X7 / 11
A. PENGERTIAN
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan
planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di
atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer
tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut.
Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer
mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari
saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang
dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon
(0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer
melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan
mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari
permukaan planet.
B. LAPISAN-LAPISAN ATMOSFER
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk
menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang
dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain,
lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam
lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan
kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut
sekitar 27 derajat Celsius, dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Dan setiap kenaikan
100m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi
peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dsb.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena
permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara.
Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari
sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan
dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Di antara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopause, yang
membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer.
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11
km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu - 70oF atau
sekitar - 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang
tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi
di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan
ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah
semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan
ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC
pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan
berikutnya.
Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju
lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai
menjadi sekitar - 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas
permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk
dari kristal es.
Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai
termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar
1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan
reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer,
yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna
untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.
1. Lapisan Udara Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat
terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan
HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar –
70° C sampai +50° C .
2. Lapisan udara F Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
APPLETON.
3. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya
lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga
suhunya mencapai 1200° C .
Eksosfer
Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya
matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal
Nitrogen ( )
Oksigen ( )
Argon ( )
Air ( )
Ozon ( )
Karbondioksida ( )
a. MACAM-MACAM IKLIM
Terjadinya iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan karena rotasi dan revolusi
bumi dan adanya perbedaan garis lintang. Beberapa macam iklim antara lain:
1. Iklim Matahari
Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari
yang diterima oleh permukaan bumi.
Pembagian daerah iklimnya adalah (lihat gambar 12):
3. Iklim Koppen
Iklim ini paling banyak dipergunakan orang. Klasifikasinya berdasarkan curah hujan dan
temperatur. Koppen membagi iklim dalam 5 daerah iklim, dinyatakan dengan simbol huruf.
Iklim A (Iklim Hujan Tropis) Temperatur bulan terdingin tidak kurang dari 18oC,
curah hujan tahunan tinggi, rata rata lebih dari 70 cm/tahun. Tumbuhan beraneka
ragam.
Iklim B (Iklim Kering/Gurun) Terdapat di daerah gurun atau semiarid (steppa), curah
hujan terendah 25,5 mm/tahun. Penguapan besar.
Iklim C (Iklim Sedang)
Temperatur bulan terdingin 18oC sampai –3oC.
Iklim D (Iklim Salju atau Mikrothermal) Suhu rata-rata bulan terpanas lebih dari 10oC,
sedangkan suhu rata rata bulan terdingin – 3oC.
Iklim E atau iklim Kutub Terdapat di diderah Arctic dan Antartika. Suhu tidak pernah
lebih dari 10oC. Tidak mempunyai musim panas yang benar-benar panas.
Iklim Af adalah iklim A dengan curah hujan bulanan 60 mm. Hujan sepanjang tahun.
Iklim Aw adalah tipe iklim A yang memiliki musim kering yang panjang (Savana).
Iklim Am adalah peralihan antara Af dan Aw. Persediaan air tanah cukup sehingga
vegetasi tetap.
5. Iklim Oldeman
Seperti halnya metode Schmidt-Ferguson, metode Oldeman (1975) hanya memakai unsur
curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim. Bulan basah dan bulan kering secara berturut turut
yang dikaitkan dengan pertanian untuk daerah daerah tertentu. Maka penggolongan iklimnya
dikenal dengan sebutan zona agroklimat (agro-climatic classification). Misalnya jumlah curah
hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah,
sedangkan untuk sebagian besar palawija maka jumlah curah hujan minimal yang diperlukan
adalah 100 mm tiap bulan.
Musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu
musim. Dalam metode ini, bulan basah didefinisikan sebagai bulan yang mempunyai jumlah
curah hujan sekurang-kurangnya 200 mm. Meskipun lamanya periode pertumbuhan padi
terutama ditentukan oleh jenis yang digunakan, periode 5 bulan basah berurutan dalam satu
tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam.
Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat menanam padi sebanyak 2 kali masa tanam.
Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak dapat membududayakan padi tanpa
irigasi tambahan.
6. Iklim F. Junghuhn
Junghuhn mengklasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan kehidupan
tumbuh-tumbuhan, seperti yang terlihat pada gambar 14.
1. Daerah panas/tropis
Tinggi tempat : 0 - 600 m dari permukaan laut.
Suhu : 26,3o C - 22o C.
Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat.
2. Daerah sedang
Tinggi tempat : 600 m - 1500 m dari permukaan laut.
Suhu : 22o C - 17,1o C.
Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran.
3. Daerah sejuk
Tinggi tempat : 1500 - 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 17,1o C - 11,1o C.
Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
4. Daerah dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 11,1o C - 6,2o C.
Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.
Pola umum curah hujan di Kepulauan Indonesia dapat dikatakan sebagai berikut:
1. Pantai barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak dari pantai
timur.
2. Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT merupakan barisan pulau-pulau yang panjang dan
berderet dari barat ke timur. Pulau-pulau ini hanya diselingi oleh selat-selat yang
sempit, sehingga untuk kepulauan ini secara keseluruhan tampak seakan akan satu
pulau, sehingga berlaku juga dalil, bahwa di sebelah timur curah hujan lebih kecil,
kalau dibandingkan dengan sebelah barat. Sebelah barat dari jejeran pulau ini adalah
pantai Barat Jawa Barat.
3. Selain bertambah jumlahnya dari timur ke barat, hujan juga bertambah jumlahnya dari
dataran rendah ke pegunungan, dengan jumlah terbesar pada ketinggian 600 - 900 m.
4. Di daerah pedalaman semua pulau, musim hujan jatuh pada musim Pancaroba,
demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar-besar.
5. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak D.K.A.T.
6. Saat mulai turunnya hujan juga bergeser dari Barat ke Timur. Pantai Barat Pulau
Sumatera sampai Bengkulu, mendapat hujan terbanyak bulan November. Lampung,
Bangka, yang letaknya sedikit ke timur, pada bulan Desember. Sedangkan Jawa (utara),
Bali, NTB, NTT pada bulan Januari-Februari, yang letaknya lebih ke timur lagi.
7. Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah mempunyaimusim
hujan yang berbeda, yaitu Mei-Juni. Justru pada waktu bagian lain Kepulauan
Indonesia ada pada musim kering. Batas wilayah hujan Indonesia Timur kira-kira
terdapat pada 120o bujur timur.
F. Cuaca dan Iklim
Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak,
dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen
atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan
hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada
apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode
cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam
studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan
keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.
Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfer yang
sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu
udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur
ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya
pengendali-pengendali iklim. Pengendali iklim atau faktor yang dominan menentukan
perbedaan iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain menurut Lakitan (2002)
adalah (1) posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang), (2) keberadaan lautan
atau permukaan airnya, (3) pola arah angin, (4) rupa permukaan daratan bumi, dan (5)
kerapatan dan jenis vegetasi. Gambar dibawah adalah gambar dari sistem iklim.
Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks
yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini
berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada
porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima
oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk
suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi
atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses
tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada
kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan
distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan
serta pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung dengan
penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan
seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim
dari kondisi normal.
Cuaca dan iklim memiliki unsur-unsur yang sama, antara lain, suhu udara, tekanan udara,
kelembapan udara, arah dan kecepatan angin, curah hujan, dan awan.
1) Suhu udara (Temperatur)
Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer yang
dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur.
2) Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang ditimbulkan oleh beratnya lapisan udara. Tekanan udara di
suatu daerah dari waktu ke waktu senantiasa mengalami perubahan. Satuan yang digunakan
untuk mengukur tekanan udara dinyatakan dengan milibar (mb). Ahli meteorologi mengukur
tekanan udara dengan menggunakan barometer.
3) Kelembapan Udara
Kelembapan udara adalah banyak sedikitnya uap air yang terkandung dalam udara. Alat yang
digunakan untuk menghitung kelembapan udara adalah hygrometer
4) Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan maksimum ke tekanan minimum. Sesuai
dengan hukum Buys Ballot, “Angin bergerak dari daerah maksimum ke daerah minimum dan
di belahan bumi utara berbelok ke kanan, serta di belahan bumi selatan berbelok ke kiri”.
Apabila gerakan angin itu terjadi secara vertikal disebut current, sedangkan gerakan angin
yang tidak teratur disebut turbulensi. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin
dinamakan anemometer, satuan yang digunakan adalah knot per jam.
5) Awan
Awan adalah kumpulan tetesan air di udara. Awan terjadi karena adanya pengembunan
(kondensasi) uap air di udara yang melampaui titik jenuh.
6) Hujan
Panas matahari menyebabkan air di permukaan bumi menguap. Air di permukaan bumi yang
terdapat di laut, danau, rawa, sungai, salju, kolam, tambak, sawah, dan tanah yang basah
mengalami penguapan menyebabkan udara menjadi lembap. Apabila penguapan ini terjadi
terus-menerus, uap air akan berubah menjadi awan. Pembentukan awan yang terjadi terus-
menerus menyebabkan awan menjadi semakin tebal, lalu berubah menjadi butir-butir air dan
akhirnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.