,
film “Nagabonar jadi 2” (NBJ2) didedikasikan kepada Almarhum Drs Asrul
Sani yang telah menciptaan tokoh rekaan NAGABONAR, pencopet yang
diangkat jadi Jenderal dalam perang kemerdekaan.

Setelah kemerdekaan, Nagabonar (Deddy Mizwar) seorang diri


berhasil membesarkan anaknya, Bonaga (Tora Sudiro), buah hati hasil
pernikahannya dengan Kirana (almarhumah), yang kini sukses jadi pengusaha
di Jakarta. Sebagai anak, bonaga memiliki persamaan watak dan karakter
dengan Bapaknya; jujur, bertanggungjawab, dan juga sama-sama tak mampu
menyatakan cinta pada wanita. Dengan jiwa kepemimpinannya, Bonaga
bersama Pomo (Darius Sinathrya), Ronnie (Uli Herdinansyah), Jaki (Michael
Muliadro), mengelola bisnis yang strategis. Bonaga bersama tiga sahabatnya

21
merupakan cermin anak muda modern: metroseksual, pintar, cerdas, dan
dinamis.

Konflik utama film ini adalah saat Bonaga dan sahabat-sahabatnya


ingin ‘menjual’ kebun kelapa sawit milik Bapaknya di kampung halamannya
Sumatra Utara, kepada investor dari Jepang untuk dijadikan sebuah
resort.maka dari itu bonaga menjemput nagabonar ke desa untuk pergi ke
jakarta. Tapi sebelum meninggalkan desa dan perkebunan nagabonar melihat
anak-anak kecil bermain sepak bola kemudian ia turun dari mobil dan bermain
sepak bola ke mudian bonaga memperingatkan akan keterlambatannya akan
ke Jakarta dan kemudian bonagapun ikut bermain sepak bola juga.

Setelah mereka berdua meninggalkan desa dan perkebunan itu, mereka


tiba di bandara sambil di jemput oleh ketiga sahabat Bonaga yaitu Pomo,
Ronnie, dan Jaki, lalu mereka berempat pulang kerumah Bonaga untuk
mengantar ayahnya (Nagabonar) beristirahat sejenak dan kemudian Bonaga
beserta ketiga sahabatnya itu kembali ke kantor. Dan keesokan harinya
nagabonar diajak oleh bonaga keperusahannya yang ia miliki untuk
membicarakan tentang resort hotel yang akan dibangun di perkebunan itu,
setelah mendengar pernyataan bonaga tersebut tentu saja nagabonar sangat
marah sebab di kebun itu terdapat tiga kuburan orang yang ‘selalu hidup’ di
hati Nagabonar: Kirana istrinya, Maknya, dan Si Bujang sahabatnya. “Apa
Kata Dunia ?”.

Pertemuannya dengan Umar (Lukman Sardi), anak seorang pejuang


yang jadi sopir bajaj dan menjalani kehidupan sederhana, menjadi titik balik
sikap Nagabonar dalam melihat dunia dan kehidupan. Karena dari Umar
inilah nagabonar banyak mendapatkan pelajaran yang selama ini belum
pernah ia alami. Dan setelah perkenalannya dengan umar maka Nagabonar
mengajak umar untuk mengantarnya ke patung atau makam para pahlawan

22
agar nagabonar bisa mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur
dalam medan pertempuran.

Monita (Wulan Guritno), konsultan bisnis Bonaga, yang cantik,


mandiri, profesional, dan mencintai Bonaga, berusaha menjembatani konflik
antara Bapak dengan anak itu. Maka dari itu ayah Bonaga (Nagabonar)
diajaknya ke perusahaan untuk mendengarkan presentasi dari Monita. Dalam
presentasi monita memberikan tiga pernyataan, pernyataan pertama yaitu
kuburan diratakan dengan tanah nagabonar tidak setuju karena kuburan itu
merupakan kuburan orang-orang kesayangannya, pernyataan yang kedua yaitu
tulang-belulang sang mayat dipindah dengan menggunakan katrol dan lagi-
lagi nagabonar tidak setuju karena mayat diibaratkan seperti koper, dan
pernyataan yang ketiga yaitu kuburan dibuatkan taman untuk main bagi anak-
anak kecil dan disampingnya ada resort hotel kemudian mendengar
pernyataan yang ketiga dari Monita maka nagabonar menyetujuinya.

Dan dibagian akhir film ini yang sangat menarik yaitu pada adegan
yang mana nagabonar memberikan pesan terakhirnya pada bonaga adalah “ini
salahku, bonaga. Aku masih hidup di zamanmu, zaman yang sulit ku mengerti
tapi berusaha kupahami karena uku sangat mencintaimu.

Film ini dikemas dalam drama komedi, film “Nagabonar jadi 2” sarat
dengan pesan tentang: cinta laki-laki dan perempuan, cinta orangtua dan anak,
cinta dalam persahabatan, cinta tanah air, termasuk cinta dalam melihat
“perbedaan”.

4.2 Laporan Hasil Penelitian

Sebagaimana teori semiotik Roland Barthes yang digunakan dalam


penelitian ini, peneliti mengambil beberapa point dari adegan film itu untuk

23
menentukan penanda dan pe tanda serta makna yang terkandung dalam film
nagabonar tersebut.

4.2.1 Scene 1

Adegan pertama yang digunakan adalah dimana kemarahan nagabonar


akan penghormatan jendral sudirman pada lalu lintas, para pengendara, dan
pengguna jalan.

Penanda Gambar Dialog


Bah, tidak tidak semua dari mereka
pantas kau hormati. Turunkan
tanganmu!

Makna
Denotasi Konotasi
Penghormatan Nagabonar pada patung Menghargai nilai-nilai perjuangan.
Jenderal Sudirman dengan penuh Setiap lapisan masyarakat harus
kemarahan. menghargai nilai sebuah perjuangan
pahlawan.

Analisa : Pada adegan tersebut menunjukkan kemarahan Nagabonar pada patung


Jenderal Sudirman. Dimana patung tersebut memberi hormat pada seluruh
pengguna jalan yang ada di situ. Kemarahan Nagabonar muncul karena
menurutnya tidak semua orang pantas dihormati oleh seorang Jenderal yang telah
menyerahkan jiwa dan raganya pada bangsa Indonesia. Adegan ini sangat
menarik, karena memang sebenarnya yang pantas dihormati dan disanjung
adalah mereka yang mempunyai rasa menghargai akan nilai-nilai perjuangan

24
yang tinggi. Sedangkan kita tahu, bahwa masyarakat di bangsa kita memiliki
nilai yang minim akan bentuk penghargaan terhadap para pahlawan. Jangankan
untuk dihormati, terkadang untuk hormat pada saat upacara bendera pun banyak
yang kurang tulus dan hanya sekedar hormat saja.

Dalam adegan itu juga dijelaskan bahwa banyak dari pengguna jalan yang
ada di situ adalah mereka yang telah korupsi dan makan uang rakyat. Jadi sang
Jenderal tidak pantas untuk memberikan penghormatan kepada mereka semua.
Warga negara yang baik adalah mereka yang mau menghargai apa yang telah
dikorbankan oleh para pahlawan. Kita lah yang wajib memberi hormat kepada
Jenderal Sudirman. Bahkan hampir sebagian besar penduduk Jakarta yang tau
akan keberadaan patung Jenderal Sudirman tersebut hanya sebatas tau saja. Tapi
tidak pernah mau memahami bagaimana perjalanan panjang seorang Sudirman di
medan perang ketika itu. Patung itu berdiri seolah-olah hanya sebagai penghias
jalan semata. Padahal makna dari patung penghormatan Sudirman tersebut
adalah menggambarkan semangat juang yang tinggi, serta dedikasi tanpa batas
oleh seorang Sudirman kepada bangsa Indonesia. Dia memberi hormat dengan
segenap jiwa dan raganya. Sementara masyarakat acuh tak acuh terhadap patung
tersebut. Menikmati kemenangan yang bahkan tidak pernah diperjuangkannya
sama sekali.

Di situ lah adegan ini mengandung makna yang bagus tentang penghargaan
nilai juang. Betapa sang Nagabonar tidak pernah rela melihat seorang Sudirman
yang seorang pejuang kemerdekaan, berdiri tegak menghormati seluruh
pengguna jalan. Menghargai tidak perlu dengan membawa bambu runcing lagi
lalu bereprang. Setidaknya masyarakat mau untuk sekedar mengerti bagaimana
kerasnya hidup di masa lalu. Sekalipun hanya diwujudkan dengan sebuah patung,
sudah selayaknya kita mengucapkan terimakasih dan menganggap bahwa
Sudirman pernah menjadi bagian penting dari kenikmatan yang sudah dirasakan
sekarang. Untuk jangka panjang, setidaknya seluruh masyarakat Indonesia mau

25
menjaga apa yang sudah diperjuangkan, baik persatuan maupun kesatuan
Republik Indonesia.

4.2.2 Scene 2

Adegan kedua yang digunakan adalah dimana umar meminta


nagabonar untuk bercerita tentang perjuangan masa lalu kepada anaknya.

Penanda Gambar Dialog


Anak saya pak ingin di ceritakan
perjuangan masa lalu

Makna
Denotasi Konotasi
Nagabonar memberikan janji untuk Penanaman sifat nasionalisme pada
bercerita kepada anak umar tentang generasi muda.
perjuangan masa lalu melawan penjajah.

Analisa : Adegan ini adalah adegan dimana Nagabonar berjanji akan


menceritakan perjuangan melawan penjajah kepada anak Umar.

Tidak banyak masyarakat di Indonesia yang tertarik untuk


mendengarkan cerita tentang perjuangan pahlawan di masa lalu. Sebagian
besar orang lebih tertarik dengan cerita-cerita kartun dari negeri orang lain,
atau mungkin cerita sinetron. Tapi dalam adegan ini, dijelaskan bahwa
seorang anak tukang bajaj sangat antusias untuk mengetahui bagaimana

26
perjuangan pahlawan di masa lalu. Bahkan si tukang bajaj rela tidak dibayar,
asalkan anaknya diceritakan tentang perjuangan masa lalu. Itu menandakan
bahwa ada harapan untuk menanamkan jiwa nasionalisme pada anaknya sejak
masih kecil.

Semangat nasionalisme itu harus ditanamkan sejak masih kecil, dan


satu-satunya yang bisa membangun semangat itu adalah lingkungan sekitar.
Jika kita hidup di tengah lingkungan yang sarat akan semangat nasionalisme,
tentu kita akan tumbuh menjadi pribadi yang cinta akan negara. Adegan
tersebut memberikan inspirasi yang sederhana namun penuh makna.
Disimbolkan hanya dengan seoarang anak kecil yang sangat senang
mendengarkan cerita Nagabonar tentang perjuangan kemerdekaan dulu.
Lewat adegan itu masyarakat diajak untuk peduli pada penanaman semangat
nasionalisme. Anak-anak kecil agar tergugah seperti anak Umar, yang sangat
mencintai segala bentuk tentang perjuangan dan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Seorang anak kecil bisa sangat bangga akan perjuangan kakeknya
yang sudah tiada, gugur dalam perang. Sekalipun di luaran banyak sekali
cerita-cerita menarik, tapi masih lebih menarik ketika masyarakat tahu bahwa
tanah yang sekarang menjadi pijakan tempat berdiri ini pernah diperjuangkan
hanya dengan bermodalkan bambu runcing. Ribuan nyawa penuh semangat
kebangsaan tumpah dalam peperangan.

Semangat ini lah yang ingin dibangun dalam adegan tersebut, melalui
antusiasme seorang anak kecil akan perjuangan perang. Kalau seorang tukang
bajaj saja punya sifat nasionalisme yang begitu besar, sudah seharusnya
masyarakat yang mempunyai pendidikan tinggi lebih paham akan apa arti dari
nasionalisme itu.

4.2.3 scene 3

27
Adegan kesembilan yang digunakan adalah jiwa besar yang telah
dilakukan nagabonar ketika mencuri arloji orang jepang dan dapat nasehat dari
anaknya kemudian dia mau memberikannya.

Penanda Gambar Dialog


Aku hanya mengambil arlojinya tapi
dia mengambil kekayaan yang ada
dinegeri ini

Makna
Denotasi Konotasi
Mencuri arloji orang jepang, tapi Seseorang yang berjiwa besar karena
Nagabonar mengembalikannya mau mengakui kesalahan.
kembali.

Analisa : Nagabonar mengambil arloji pengusaha dari Jepang dengan alasan


yang saderhana tapi sangat bermakna. Menurut Nagabonar, dia hanya
mengambil arlojinya saja, tapi Jepang, mereka sudah mengambil seluruh
kekayaan yang dimiliki oleh negeri ini.

Kekecewaan Nagabonar diekspresikan dengan mencuri arloji milik


pengusaha Jepang. Memang tidak setimpal akan apa yang dia ambil sekarang
dibanding apa yang telah diambil oleh Jepang. Tapi seorang Nasionalisme
sejati, harus mau menerima kritik dan mau mengakui sebuah kesalahan.
Dalam adegan tersebut tergambar bahwa kebiasaan Nagabonar untuk mencuri
memang belum bisa dihilangkan. Tapi kali ini alasannya mencuri cukup
menyentuh, karena menurutnya Jepang pernah mengambil lebih dari sekedar
arloji saja. Jepang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 tahun. Waktu yang

28
relatif singkat dibanding penjajahan Belanda. Namun dalam waktu yang
sesingkat itu, Jepang telah merampas semua yang terbaik yang dimiliki
bangsa Indonesia. Jadi menurut Nagabonar, apa yang dia ambil sangatlah
tidak setimpal dengan apa yang telah hilang di masa lalu.

Namun ketika dijelaskan oleh Bonaga bahwa mencuri itu dosa,


Nagabonar tidak menjadi keras kepala. Dia melunak, dan mengembalikan lagi
arloji yang telah dicurinya. Pada dasarnya, untuk menjadi seorang yang
tangguh dan dihormati, kita harus memiliki jiwa yang besar. Dalam adegan
ini, diajarkan betapa seorang Nagabonar yang keras kepala itu mau mengakui
kesalahannya dan menyadari bahwa tidak semua dari orang Jepang adalah
penjajah. Dalam adegan ini, terdapa pesan yang wajib diikuti seluruh
masyarakat Indonesia. Apa yang dilakukan oleh Nagabonar pantas untuk
ditiru, ketika melakukan kesalahan, bukan menyalahkan orang lain yang harus
dilakukan. Tapi dengan jiwa besar mengakui kesalahan. Itulah salah satu
unsur penting dari nasionalisme sejati. Kita patut mengakui bahwa unsur
sportif mulai melemah di bangsa kita. Dan adegan tersebut mengajarkan
masyarakat apa itu arti dari sebuah jiwa yang besar, yang tidak pernah
dendam dan mau mengakui sebuah kesalaha. Bukan hanya mengakui, tapi
bertindak untuk meperbaiki sebuah kesalahan.

4.2.4 Scene 4

Adegan kesebelas yang digunakan adalah penghormataan pada

bendera merah putih ketika waktu upacara bendera.

Penanda Gambar Dialog

29
Tidak ada.
Backsound : Lagu Indonesia Raya

Makna
Denotasi Konotasi
Menghormati bendera merah putih Jiwa Nasionalisme yang sangat tulus
dengan baju kebesaran nagabonar dan mendarah daging.
ketika berjuang pada jaman peperangan
dulu.

Alasan : Kecintaan Nagabonar akan bangsa Indonesia ditunjukkan dalam adegan


ini. Memang tidak ada dialog, tapi backsound lagu Indonesia Raya cukup
menggugah hati penontonnya. Betapa di sini sang sutradara ingin sekali
menumbuhkan jiwa nasionalisme pada semua penikmat film ini.

Seorang Nagabonar yang sudah tua renta, dengan bangga menggunakan


seragam kebesarannya ketika berperang dulu. Dia hormat kepada Sang Merah
Putih pada saat upacara bendera. Bahkan ketika dirinya nyaris pingsan karena
terik sinar matahari, dia tidak ingin di bawa ke pinggir untuk berteduh. Dia ingin
menyelesaikan penghormatannya sampai selesai. Semangat seperti itulah yang
sekarang tidak ada pada masyarakat Indonesia, penghormatan bendera hanya
sekedar formalitas upacara saja. Tapi dalam adegan ini ingin dijelaskan, bahwa
Merah Putih itu adalah darah daging bangsa kita. Jadi jika ingin
menghormatinya, harus dengan ketulusan dan semangat nasionalisme yang
tinggi. Backsound Indonesia Raya dipilih, karena banyak orang yang mulai
melupakan lagu kebangsaan ini. Kata per kata dari setiap lirik di lagu tersebut,
sarat akan makna nasionalisme.

30
Adegan penghormatan dalam film ini, dipilih karena akan membakar
semangat para penontonnya. Salah satu hal yang dinilia bisa menggambarkan
penghormatan kita akan perjuangan para pahlawan adalah dengan diadakannya
upacara bendera setiap senin untuk siswa sekolah. Melihat seorang Nagabonar
yang nyaris pengsan saja masih mau berdiri tegak, masyarakat seharusnya
memiliki semangat yang sama. Jiwa nasionalisme yang tidak pernah habis
dimakan usia dan kesehatan. Bentuknya sangat sederhana, hanya melalui
penghormatan di upacara bendera. Lagu Indonesia Raya yang mengiringi pun
bukan sekedar iringan belakan. Ada maksud kenapa backsound tersebut yang
dipilih. Tidak lain adalah untuk mengembalikan jiwa nasionalisme masyarakat.
Lagu ini dibuat dengan kondisi yang sangat mencekam, sudah seharusnya jika
mastarakat mengerti apa makna yang terkandung dalam lagu tersebut. Bukan
hanya sekedar hafal, tapi mengerti apa arti dari “Bangunlah jiwanya..bangunlah
badannya untuk Indonesia Raya. Yaitu semangat nasionalisme.

31
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini, setelah melakukan analisis film Nagabonar Jadi 2


maka dapat dihasilkan kesimpulan:

1. Nasionalisme dalam film Nagabonar Jadi 2 di simbolkan berupa adegan-


adegan dan dialog yang mengandung unsur penanaman sifat-sifat
Nasionalisme. Adegan-adegan seperti; Penghormatan patung jendral
sudirman, memberikan penjelasan pada umar tentang perjuangan Soekarno-
Hatta yang melalui jalan diplomasi dan perjuangan jendral sudirman yang
melalui jalan lapangan, memberikan suatu cerita pada anak kecil untuk
menanamkan jiwa nasionalisme melalui cerita peperangan masa lalu ketika
nagabonar masih menjadi jendral di medan, jiwa besar Nagabonar yang mau
mengembalikan arloji milik pengusaha Jepang serta penghormatan Nagabonar
terhadap bendera Merah Putih saat upacara bendera dengan becaksound lagu
Indonesia Raya. Melalui simbol-simbol tersebut lah tergambar jelas
Nasionalisme dalam film Nagabonar Jadi 2.

2. Simbol-simbol yang sudah disebutkan di atas dipilih untuk digunakan pada


film Nagabonar Jadi 2 karena simbol tersebut pantas dan layak untuk
dijadikan pembangkit semangat nasionalisme seluruh masyarakat Indonesia.

32
Simbol tersebut sangat sederhana dan mudah dipahami, karena sangat erat
dengan kehidupan nyata di lingkungan kita, hanya saja kita sering
melupakannya. Maka untuk mengingatkan dan membangkitkan kembali jiwa
nasionalisme itu, dipilihlah simbol-simbol tersebut sebagai pesan moral yang
mudah dicerna. Seperti halnya penghormatan baik kepada pahlawan maupun
Merah Putih yang sekarang hampir kita tidak tahu apa maknanya. Bahwa
dibalik sebuah penghormatan itu, ada jiwa nasionalisme yang mendasarinya.
Usaha seluruh pahlawan wajib dihargai, dan Merah Putih pun wajib dihormati
dengan tulus, bukan formalitas. Semangat nasionalisme juga disimbolkan
dengan pencitraan perjuangan pahlawan yang baik melalui cerita perjuangan
masa lalu. Hal ini dipilih karena ada semacam persuasi di dalamnya. Jika anak
kecil saja mau dengan antusias mendengarkan cerita perjuangan pahlawan,
generasi muda pun harusnya tidak kalah antusias.

3. Nasionalisme dalam film Nagabonar Jadi 2 digambarkan dengan cara yang


nyleneh namun mempunyai makna yang mendalam dan mudah dicerna.
Dengan humor-humor kecil dan kekonyolan tingkah laku seluruh peran yang
ada di film tersebut, Nasionalisme serasa menjadi sebuah hal yang mudah, dan
harus dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sekalipun terdapat
perbedaan persepsi nasionalisme dari dua generasi yang berbeda, namun
dalam film tersebut nasionalisme itu digambarkan secara nyata, apik, dan
menarik.

5.2 Saran

1. Bagi Produser film, hendaknya lebih mengutamakan pesan moral dan ide
cerita dalam membuat karya film. Tidak hanya mengikuti trend yang ada.

33
2. Bagi pemirsa film agar lebih cermat dalam memahami makna film yang
ditonton sehingga dapat memahami pesan positif dari film tersebut.

3. Bagi para akademisi yang memiliki kerangka berpikir yang kritis seyogyanya
memberikan perangkat analisis yang baru dalam hal memahami pesan di
media massa, khususnya film. Sehingga di era ini masyarakat tidak terjebak
dalam kamuflase sebuah film.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial; format-format Kualitatif dan


Kuantitatif . Surabaya: Airlangga Univercity.

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

_____________. 2001. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

____________. 2003. Ilmu teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya
Bakti.

Firdausi,Fahri http://fahri99.wordpress.com./2006/10/14/semiotika-tanda-dan-makna/

Imanjaya, Ekky http://www.layarperak.com/home/layar/public_html/header.php

Muhadjir, Neong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake


Sarasin.

34
Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.

Rakhmat, Jalaludin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

http://id.wikipedia.org/wiki/damai

www.pemdadiy.go.id/berita/mod/fileman/files/agama_sebagai_penopang_perdamaian_dunia.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/bahasa

35

Anda mungkin juga menyukai