PENDAHULUAN
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum –
minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan
yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak
bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana,
tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
Di Indonesia, minyak bumi yang diolah banyak digunakan sebagai Bahan bakar
minyak atau BBM, yang merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakan secara luas di
era industrialisasi.
Cadangan minyak bumi terbesar terletak di Sumatera Tengah yakni mencapai 4163,75.
Cadangan terbesar kedua terletak di Provinsi Jawa Timur tepatnya di daerah Cepu. Terdapat
beberapa lokasi yang cadangan minyaknya di atas 500 juta stok barrel yakni Sumatera Tengah,
Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan, dan Jawa Barat.
Di luar cadangan minyak yang telah terbukti sebesar 3,7 juta stok barrel pada tahun 2008,
terdapat potensi cadangan yang cukup besar yakni mencapai sekitar 4,5 juta stok barrel.
Cadangan minyak pada lokasi-lokasi tersebut menjadi tulang punggung produksi minyak mentah
nasional.
Dengan mulai menurunnya produksi pada beberapa sumur-sumur minyak yang cukup
besar maka pada tahun-tahun mendatang prospek industri hulu minyak bumi di Indonesia sangat
tergantung dengan penemuan sumber minyak baru yang cukup besar.
Karena setiap lapangan minyak menghasilkan minyak mentah yang berbeda, maka perlu
adanya suatu klasifikasi untuk menentukan golongan-golongan minyak mentah sehingga dapat
diperoleh satu gambaran mengenai produk-prodk yang sekiranya dapat dihasilkan dari setiap
golongan minyak mentah.
I.2 TUJUAN
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah teknologi minyak
bumi dan sebagai sarana dalam memperluas wawasan mengenai ilmu yang terkait. Makalah ini
membahas mengenai klasifikasi minyak bumi berdasarkan Spesific Gravity, Sifat Penguapan
(Volatility), Kadar Sulfur, Faktor Karakteristik UOP, Indeks Korelasi, Viscosity Gravity
Constant (VGC), Bureu of Mines.
I.3 MANFAAT
Dengan membaca makalah ini kami mengharapkan agar kelak makalah ini dapat
bermanfaat bagi khayalak banyak terutama mahasiswa dalam pembelajaran mengenai klasifikasi
minyak bumi. Dan dengan segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini kami sebagai
penyusun meminta maaf yang sebesar besarnya, kamipun berharap agar pembaca dapat
memberikan saran dan kritik yang dapat membangun agar kelak makalah ini dapat menjadi lebih
baik.
BAB II
ISI
Tujuan klasifikasi minyak bumi adalah untuk mengetahui sifat-sifat minyak bumi,
sehingga berguna untuk memprediksi produk-produk yang dihasilkan. Perbedaan komposisi akan
menyebabkan perbedaan sifat-sifat minyak bumi, yaitu perbadaan susunan hidrokarbon, SG, API
Gravity, Volatility, dsb.
Dengan evaluasi crude dan test-test yang lainnya minyak bumi dapat
diklasifikasikan/dikelompokkan dalam jenis minyak bumi tertentu dan akan memudahkan untuk
meramalkan jenis dan mutu produk-produk minyak bumi yang mungkin diperoleh dan analisa-
analisa selanjutnya yang diperlukan.
Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai klasifikasi minyak bumi berdasarkan sifat-
sifat fisika dan kimianya.
II.1 Klasifikasi berdasarkan Spesific Gravity (derajat API)
Densitas (Density)/ berat jenis adalah berat benda dibagi dengan volumenya, dengan
satuan kg/m3, g/cm3. Specific Gravity (SG) adalah perbandingan antara berat suatu cairan
dengan berat air pada volume yang sama yang diukur pada temperatur yang sama. Spesific
Gravity tidak mempunyai satuan. Spesific Gravity 60/60 °F (SG 60/60 °F) adalah perbandingan
antara berat suatu cairan dengan berat air pada volume yang sama yang diukur pada temperatur
yang sama 60 °F.
Spesific Gravity digunakan sebagai ukuran untuk membedakan minyak mentah, karena
minyak mentah dengan densitas yang rendah cenderung bersifat parafinik. Makin kecil Spesific
Gravity (SG) minyak bumi akan menghasilkan produk-produk ringan yang makin banyak, dan
sebaliknya makin besar Spesifik Gravity (SG) minyak bumi akan menghasilkan produk-produk
ringan yang makin sedikit dan produk residunya makin banyak.
Gravity dari minyak bumi merupakan salah satu indikasi penting dalam memperkirakan
harga dan dalam transaksi dipakai untuk perhitungan setelah dikoreksi pada suhu standart
(umumnya pada suhu 60 °F atau 15 °C).
Berdasarkan klasifikasi Spesific Gravity (SG) minyak bumi dapat dibagi menjadi 5
macam, yaitu :
• Hubungan antara antara API Gravity vs Carbon Residu : semakin tinggi API Gravity,
maka semakin rendah harga Carbon Residu dan sebaliknya.
• Hubungan antara antara API Gravity vs Viskositas : semakin tinggi API Gravity, maka
semakin kecil viskositas dan sebaliknya.
