NPM : 260110080090
SPEKTROFOTOMETER UV-Vis
A. PRINSIP
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang
menggunakan sumber radiasi elektromagnetik unltrafiolet dekat (190 – 380 nm) dan
sinar tampak (380 -780 nm) dengan memakai instrumentasi spektrofotometer.
Radiasi ultaviolet jauh (100-190 nm) tidak dipakai sebab dareah tersebut diabsorbsi
oleh udara. Ada kalanya spektrofotometer UV-Vis yang beredar di pasaran
memberikan rentang pengukuran panjang gelombang 190 – 1100 nm. Hal ini perlu
diperhatikan karena daerah diatas 780 nm merupakan daerah radiasi inframerah.
Oleh karena itu pengukuran yang dilakukan pada daerah panjang gelombang diatas
780 nm harus menggunakan detektor yang sensitif terhadap radiasi inframerah.
Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis adalah ketika suatu molekul diberikan
suatu energi berupa radiasi sinar ultraviolet dan sinar tampak yang cukup pada
panjang gelombang tertentu maka akan terjadi transisi elektronik. Dengan demikian
spektra ultraviolet dan spektra tampak sebagai spektra elektronik. Keadaan energi
yang paling rendah disebut keadaan dasar (ground state). Transisi-transisi elektronik
akan meningkatkan energi molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat
energi tereksitasi. Jika suatu molekul sederhana dikenakan radiasi elektromagnetik
maka molekul tersebut akan menyerap rradiasi elektromagnetik yang energinya
sesuai. Interaksi antara molekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan
meningkatkan energi potensial elektron pada tingkat keadaan tereksitasi. Ada tiga
macam proses penyerapan energi ultraviolet dan sinar tampak yaitu :
1. Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan antiikatan (π, σ, n)
2. Penyerapan oleh transisi elektron d dan f
3. Penyerapan oleh perpindahan muatan
B. PARAMETER KUALITATIF
Analisis kualitatif d engan menggunakan spektrofotometer UV-Vis hanya dipakai
untuk data sekunder atau data pendukung. [ada analisis kualitatif dengan metode
spektrofotometer UV-Vis terdapat dua hal yang dapat ditentukan yaitu :
Pemeriksaan kemurnian spectrum UV-Vis
Penentuan panjang gelombang maksimum (λmax).
Selain kedua hal tersebut, ada parameter lain yang dapat diperoleh dalam
analisis dengan metode spektrofotometer UV-Vis yaitu efek pH, intensitas dan
pelarut dimana kesemuanya dapat dibandingkan dengan data yang sudah
dipublikasikan (published data).
Dimana :
C. PARAMETER KUANTITATIF
Dalam aspek kuantitatif suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan
sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang
diserap oelh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang
diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap
lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton
yang melalui satu satuan luas penampang per detik. Serapan dapat terjadi jika foton
atau radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang
dibutuhkan yntuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Kekuatan radiasi juga
mengalami penurunan dengan adanya penghamburan dan pemantulan cahaya akan
tetapi penurunan karena hal ini sangat kecil dibandingkan dengan proses
penyerapan.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, hubungan antara transmitan atau absorban
terhadap intensitas radiasi atau konsentrasi zat yang dianalisis dan tebal larutan
yang mengabsorbsi sebagai :
!" # $ %
Dimana :
T = persen transmitan
Io = intensitas radiasi yang datang
It = intensitas radiasi yang diteruskan
ε = absorbansi molar (Lt.mol-1cm-1)
c = konsentrasi (mol Lt-1)
b = tebal larutan (cm)
A = absorban
Absorbtivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada
konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel.
Absorbtivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang
gelombang radiasi. Satuan a ditentukan oleh satuan-satuan b dan c. Jika satuan c
dalam molar (M) maka absorbtivitas disebut absorptivitas molar yang disimbolkan
dengan ε dengan satuan M-1cm-1 atau liter.mol-1cm-1. Jika c dinyatakan dengan
')
persen berat/volume (g/100ml) maka absorbtivitas dapat ditulis dengan &'( dan
')
seringkali ditulis dengan '( .
')
Hubungan antara nilai &'( dengan absorbtivitas molar (ε) adalah sebagai
berikut :
') +,
# &'( * '-
Pada Hukum Lambert-Beer ada beberapa pembatasan yaitu :
1. Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
2. Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai yang
mempunyai penampang luas sama
3. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak bergantung
terhadap yang lain dalam larutan tersebut
4. Tidak terjadi peristiwa fluoresensi dan sosforisensi
Analisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis da[at digolongkan
atas 3 macam pelaksanaan, yaitu :
- Analisis kuantitatif zat tunggal (satu komponen)
Analisis kuantitatif zat tunggal dilakukan pengukuran harga A pada panjang
gelombang maksimum atau dilakukan pengukuran %T pada panjang
gelombang minimum. Alasan dilakukan pengukuran pada panjang gelombang
minimum adalah perubahan absorban untuk setiap satuan konsentrasi
adalah paling besar pada panjang gelombang maksimum, sehingga akan
diperoleh kepekaan analisis yang maksimal. Disamping itu pita serapan di
sekitar panjang gelombang maksimal datar dan pengukuran ulang dengan
kesalahan yang kecil dengan demikian akan memenuhi hukum Lambert-Beer.
Ada 4 cara pelaksanaan analisis kuantitatif zat tunggal.
Pertama. Dengan mebandingkan absorban atau persen transmitan yang
dianalisis dengan reference standard pada panjang gelombang maksimal.
Persyaratannya pembacaan nilai absorban sampel dan reference standard
tidak jauh berbeda.
Kedua. Dengan memakai kurfa baku dari reference standard dengan pelarut
tertentu pada panjang gelombang maksimum. Dibuat grafik sistem koordinat
Cartesian dimana sebagai ordinat adalah absorban dan sebagai absis adalah
konsentrasi.
')
Ketiga. Dengan jalan menghitung absorbansi larutan sampel (&'( , λmax)
pada pelarut tertentu dan dibandingkan dengan absorbansi zat yang
dianalisis yang terterap pada buku resmi.
Keempat. Dengan memakai perhitungan nilai ekstingsi molar (absorbansi
molar ε) sama dengan cara yang ketiga hanya saja pada perhitungan
absorbansi molar lebih tepat karena melibatkan massa molekul relati (Mr).
')
# &'( * . '
o Monokromator gratting
Filter optik
Filter optik berfungsi sebagai penyerap warn komplementer sehingga
sinar tampak yang diteruskan merupakan cahaya berwarna sesuai
dengan warna filter optik yang digunakan. Filter optik yang banyak
digunakan terdiri dari kaca berwarna. Dengan adanya filter optik sebagai
bagian dari monokromator akan dihasilkan pita cahaya sangat sempit
sehingga kepekaan analisisnya lebih tinggi. Dan lebih dari itu akan
mendapatkan cahaya yang hampir monokromatis sehingga memenuhi
hukum Lambert-Beer.
Cuvet
Merupakan sel sampel atau wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau
dari pemakaiannya kuvet ada dua macam yaitu kuvet yang permanen
yang terbuat dari bahan gelas atau leburan silika dan kuvet disposible
untuk satu kali pemakaian yang terbuat dari teflon atau plastik. Untuk
sampel uap gas disediakan kuvet khusus yang tertutup rapat dengan
bentuk segi empat panjang dan silindris.
Detector
Merupakan salah satu bagian dari spektrofotometer UV-Vis yang penting.
Oleh sebab itu kualitas detektor akan menetukan kualitas
spektrofotometer UV-Vis. Fungsinya di dalam spektrofotometer UV-Vis
adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik.
Adapun persyaratan detektor yang baik adalah sebagai berikut :
1) Harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang
diterima, namun harus memberikan derau atau noise yang sangat
kecil
2) Harus mempunyai kemampuan untuk memberikan respon
terhadap radiasi pada daerah panjang gelombang yang lebar (UV-
Vis)
3) Harus memberikan respon radiasi dalam waktu yang serempak
4) Harus memberikan jaminan terhadap respon kuantitatif dan
sinyal radiasi yang diterima
5) Sinyal elektronik yang diteruskan oleh detektor harus dapat
diamplifikasikan oleh amplifier ke rekorder.
1) Detektor fotosel
2) Detektor foton tabung hampa
3) Detektor tabung penggandaan foton (Photomultiplier Tube)
4) Detektor Photo Diode-Array, yang merupakan detektor
dengan teknologi modern.
Amplifier
Berfungsi sebagai penguat sinyal elektronik yang diteruskan oleh
detektor.
Display / read out
Berfungsi untuk menampilkan spektrum hasil pengukuran dengan
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Biasanya dibantu
dengan suatu perangkat lunak (software) sehingga dapat muncul
spektrum dari zat yang dianalisis.
