Anda di halaman 1dari 15

WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.

5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

KOLESISTITIS

1. radang kandung empedu


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Ed. 3. FKUI
2. etiologi
batu kandung empedu yang terletak di ductus cysticus
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Ed. 3. FKUI

 Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang serius dan cenderung timbul
setelah terjadinya:
a. cedera
b. pembedahan
c. luka bakar
d. sepsis (infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh)
e. penyakit-penyakit yang parah (terutama penderita yang menerima makanan
lewat infus dalam jangka waktu yang lama).
Sebelum secara tiba-tiba merasakan nyeri yang luar biasa di perut bagian atas,
penderita biasanya tidak menunjukan tanda-tanda penyakit kandung empedu.
 Kolesistitis kronis terjadi akibat serangan berulang dari kolesistitis akut, yang
menyebabkan terjadinya penebalan dinding kandung empedu dan penciutan
kandung empedu. Pada akhirnya kandung empedu tidak mampu menampung
empedu.
http://www.medicastore.com

3. faktor yang mempengaruhi


pada kolesistitis akut :
a. statis cairan empedu
b. infeksi kuman
c. iskemia dinding kandung empedu
d. Dan juga kepekatan cairan empedu, kolesterol, lisolestin dan prostaglandin yang
merusak lapisan mukosa dinding kandung empedu diikuti oleh reaksi inflamasi dan
supurasi
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Ed. 3. FKUI

4. klasifikasi
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

- kolesistitis akut : reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai
dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan panas badan
- kolesistitis kronik : mempunyai gejala yang minim dan tidak menonjol
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Ed. 3. FKUI

 Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya


merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara
tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa.
 Kolesistitis Kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung empedu, yang
ditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut yang tajam dan hebat.
http://www.medicastore.com

5. patogenesis
pada kolesistitis akut dapat timbul pada pasien yang dirawat cukup lama dan mendapat
nutrisi secara parenteral, pada sumbatan karena keganasan kandung empedu, batu
disaluran empedu atau merupakan salah satu komplikasi penyakit lain seperti demam
tifoid dan diabetes melitus.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Ed. 3. FKUI

6. manifestasi klinis
a. kolesistitis akut :
Tanda awal dari peradangan kandung empedu biasanya berupa nyeri di perut kanan
bagian atas. Nyeri bertambah hebat bila penderita menarik nafas dalam dan sering
menjalar ke bahu kanan.Biasanya terdapat mual dan muntah. Jika dokter menekan
perut kanan sebelah atas, penderita akan merasakan nyeri tajam. Dalam beberapa
jam, otot-otot perut sebelah kanan menjadi kaku.Pada mulanya, timbul demam ringan,
yang semakin lama cenderung meninggi. Biasanya serangan nyeri berkurang dalam 2-3
hari dan kemudian menghilang dalam 1 minggu.
b. kolesistitis kronik
Timbulnya gejala bisa dipicu oleh makan makanan berlemak. Gejala bisa berupa:
 gangguan pencernaan menahun
 nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar)
 sendawa.
http://www.medicastore.com

7. diagnosis
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

a. kolesistitis akut :
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil dari pemeriksaan
tertentu.
 Pemeriksaan USG bisa membantu memperkuat adanya batu empedu dalam
kandung empedu dan bisa menunjukkan penebalan pada dinding kandung
empedu.
 Diagnosis yang paling akurat diperoleh dari pemeriksaan skintigrafi
hepatobilier, yang memberikan gambaran dari hati, saluran empedu, kandung
empedu dan bagian atas usus halus.
b. kolesistitis kronik :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil dari pemeriksaan berikut:
 CT scan perut
 Kolesistogram oral
 USG perut.
http://www.medicastore.com

8. dd
9. penatalaksanaan
a. kolesistitis akut :
 Penderita dengan kolesistitis akut pada umumnya dirawat di rumah sakit,
diberikan cairan dan elektrolit intravena dan tidak diperbolehkan makan
maupun minum.
 Mungkin akan dipasang pipa nasogastrik untuk menjaga agar lambung tetap
kosong sehingga mengurangi rangsangan terhadap kandung empedu.
Antibiotik diberikan sesegera mungkin jika dicurigai kolesistitis akut.
 Jika diagnosis sudah pasti dan resikonya kecil, biasanya dilakukan
pembedahan untuk mengangkat kandung empedu pada hari pertama atau
kedua.
Jika penderita memiliki penyakit lainnya yang meningkatkan resiko
pembedahan, operasi ditunda dan dilakukan pengobatan terhadap
penyakitnya. Jika serangannya mereda, kandung empedu bisa diangkat 6
minggu kemudian atau lebih.
 Jika terdapat komplikasi (misalnya abses, gangren atau perforasi kandung
empedu), diperlukan pembedahan segera.
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