• Hubungan antara antara API Gravity vs Kandungan Aspalten : semakin tinggi API
Gravity, maka semakin kecil Kandungan Aspalten dan sebaliknya.
• Hubungan antara antara Density vs Kandungan Sulfur : semakin tinggi Density, maka
semakin tinggi Kandungan Sulfur.
Klasifikasi ini berdasarkan kandungan (presentase) dari fraksi ringan yang terkandung
dalam minyak bumi, yaitu volume fraksi minyak yang dapat dikeluarkan dengan penyulingan
(distilasi) sampai temperatur 300 °C. Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi adalah
banyaknya fraksi ringan dinyatakan dalam % volume yang terkandung dalam minyak bumi .
Volume Sample
Klasifikasi ini berdasarkan kandungan (kadar) sulfur yang terdapat dalam minyak bumi.
Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi berdasarkan kadar sulfur dinyatakan dalam % wt.
Berdasarkan ketentuan tersebut minyak bumi dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
Kandungan sulfur dalam minyak bumi sangat penting untuk diketahui yang berguna
untuk menentukan proses treating dan pengolahan terhadap minyak bumi dan produk-produk
distilasinya. Semakin rendah kandungan belerang, semakin baik minyak mentah tersebut.
Kandungan belerang yang tinggi memerlukan prosedur pengolahan yang lebih ekstensif
(kompleks) untuk menghasilkan produk yang memenuhi kualitas yang diinginkan.
Kandungan belerang dalam minyak bumi yang tinggi disebut asam dan kandungan
belerang yang rendah disebut sweet. Diperkirakan sebanyak 40% minyak mentah mengandung
belerang kurang dari 0,25% dan 7% mengandung lebih dari 2%.
Senyawa sulfur yang terdapat dalam minyak bumi dapat mengurangi efektifitas lead alkil
dalam menaikkan bilangan oktan pada produk migas (premium) dan dapat berubah menjadi
senyawa lain yang korosif. Proses yang digunakan untuk menghilangkan/mengurangi kandungan
sulfur dalam minyak dan produk distilasinya antara lain Unit Desulfurisasi/ Sulfur Recovery
(untuk crude yang mengandung kandungan sulfur tinggi) dan Treating dengan laturan NaOH
(untuk produk-produk minyak bumi).
Dimana :
Metode klasifikasi ini lebih banyak digunakan untuk fraksi-fraksi minyak bumi dan minyak bumi
yang ringan.
Nelson dan Watson dari Bureu of Mines mengemukakan perumusan yang dinamakan
Indeks Korelasi (Correlation Index), sebagai berikut :
Dimana :
Nilai C.I = 0 untuk hidrokarbon parafin dan C.I = 100 untuk hidrokarbon aromat.
Klasifikasi dengan metode ini menggunakan sifat fisik minyak bumi dan umumnya
digunakan untuk fraksi-fraksi produk minyak bumi. Klasifikasi minyak bumi berdasarkan Indeks
Korelasi tersebut adalah :
Klasifikasi VGC biasanya digunakan untuk fraksi minyak pelumas dan dinyatakan
dengan rumus :
Dimana,
Berdasarkan klasifikasi menurut VGC, minyak bumi memiliki bilangan 0,8 – 1,0
Dimana :
Yang diperoleh sebagai hasil sulingan Hempel dari potongan fraksi 250 – 275 °C pada
tekanan atmosfer untuk fraksi kerosine dan potongan fraksi 275 – 300 °C pada tekanan 40
mmHg untuk fraksi pelumas, yang kemudian kedua fraksi tersebut ditentukan Spesific
Gravitynya.
Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah SG 60/60 oF dari dua fraksi
yang dihasilkan dari distilasi minyak bumi :
SG 60/60 oF dari fraksi 250 – 275 oC menunjukkan sifat kimia fraksi ringan
SG 60/60 oF dari fraksi 275 – 300 oC menunjukkan sifat kimia fraksi Berat
Sifat-sifat tersebut tergambar sebagai sifat komponen hidrokarbon, yaitu : parafin, naften,
aromatik, atau bahkan kebanyakan adalah campuran diantara komponen-komponen tersebut
Klasifikasi minyak bumi bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat minyak bumi, sehingga
berguna untuk memprediksi produk-produk yang dihasilkan. Dengan evaluasi crude dan test-test
yang lainnya minyak bumi dapat diklasifikasikan/dikelompokkan dalam jenis minyak bumi
tertentu dan akan memudahkan untuk meramalkan jenis dan mutu produk-produk minyak bumi
yang mungkin diperoleh dan analisa-analisa selanjutnya yang diperlukan.
Disusun oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi, Harun. 1955. Minyak Bumi dan Hasil Minyak Bumi, Penggalian, Pengerjaan
dan Pemakaiannya. Penerbit Buku Teknik: Jakarta.
Speight,James G. 2007.The Chemistry and Technology of Petroleum. 4th edition. CRC Press:
New York.
http://anneahira.com/bahanbakarminyakbumi/
http://en.wordpress.com/tag/makalah/
http://gasplant.blogspot.com/2008/04/kamus-migas.html