Anda di halaman 1dari 10

PELAKU / TOKOH DRAMA:

Yunita Aryani : gadis sederhana dan baik


Sari Astarina : gadis yang sangat angkuh dan sombong
Sherly Maharani : (sahabat Yunita)
Silna Wati : (sahabat Sari)
Hengki Pratama : (cowok terfavorit di sekolah)

PERASAAN YANG SEMPAT TERPENDAM

Kisah ini terjadi ketika di Sekolah Menengah Atas (SMA). Di sebuah sekolah, ada seorang

gadis yang baik, pintar, sederhana, dan tidak sombong. Ia memiliki seorang sahabat yang

begitu dekat, baik, dan perhatian kepadanya. Mereka bagaikan saudara antara kakak dan

adik. Di sisi lain ada juga dua orang yang begitu dekat dan akrab. Tetapi sikap dan tingkah

laku mereka sangatlah jauh berbeda dengan gadis dan sahabatnya yang bagaikan saudara.

Mereka sangat angkuh, sombong, jahat, dan suka mencela orang. Ketika bel berbunyi,

semua siswa masuk ke kelas. Dan itu hari pertama di kelas XI.

Yunita : Sher…udah bel ni, masuk kelas yuk?

Sherly : O…iya. Udah bel. Yuk kita masuk.

(Sari dan Silna masuk dengan berlari dan sengaja menabrak Yunita dan Sherly).

Yunita : Aduh…!!! (terjatuh).

Sherly : Yun…, kamu gak apa apa?

Siapa sih…??

Sari : Upzz… Sory gak sengaja!!!

Sherly : Emang mata kamu dimana? Udah jelas-jelas kami yang mau masuk duluan.

Kenapa gak giliran aja sih, pasti masuk semua kok.

Silna : Hei… kunyuk!! Temen saya kan udah minta ma’af, kok kamu yang sewot.

Biasa ja dong, dia juga gak apa-apa. (sambil mendorong).

Yunita : udah …. udah! Udah Sher, aku gak apa-apa, yuk kita masuk.

Setelah jam pertama habis, bel istirahat berbunyi. Semua siswa beristirahat keluar kelas.

Sari : Aduh … capek banget nich, hari pertama aja udah belajar,

Sil, kita ke kantin yuk!


Silna : Makan ya? Traktik ya ri??

Sari : Ya iyalah makan, masak mau kencing?!

Gimana sih kamu. Ia deh saya traktir…

Sherly : Yun…istiharat kita mau kemana? Kamu gak mau kekantin??

Yunita : Ah…, gak maulah. Saya masih kenyang, tadi pagi udah sarapan.

Em…giman kalo kita ke perpus?

Sherly : ya udah deh kalau gitu, yuk!

(Cowok tampan dan terfavorit di sekolah istirahat dan pergi ke kantin)

Sari : (melihat dengan keheranan)

Sil…sil…, lihat geh… cowok ganteng itu mau makan.

Silna : Mana…sih?? Emang napa ini kan kantin.

Sari : Normal gax sih kamu?! Gak liat apa cowok seganteng dia.

Silna : Trus… kenapa? Jangan-jangan…kamu naksir dia ya? Ngaku aja deh.

Sari : Apa sih kamu. (senyum-senyum malu)

Waktu istirahat habis dan bel berbunyi. Semua siswa masuk ke kelas dan melanjutkan

pelajarannya. Setelah lama waktu berlalu, bel pun berbunyi yang menandakan waktu

pulang.

Sherly : Yun…, pulang duluan ya? Soalnya saya dijemput orang tua.

Coba aja rumah kita arahnya sama, kita pasti pulang bareng.

Yunita : Ya udahlah, gak pa-pa. Kamu pulang duluan aja. Saya pulang sendiri,

gak pa-pa kok…beneran… Da..da… Sampai besok (melambaikan tangan).

Yunita jalan pulang kerumah, tiba-tiba terdengar suara klakson, dan berhenti. Dan ternyata

cowok tampan di sekolah.

Hengky : Pulang bareng yuk…?

Yunita : Ah…, gak usah. Ntar ngerepotin.

Hengky : Siapa yang ngerepotin? Gak kok, kita kan satu arah pulangnya.

(Hengky dan Yunita pulang bersama).


Hengky : O…iya. Kita kan belum kenal, nama kamu siapa?

Nama saya Hengky, saya Yunita (saling berjabat tangan)

Hengky : Rumah kamu dimana? Masih jauh gak?

Yunita : Gak kok. Ini dah nyampek. Mampir dulu yuk? Kan cuacanya pasti haus.

Hengky : Ya udah…deh. (mampir)

Yunita : Ini minumnya. Silahkan diminum.

Hengky : Makasih. (minum)

O…iya, kamu tinggal sama orang tua?

Yunita : Iya…, bapak ibuku lagi pergi. Jadi saya tinggal dirumah sendiri.

Hengky : O…gitu. Ya udah. Saya pulang dulu ya. Sampai ketemu besok disekolah.

Yunita : Makasih udah mampir.

Keesokan harinya, semua siswa kembali sekolah dan melakukan berbagai macam kegiatan

seperti biasanya.

Sherly : (menyapa semua teman-teman) pagi…? Assalamu’alaikum.

(Yunita dan teman-teman lain menjawab).

Sari : Idih… pake Assalamu’alaikum segala. Sok alim!!

Silna : Cari perhatian tu!

Sherly : Maksud kalian berdua apa ya?

Sari : Pura-pura begok lagi! Mungkin begok beneran kali ya Sil?

Yunita : Ma’af… bukannya saya membela temen saya, tapi memang harus begitu.

Kalau masuk / keluar harus mengucapkan salam.

Sari : (mendorong) gak usah sok ngajarin saya deh!! Kamu pikir, kamu siapa?!

Pake otak donk, emang dengan ceramah kamu, saya bakal nurut gitu

dengan omongan kamu?? Sorry la yaw…, gak banget deh!

Silna : Bener banget tu sil! Hajar aja lagi 2 kunyuk ini.

Bikin mampus aja sekalian!

(Tiba-tiba cowok tampan datang)

Hengky : Kalian berdua apa-apaan sih?!


Temen udah susah, bukannya dibantu, malah dicaci!!

Sari : O…gak kok. Bukan kami yang salah.

Mereka duluan tuh yang bikin gara-gara!

Silna : Ya! Bener tu, mereka duluan kok.

Sherly : Mereka bohong…! Semua itu gak bener. Mereka duluan kok.

Yunita : Sudah…udah. Jangan berantem lagi.

Hengky : Ya sudah! Denger tu apa kata Yunita. Nyadar dikit kenapa?!

Kalian berdua tu dah dewasa. (menatap Sari dan Silna)

Hengky : Kalian gak apa-apa? (bertanya dengan Sherly dan Yunita)

(Sherly dan Yunita menjawab: gak kok. Gak apa-apa)

Yunita : Makasih ya… tadi dah bantuin.

Hengky : Ya… sama-sama.

Setelah kejadian itu, hari demi hari terlewati, waktu terus berjalan. Kedekatan seorang

gadis sederhana, baik dan cowok tampan terfavorit disekolah semakin dekat. Tetapi disisi

lain, seorang gadis yang angkuh dan sahabatnya tidak senang dengan keakraban mereka.

Mereka berdua selalu mencar-cari masalah untuk menjauhkan gadis sederhana dan cowok

tampan tersebut. Pada saat itu, mereka berdua belum dikatakan ada hubungan special,

hanya sekedar teman biasa yang saling tukar pikiran, tanya-menanya masalah pelajaran.

Suatu hari, gadis sederhana itu mulai merasakan perasaan kepada cowok tampan tersebut.

Namun rasa itu ia simpan sendiri.

Hengky : Yun… istirahat kita ke perpus yuk? Cari buku untuk tugas.

Sherly : Mau aja dech…, Yun? Kan sama cowok ganteng.

Yunita : Apa sih Sherly ini? Ya udah, iya nanti kita ke perpus.

(bicara / menjawab kepada Hengky)

Sherly : Nah … gitu donk?

Silna : Ee… kunyuk! Saya dengar si kunyuk temen kamu itu mau ke perpus ya

ma cowok ganteng?!
Sherly : Trus kenapa? Ada hubungannya dengan kamu?

Silna : Jelas ada donk!, jangan ngarep dech si kunyuk temen kamu itu bisa

bersama ma cowok ganteng.

Soalnya…Cuma Sari temen saya yang pantas dengannya.

Sherly : O…iya. (sambil pergi).

Silna : Ee… kok pergi! Dasar kunyuk.

(Tiba-tiba buku yang dipinjam di perpus terjatuh dari tangan Yunita)

Yunita : Aduh… (Hengky membantu dan saling bertatapan).

Hengky : Ini buku kamu?

Yunita : Ya, makasih

(dalam hati sangat senang dan sepat berpikir ingin jadi pacarnya).

(Sari datang mengagetkan)

Sari : Hayo…!! Apa-apaan sih kalian berdua? (lalu menarik tangan Hengky).

Kita pinjam buku yang aja yuk?

Hengky : Apa sih kamu?!

Yunita : Yah…udah. Temenin aja dia. Saya gak pa-pa kok.

Sari : Ayo gech…! Dia ditinggal gak pa-pa kok. (pergi).

(Keesokan harinya, terjadi suatu hal yang tak terduga)

Hengky : Yun… boleh kita bicara berdua?

Yunita : Boleh, mang mau ngomong apa?

Hengky : Nanti juga kamu tau, gak pa-pa kan Sher, kami tinggal dulu.

Sherly : O…gak pa-pa. pergi aja. Silahkan.

Hengky : Yun, saya mau kamu lebih buat saya.

Yunita : Maksud kamu apa?

Hengky : Saya ingin kamu lebih dari seorang teman buat saya. Apakah kamu mau?

Yunita : Tapi…, gimana dengan Sari? Bukankah dia suka sama kamu?

Saya gak mau nyakitin perasaannya.

Hengky : Saya dengan dia gak da pa-pa kok?!.


Yunita : Tapi…?! Saya rela kamu bersamanya.

Hengky : Udah, sekarang kamu tinggal jawan Ya / tidak.

(Tiba-tiba Sari datang)

Sari : Cukup…! Gak…!! Ini gak mungkin! Kamu tu milik saya.

Gak ada seorangpun yang bias milikin kamu.

Hengky : Kamu sadar gak sih? Kenapa saya gak suka denganmu?

Kamu tu jahat, sombong!!.

Sari : Tapi…, saya suka denganmu. Saya rela berubah demi kamu.

Yunita : Benar apa yang Sari bilang. Kamu memang pantas dengannya. (pergi)

Hengky : Yun…tunggu! Ini semua gara-gara kamu. (bicara dengan Sari).

Sari : Hee…tunggu! (berteriak dan memegang tangan Hengky).

Saya suka sama kamu. Demi kamu saya akan melakukan apapun

yang kamu mau.

Hengky : Emang omongan kamu bisa dipercaya?!

Saya gak akan terjebak dengan rayuan manismu itu.

Saya hanya mencintai seorang wanita yang sederhana dan tulus sama saya.

Sari : Saya mohon…, beri saya kesempatan.

Saya akan berubah menjadi apa yang kamu maksud.

Hengky : (Diam sejenak dan berfikir). Baiklah saya beri kamu kesempatan.

Tapi ingat kalau kamu berbuat satu kesalahan lagi.

Saya gak akan maafin dan anggap saja kita gak pernah kenal.

“camkan itu!”.

Sari : Iya h…, saya janji. Saya akan melakukan semua yang kamu mau.

(Hengky pergi meninggalkan Sari)

(Yunita kembali ke kelas dengan wajah yang tampak sedih dan murung).

Sherly : Yun… gimana tadi? Hengky ngomong apa sama kamu? Kok kamu sedih.

Emang dia nyakitin perasaan kamu ya?

Yunita : Gak kok, saya gak pa-pa. Siapa yang sedih…


Dia tadi cuma mau pinjam buku saya untuk tugas!

Sherly : Masak sih, Cuma pinjem buku? Kok gak disini aja? Kamu bohong ya?

Ayo donk cerita. Ada apa sih?

Yunita : Sebenarnya…h… Tadi nyatain perasaannya ke saya, tapi saya nggak mau

nyakitin perasaan Sari. Karena saya tau Sari juga suka ma dia.

Jadi lebih baik saya mengalah.

Sherly : Loch…koq gitu Yun…? Kenapa gak kamu jawab iya aja?

Saya salut dengan kamu. Kamu slalu mementingkan perasaan orang lain

dibanding perasaan kamu sendiri.

(Tiba-tiba Silna datang)

Silna : Ehm…Ehm… (batuk-batuk)

Kayaknya ada yang lagi sedih ni…, cintanya ditolak sama cowok ganteng.

Sherly : Maaf ya… Bisa diam gak? Teman saya ini lagi sedih.

Jadi tolong donk jangan dibikin tambah sedih.

Silna : Oh …, Ya dech. Kunyuk!! Saya diam.

Tapi…, kayaknya emang pantas dech, temen kamu tu ditolak.

Soalnya tampangnya pas-pasan. (ketawa terbahak-bahak, kemudian pergi).

Sementara itu, Sari sedang berusaha untuk mengubah sikapnya, ia mencari-cari perhatian

agar cowok tampan tertarik padanya. Sahabatnya pun turut membantu. Namun karena

mereka melakukan dengan jalan yang mudah dan cepat, semua usaha yang mereka lakukan

sia-sia, sebab mereka hanya berlaku baik jika didepan cowok tampan saja. Namun jika

tidak ada, mereka dengan leluasa mencaci dan menyakiti gadis sederhana dan sahabatnya

yang mereka anggap sebagai saingan berat untuk mendapatkan cowok tampan tersebut.

Sari : Sil… menurut kamu, saya harus gimana?

Biar cowok ganetng itu suka sama saya?

Silna : Menurut saya sih, kamu harus kayak kunyuk sederhana itu.

Soalnya dengan penampilan yang begitu, pasti dia tertarik sama kamu.
Sari : Ha…!! Gak salah?? Saya harus kayak cewek dungu itu?

Yang ramah, sopan, gitu?

Silna : Iya…, soalnya cuma itu satu-satunya cara agar kamu bisa dapetin

cowok tampan itu.

Silna : Ya dech…! Saya akan lakukan demi yang saya inginkan!.

Ketika Yunita sedang lewat, Silna dengan sengaja membuatnya jatuh dan seolah-olah Sari

menolongnya. Dan kejadian itu dilihat cowok tampan.

Yunita : Aduh…!

Sari : Kamu gak pa-pa Yun?

Yunita : (Bingung / heran sama Sari). Gak kok. Saya gak pa-pa.

Sari : Ya ampun Silna. Kamu sengaja ya? Kan kasihan, Yunita jatuh.

(sambil mengedipkan mata pura-pura kepada Silna)

(Tiba-tiba cowok tampan datang).

Hengky : Kamu gak pa-pa Yun?

Yunita : Gak… saya gak pa-pa. soalnya Sari tadi uah bantuin saya.

Hengky : O… Baguslah kalau dia dah berubah ma kamu.

Suatu hari, Sari dan Silna merasa belum puas dengan apa yang mereka lakukan terhadap

gadis sederhana itu. Mereka menjebaknya, namun sayang perbuatan mereka diketahui oleh

cowok ganteng.

Silna : Ri…, gimana kalau kita ngerjain cewek kunyuk itu, mau gak?

Sari : Ide bagus tu! Tapi apa yang kita lakukan.

Silna : Sini dech Ri…. (menarik dan mengambil uang Sari dalam kantong).

Sari : Loch…, buat apa Sil? Itukan uang saya kok kamu ambil sih?!

Silna : Hus…!, jangan keras-keras. Ntar ketahuan orang.

Duit kamu gak kan saya ambil, tapi mau saya tarok di tas cewek kunyuk itu.

Sari : O…iya. Saya tau maksud kamu apa?


(Dengan tidak sengaja Sherly sahabatnya mengetahui perbuatan mereka, namun secara

diam-diam ia belum menceritakannya).

Sari : (pura-pura bingung). Uang saya mana yach? Kamu tau gak Sil?

Silna : Duit kamu…? Emang kamu taroh dimana?

Sari : Tadi ada kok! Beneran…

Silna : Temen-temen…, pengumuman, ada yang liat duit Sari gak…?

Gimana kalau kita periksa tas kalian satu-persatu.

Siapa tau mang ada yang ngambil.

Sherly : Ya udah…, periksa aja lagi! Yang pasti kami berdua gak mengambilnya.

(Sari dan Silna memeriksa)

Silna : Ini duit kamu bukan Ri? Saya temukan di tas kunyuk ini.

(menunjuk Yunita)

Sari : Ya…bener. Itu uang saya.

Yunita : Gak … itu gak bener. Aku gak mengambilnya.

Silna : Maling mana ngaku sih! Udah ngaku aja dech!? Dasar maling!!!

(Semua teman-teman menyoraki Yunita)

Sherly : Stop…! Temen-temen…cukup! Yunita gak bersalah.

Dia hanya dijebak sama mereka.

(Mendengar suara gaduh / ribut. Tiba-tiba cowok tampan itu datang).

Hengky : Ada apa sih?? Kok ribut-ribut.

Silna : Iya nich…, si Yunita tu…maling duit Sari.

Sari : Ya bener. Dia mengambil duit saya. Trus di taruh di tasnya.

Sherly : Gak… Mereka berdua bohong!!

Tadi saya gak sengaja dengar mereka ingin ngerencanain ini semua.

Biar kamu benci sama Yunita dan memilih Sari.

Hengky : Bener tu Sari??? Jawab dengan jujur. Kamu jangan bohong!


Sari : Sebenarnya…, memang saya yang ngejebak Yunita.

Tapi itu semua demi kamu!!!

Hengky : Apa…?! Kamu bilang demi saya?? Tapi cara kamu salah.

Kamu ingat dengan janji kamu? Saya gak akan maafin dan kenal kamu lagi!

Sari : Gak… itu kan kan terjadi. Saya mohon maafin saya!. Saya ngaku…

saya bersalah. Saya sadar, semua yang saya lakukan itu gak benar.

Hengky : Gak…! Saya gak kan pernah maafin kamu!

Yunita : Sebaiknya kamu ma’afin aja dia. Saya sudah gak pa-pa.

Hengky : Tapi…. Yun. Dia sudah keterlaluan sama kamu!

Sari : Yunita…, Saya tau kamu pasti berat untuk maafin saya.Tapi saya mohon…

tolong dengan sangat menyesal, saya minta maaf sama kamu.

Yunita : Udah..udah Ri. Saya gak pernah sedikitpun dendam dan benci sama kamu.

Saya sudah ma’afin semua kesalahan kamu.

Sari : Bener Yun? Makasih ya… kamu memang sangat baik.

Hengky : Sungguh besar hatimu Yun. Dengan mudahnya kamu mema’afkannya.

Yunita : Kalau gitu, kamu juga harus mema’afkannya.

Hengky : Iya deh… saya ma’afin.

Sari : Makasih ya Yun, hengky. Kalian berdua memang cocok.

Saya rela kalian berdua bersatu. Giman teman-teman…???, setuju gak???

(Sherly, Silna, dan yang lain menjawab setuju).

Sari dan Silna : O…iya. Ma’afin kami berdua yan Sher. Terutama saya (ucap Silna).

Sherly : Ya… udah saya ma’afin kok.

Akhirnya, Sari dan Silna menyesal dengan apa yang mereka lakukan. Mereka meminta

ma’af dan Sari merelakan Yunita dan Hengky bersatu. Suasana pun menjadi terharu

bercampur senang.

Anda mungkin juga menyukai