 Sebagian kecil penderita akan merasakan episode nyeri yang baru atau
berulang, yang menyerupai serangan kandung empedu, meskipun sudah
tidak memiliki kandung empedu.
 Penyebab terjadinya episode ini tidak diketahui, tetapi mungkin merupakan
akibat dari fungsi sfingter Oddi yang abnormal. Sfingter Oddi adalah lubang
yang mengatur pengaliran empedu ke dalam usus halus.
 Rasa nyeri ini mungkin terjadi akibat peningkatan tekanan di dalam saluran
yang disebabkan oleh penahanan aliran empedu atau sekresi pankreas.
Untuk melebarkan sfingter Oddi bisa digunakan endoskopi. Hal ini biasanya
akan mengurangi gejala pada penderita yang memiliki kelainan sfingter,
tetapi tidak akan membantu penderita yang hanya memiliki nyeri tanpa
disertai kelainan pada sfingter.
b. kolesistitis kronik :
 Pengobatan yang biasa dilakukan adalah pembedahan.
Kolesistektomi bisa dilakukan melalui pembedahan perut maupun melalui
laparoskopi.
 Penderita yang memiliki resiko pembedahan tinggi karena keadaan medis
lainnya, dianjurkan untuk menjalani diet rendah lemak dan menurunkan
berat badan.
 Bisa diberikan antasid dan obat-obat antikolinergik.
http://www.medicastore.com

10. prognosis
11. komplikasi
a. Demam tinggi, menggigil, peningkatan jumlah leukosit dan berhentinya gerakan
usus (ileus) dapat menunjukkan terjadinya abses, gangren atau perforasi kandung
empedu.
b. Serangan yang disertai jaundice (sakit kuning) atau arus balik dari empedu ke
dalam hati menunjukkan bahwa saluran empedu telah tersumbat sebagian oleh
batu empedu atau oleh peradangan.
c. Jika pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan kadar enzim amilase, mungkin
telah terjadi peradangan pankreas (pankreatitis) yang disebabkan oleh
penyumbatan batu empedu pada saluran pankreas (duktus pankreatikus).
http://www.medicastore.com

Kolelitiasis
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

1. definisi
Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu
http://www.medicastore.com

2. etiologi
Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya
terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar
kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi
jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk
endapan di luar empedu. www.blogdokter.net/
3. faktor yang mempengaruhi
4. faktor resiko
Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita dan faktor resikonya adalah :
a. usia lanjut
b. kegemukan (obesitas)
c. diet tinggi lemak
d. faktor keturunan.
http://www.medicastore.com

5. klasifikasi
6. patogenesis
a. Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya
terbentuk dari garam kalsium.
b. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap
berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka
kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan diluar empedu.
c. Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan sebagian
besar batu di dalam saluran empedu berasal dari kandung empedu.
d. Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami
aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan
pengangkatan kandung empedu.
e. Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran
empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati.
f. Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera
menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah
dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

http://www.medicastore.com

7. manifestasi klinis
a. Sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak menimbulkan
gejala, terutama bila batu menetap di kandung empedu. Kadang-kadang batu yang
besar secara bertahap akan mengikis dinding kandung empedu dan masuk ke usus
halus atau usus besar, dan menyebabkan penyumbatan usus (ileus batu empedu).
b. Yang lebih sering terjadi adalah batu empedu keluar dari kandung empedu dan
masuk ke dalam saluran empedu. Dari saluran empedu, batu empedu bisa masuk ke
usus halus atau tetap berada di dalam saluran empedu tanpa menimbulkan
gangguan aliran empedu maupun gejala.
c. Jika batu empedu secara tiba-tiba menyumbat saluran empedu, maka penderita
akan merasakan nyeri. Nyeri cenderung hilang-timbul dan dikenal sebagai nyeri
kolik.
Nyeri timbul secara perlahan dan mencapai puncaknya, kemudian berkurang secara
bertahap. Nyeri bersifat tajam dan hilang-timbul, bisa berlangsung sampai
beberapa jam.
Lokasi nyeri berlainan, tetapi paling banyak dirasakan di perut atas sebelah kanan
dan bisa menjalar ke bahu kanan.
d. Penderita seringkali merasakan mual dan muntah.
e. Jika terjadi infeksi bersamaan dengan penyumbatan saluran, maka akan timbul
demam, menggigil dan sakit kuning (jaundice).
f. Biasanya penyumbatan bersifat sementara dan jarang terjadi infeksi.
Nyeri akibat penyumbatan saluran tidak dapat dibedakan dengan nyeri akibat
penyumbatan kandung empedu.
g. Kadang nyeri yang hilang-timbul kambuh kembali setelah kandung empedu
diangkat, nyeri ini mungkin disebabkan oleh adanya batu empedu di dalam saluran
empedu utama.
http://www.medicastore.com

8. diagnosis
a. Pemeriksaan terbaik untuk menemukan batu empedu adalah dengan pemeriksaan
USG dan kolesistografi.
b. Pada kolesistografi, foto rontgen akan menunjukkan jalur dari zat kontras
radioopak yang telah ditelan, diserap di usus, dibuang ke dalam empedu dan
disimpan di dalam kandung empedu.
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

c. Jika kandung empedu tidak berfungsi, zat kontras tidak akan tampak di dalam
kandung empedu. Jika kandung empedu berfungsi, maka batas luar dari kandung
empedu akan tampak pada foto rontgen.
d. Diagnosis batu di dalam saluran empedu ditegakkan berdasarkan adanya nyeri
perut, jaundice, menggigil dan demam.
e. Hasil pemeriksaan darah biasanya menunjukkan pola fungsi hati yang abnormal,
yang menunjukkan adanya penyumbatan saluran empedu.
f. Beberapa pemeriksaan lainnya yang bisa memberikan informasi tambahan untuk
membuat diagnosis yang pasti adalah:
 USG
 CT scan
 berbagai teknik foto rontgen yang menggunakan zat kontras radioopak untuk
menggambarkan saluran empedu.
http://www.medicastore.com

9. dd
a. Penyumbatan menetap pada duktus sistikus menyebabkan terjadinya peradangan
kandung empedu (kolesistitis akut).
b. Batu empedu yang menyumbat duktus pankreatikus menyebabkan terjadinya
peradangan pankreas (pankreatitis), nyeri, jaundice dan mungkin juga infeksi.
http://www.medicastore.com

10. penatalaksanaan
a. Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan.
b. Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau
mengurangi makanan berlemak.
c. Jika batu kandung empedu menyebabkan serangan nyeri berulang meskipun telah
dilakukan perubahan pola makan, maka dianjurkan untuk menjalani pengangkatan
kandung empedu (kolesistektomi). Pengangkatan kandung empedu tidak
menyebabkan kekurangan zat gizi dan setelah pembedahan tidak perlu dilakukan
pembatasan makanan. Sekitar 1-5 orang dari setiap 1.000 orang yang menjalani
kolesistektom meninggal.
d. Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 1990 dan sekarang ini
sekitar 90% kolesistektomi dilakukan secara laparoskopi.
e. Kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan kecil di
dinding perut.
Jenis pembedahan ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

o mengurangi rasa tidak nyaman pasca pembedahan


o memperpendek masa perawatan di rumah sakit.
Teknik lainnya untuk menghilangkan batu kandung empedu adalah:
o pelarutan dengan metil-butil-eter
o pemecahan dengan gelombang suara (litotripsi)
o pelarutan dengan terapi asam empedu menahun (asam kenodiol dan asam
ursodeoksikolik).
http://www.medicastore.com

f. prognosis

g. komplikasi
Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah:
a. Perdarahan
b. Peradangan pankreas (pankreatitis)
c. Perforasi atau infeksi saluran empedu.
Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu muncul lagi
http://www.blogdokter.net/

h. metabolisme garam empedu


empedu mengandung beberapa komponen diantaranya yaitu garam empedu,
figmen empedu, elektroloit, kolesterol dan lemak. Namun yang akan di bahas
terkait dengan eksekresi getah empedu yaitu garam empedu dan pigmen hati
terutama bilirubin.
      Sebelum makan, garam - garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu
dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum
memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu
berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan
bercampur dengan makanan.
garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak untuk membantu proses penyerapan. garam empedu merangsang
pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya.
      garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan
dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi
enterohepatik.
Jumlah rata-rata sekresi empedu tergantung oleh berbagai faktor. Rangsangan dari
vagal dapat meningkatkan produksi empedu hingga dua kali lipat lebih banyak.
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

Hormon sekretin yang merangsang sintesis dari cairan pankreas yang kaya akan Na-
bikarbonat, juga merangsang sekresi empedu. Ketika aliran darah yang melalui hati
meningkat, maka sekresi dari empedu juga akan meningkat. Keberadaan jumlah
garam empedu yang tinggi di darah juga akan meningkatkan sekresi empedu.
      Bila makanan masuk ke mulut, resistensi katup Oddi menurun. Asam lemak
dalam duodenum mengeluarkan hormon kolesistokinin (CCK), yang menyebabkan
kandung empedu berkontraksi. Asam hasil pencernaan protein dan Ca 2+ juga
merangsang sekresi CCK. Zat-zat yang menyebabkan kontraksi kandung empedu
dinamakan kolagogue. Pembentukan empedu ditambah dengan rangsangan nervus
vagus oleh hormon sekretin meningkatkan kadar air dan HCO 3- empedu. Zat-zat
yang meningkatkan sekresi dinamakan koleretik. garam empedu sendiri merupakan
koleretik fisiologis yang penting. Sebenarnya garam - garam empedu yang
direabsorpsi dari usus menghambat sintesis asam-asam empedu yang baru, tetapi
garam-garam empedu sendiri disekresi dengan cepat dan jelas meningkatkan aliran
empedu.
      empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, lalu
keduanya bergabung membentuk duktus hepatikus utama. Duktus hepatikus utama
bergabung dengan saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus)
membentuk saluran empedu utama. Saluran empedu utama masuk ke usus bagian
atas pada katup oddi, yang terletak beberapa sentimeter dibawah lambung. Sekitar
separuh empedu dikeluarkan diantara jam-jam makan dan dialirkan melalui duktus
sistikus ke dalam kandung empedu. sisanya langsung mengalir ke dalam saluran
empedu utama, menuju ke usus halus. Jika kita makan, kandung empedu akan
berkontraksi dan mengosongkan empedu ke dalam usus untuk membantu
pencernaan lemak dan vitamin-vitamin tertentu.
      Laju aliran dari empedu terjadi paling lambat pada saat puasa, dan sebagian
besar empedu dialihkan ke kantung empedu (gallbladder) untuk dikonsentratkan.
Ketika chyme dari makanan yang telah dicerna memasuki usus halus, asam lemak
dan protein menstimulir sekresi dari sekretin dan kolesistokinin. Hormon-hormon
ini mempunyai pengaruh yang amat penting pada sekresi eksokrin dari pankreas.
Hormon-hormon tersebut juga penting untuk sekresi dan aliran empedu.

 Kolesistokinin : Nama dari hormon ini menggambarkan efeknya terhadap


sistem empedu. Kolesisto = gallbladder (kandung empedu) dan kinin =
pergerakan. Rangsangan yang paling berpotensi untuk dapat dilepaskannya
hormon ini adalah kehadiran lemak di duodenum. Sekali dilepaskan ,
kolesistokinin akan menstimulir kontraksi dari kandung kemih dan saluran
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

empedu yang akan mengakibatkan empedu dapat disampaikan ke dalam


usus.

 Sekretin : Hormon ini disekresikan untuk bertanggung jawab  terhadap


asam di duodenum. Pengaruhnya pada sistem empedu sangat mirip dengan
apa yang terjadi di pankreas. Sekretin menstimulir sel-sel saluran empedu
untuk mensekresikan bikarbonat dan air, yang akan memperbesar volume
dari empedu dan meningkatkan daya alirnya menuju usus halus
reabsorpsi cairan empedu
      Proses penyerapan garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus,
disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal
sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami
sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam
empedu masuk ke dalam usus
besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai
unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang
bersama tinja.
      Sekitar separuh empedu ini dikeluarkan diantara jam-jam makan dan dialirkan
melalui duktus sistikus ke dalam kandung empedu. Sisanya langsung mengalir ke
dalam saluran empedu utama, menuju ke usus halus. Jika kita makan, kandung
empedu akan berkontraksi dan mengosongkan empedu ke dalam usus untuk
membantu pencernaan lemak dan vitamin-vitamin tertentu.
http://iel.ipb.ac.id/

kolangitis
1. definisi
peradangan saluran empedu di dalam dan di luar hati, yang pada akhirnya membentuk
jaringan parut dan menyebabkan penyumbatan.
http://www.medicastore.com

2. etiologi
o pembentukan jaringan parut akan mempersempit dan akhirnya menyumbat saluran,
menyebabkan sirosis.
o Penyebabnya tidak diketahui, tapi tampaknya berhubungan dengan kelainan sistem
kekebalan.
http://www.medicastore.com
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

3. faktor yang mempengaruhi


Biasanya terjadi pada penderita penyakit radang usus seperti kolitis ulserativa.
http://www.medicastore.com

4. klasifikasi
5. patogenesis
6. manifestasi klinis
o Penyakit ini biasanya dimulai secara bertahap dengan kelelahan yang amat sangat,
gatal-gatal dan jaundice.
o Bisa terjadi serangan nyeri perut bagian atas dan demam karena terjadinya
peradangan pada saluran empedu, tetapi sangat jarang.
o Terdapat pembesaran hati dan limpa, atau gejala-gejala sirosis.
o Bisa juga terjadi hipertensi portal, asites dan kegagalan hati, yang bisa berakibat
fatal.
http://www.medicastore.com

7. diagnosis
o Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan
kolangiopankreatografi endoskopik retrograd atau kolangiografi perkutaneus.
o Pada kolangiopankreatografi endoskopik retrograd, rontgen dilakukan setelah
penyuntikan bahan radiopak ke dalam salluran empedu melalui suatu endoskopi.
o Pada kolangiografi perkutaneus, foto rontgen diambil setelah penyuntikan langsung
zat radioopak ke dalam saluran empedu.
o Mungkin diperlukan pemeriksaan mikroskopik dari jaringan hati yang diperoleh
melalui biopsi, untuk memperkuat diagnosis.
http://www.medicastore.com
8. penatalaksanaan
o Obat-obatan seperti kortikosteroid, azatioprin, penisilamin dan metotreksat tidak
terbukti efektif dan menyebabkan efek samping yang berat.
o Efektivitas ursodiol juga masih belum jelas.
o Kolangitis sklerotik primer mungkin memerlukan pencangkokan hati, yang
merupakan satu-satunya pengobatan yang diketahui untuk penyakit ini.
o Penyempitan saluran bisa dilebarkan melalui prosedur endoskopik atau
pembedahan.
http://www.medicastore.com
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

9. prognosis
10. komplikasi
o Infeksi berulang dari saluran empedu (kolangitis bakterialis) merupakan komplikasi
dari penyakit ini dan membutuhkan pengobatan antibiotik.
o Kanker saluran empedu (kolangiokarsinoma) terjadi pada 10-15% penderita.
Tumor ini tumbuh lambat dan pengobatannya berupa prosedur endoskopik untuk
memasukkan suatu alat ke dalam saluran empedu, guna membuka saluran yang
tersumbat.
o Kadang perlu dilakukan pembedahan.
http://www.medicastore.com

Nyeri
- Nyeri yang mungkin timbul mendadak dan tidak tertahankan mungkin merupakan kolik
ureter, kolik empedu, tanda infark miokard, tanda perforasi tukak peptic atau rupture
aorta abdominal.
- Nyeri hebat yang timbul sekonyong – konuyong kemudian semakin hebat dapat
disebabkan oleh pancreatitis akut, thrombosis v.mesenterica atau kehamilan ektopik
yang pecah.
- Nyeri mirip kolik, yang makin hebat dengan jeda antar serangan selain disebabkan oleh
kolik ureter dan kolik saluran empedu, mungkin disebabkan oleh pancreatitis (jarang),
obstruksi usus halus, dan colitis.

 Nyeri Visceral
Nyeri visceral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atua struktur dalam rongga
perut, misalnya karena cedera atau radang. Peritoneum visceral yang menyelimuti
organ perut dipersarafi oleh system saraf otonom dan tidak peka tehadap rabaab, atau
pemotongan. Dengan demikian, sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan
tanpa terasavoleh pasien. Akan tetapi,bila dilakukan tarikan atau regangan organ, atau
terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot yang menyebabkan iskemia misalnya kolik
atau radang, seperti apendisistis, kan timbul nyeri. Pasien yang merasakan nyeri
visceral biasanya tak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga biasanya ia
menggunakan seluruh telapak tangan untuk menunjukkan daerah nyeri. Nyeri visceral
kadang disebut nyeri sentral.
Penderita memperlihatkan pola ynag khas sesuai dengan persyarafan embrional organ
yang terlibat.
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

- Sal cerna dari foregut (lambung, duodenum, system hepatobilier, dan pancreas)
akan menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium.
- Sal cerna dari midgut (usus halus dan usus besar sampai pertengahan kolon
transversum) menyebabkan nyeri di sekitar umbilicus.
- Bag. Hindgut menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Demikian juga nyeri dari
buli – buli dari rectosigmoid.
Karena tidak disertai rangsang peritoneum, nyeri ini tidak dipengaruhi oleh
gerakan sehingga penderita dapat aktif bergerak.

 Nyeri Somatik
Nyeri somatic terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh
saraf tepi, misalnya pada peregangan pada peregangan peritoneum parietale
dan luka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat, dan
pasien dapat menunjukkan secara tepat letaknya dengan jari. Rangsang yang
menimbulkan nyeri ini dapat berupa rabaan, tekanan, rangsang kimia, atau
proses radang.
Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan rangsangan
peritoneum dan menimbulkan nyeri. Peradangannya sendiri maupun gesekan
antara kedua peritoneum dapat menimbulkan perubahan intensitas nyeri.
Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada appendicitis akut.
Setiap gerakan penderita, baik berupa gerakan tubuh maupun gerak napas yang
dalam atau batuk, juga akan menambah rasa nyeri sehingga penderita gawat
perut yang disertai rangsang peritoneum berusaha untuk tidak bergerak,
bernafas dangkal, dan menahan batuk.

 Nyeri Alih
Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari satu daerah.
Misalnya diafragma yang beraasal dari region leher C3-5 pindah ke bawah pada masa
embrional sehingga rangsangan pada diafrgama oelh perdarahan atau peradangan akan
dirasakan di bahu, Demikian juga pada kolesistitis akut, nyeri dirasakan didaerah ujung
belikat. Abses di bawah diafragma atau rangsangan karena radang atau trauma pad
apermukaan atas limpa atau hati juga dapat menyebabkan nyeri di bahu. Kolik ureter
atau kolik pielum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labium
mayor pada wanita atau testis pada pria. KAdang nyeri ini sukar dibedakan dari nyeri
alih.
WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

 Nyeri proyeksi
Nyeri proyeksi adalah nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf sensorik akibat
cedera atau peradangan saraf. Contoh yang terkenal ialah nyeri fantom setelah
amputasi, atau nyeri perifer setempat pada herpes zozter. Radang saraf ini pada
herpes zozter dapat menyebabkan nyeri hebat di dinding perut sebelum gejala atau
tanda herpes zozter menjadi jelas.

 Nyeri Kontinu
Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietale akan dirasakan terus – menerus
karena berlangsung terus, misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan
penderita peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. Otot dinding perut
menunjukkan defans muskuler secara reflex untuk melindungi bagian yang meradang
dan menghindari gerakan atau tekanan setempat

(perdarahan di sal.cerna tidak menimbulkan nyeri)

 Nyeri Kolik
Kolik merupkaan nyeri visceral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya
disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter,
batu empedu, peningkatan tekanan intraluminer). Nyeri ini timbul Karena hipoksia yang
dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda, kolik dirasakan
hilang timbul. Fase awal gangguan perdarahan dinding usus juga berupa nyeri kolik.
Serangan kolik biasanya disertai perasaan mual, bahkan sampai muntah. Dalam
serangan, penderita sangat gelisah, kadang samapai berguling –guling ditempat tidur
atau di jalan. Yang khas adalah trias kolik yang terdiri atas serangan nyeri perut yang
kumatan disertai mual datu muntah dan gerak paksa.
(Perdarahn di rongga perut biasanya menyebabkan nyeri karena rangsangan
peritoneum)

 Nyeri iskemik
Nyeri perut dapat juga berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap, dan tidak
menyurut, Nyeri ini merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. Lebih
lanjut akan tampak tanda intoksikasi umum, seperti takikardi, merosotnya keadaan
umum, dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.

Letak nyeri somatik


WILDAN_MOULDDIANA_A.R//01.208.5803//LBM4//PeeVee^2008//modulEntero//

Letak Organ
Abdomen kanan atas VF, hati, duodenum, pancreas, kolon,
paru miokard
Epigastrium Lambung, pancreas, duodenum, paru,
kolon
Abdomen kiri atas Limpa, ginjal, kolon, pancreas, paru
Abdomen kanan bawah Apendiks, adneksa, sekum, ileum, ureter
Abdomen kiri bawah Kolon, adneksa, ureter
Suprapubik Buli – buli, uterus, usus halus
Periumbilikal Usus halus
Pinggang/punggung Pancreas, aorta, ginjal
Bahu Diafragma

Wim De JOng. Buku Ajar Ilmu Bedah.

Anda mungkin juga menyukai