Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kontroversi Iklan Enigmatic Malaysia

Iklan film dokumenter Enigmatic Malaysia yang pada awalnya

dianggap sebagai iklan pariwisata Malaysia pada berbagai media massa,

diproduksi oleh stasiun televisi internasional Discovery Channel dan telah

membuat rakyat Indonesia kesal pada tahun 2009. Dalam iklan tersebut

terdapat beberapa kebudayaan Indonesia yang ditampilkan, seperti wayang

kulit Bima dan tari pendet.1 Sangat ironi sekali, setelah menonton film

dokumenter Enigmatic Malaysia, dalam film tersebut tidak muncul sama

sekali tari pendet deperti yang ada pada iklannya, dapat kami bilang bahwa

tari pendet maupun wayang yang terdapat dalam iklan film dokumenter

Enigmatic Malaysia tidak semestinya ada dalam iklan tersebut.

Iklan tersebut sebelum ditayangkan di discovery channel telah melalui

tahap penyaringan yang dilakukan oleh kementerian komunikasi,

kementerian kebudayaan dan kementerian penerangan melalui badan yang

mengurusi kemajuan Film Nasional Malaysia. Kejadian ini sangat

disayangkan, karena sebelumnya antara Indonesia dan Malaysia telah

dilakukan Memorandum of Understanding terkait dengan banyaknya budaya

1
http://www.detiknews.com/read/2009/08/24/155325/1188688/10/discovery-channel-cabut-
iklan-tari-pendet-malaysia- diakses pada tanggal 15 Maret 2011
Indonesia dan Malaysia yang mirip.2 Persetujuan tersebut berisi bahwa kedua

negara harus adil dalam menyatakan siapa pemilik budaya tersebut dan jika

kebudayaan tersebut masih tidak jelas siapa pemiliknya, maka budaya

tersebut masuk dalam kategori “abu-abu”. Jika terdapat suatu budaya yang

berada dalam kategori “abu-abu”, maka masing-masing pihak wajib

berkonsultasi terlebih dahulu.3

Setelah terlihat pihak yang salah dalam kasus ini, pihak Discovery

Channel meminta maaf dan telah mencabut iklan yang beredar di Discovery

Channel. Walaupun masalah nya sudah selesai, kami sangat menyayangkan,

iklan hasil swasta ini telah melewati seleksi dalam pemerintah Malaysia dan

pihak Malaysia seharusnya pada saat itu dapat mencegah iklan tersebut

ditayangkan di Discovery Channel. Maka dari itu, kami menganggap bahwa

pihak Malaysia tidak mengikuti MoU yang telah di setujui kedua negara.

2
http://www.kemlu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=2700 diakses pada tanggal 15 Maret 2011
3
http://www.kemlu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=2700 diakses pada tanggal 15 Maret 2011

Anda mungkin juga menyukai