Anda di halaman 1dari 5

Artikel 21

ACFTA Tak Pengaruhi Penerimaan Pajak

ACFTA tidak mempengaruhi penerimaan pajak tetapi akan menambah volume barang dengan
harga bersaing yang menyebabkan daya beli masyarakat tinggi. Tingginya daya beli tersebut
yang menjadi sumber penerimaan pajak pertambahan nilai(PPN).

Pengusaha khawatir dengan adanya ACFTA, karena takut kalah bersaing. Tetapi ditjen berjanji
akan memberikan bantuan dengan pemberian insentif untuk perusahaan agar dapat bersaing.
SUMBER
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/30/12592430/ACFTA.Tak.Pengaruhi.Pen
erimaan.Pajak

Artikel 22
Menghadapi ACFTA, Pelaku Usaha Dituntut Kreatif

Untuk menghadapi ACFTA pelaku usaha dituntut untuk bekerja lebih efektif, efisien, dan kreatif
dalam menangkap peluang bisnis.

Pengusaha Lokal sebaiknya tidak perlu takut kalah bersaing dalam era ACFTA, karena
bagaimanapun orang Indonesia sendiri yang lebih mengetahui selera dan budaya setempat.

Dalam persaingan ACFTA, Pemerintah harus menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif,
antara lain infrastruktur memadai, energi yang tersedia, pemerintah yang stabil, kepastian
hukum, birokrasi efektif dan korupsi berkurang.
SUMBER :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/18/08181472/Menghadapi.CAFTA.Pelaku.Us
aha.Dituntut.Kreatif
Artikel 23
Pemerintah Mesti Bersikap Hadapi ACFTA

Pemerintah harus bersikap melakukan pembenahan untuk menyelamatkan industri manufaktur


khususnya tekstil. Dari ancaman serbuan produk China menyusul pemberlakukan ACFTA.

Langkah yang diharapkan oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia adalah menyiapkan berbagai
instrument yang mampu mendorong daya saing pengusaha local, diantaranya memperbaiki
infrastruktur, ketersediaan energi yang murah dan mudah dan menekan suku bunga.
SUMBER :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/04/21232447/Pemerintah.Mesti.Bersikap.H
adapi.ACFTA

Artikel 24
Hatta: RI bisa ajukan keberatan ke China

Pemerintah akan mengajukan keberatan atau complain kepada China jika memang ada industri
yang terpukul akibat ACFTA.

Kementerian Perindustrian melaporkan ada lima sektor industri yang terpukul akibat
implementasi ACFTA. Kondisi ini terjadi karena China diyakini melakukan dumping.
SUMBER :
http://www.bisnis.com/ekonomi/perdagangan/17633-hatta-ri-bisa-ajukan-keberatan-ke-china
Artikel 25
Dampak ACFTA, Produk Jateng Menumpuk

Setelah enam bulan lebih berlakunya ACFTA, sejumlah produk buatan industri di Jawa Tengah
mulai menumpuk. Produk yang menumpuk disebabkan tidak seimbang antara arus barang yang
masuk dengan kegiatan ekspor produk regional.
Produk yang menumpuk sebagian besar adalah tekstil dan sebagian lagi furniture.
Pemprov jateng sebaiknya membuka pameran di luar negeri, untuk membuka pasar baru.
SUMBER
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/09/30/19214972/Dampak.ACFTA.Produk.Jat
eng.Menumpuk

Artikel 26
ACFTA, antara Harapan dan Realitas
Berdasarkan Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR dengan asosiasi industri, ada sekitar tujuh
sektor kemungkinan merugi, termasuk baja, elektronika, tekstil dan produksi tekstil (TPT), dan
furniture. Hal itu karena kala bersaing
pemerintah berjanji mencari solusi melalui berbagai langkah, di antaranya 1) menganalisa
untuk menekan biaya tinggi, 2) Pembenahan infrastruktur, terutama pelabuhan, 3)
memperbaiki sistem logistik dan pelayanan publik, seperti national single window, 4) perizinan
perdagangan dalam dan luar negeri akan menjadi online, 5) memperketat surat keterangan asal
(country of origin), dan 6) meningkatkan pencitraan Indonesia (national branding) di dalam dan
luar negeri.
ACFTA menjadi pilihan sulit bagi RI, di satu sisi ACFTA sudah terlanjur ditandatangani, di sisi lain
terlalu besar pertaruhannya bagi RI untuk menerapkan ACFTA secara tergesa-gesa.
SUMBER
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/04/02394482/ACFTA.antara.Harapan.dan.R
ealitas
Artikel 27
Asmindo: Pasar China Harus Direbut!
Sejak ACFTA diberlakukan pada awal Januari 2010, pemerintah China telah melakukan banyak
perbaikan disegala lini seperti: infrastruktur, areal industri, energi, stimulan terhadap industri,
bunga bank, stimulan langsung ketika melakukan ekspor, membuka areal usaha,
pengembangan teknologi yang sinergi, penguatan asosiasi.
Pengusaha China mulai membangun kerja sama dengan pengusaha-pengusaha Indonesia untuk
mulai memasukkan barangnya ke Indonesia. Hal ini dilakukan agar China menjadi negara
eksportir nomor satu dan mempunyai devisa tertinggi di dunia.
Dampak ACFTA bagi industri kerajinan tangan dan mebel Indonesia adalah semakin banyaknya
pengurangan tenaga kerja dari sektor funitur dan kerajinan. Maka pasar China sebaiknya
direbut.
SUMBER:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/03/19133663/Asmindo.Pasar.China.Harus.Di
rebut.

Artikel 28
Pemerintah Tak Punya Langkah Konkret Hadapi ACFTA

Pemerintah dinilai gagal dalam melindungi kepentingan industri dalam negeri dengan program
kerja sama ACFTA. Pemerintah dianggap tidak bisa memberikan langkah konkret dan solutif
mengenai perlindungan (barrier) produk dan kebutuhan masyarakat.

Untuk ACFTA,, pemerintah sebenarnya memiliki berbagai alternatif perlindungan terhadap


kepentingan nasional atas masuknya produk-produk murah dari China, karena dalam ACFTA,
yang dihapus hanya persoalan tarif masuk
SUMBER:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/03/15054361/Pemerintah.Tak.Punya.Langka
h.Konkret.Hadapi.ACFTA
Artikel 29
Imbas ACFTA Bakal Gerogoti Pasar Kendaraan Komersil

Perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan China yang mulai bergulir per 1 januari
2010 berpotensi berimbas negatif khususnya untuk segmen mobil pick up.

Segmen di atas pick-up yakni truk ringan (kategori II). Tidak berpengaruh banyak. Karena
karakterisyik konsumen antara pick up dan light truck berbeda.
SUMBER :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/03/07441159/Imbas.ACFTA.Bakal.Gerogoti.
Pasar.Kendaraan.Komersil

Artikel 30
ACFTA DAN "MAINSTREAMING" BATIK MADURA
Di Madura, membatik merupakan budaya yang diwariskan secara turun- temurun, dengan hasil
karya yang memiliki nilai seni bercita rasa tinggi. Sehingga potensi industri batik di Madura
sangat tinggi.
Namun, tantangan yang perlu diperhatikan oleh pelaku industri batik dan pemerintah daerah
setempat adalah diberlakukannya ACFTA. Karena selain memiliki banyak variasi produk, China
juga mampu menekan biaya produksi dan distribusi seefisien mungkin sehingga bisa menekan
harga produk serendah-rendahnya.
Karena adanya kesepakatan Common Effective Prefential Tariff, barang impor menjadi lebih
murah khususnya China, karena bisa jadi jauh lebih murah dari pada produk lokal. Ini
menyebabkan persaingan yang timpang.
Sehingga pemda Madura berupaya mengarustamakan (mainstreaming) batik Madura.
SUMBER:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/18/17561072/ACFTA.DAN.MAINSTREAMING
.BATIK.MADURA

Anda mungkin juga menyukai