Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI PENDIDIKAN

Oleh :

1. A Noven Yovinda (091424005)


2. Yohanes Prian B. P. (091424008)
3. Vinsencius Yuda A. (091424026)
4. Patar Nasip (091424034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2011
A. KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI DALAM PENDIDIKAN.

Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai,
karena aktifitas mengukur sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi
merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya
dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam
pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.

1. Konsep Pengukuran
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh
deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau penentuan
nilai kuantitatif.

Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang
jelas.

Berikut ini akan dikutip beberapa definisi pengukuran yang dirumuskan oleh beberapa
ahli pengukuran pendidikan dan psikologi yang acap kali dijadikan acuan beberapa penulis
a. Richard H. Lindeman (1967) merumuskan pengukuran sebagai “the assignment of
one or a set each of a set of persons or objects according to certain established
rules”
b. Norman E. Gronlund (1971) secara sederhana merumuskan pengukuran sebagai
“Measurement is limited to quantitative descriptions of pupil behavior”.
c. Georgia S. Adams (1964) merumuskan pengukuran sebagai “nothing more than
careful observations of actual performance under standar conditions”.
d. Victor H.Noll (1957) mengemukakan dua karakteristik utama pengukuran, yaitu
“quantitativaness” dan “constancy of units”. Atas dasar dua karakteristik ini ia
menyatakan “since measurement is a quantitative process, is results of measurement
are always expessed in numbers.
e. William A.Mehrens dan Irlin J. Lehmann (1973) mendefinisikan : pengukuran sebagai
berikut : “Using observations, rating scales. Or any other device that allows us to
obtain information in a quantitative form is measurement”
Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis
untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti
orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali
melakukan pengukuran.

2. Konsep Penilaian
Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode
yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk
kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian (assessment) adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam
kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar


(guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui
sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana
tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat
pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

Penilaian menyeluruh dan berkelanjutan dalam Konsep Penilaian dari Implementasi


peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, membawa
implikasi terhadap model dan tehnik penilaian proses dan hasil belajar. Pelaku penilaian
terhadap proses dan hasil belajar diantaranya internal dan eksternal. Penilaian internal
merupakan penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran
berlangsung. Sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak
luar yang tidak melaksanakan proses pembelajaran, biasanya dilakukan oleh suatu institusi /
lembaga baik didalam maupun diluar negeri. Penelitian yang dilakukan lembaga / institusi
tersebut dimaksudkan sebagai pengendali mutu proses dan hasil belajar peserta didik.
Metode dan tehnik penilaian sebagai bagian dari penilaian internal (internal
assessment) untuk mengetahui proses dan hasil belajar peserta didik terhadap penguasaan
kompetensi yang diajarkan oleh guru. Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketercapaian
ketuntasan kompetensi oleh peserta didik.

Ada empat macam istilah yang berkaitan dengan konsep penilaian dan sering kali
digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar dari peserta didik yaitu pengukuran,
pengujian, penilaian dan evaluasi. Namun diantara keempat istilah tersebut pengertiannya
masih sering dicampuradukan, padahal keempat istilah tersebut memiliki pengertian yang
berbeda.

3. Konsep Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut
Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating,
obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya
evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur
dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.

Viviane dan Gilbert de Lansheere (1984) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses
penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Penentuannya bisa dilakukan salah satunya dengan cara pemberian tes kepada
pembelajar. Terlihat disana bahwa acuan tes adalah tujuan pembelajaran.

Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran


Berdasarkan pengertian di atas, bahwa penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah
membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif.
kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran Sedangkan menilai
adalah atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.
Penilaian bersifat kualitatif. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk
mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.

B. FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN :


a. Penilaian berfungsi selektif

Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai sara mengadakan penilaian atau seleksi
terhadap siswanya dengan tujuan :

1. Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu


2. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
3. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat bea siswa.
4. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

b. Penilaian berfungsi diagnostik.

Apabila alat yang digunakan memenuhi persaratan, maka dengan melihat hasilnya guru akan
mengetahui kelemahan siswa dan juga penyebab kelemahan tersebut. Jadi dengan
mengadakan penilaian sebenarnya guru sudah melakukan diagnosa pada siswa tentang
kelebiahan dan kelemahan siswa,sehingga akan lebih mudah untuk dicari cara untuk
mengatasinya.

Tujuan : guru dpat mengerti kelebihan dan kelemahan siswa, sehingga akan lebih mudah
untuk mencari cara mengatasinya.

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan (placement)

Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan. Untuk menentukan dengan
pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, degunakan suatu penilaian.
Sekelompok siswa yang memiliki hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok
yang sama dalam belajar.

Contoh : kelompok atas (cerdas), kelompok tengah (rata- rata), kelompok bawah (lemah)
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.

Untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil di terapkan. Keberhasilan program
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan
sistem administrasi.

C. TUJUAN EVALUASI PENDIDIKAN :

Tujuan umum :

1. Untuk menghimpun bahan – bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti
mengenai taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan
umum dari evaluasi pembelajaran adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang
menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta
didik dalam pencapaian tujuan – tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode – metode pengajaran yang telah
digunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Tujuannya
adalah mengukur dan menilai sampai dimana efektivitas mengajar dan metode –
metode mengajar yang telah di terapkan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik.

Tujuan khusus :

1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.


Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada
diri peserta didik untuk memperbaiki dan menigkatkan prestasi masing – masing.
2. Untuk mencari dan menemukan faktor – faktor penyebap keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat
dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara – cara perbaikannya.
D. MANFAAT EVALUASI PENDIDIKAN.
1. Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil
hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.
2. Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahui relevasi antara program pendidikan
yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai.
3. Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian
dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan
berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita – citakan akan dapat dicapai dengan hasil
yang sebaik – baiknya.

E. RUANG LINGKUP EVALUASI PENDIDIKAN.

Secara umum ruang lingkup evaluasi dalam pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen
utama. Yaitu :

1. Evaluasi Program Pengajaran

Evaluai atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup tiga hal yaitu: (a)
evaluasi terhadap tujuan pengajaran, (b) evaluasi terhadap isi program pengajaran, (c)
evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.

2. Evaluasi Proses Pelaksanaan Pengajaran

Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran akan mencakup: (a) kesesuaian antara
proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis besar program pengajaran
yang telah ditentukan; (b) kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran;
(c)kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran; (d) minat atau perhatian siswa didalam
mengikuti peljaran; (e) keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung; (f) peranan pembimbing dan penyuluhan terhadap siswa yang
memerlukannya; (g) komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses
pembelajaran berlangsung;(h)pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa; (i)
pemberian tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperoleh di
dalam kelsa; dan (j) Upaya menghilangkan dampak negatifyang timbul sebagai akibat
dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
3. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar peserta didik ini mencakup: (a) evaluasi mengenai tingkat
penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam
unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas; (b) evaluasi mengenai tingkat
pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.
REFERENSI :

Djaali & Muljono, Pudji. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Grasindo; Jakarta.

http://santriw4n.wordpress.com/2009/11/18/pengertian-dan-konsep-evaluasi-penilaian-dan-
pengukuran/ diunduh pada tanggal 8 Maret 2011 Jam 20.10 WIB

Arikunto Suharsimi. Dr. 1991. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumu Aksara ; Jakarta

Sudijono Anas. Prof. Drs. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada
; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai