Anda di halaman 1dari 5

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

IDENTIFIKASI MIKROBA AIR LAUT


DI UJUNG GRENGGENGAN SEMENANJUNG MURIA

Oleh
Itjeu Karliana
Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN

ABSTRAK
IDENTIFIKASI MIKROBA AIR LAUT DI UJUNG GRENGGENGAN SEMENANJUNG
MURIA. Telah dilakukan karakterisasi mikroba air laut Ujung Grenggengan yang berlokasi di Semenanjung
Muria. Lokasi sampel berjarak 7 km dari pantai dengan kedalaman air 4,5 m. Tujuan penelitian adalah untuk
mengidentifikasi mikroba air laut di Ujung Grenggengan, kawasan pantai laut Muria. Identifikasi dilakukan
dengan metode isolasi mikroba, analisis kandungan unsur-unsur kimia, dan mengukur faktor fisiko-kimia air
lingkungan terhadap sampel air laut. Dari hasil identifikasi mikroba air laut di Ujung Grenggengan diperoleh
bahwa jumlah koloni bakteri pereduksi sulfat Desulfomonas pigra adalah 2x104 cfu/ml, bakteri patogen
Staphylococcus aures < 106 cfu/ml, dan jamur Aspergillus ustus < 106 cfu/ml. Kandungan unsur-unsur logam
yang teridentifikasi antara lain: Ca, Mg, K, Na, Ci- , SO42- , HCO32- dan Br- yang ditemukan dalam sampel air
laut akan menjadi sumber pembentukan kerak pada bagian dalam pipa atau permukaan luar komponen logam.
Adanya kandungan bakteri pereduksi sulfat disertai dengan kadar sulfat yang relatif tinggi dalam sumber air
baku untuk pasokan PLTN perlu diantisipasi.

Kata kunci: mikroba, bakteri pereduksi sulfat, morfologi

ABSTRACT
IDENTIFY OF THE UJUNG GRENGGENGAN MICROBES IN MURIA PENINSULA. Study of
microbes in Muria’s sea has been performed at sampling location of Ujung Grenggengan beach. The seawater
sample position is 7 km from beach and 4.5 m in depth. The objective of this study is to identify of microbes at
Ujung Grenggengan beach of Muria Sea. Implementation of the study attended by microbiologically isolation
method, analyze of elements, and physico-chemical measurement of water samples and environment parameter
such as pH. Identification results of bacteria are found sulfate reducing bacteria species Desulfomonas pigra
was 2x104 cfu/ml, pathogen bacteria Staphylococcus aures and mould an Aspergillus ustus is < 106 cfu/ml. The
elements content of seawater samples are obtained Ca, Mg, K, Na, Ci-, SO42-, HCO32- and Br-. The elements will
threat to form scaling in the innerside of pipes and outer surface of metal components. The existing of sulphate
reducing bacteria and relatively high concentration of sulphate in water supply to NPP should be anticipated.
Keywords: microbe, sulfate reducing bacteria, morphology
baku. Untuk itu dilakukan sampling air di lokasi
PENDAHULUAN Ujung Grenggengan lalu sampel air diisolasi secara
mikrobiologi kemudian diidentifikasi berdasarkan
Kebutuhan air baku untuk sistem instalasi sifat-sifat morfologi sel, fisiologi sel dalam
tidak hanya berasal dari air tanah tetapi juga akan pereaksi biokimia dan ciri-ciri biakan menurut
memanfaatkan pasokan air laut yang telah prosedur Bergey’s manual of the determinative
mengalami perlakuan. Daerah pantai telah dikenal
bacteriology[2].
sebagai hulu penampungan segala macam limbah
baik limbah industri, rumah tangga dan peternakan
/ pertanian. Oleh karena itu diperlukan suatu TEORI
pemantauan kualitas lingkungan air laut secara
Pengaruh mikroorganisme terhadap proses
mikrobiologi karena kemungkinan mengandung
korosi merupakan kejadian yang berlangsung
sejumlah pembawa virus, bakteri, jamur yang
secara berkelanjutan. Mikroorganisme yang
sebagian besar bersifat patogen maupun pemicu
berbentuk bakteri mampu berada di berbagai
korosif[1]. Dalam penelitian ini dilakukan
tempat baik melalui udara, bercampur dalam
karakterisasi mikroorganisme dan unsur-unsur
padatan dan berpindah tempat mengikuti aliran air
kimia yang terkandung dalam sampel air Ujung
atau melekat pada benda-benda yang cocok untuk
Lemah Abang di pantai laut Muria. Tujuan
tumbuh dan berkembang. Bakteri tumbuh dan
penelitian adalah untuk memperoleh data spesies
berkembang pada lingkungan karena adanya
bakteri / jamur dan kandungan unsur-unsur dalam
nutrien yang tersedia, suhu yang sesuai, keasaman
air pantai yang akan menjadi salah satu sumber air
atau kebasaan (pH) tempat tumbuh, kandungan

Vol.13 No. 2 Mei 2009 59


Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

udara dan kelembaban udara. Bakteri-bakteri dan cawan tuang. Kedua teknik ini berdasarkan
pemicu korosi seperti bakteri sulfur dalam sistem pada pengenceran organisme sehingga dapat
air adalah mikroorganisme yang dapat dipisahkan hanya spesies tertentu berada sebagai
menimbulkan korosi, perubahan warna dan sel tunggal. Dengan demikian dapat diperoleh ciri-
kerusakan materi. Dalam kondisi aerobik atau ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun
anaerobik bakteri dapat mereduksi sulfat menjadi serologis[5].
sulfida yang selanjutnya menimbulkan korosi pada
permukaan logam. Gabungan berbagai sel-sel
TATA KERJA
mikroorganisme atau biofilm melekat kuat pada
permukaan logam. Proses pelekatan ini disertai Peralatan dan Bahan
oleh penumpukan bahan-bahan organik yang Peralatan yang dipergunakan antara lain
diselubungi oleh polimer ekstraseluler[3,4]. laminair air flow, otoklaf, neraca analitik,
Mikroorganisme menempel pada permukaan mikroskop, inkubator, termometer, botol sampel,
logam melalui tiga tahap, pertama melekat pada coolbox, cawan petri, tabung biak, gelas piala, oven
permukaan lalu membentuk koloni kemudian dan jarum oase. Bahan-bahan yang dipergunakan
tumbuh membentuk koloni yang lebih besar. antara lain media nutrient agar, potato dextrose
Bakteri yang banyak diketahui yang mempengaruhi agar, sulphate API agar, akuades, etanol 70%,
korosi adalah bakteri pereduksi sulfat. Bakteri glukosa, sukrosa, fruktosa, maltosa, metil merah.
pereduksi sulfat dari jenis anaerob paling banyak
menimbulkan korosi yang mengubah sulfat menjadi Pengambilan sampel
sulfur. Mengingat sifatnya anaerob maka bakteri Telah ditetapkan lokasi sampling yaitu
menyerang peralatan yang berada didalam air, perairan Ujung Lemah Abang pada jarak air sampel
tanah atau cairan lain. Spesies desulfovibrio dari pantai 2 km dan kedalaman air sampel 4,5 m.
desulfuricans memperoleh energi dengan Pengambilan sampel dilakukan dengan botol
mereduksi sulfat dan pada saat yang bersamaan sampel 600 ml yang telah disterilkan dan diikat tali.
mengoksidasi bahan organik. Jenis mikroorganisme Botol yang telah berisi air hasil sampling
selain bakteri juga terdapat jamur/kapang, khamir, dimasukan ke dalam coolbox untuk menjaga agar
yang tersebar di lingkungan. Untuk mengetahui bakteri tidak mati kemudian dikirim ke
spesies suatu biakan mikroorganisme, perlu laboratorium untuk dianalisis.
dilakukan identifikasi. Tahap pertama melakukan
identifikasi adalah pengenalan ciri-ciri morfologi Prosedur Kerja[1,5,6]
mikroorganisme tersebut. Pengamatan morfologi Prosedur isolasi bakteri mengacu kepada
dilakukan secara makrokosmis maupun Cappucino dan Bergey’s manual. Kerangka
mikrokosmis. Untuk mengidentifikasi jamur dan penelitian kerja dijelaskan dalam Gambar 1. Dalam
bakteri disamping ciri morfologinya masih harus isolasi mikroba, sampel diinokulasikan kedalam
dilengkapi dengan sifat-sifat fisiologi dan reaksi cawan petri yang berisi medium sulphate API agar,
biokimia. Khusus untuk jamur pengamatan potato dextrose agar dan nutrient agar, lalu ditutup
dilakukan terhadap perubahan warna pada koloni, dan diinkubasikan dalam inkubator pada kisaran
keadaan permukaan koloni (rata, menggunung, suhu 30 - 37oC dan selama 48 jam sampai 96 jam.
seperti tepung, berbutir-butir, beludru atau seperti Hasil inkubasi lalu diperiksa karakteristiknya
kapas), ada tidaknya garis-garis radial, adanya garis berdasarkan morfologi sel (bentuk, penataan,
atau lingkaran konsentris, ada tidaknya kleistosia, ukuran, spora, reaksi Gram, motilitas, kapsul,
ada tidaknya exdate drops serta warnanya, ada pewarnaan khusus), ciri biakan (koloni, pigmen)
tidaknya bau yang khas, juga keadaan bagian dan ciri fisiologis (fermentasi glukosa, laktosa,
belakang koloni. Identitas beberapa jamur antara sukrosa, manitol, uji indol, merah metil, Voges-
lain, penicillium: hijau kebiruan, susunan konidia Proskauer, sitrat, reduksi nitrat, produksi H2S,
seperti sapu, dan aspergillus: hijau kebiruan hidrolisis pati, urease, katalase, koagulase). Koloni
dengan area kuning sulfur pada permukaannya. bakteri spesifik yang terbentuk dihitung dengan
Mikroba di lingkungan pada umumnya metoda total plate count dengan mengambil koloni
berada dalam populasi campuran, sulit ditemukan tiap cawan antara 30-300 koloni. Analisa spesies
mikroba dijumpai sebagai spesies tunggal. Untuk bakteri dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi,
itu dibutuhkan metode isolasi agar dapat Institut Teknologi Bandung.
mencirikan dan mengidentifikasi suatu
mikroorganisme tertentu. Pertama kali harus dapat
dipisahkan dari mikroorganisme lainnya yang
dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan
menjadi biakan murni. Terdapat dua metode untuk
memperoleh biakan murni yaitu teknik cawan gores

60
Vol.13 No. 2 Mei 2009
Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

Berdasarkan hasil pengukuran dan


identifikasi bakteri terutama terhadap bakteri
pereduksi sulfat dan bakteri patogen telah diperoleh
hasil seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Identifikasi Bakteri di Ujung Grenggengan


Jumlah
Jenis
Karakteristik Koloni
Mikroba
(cfu/ml)
Koloni berbentuk circular,
undulate, flat, transparent, tengah
menonjol, unpigmented. Sel
berbentuk batang, agak bengkok
(curved). Gram negatif, tidak
menghasilkan endospora. Uji
Desulfomon motilitas: motil, hidrolisis lemak:
8.1 x 104
as pigra negatif, fermentasi glukosa
,laktosa, inositol: negatif. Reduks
nitrat” positif. Katalase: negatif.
Produksi H2S: lemah, ada
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Kerja gas.Laktat: positif, asetat: positif,
Penelitian benzoat: negatif.
Koloni berbentuk circular, entire,
convex, transparent, putih. Sel
berbentuk batang. Gram:negatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tidak menghasilkan endospora. Uji
motilitas: motil. Uji metil merah:
Hasil pengamatan menunjukan perbedaan negatif. Uji Voger-Proskauer:
suhu pada kedalaman 4,5 m (28oC) dengan negatif. Uji Simmons sitrat:
permukaan (32oC) sebesar 4oC merupakan kondisi Staphylococ
negatif. Uji TSI: negatif. Hidrolisis
lemak: negatif. Hidrolisis pati: < 106
lingkungan hidup bakteri anaerob Desulfomonas cus aures
negatif. Hidrolisi gelatin: negatif.
pigra sebagai bakteri pantai. Perbedaan ini tidak Hidrolisis casein: negatif.
mempengaruhi spesies bakteri yang hidup dalam Fermentasi sukrosa,
habitat tersebut. Adanya bakteri pereduksi sulfat laktosa,glukosa: negatif. Reduksi
nitrat: positif. Produksi indol:
dari spesies Desulfomonas pigra menunjukkan negatif
kawasan perairan Ujung Grenggengan Koloni berbentuk filamen tous,
mengandung nutrisi yang diperlukan oleh bakteri abu-abu coklat, reverse merah
pereduksi sulfat dan pH air yang sesuai untuk jingga. Hifa bersepta, konidiofor
kehidupannya. Adapun bakteri Staphylococcus Aspergillus tegak, ujung konidiofor
aures dan jamur Aspergillus ustus merupakan bukti menggembung, membentuk
ustus*
adanya buangan limbah fecal yang berasal dari vesikel, pada vesikel terletak
sterignata, pada ujung sterignata
rumah tangga. Pengukuran parameter fisiko-kimia menempel konidia yang tersusun
dan air lingkungan diperoleh hasil seperti terlihat membentuk rantai konidia.
pada Tabel 1. * jamur tidak dihitung, sasaran penelitian pada bakteri

Tabel 1. Hasil Pengamatan dan Pengukuran Analisis kandungan unsur-unsur kimia


Parameter Lingkungan di Ujung Grenggengan menggunakan alat spektrofotometer Serapan Atom
No Parameter Hasil dan Titroprocessor diperoleh hasil seperti terlihat
1 pH air tepi pantai rata-rata 7 pada Tabel 3. Hasil identifikasi sampel secara
2 Jarak air sampel dari pantai (km) 7 visual dapat dilihat pada Gambar 2, Gambar 3 dan
Gambar 4.
3 Kedalaman air laut (m) 18
Gambar 2, adalah jenis mikroba termasuk
4 Kedalaman air sampel (m) 4,5 spesies bakteri pereduksi sulfat Desulfomonas
5 pH air kedalaman 4.5 m 7 pigra yang mempunyai karakteristik antara lain:
6 pH air permukaan 0 m 7 koloni berbentuk circular , flat, transparent,
unpigmented. Sel berbentuk batang, agak bengkok
7 Suhu air kedalaman 4.5 m (oC) 28
(curved), Gram negatif, tidak menghasilkan
8 Suhu air permukaan 0 m (oC) 32 endospora. Uji motilitas: motil.
9 Jam/waktu pengambilan (WIB) 13:30 Pada Gambar 3 adalah jenis bakteri patogen
10 Plankton (air sampel 10 liter) tiram dan kowek dari spesies Stapylococcus aures. Bakteri ini

Vol.13 No. 2 Mei 2009 61


Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

mempunyai karakteristik, koloni berbentuk Dalam pemanfaatan sumber air untuk


circular, undulate, transparent, putih. Sel instalasi perlu dipertimbangkan kualitas air
berbentuk batang. Gram negatif, tidak menurut peruntukannya yang sesuai dan penataan
menghasilkan endospora. Uji motilitas: motil. lingkungan sumber air yang berkesinambungan.
Pada Gambar 4 adalah jenis jamur dari Kandungan unsur-unsur logam dalam sampel air
spesies Aspergillus ustus. Jamur ini mempunyai laut diperoleh Ca, Mg, K, Na, Ci-, SO42- , HCO32-
karakteristik; koloni berbentuk circular, entire, dan Br. Kandungan unsur-unsur Ca, Mg,dan sulfat
convex, opaque, kuning. Sel berbentuk bulat. Gram akan menjadi sumber pembentukan kerak pada
positif, tidak menghasilkan endospora. Uji bagian dalam pipa atau permukaan luar komponen
motilitas: non motil, uji metil merah, positif, uji logam. Jika dibandingkan dengan komposisi air
Voges-Proskauer, negatif. laut di Ujung Lemah Abang maka kandungan
Teridentifikasinya bakteri patogen unsure-unsur di Ujung Grenggengan sedikit lebih
Stapylococcus aures dan jamur Aspergillus ustus tinggi tetapi tidak signifikan. Dengan asumsi
dalam sampel air merupakan bukti dari kandungan spesifikasi air pendingin sekunder RSG-GAS
limbah air yang berasal dari buangan rumah tangga sebagai pembanding maka kandungan bakteri SRB
/ manusia dan adanya proses pembusukan secara di Ujung Grenggengan masih rendah tetapi hasil ini
alamiah. Jika dilakukan pengambilan sampel ulang masih variatif sesuai dengan kondisi sampling.
maka bakteri yang teridentifikasi akan lebih variatif Adanya kandungan bakteri pereduksi sulfat dengan
karena kegiatan air pantai yang selalu berpindah / kadar sulfat yang relatif tinggi perlu diwaspadai
pasang-surut, adanya aktivitas penduduk, dan aliran jika pengambilan sumber air baku pasokan air
limbah air/padat. pembangkit energi nuklir dari lokasi sampling ini.

Tabel 3. Hasil Analisa Kandungan Unsur-


Unsur Kimia di Ujung Grenggengan*
Unsur Jumlah
Na 7696.35 ppm
Ca 240.94 ppm
Mg 1116.27 ppm
SO42- 772.62 ppm
Cl- 18300.00 ppm
HCO32- 26.05 ppm
K 252.85 ppm
Br- 630.86 ppm
*Instrumen analisis AAS dan Titroprocessor ada di
PTBN, Serpong
Gambar 3. Staphyllococcus aures

Gambar 4. Aspergillus ustus


Gambar 2. Desulfomonas pigra

62
Vol.13 No. 2 Mei 2009
Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Telah diperoleh spesies mikroba dalam 1. CAPPUCINO, JG., SHERMAN, N.,
sampel air laut Ujung Grenggengan, semenanjung “Microbiology: Laboratory Manual”, edisi ke
Muria yaitu bakteri pereduksi sulfat: desulfomonas 2, Benjamin / Cumming Publ. Co. Inc., USA,
pigra mengandung koloni 2.0 x 104 cfu/ml, bakteri 1987.
patogen, Staphylococcus aures dan jamur 2. HOLT, JG., KRIEG, NR., SNEATH, PHA.,
Aspergillus ustus < 106 cfu/ml. Kandungan sulfat STALEY, JT., “Bergey’s Manual of
yang relatif tinggi dalam air sampel akan menjadi Determinative Bacteriology”, edisi ke 9, The
potensi biokorosi terhadap komponen logam. Jenis- William & Wilkins Co. Inc., USA, 1994.
jenis mikroba tersebut akan selalu bervariasi sesuai 3. KARLIANA, I., “Identifikasi Mikroba Dalam
dengan kondisi lingkungannya berada. Oleh karena Air Pendingin Sekunder RSG-GAS”, PTRKN-
itu perlu studi lebih lanjut tentang pemilihan bahan BATAN, 2005.
komponen yang tahan terhadap korosi air laut, 4. FELIATRA, “Identifikasi Bakteri Patogen
biokorosi dan teknologi meminimalisasi kandungan (Vibrio sp.) di Perairan Nongsa Batam,
sulfat dalam pasokan air laut jika akan dilakukan Propinsi Riau”, Jurnal Natur Indonesia, Vol. 2,
pembangunan PLTN di Ujung Grenggengan. No. 1, pp. 28-33, 1999.
5. KONNEKE, M., WIDDEL, F., “Effect of
growth temperature on cellular fatty acids in
sulphate reducing bacteria”, Environmental
Microbiology, Vol. 5, No. 11, pp. 1064-1070,
November 2003.
6. BUCHANAN, RE., GIBBONS, F., “Bergey’s
Manual of Determinative Bacteriology”, edisi
ke 8, The William & Wilkin Co. Inc., USA,
1974.

Vol.13 No. 2 Mei 2009 63

Anda mungkin juga menyukai