Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Tenaga kesehatan secara umum merupakan satu kesatuan tenaga yang terdiri
dari tenaga medis, tenaga perawatan, tenaga paramedic non perawatan dan tenaga non
medis. Dari semua katagori tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit, tenaga
perawatan merupakan tenaga terbanyak dan mereka mempunyai waktu kontak dengan
pasien lebih lama dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, sehingga mereka
mempunyai peranan penting dalam menentukan baik buruknya mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Berdasarkan data kasus kecelakaan kerja di atas perlu upaya-upaya yang nyata
untuk mengurangi jumlah kasus kecelakaan kerja, salah satunya melalui program
hiperkes (hygiene perusahaan dan kesehatan kerja). Selain itu peran perawat sebagai
tenaga kesehatan yang paling sering melakukan kontak dengan pasien juga harus
memahami fungsi dan tugasnya dalam hiperkes ini sehingga pelayanan kesehatan yang
diberikan akan semakin optimal.
Dari pembahasan latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah
yaitu:
5. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penyakit akibat kerja dan penyakit
yang ditimbulkannya ?
9. Apa saja fungsi dan tugas perawat dalam hygiene perusahaan dan kesehatan
kerja ?
Dari pembahasan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan beberapa tujuan dari
penulisan makalah ini diantaranya:
1.4. MANFAAT
Adapun manfaat yang penulis harapkan diperoleh dari penulisan makalah ini adalah
:
2. Mahasiswa dapat memahami tujuan dari hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
9. Mahasiswa dapat memahami fungsi dan tugas perawat dalam hygiene perusahaan
dan kesehatan kerja
PEMBAHASAN
DEFINISI HIPERKES
Hiperkes pada dasarnya merupakan penggabungan dua disiplin ilmu yang berbeda
yaitu medis dan teknis yang menjadi satu kesatuan sehingga mempunyai tujuan yang sama
yaitu menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Higiene Perusahaan sendiri adalah spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta prakteknya
yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif &
kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya
dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta lebih lanjut
pencegahan agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat
bahaya kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
(Soeripto, Ir., DIH., 1992).
Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (UU no. 14 tahun 1969 tentang tenaga
kerja) adalah lapangan kesehatan yang ditujukan kepada pemeliharaan dan mempertinggi
derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan,
perawatan kepada tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara – cara dan
syarat yang memenuhi norma – norma hygiene perusahaan dan kesehatan untuk mencegah
penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan syarat –
syarat kesehatan bagi perumahan tenaga kerja.
TUJUAN
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja sebagai salah satu
unsure sangat penting dari kesejahteraan dan meningkatkan kegairahan kerja, efisiensi,
produktifitas dan moril kerja factor manusia dalam setiap sector kegiatan ekonomi.
2. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi – tingginya,
melalui :
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja
c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas
d. Pemberantasan kecelakaan kerja
e. Peningkatan gairah kerja
f. Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari bahaya
pencemaran perusahaan
g. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya – bahaya yang mungkin ditimbulkan
oleh produk – produk industri.
3. Sebagai alat menciptakan dan meningkatkan tenaga kerja yang sehat dan produktif
USAHA-USAHA HYGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA
-Perbaikan gizi
-Perumahan sehat
-Rekreasi
-Imunisasi
-Penerapan ergonomi
-Hygiene lingkungan
-Mengobati penyakit
-Mencegah terjadinya komplikasi dan penularan terhadap keluarganya atau teman
sekerja
yang bertujuan untuk menghentikan proses penyakit, mempercepat masa
istirahat, mencegah terjadinya cacat, bahkan kematian
4. Upaya pemulihan (rehabilitatif)
Diberikan kepada pekerja yang karena penyakit atau kecelakaan telah
mengakibatkan cacat, sehingga pekerja tidak mampu bekerja secara permanen.
Kegiatannya meliputi :
hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan ataau lingkungan
kerja.
Ada 31 kelompok penyakit akibat kerja / hubungan kerja (Kep Pres RI No. 22
tahun 1993 ) :
20. Penyakit yang disebabkan oleh gas / uap beracun seperti karbon monoksida,
hidrogen sulfida
21. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan
22. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau latek
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan tinggi
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik
26. Dermatosis yang disebabkan oleh fisik, kimia, biologis
27. Kanker kulit oleh karena teer, minyak mineral
28. Kanker paru / mesoteliopma oleh abses
29. Penyakit infeksi oleh virus, bakteri, parasit (pekerjaan yang memiliki resiko
kontaminasi tinggi)
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi, rendah, panas radiasi / kelembaban
udara tinggi
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia termasuk bahan obat
Penyakit akibat kerja dapat mempengaruhi fisik maupun mental dan berakibat sementara
maupun permanen. Penyakit akibat kerja dapat terjadi karena ketidak serasian antara
pekerja / tenaga kerja dengan :
Dari pekerja :
a. Kekurangan gizi
b. Pola hidup tidak sehat (minum alkohol, merokok, kurang berolahraga)
c. Faktor psikososial seperti lingkungan kerja yang tidak kondusif, stress
Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang
digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak
mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan
dalam 5 golongan:
1. GOLONGAN FISIKA
- Bunyi → Bising
Ultraviolet → Konjungtivitis
2. GOLONGAN KIMIA
Perusahaan/ Perindustrian upuk, Pestisida, Kertas, Refinery, Pengolahan gas bumi, obat-
obatan banyak menggunakan bahan kimia sebagai bahan baku atau pembantu
Penggunaan bahan kimia tadi bisa menyebabkan bahaya Kebakaran, Peledakan, Iritasi
dan Keracunan 70% PAK adalah disebabkan oleh bahan kimia berbahaya yang masuk
lewat mulut, pernafasan atau kulit
Bahan Kimia Berbahaya bisa berupa padat, gas, partikel maupun uap Masuknya Bahan
kimia tadi bisa menimbulkan gejalanya secara akut atau kronik Keracunan Akut
biasanya terjadi akibat masuknya bahan kimia dalam jumlah besar pada waktu singkat,
misalnya :
a. Keracunan gas CO
c. Keracunan Kronik terjadi karena masuknya bahan kimia tadi dalam jumlah sedikit
tetapi dalam jangka panjang, misalnya :
d. Keracunan Benzena
3. GOLONGAN BIOLOGI :
- Virus (Hepatitis)
- Parasit (Malaria)
- Cacing
- Jamur
Terjadi akibat malposisi sewaktu bekerja (Myalgia, backache atau cedera punggung)
- Tempat kerja yang terpencil → Stress → Perubahan tingkah laku, Tidak bisa
mengambil keputusan, TD naik → Penyakit lain atau Kecelakaan
1. Subtitusi
2. Isolasi
3. Ventilasi umum
Yaitu dengan mengalirkan udara sebanyak perhitungan ruangan kerja, agar kadar
bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini akan lebih rendah dari nilai
ambang batasnya.
Yaitu dengan menghisap udara dari suatu ruangan kerja agar bahan-bahan yang
berbahaya dihisap dan dialirkan ke luar.
Sebelum bekerja para karyawan diperiksa kesehatannya (fisik dan psikisnya) agar
penempatannya sesuai dengan jenis jabatan sehingga lebih optimal.
Pada para karyawan secara berkala, pada waktu-waktu tetrtentu secara berkala
dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit
akibat kerja yang ditimbulkan.
1. Faktor fisik
2. Faktor manusia
• Tertimpa benda
• Alat angkut, misalnya: alat angkut darat, udara, dan alat angkut air.
• Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi, misalya : bahan peledak, gas, zat-zat kimia,
dan sebagainya.
• Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah).
• Amputasi
• Luka di permukaan
• Luka bakar
• Keracunan-keracunan mendadak
• Pengaruh radiasi
• Lain-lain
• Leher
• Badan
• Anggota atas
• Anggota bawah
• Banyak tempat
Pemecahannya
3. Perawatan bagi korban kecelakaan kerja dan perawatan peralatan sebagai upaya
pencegahan kecelakaan kerja yang telah dilakukan.
8. Memeriksa proses investigasi dan membuat laporan kecelakaan kepada pihak yang
berwenang.
9. Membuat satuan kerja yang terdiri atas orang yang berkompeten dalam penanganan
kecelakaan di area terjadi kecelakaan kerja.
− pelatihan mengenai prosedur kerja dan keselamatan kerja serta dorongan positif
(positive reinforcement)
3. Peraturan perundangan
4. Standarisasi
5. Pengawasan
6. Penelitian teknik
7. Riset medis
8. Penelitian psikologis
9. Penelitian secara statistik
10. Pendidikan
11. Latihan-latihan
12. Penggairahan
13. Asuransi
1. Teratur.
2. Bersih dan tidak licin.
3. Nyaman suhunya.
4. Ada keseimbangan antara waktu kerja dan waktu istirahat.
5. Harmonis tata warna dan tata letaknya.
6. Kondisi mesin dan alat-alat produksi lainnya disesuaikan dengan
manusianya.
7. Ada pengaturan intensitas dan penyebaran cahaya.
8. Bahan-bahan beracun terkendali.
9. Limbahnya dinetralisir.
10. Ada suasana kekeluargaan.
2. Keluarga Berencana,
4. Kesehatan lingkungan,
7. Penyuluhan kes-mas,
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN