Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

TEKNOLOGI PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR

“Pengelolaan Limbah Cair di IPAL Sewon,Bantul dengan Pembanding


IPAL Bojongsoang, Bandung”

Oleh :
Deny Reynaldy
Rahmadany 10/310492/PTK/07272
Desi Erlita 10/310492/PTK/07269
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SEWON BANTUL
(Pembanding : IPAL Bojongsoang, Bandung)

Upaya pengelolaan limbah domestic di Kota Yogyakarta telah dimulai sejak tahun
1936 dengan dibangunnya jaringan pembuangan air limbah sepanjang +110 Km. Kemudian
pada tahun 1994-1995 dengan menmanfaatkan jaringan yang telah ada, dibangun Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpusat di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul di atas
lahan seluas 6,7 Ha.
IPAL SEWON melayani pengelolaan limbah cair domestic dari 3 wilayah meliputi
seluruh Kota Yogyakarta, sebagian wilayah Kabupaten Sleman (5 Kecamatan ) dan sebagai
wilayah Kabupten Bantul (3 Kecamatan), merupakan wilayah aglomerasi perkotaan
Yogyakarta yang lazim disebut KARMANTUL.

Kapasitas desain IPAL SEWON dapat melayani 18.400 pelanggan, namun saat ini baru
dimanfaatkan sekitar 40% (7.700 pelanggan) dengan proyeksi dapat mengolah limbah cair
dimestik sebesar 110.000 m³/hari sampai dengan tahun 2012.

Tugas Balai IPAL adalah menyelanggarakan pengelolaan air limbah rumah tangga dengan
fungsi antara lain :

 Pengelolaan sistem jaringan utama dan pengoperasian sarana dan prasarana Instalasi
Air Limbah
 Pelaksanaan Pemantauan dan Pengendalian Air Limbah Rumah Tangga
 Pelaksanaan Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga
 Pelaksanaan pemantauan dan pengendalian air limbah rumah tangga

Literatur Review
Pengolahan air limbah dapat dibagi dalam 3 tingkatan:

1. Pengolahan secara fisika


a. Penyaringan ( filtrasi)
Bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan
lumpur dan pasir serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air.
b. Sedimentasi (pengendapan)
Pada prinsipnya benda yang berat akan mengendap terlebih dahulu. Setelah
pengendapan, endapan dapat dipisahkan/dikeluarkan dari bak sedimentasi.
c. Absorbsi (penyerapan) dan adsorpsi (pengikatan ion bebas)

(2) Pengolahan secara kimia


a. Koagulasi
Koagulasi merupakan proses penggumpalan melalui reaksi kimia. Reaksi koagulasi
dapat berjalan dengan penambahan zat pereaksi (koagulan) sesuai dengan zat terlarut,
antara lain kapur, tawas dan kaporit.
b. Aerasi
Aerasi merupakan suatu sistem oksigenasi melalui penangkapan O2 dari udara pada
air olahan yang akan diproses. Tujuannya agar O2 di udara dapat bereaksi dengan
kation dan menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat
mengendap.

(3) Pengolahan secara biologi


Senyawa-senyawa organic yang ada dalam air limbah dapat diurai dengan bahan
pengurai bakteri atau memelihara tanaman yang dapat menurunkan populasi bakteri.

Operasional IPAL Sewon, Bantul


Limbah Rumah Tangga Jaringan Perpipaan

Pompa Ulir

Bak Pengendap Kolam Kolam Outlet/


Bak Pembagi
Pasir Fakultatif Pematangan Sungai Bedog

Bak Penampung /
Pengering Lumpur

Tabel 1. Data Teknis Fasilitas IPAL Sewon

Data Teknis
1. Kapasitas Instalasi 15.500 m3.hari 4 Kolam Fakultatif
179,4 lt/dt 2 Kolam Pematangan
2. Rumah Pompa 10,7 m3/det x 3 unit 2 Unit operasional
1 Unit cadangan
3. Bak pengendap pasir 2m x 9m x 1,2m x 2 unit 60 detik (waktu penyimpanan)
4. Kolam Fakultatif 77m x 70m x 4m x 4 unit 5,5 hari (waktu penyimpanan)
5. Kolam Pematangan 78m x 70m x 4m x 2 unit 1,3 hari (waktu penyimpanan)
6. Bak pengering lumpur 34m x 232m x 0,5m 4.000 m3
7. Fasilitas gedung 390 m2 Kantor, Laboratorium, dll
(Sumber : Brosur IPAL Sewon Bantul)
Data Kualitas :
Dari hasil penelitian kualitas air dan membandingkan dengan persyaratan air bersih yang
ditentukan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 214/KPTS/1991 (table 2).
Tabel 2 : hasil pemeriksaan unsur yang terkandung dalam air dan syarat baku mutunya
Pembanding : IPAL Bojongsoang, Bandung

Data Umum:
Lokasi : Bojongsoang, Kota Bandung
Luas Area Fasilitas IPAL : 85 Ha
Kapasitas Pelayanan : 400.000 kepala keluarga
Kapasitas Maksimum : 243.000 m3 limbah cair domestik per hari
Proses Pengolahan : Fisika dan Biologi

a. Unit pengolahan fisika


1. Saringan kasar ( bar screen ) : untuk sampah berukuran lebih dari 50 mm
2. Pompa ulir ( screw pump ) : untuk memompa air dari bak penampung ke grit chamber
3. Saringan halus ( mechanical bar screen ) : untuk menyaring sampah yang dihasilkan
oleh saringan halus
4. Screening press : untuk memadatkan sampah yang dihasilkan sampah yang
dihasilkkan oleh saringan halus
5. Grit chamber : untuk memisahkan pasir dari air buangan yang pengoprasiannya secara
mekanik
6. Grit rake : unruk melakukan pengerukan pasir yang terkumpul pada grit dischare
pocket

b. Unit pengolahan biologi


Berupa kolam-kolam pengolahan biologi yang terdiri dari dua set A dan set B.
Masing-masing memiliki 7 buah kolam untuk setiap setnya. Setiap rangkaian kolam terdiri
dari proses anaerobik, proses fakultatif dan proses maturasi yang akan dijelaskan sebagai
berikut :
1. Proses anaerobik
Merupakan upaya penurunan bahan organik dengan bantuan mikroba anerob.
Karakteristik kolam anaerobik sebagai berikut :
 Debit : 80.835 m3 / hari
 BOD influent : 360 mg / l
 BOD effluent : 144 mg / l
2. Proses fakultatif
Upaya penurunran bahan organik secara anaerob dan aerob untuk stabilisasi air
buangan. Karakteristik kolam fakultatif adalah sebagai berikut :
 Debit : 80.835 m3 / hari
 BOD influent : 144 mg/l
 BOD efluent : 50 mg/l
3. Proses maturasi / pematangan
Merupakan pematangan air buangan sebagai penyempurnaan dari kualitas effluent
akhir sesuai dengan standar baku mutu sebelum dibuang. Karakteristik kolam maturasi
adalah sebagai berikut :
 Debit : 80.835 m3 /hari
 BOD influent : 50 mg/l
 BOD efluent : 30 mg/l
Skema proses pengolahan limbah oleh IPAL Bojongsoang

Kendala dan Permasalahan yang ada di IPAL Bojongsoang, Bandung

Permasalahan yang sering dihadapi di IPAL Bojongsoang antara lain pencemaran limbah
industri dan industri rumah tangga pada saluran air kotor, akumulasi logam berat pada
lumpur, campur tangan masyarakat pada IPAL ( penanaman ikan pada kolam, pengambilan
air kolam, dan kerusakan fasilitas instalasi ).

Perbandingan IPAL Sewon-Bantul dan IPAL Bojongsoang-Bandung


PEMBANDING IPAL SEWON IPAL BOJONGSOANG
Kapasitas 15.500 m3/hari 80.000 m3/hari

Proses Pengolahan Secara Konvensional Secara Konvensional

Hasil Pengolahan Air Dibuang ke Sungai Bedog Dibuang ke Sungai Citarum


KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengolahan limbah cair domestik oleh fasilitas IPAL Sewon, Kabupaten Bantul dan
IPAL Bojongsoang, Bandung telah berjalan dengan baik, walaupun masih ada kendala-
kendala dalam pelaksanaannya, seperti adanya indikasi pembuangan limbah oleh industri
kecil dalam saluran perpipaan. Metode pengolahan limbahnya secara Konvensioanl yang
memerlukan lahan luas.

Selain masalah diatas, air hasil olahan IPAL hanya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan
irigasi. Air hasil olahan IPAL belum layak digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih
karena belum memenuhi syarat baku mutu air bersih.

B. Saran

1. Diperlukan kontrol yang lebih baik agar industri tidak membuang langsung air
limbahnya ke IPAL
2. Pada IPAL Sewon, hasil dari pemeriksaan Laboratorium, air keluaran dari kolam
fakultatif yang dibuang ke Sungai Bedog masih mengandung unsur merkuri dan
pencemar lain. Untuk itu diperlukan pengolahan lanjutan misalnya dengan pembuatan
wetland, dengan memanfaatkan luasnya lahan yang ada.
3. Perlunya memaksimalkan pelayanan pelanggan agar penanganan limbah cair domestik
di wilayaha KARTAMANTUL bisa diatasi dengan baik mengingat saat ini IPAL
Sewon baru memanfaatkan 40 % dari yang seharusnya dilayani.
4. Pemanfaatan sludge belum maksimal. Seharusnya sludge dapat dimanfaatkan minimal
untuk pembuatan taman hijau di lokasi IPAL yang saat ini terasa gersang.

Anda mungkin juga menyukai