Anda di halaman 1dari 25

KOMA

Oleh :
Harini Sabilla
0920221078
FK UPN “Veteran” Jakarta
Pendahuluan
• Tiap dokter baik umum • Mengingat faktor penyebab
maupun yang menjalankan koma yang begitu banyak
praktek spesialis pada suatu terutama gangguan sistem
saat akan berhadapan dengan saraf pusat dan penyakit
seorang penderita yang sistemik, serta memperhatikan
terganggu kesadarannya. pula pathofisiologi koma,
• Koma bukanlah suatu maka penanganan penderita
penyakit, melainkan suatu koma pada tingkat pertama
keadaan klinik tertentu yang di akan sangat menentukan
sebabkan oleh berbagai faktor prognosisnya.
• Dengan demikian setiap dokter
perlu sekali memahami koma
dengan sebaik – baiknya.
Kesadaran

Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan


yang mencerminkan peng -integrasian impuls
aferen dan eferen. Kesadaran
memperlihatkan dua segi :
– Segi Derajat Kesadaran
– Segi Kualitas Kesadaran
2 jalur impuls :
a. Lintasan sensorik spesifik
- protopatik, propioseptif, panca indra
- Traktus spinotalamikus
- Lemniskus medial et lateral
- Traktus genikulokalkarina

b. Lintasan sensorik non – spesifik


- “difuse ascending reticular system”
Impuls Aferen non – spesifik

Neuron2 di korteks cerebri

Neuron pengemban kewaspadaan

Nuklei intralaminares

Neuron penggalak kewaspadaan
Definisi
Koma  Derajat penurunan kesadaran yang
paling berat, ditandai dengan kondisi
penurunan kesadaran yang tidak
menghasilkan reaksi sama sekali baik dalam
hal membuka mata, motorik maupun bicara
terhadap rangsangan luar.1,4
PATOFISIOLOGI KOMA
Gangguan kesadaran dapat dibagi dua :
1. Gangguan derajat (kuantitas, • Neuron penggalak kewaspadaan
arousal, wakefulness) kesadaran. (ARAS) tidak dapat menggalakkan
2.Gangguan isi (kualitas, awareness,
alertness) kesadaran. Neuron pengemban kewaspadaan 
Koma Diensefalik (Supratentorial,
Infratentorial )
• Neuron pengemban kewaspadaan
(korteks) tidak berfungsi sama sekali
 Koma Kortikal Bihemisferik
Koma Diensefalik
Koma supratentorial
• Lesi mengakibatkan
kerusakan difus kedua
hemisfer serebri, sedang
batang otak tetap
normal.
• Lesi struktural
supratentorial (hemisfer).
1. Hemiasi girus singuli,
2. Hemiasi transtentorial
sentral,
3. Herniasi unkus.
Koma infratentorial
1. Proses di dalam batang otak sendiri yang
merusak ARAS atau/serta merusak pembuluh
darah yang mendarahinya
2. Proses di luar batang otak yang menekan
ARAS.
Koma Kortikal Bihemisferik
Metabolisme neuronal kedua belah
hemisferium terganggu secara difus.1
1. Ensefalopati metabolik primer.
2. Ensefalopati metabolik sekunder.
Etiologi
Untuk memudahkan mengingat dan menelusuri
kemungkinan-kemungkinan penyebab koma,
model berikut ini dapat dipergunakan di klinik :
SEMENITE.
• S : Sirkulasi
• E : Ensefalitis
• M : Metabolik
• E : Elektrolit
• N : Neoplasma
• I : Intoksikasi
• T :Trauma
• E : Epilepsi
Diagnosa koma didasarkan atas :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik Umum
3. Pemeriksaan Neurologi
4. Pemeriksaan Penunjang
Anamnesa
• Penyakit yang diderita sebelum koma
• Keluhan sebelum penderita koma
• Obat2 yg diminum penderita sebelum koma
• Apakah koma terjadi secara mendadak atau
pasien secara perlahan, gejala ikutan yang
terlihat menyertai koma
• apakah penderita inkontinesia untuk air seni
dan feses
Pemeriksaan fisik
– Tanda Vital
– Bau Nafas
– Pemeriksaan Kulit
– Kepala
– Leher
– Sistem Pernafasan
– Sistem Kardiovaskuler
Pemeriksaan Neurologi
• Observasi, posisi tidur
• Derajat kesadaran
• Pola pernafasan.
• Posisi kepala dan mata
• Funduskopi.
• Pupil.
• Gerakan bola mata.
• Refleks muntah
• Refleks kornea
• Respons motoris.
Pemeriksaan Mata
• posisi bola mata, simetris
atau tidak
• pergerakan bola mata
• pemeriksaan pupil :
• besarnya pupil
– perbandingan besarnya pupil
kanan dan pupil kiri
(isokor/anisokor)
– bentuk pupil
– refleks pupil terhadap cahaya
dan konvergensi
– refleks konsensuil pupil
Respons motoris
Spontan. Gerakan-gerakan refleks.
• Kejang, kejang fokal • Ditimbulkan dengan
mempunyai arti lokasi rangsang nyeri
dari proses patologi (penekanan supraorbita).
struktural. Kejang umum • Gerakan dekortikasi --
tidak mempunyai arti fleksi dan aduksi lengan
lokasi. Kejang multifokal dan ekstensi tungkai. Bisa
berarti koma disebabkan simetris, bisa tidak.
proses metabolik. • Gerakan deserebrasi --
• Myoclonic jerk dan ekstensi, aduksi dan
asterixis (flapping tremor) rotasi interns lengan dan
berarti ensefalopati ekstensi tungkai.
metabolik.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah
• CT atau MRI scan Kepala
• Punksi Lumbal
• EEG
Penatalaksanaan pasien koma dibagi 3 :

1. Penatalaksanaan Gawat Darurat


Life saving,
2. Penatalaksanaan Khusus
 Terapi spesifik
3. Penatalaksanaan Umum
 Perawatan umum
Life saving
• Tindakan ini berpedoman pada prinsip 5B
yaitu
1. breath,
2. blood,
3. brain,
4. bladder,
5. bowel.
Terapi spesifik
• Hipoglikemia
• Dosis Opiat Berlebihan
• Ensefalopati Wernicke
• Hipoksia atau Hiperkapnea
• Kejang-kejang Aktif
• Hipotermi atau Hipertermi
• Pada Herniasi
• Tanpa Herniasi
• Terapi Osmotik
• Pengobatan dengan Barbiturat
Perawatan Umum
• Proteksi jalan nafas
• Hidrasi intravena
• Nutrisi
• Kulit
• Mata
• Perawatan bowel
• Perawatan bladder
• Mobilitas joint
• Profilaksis deep vein trombosis (DVT)
PROGNOSIS
Prognosis pasien tergantung dari penyebab
utama penyakit dibanding dari dalamnya
suatu koma. Koma yang disebabkan karena
metabolik dan intoksikasi obat lebih baik
prognosisnya dibanding koma yang
disebabkan oleh kelainan struktur intrakranial.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yasmar, Adelina dkk. Kegawatdaruratan Neurologi. Edisi 1. Bandung: UPF Ilmu
Penyakit Saraf FK UNPAD/RS Hasan Sadikin. 2009.
2. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinik Dasar. edisi 11. Jakarta: Pustaka
Universitas, PT Dian Rakyat 2006.
3. Howard L. Weiner. Buku Saku Neurologi. 5th ed. Jakarta:EGC, 2001.
4. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
2005.
5. Priguna S. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. 4th ed. Jakarta: Dian
Rakyat.1999.
6. Aru W. Sudoyo. Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2006.
7. Referat Coma Kuw. Diunduh dari: http://www.scribd.com
8. Manajemen pasien stupor dan koma. Diunduh dari:
http://dokmud.wordpress.com/2010/10/21/manajemen-pasien-stupor-dan-
koma/
9. Koma. Diunduh dari: http://dokmud.wordpress.com/2009/10/23/koma/
10. Neurological Assesment of Coma. Diunduh dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1765567/

Anda mungkin juga menyukai