Pada umumnya pelarut yang sering digunakan adalah air, etano, sikloheksan
dan isopropanol. Namun perlu diperhatikan kembali bahwa absorpsi pelarut yang
dipakai di daerah UV-Vis. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah polaritan pelarut
yang dipakai karena akan sangat berpengaruh terhadap pergeseran spektrum
molekul yang dianalisis. Untuk pengamatan absorban radiasi elektromagnetik oleh
molekul pada rentang pembacaan yang memenuhi syarat maka larutan yang diamati
harus dibiat sangat kecil kadarnya. Biasanya untuk pengamatan larutan kadar
diamati berkisar 2,5 – 50 ppm.
A. PRINSIP
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi
infra merah dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri
adalah infra merah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-
1000μm.
Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang pada Tabel 1 dan Gambar 2,
sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu:
1. Daerah Infra Merah dekat.
2. Daerah Infra Merah pertengahan.
3. Daerah infra merah jauh
Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun
biasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR digunakan untuk
mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik.
Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu
gugus fungsi spesifik.
Dasar Spektroskopi Infra Merah dikemukakan oleh Hooke dan didasarkan atas
senyawa yang terdiri atas dua atom atau diatom yang digambarkan dengan dua
buah bola yang saling terikat oleh pegas seperti tampak pada gambar disamping ini.
Jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan tersebut maka energi
potensial dari sistim tersebut akan naik.
Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu :
Bila ikatan bergetar, maka energi vibrasi secara terus menerus dan secara
periodik berubah dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Jumlah
energi total adalah sebanding dengan frekwensi vibrasi dan tetapan gaya ( k ) dari
pegas dan massa ( m1 dan m2 ) dari dua atom yang terikat. Energi yang dimiliki oleh
sinar infra merah hanya cukup kuat untuk mengadakan perubahan vibrasi.
Prinsip dari spektrofotometer IR adalah ketika suatu molekul dari suatu senyawa
diberikan energi radiasi inframerah, maka molekul tersebut akan mengalami vibrasi
dengan syarat energi yang diberikan terhadap molekul cukup untuk mengalami
vibrasi. Macam macam vibrasi ada 2 yaitu ada vibrasi regangan atai sterching dan
vibrasi bending. Vibrasi streching ada dua tipe yaitu streching asimetris dan streching
simetris. Perbedaannya, streching simetris merupakan perubahan panjang ikatan
menjadi lebih panjang atau lebih pendek namun tidak menyebabkan perubahan
momen dipol (momen dipol 0) sehingga tidak IR aktif.
Streching bending merupakan perubahan sudut ikatan yang pasti menyebabkan
perubahan momen dipol sehingga IR aktif. Ada 4 tipe vibrasi bending yaitu vibrasi
goyangan (rocking), vibrasi guntingan (scissoring), vibrasi pelintiran (twisting), dan
vibrasi kibasan (wagging).
B. PARAMETER KUALITATIF
Spektrofotometer IR dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa.
Yang menjadi parameter kualitatif pada spektrofotometer IR adalah bilangan
gelombang dimana muncul gugus fungsi yang khas dari suatu senyawa. Namun jika
hanya daerah gugus fungsi saja tidak dapat digunakan untuk menganalisis identitas
senyawa. Ada daerah lain yang dinamakan daerah sidik jari atau dikenal sebagai
finger print region. Daerah finger print ini untuk setiap senyawa tidak akan ada yang
sama sehingga merupakan identias dari suatu senyawa.
C. PARAMETER KUANTITATIF
Spektrofotometer IR dapat digunakan dalam analisis secara kuantitatif jika
dihubungkan atau dilanjutkan analisis dengan bantuan dari instrumentasi lain
misalnya GC-MS, MS, dan sebagainya. Biasanya spektrosfotometer IR digunakan
sebagai analisis kuantitatif yaitu dalam menentukan indeks kemurnian yaitu
seberapa besarkah sampel yang dianalisis jika spektrum IR sampel dibandingkan
dengan spektrum IR baku pembanding atau reference standard dari sampel yang
dianalisis.
D. INSTRUMENTASI / KOMPONEN UTAMA DAN FUNGSINYA
Ada dua tipe instrumentasi spektrofotometer infra merah yaitu tipe Dispersive
spectrophotometer dan multiplexing spectrophotometer atau disebut juga dengan
Fourier Transform Infrared (FTIR).
Dispersive spectrophotometer. Monokromator yang digunakan mirip dengan
monokromator yang digunakan oleh spektrofotometer UV-Vis tipe berkas ganda
atau double beam. Biasanya digunakan secara primer unruk menganalisis senyawa
secara kualitatif. Detektor yang digunakan adalah tipe thermal transducer.
Responnya lambat sehingga sinar harus dipotong-potong terlebih dahulu oleh
chopper. Sistemnya double bead, karena ada beberapa hal yaitu :
Untuk mengurangi radiasi atmosferik (CO2 dan H2O)
Mencegah ketidakstabilan radiasi sinar infra merah
Mengurangi radiasi percikan oleh partikel pengotor atau debu di dalam
spektrofotometer infra merah
Memungkinkan pembacaan dan perekaman langsung
Michelson Interferometer
Kelebihan dari FT-IR adalah :
Respon cepat
Sinar mengalami perubahab dahulu baru masuk ke sampel
Lebih bagus dari spektrofotometer IR dispersive
Lebih sensitif
Sinar radiasi infra merah tidak mengganggu atau tidak terganggu
Menggunakan monokromator Pyroelectric transducer.
A. PRINSIP
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan
melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat
dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang
berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan
berdasarkan pergerakan pada kolom. Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan
campuran menjadi komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-
masing komponen. Alat yang digunakan terdiri atas kolom yang di dalamnya diisikan
fasa stasioner (padatan atau cairan). Campuran ditambahkan ke kolom dari ujung
satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban yang cocok (fasa
mobil). Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen
dalam kolom, yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau koefisien partisi antara
fasa mobil dan fasa diam (stationer).
Prinsip pemisahannya berdasarkan prinsip adsorpsi yaitu penyerapan sebagian
komponen sampel pada fasa diam berdasarkan kepolaran komponen sampel.
B. PARAMETER KUALITATIF
Parameter kualitatifnya adalah nilai Rf dari tiap senyawa yang dibandingkan
dengan nilai Rf senyawa baku. Jika warna spot, Rf nya sama dengan baku, maka
sampel yang dianalisis mempunyai identitas yang sama dengan baku pembanding.
Untuk menghitung nilai Rf adalah sebagai berikut :
C. PARAMETER KUANTITATIF
Untuk analisis kuantitatif tidak bisa hanya dengan menggunakan KLT saja,
namun perlu dilengkapi beberapa langkah. Untuk analisis kuantitatif, biasanya
menggunakkan kromatografi preparatif. Setelah mengembangkan dan dikeringkan
bagian spot pada fase diam (misalnya silica gel) dikerok kemudian dimasukkan ke
dalam wadah. Penentuan kadar dapat dilakukan dengan metode spektrofotometer
spe
UV-Vis,
Vis, dan bisa juga dengan HPLC, Spektrofotometer Inframerah dengan syarat
harus ada baku pembanding dari senyawa yang dianalisis.
D. INSTRUMENTASI
Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau
kombinasi cairan-padatan)
padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak
mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen
komponen komponen yang terdapat
dalam campuran. Komponen-komponen
Komponen komponen yang berbeda bergerak pada laju yang
berbeda.
Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi
lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour
dalam sinar ultra violet, alasannya akan dibahas selanjutnya. Fase gerak merupakan
pelarut atau campuran
mpuran pelarut yang sesuai.
GC (Gas Chromatography)
A. PRINSIP
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan campuran senyawa
berdasarkan prinsip adsorpsi dan prinsip partisi. Prinsip partisi adalah dimana suatu
senyawa yang akan dipisahkan dengan kromatografi gas bersifat volatile atau mudah
menguap. Proses pemisahan terjadi karena adanya kesetimbangan konsentrasi
sampel dalam fasa diam dan pasa gerak. Sistem adsorpsi pada fase diap padan atau
gas solid chromatography. Pemisahan bisa terjadi akibat perbedaan titik didih, titik
cair, atau perbedaan titik leleh.
Faktor kritis dalam proses pemisahan dengan menggunakan instrumen
kromatografi gas adalah resolusi, kecepatan, dan kapasitas sampel.
B. PARAMETER KUALITATIF
Parameter analisis kualitatif dari kromatografi gas sama halnya dengan tipe
kromatografi lainnya yaitu waktu retensi senyawa. Waktu retensi senyawa
merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu senyawa keluar melewati kolom
kromatografi pada kondisi kromatografi yang sama. Setiap senyawa memiliki waktu
retensi yang berbeda-beda.
C. PARAMETER KUANTITATIF
Selain parameter analisis kualitatif, kromatografi gas memiliki parameter
analisis kuantitatif. Parameter tersebut ada dua yaitu tinggi puncak kromatogram
dari senyawa yang dianalisis dan luas area di bawah kurva atau kromatogram (AUC).
Parameter ini berguna pada saat penentuan kadar dari suatu sampel.
Dalam kromatografi gas ada faktor kritis yaitu :
1. Kapasitas sampel
2. Kecepatan alir
3. Resolusi
Oven
Digunakan untuk mengontrol suhu. Ada dua sistem pengaturan suhu, yaitu
o Sistem isotermal : dalam satu kali running alat atau melakukan
pemisahan sisten diatur hanya menggunakan 1 suhu saja.
o Sistem gradien : dalam satu kali running alat atau satu kali proses
pemisahan suhu dinaikan secara bertahap.
Kolom
Kolom merupakan bagian paling penting dalam kromatografi kolom
termasuk kromatografi gas karena di dalam kolomlah proses pemisahan
campuran senyawa terjadi. Umumnya terbuat dari bahan teflon, stainless
steel, silica, gelas. Ukuran bervariasi, diameter antara 10 – 30 cm, dan
dilengkapi dengan termostat. Secara umum kolom kromatografi dibagi
mejadi 2 tipe yaitu :
1. Kolom terpacking (packed column)
Ukuran maksimal 5m. Kolom terlapisi alumina, fire bricket.
Keuntungannya adalah kapasitas besar, namun kelemahannya
adalah resolusinya rendah. Panjangnya berkisar 2-50m. Kolom pack
terbuat biasanya dari gelas bersilika. Sifatnya rapuh namun inert
sehingga jika ada zat yang bersifat korosif (misalnya fenol) dalam
sampel tidak diganggu oleh kolom dan kerusakan kolom akan
terlihat (hitam dan pecah-pecah).
Detector
Detektor berfungsi untuk mendeteksi senyawa yang keluar melewati kolom
dan mengubah menjadi sinyal elektronik yang dapat dibaca oleh readout
atau data sistem. Pemilihan deektor bergantung pada sneyawa yang akan
dianalisis. Syarat detektor ideal adalah sebagai berikut :
a. Harus memiliki sensitivitas yang tinggi
b. Stabilitas dan reprodusibilitas yang baik
c. Memberikan respon linier terhadap pelarut
d. Mempunyai range suhu antara suhu kamar sampau dengan minimal
400oC
e. Waktu respon yang pendek tidak bergantung pada kecepatan alir
f. Reabilitas tinggi dan mudah digunakan
g. Tidak merusak sampel
h. Memberikan respon yang sama pada semua sampel.
Data sistem
Data sistem ini fungsinya sama seperti pada spektrofotometer IR dan
Spektrofotometer UV-Vis. Hanya saja menggunakan perangkat lunak atau
software yang berbeda. Data sistem ini berfungsi untuk
menginterpretasikan hasil pemisahan dalam bentuk kromatogram dari
masing-masing senyawa yang dipisahkan. Selain itu dari data sistem bisa
diatur secara komputerisasi untuk menjalankan alat.
A. PRINSIP
Maksud dan tujuan analisis dengan mengunakan KCKT adalah hanya ada 2 hal
yaitudidapatkannya pemisahan yang baik dalam waktu yang relatif singkat. Prinsip
pemisahan dengan menggunakan instrumentasi KCKT adalah berdasarkan prinsip
partisi dimana sampel terbagi atau terpartisi ke dalam dua fase yaitu dalam fase
diam dan dalam fase gerak. Fase gerak berupa larutan dan fase diam dikemas atau
terpacking di dalam kolom. Sebelum melakukan pemisahan instrumentasi di-
running dengan cara membiarkan aliran eluen atau fase
fase gerak melewati kolom dan
proses degassing harus dilakukan untuk menghilangkan gas di dalam kolom karena
jika tidak dihilangkan gasnya maka dapat merusak kolom.
B. PARAMETER ANALISIS
a. ANALISIS KUALITATIF
Parameter kualitatif dari kromatografi cair tekanan tinggi ada 4 yaitu :
1. Parameter retensi
Waktu retensi merupakan waktu yang dibutuhkan sampel untuk
keluar dari kolom. Setiap senyawa meiliki waktu retensi yang
berbeda. Parameter retensi dapat dihitung dengan rumus :
Dimana :
2. Efisiensi kolom
Efisiensi kolom padat dihitung dengan metode :
3. Kesimetrisan kromatogram
Dapat ditentukan dengan :
S : Symmetry factor ( T : Tailing factor )
h
h x 0.05
f
W0.05
1 - 1 k’2
Rs = N
4 1 + k’2
k’2
: Capacity term
1 + k’2 increases the retention time
- 1
: Selectivity term
increases the time interval between peaks
N : Column efficiency term
produce narrow peaks
b. ANALISISI KUANTITATIF
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar HPLC dapat dipergunakan untuk
penentuan secara kuantitatif adalah:
a) Parameter percobaan sama antara standar dan sampel
b) Penentuan berdasarkan waktu retensi sampel dan standar yang sama
c) Penentuan kadar dilakukan berdasarkan hubungan (korelasi) dengan
menggunakan larutan standar seri pada waktu retensi tertentu.
• Berdasarkan area kromatogram
• Berdasarkan tinggi puncak kromatogram
Hasil analisa HPLC diperoleh dalam bentuk signal kromatogram.
Dalam kromatogram akan terdapat peak-peak yang menggambarkan
banyaknya jenis komponen dalam sample. Sample yang mengandung banyak
komponen didalamnya akan mempunyai kromatogram dengan banyak peak.
Bahkan tak jarang antar peak saling bertumpuk (overlap). Hal ini akan
menyulitkan dalam identifikasi dan perhitungan konsentrasi. Oleh karena itu
biasanya untuk sample jenis ini dilakukan tahapan preparasi sample yang
lebih rumit agar sample yang siap diinjeksikan ke HPLC sudah cukup bersih
dari impuritis.
Sample farmasi biasanya jauh lebih mudah karena sedikit
mengandung komponen selain zat aktif. Sample ini umumnya hanya melalui
proses pelarutan saja. Kesulitan biasanya dihadapi ketika akan
mengidentifikasi suatu kromatogram yang terdiri atas banyak
ban peak. Untuk
mengetahui peak mana yang merupakan milik analat (zat target analisa)
kromatogram dibandingkan dengan kromatogram standard. Cara yang paling
umum untuk mengidentifikasi adalah dengan
dengan melihat Retention time (RT).
Peak yang mempunyai RT yang sama sama dengan standard umumnya
akan langsung di vonis sebagai peak milik analat. Memang senyawa/zat yang
sama akan mempunyai RT yang juga sama, dengan catatan sample dan
standard dijalankan dengan kondisi dan sistem HPLC yang sama. Namun
bukan berarti RT yang
yang sama pasti merupakan zat/senyawa yang sama.
Disinilah para analis biasanya terkecoh.
Jadi, melihat RT sebetulnya belumlah cukup untuk mengidentifikasi
suatu zat. Hal lain yang perlu dilihat adalah spektrum 3D dari signal
kromatogram. Zat yang sama akanakan mempunyai spektrum 3D yang juga sama.
Sehingga jika spektrum 3D antara dua zat berbeda, maka kedua zat tersebut
juga dipastikan adalah zat yang berlainan, meskipun memiliki RT yang sama.
• Column
Ini merupakan bagian terpenting dalam instrumen kromatografi. Kolom ini
merupakan tempat terjadinya separasi komponen-komponen sampel yang
akan terjadi di kolom. Oleh karena itu, harus diperhatikan dengan seksama
3 hal berikut yaitu :
1. Pemilihan kolom yang sesuai
2. Pemeliharaan kolom
3. Uji terhadap spesifikasi kolom
FASE KOLOM
Dilihat dari jenis fase diam dan fase gerak, maka kolom kromatografi cair
kinerja tinggi dibagi mejadi 2 tipe :
• Detector
Detektor pada KCKT memberikan segala informasi kepada kita tentang
segala sesuatu yang diperlukan sehubungan dengan tujuan analisis baik
kuantitatif maupun kualitatif. Detektor yang biasa digunakan dalam
instrumentasi KCKT adalah :
a) Detektor UV-Absorpsi
b) Detektor Flourimetri
c) Detektor refraktive index
d) Detektor elektrokimia
• Penampungan akhir
Digunakan untuk menampung eluen yang keluar dari kolom baik pada
proses degassing maupun dalam peroses pemisahan.
KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan kromatografi cair klasik, antara
lain: