Anda di halaman 1dari 10

PENELITIAN EFEKTIFITAS MISI JAWA TENGAH KE LUAR NEGERI

Vincent Didiek Wiet Aryanto dkk


Balitbang Prov. Jateng bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lemlit UNDIP
Jl. Imam Bonjol 190 Semarang

RINGKASAN

Pendahuluan
Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dalam rangka memasarkan produk, komuditas
unggulan, potensi investasi serta potensi lainnya terkait dengan sumberdaya manusia, olah
raga maupun budaya, telah melakukan berbagai macam kegiatan yang bersifat promotif
misalnya promosi melalui website/internet, brosur/leaflet, VCD, pameran dan sebagainya,
termasuk di dalamnya adalah kegiatan promosi langsung yang sering disebut dengan istilah
misi ke luar negeri. Tujuan misi ke luar negeri antara lain berkaitan dengan perdagangan
(trade), pariwisata (tourism), penanaman modal (investment), olah raga (sport),
pengembangan SDM (human resources development) dan budaya (culture).
Kegiatan misi ke luar negeri tersebut sudah sangat sering dilaksanakan, namun
hingga, saat ini belum pernah dilakukan evaluasi dan hasil yang nyata belum terlihat, oleh
karenanya sering timbul tuduhan-tuduhan kegiatan tersebut hanya sia-sia saja, karena kegiatan
tersebut tidak lebih dari sekedar piknik ke luar negeri yang diberi label misi perdagangan,
studi banding dan sebagainya.
Permasalahan-permasalahan yang akan dikaji secara mendalam dari penelitian ini
adalah: Bagaimanakah manajemen (pengelolaan) misi Jawa Tengah ke luar negeri yang
selama ini telah dilaksanakan ?; Sejauh manakah efektivitas kegiatan misi Jawa Tengah ke
luar negeri tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya ? ; Apa keluaran
(output), hasil (outcome) dan dampak (impact) dari keseluruhan kegiatan misi Jawa Tengah
ke luar negeri yang telah dilaksanakan selama 3 tahun terakhir ini?

1
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui gambaran umum dari manajemen kegiatan misi Jawa Tengah ke
luar negeri baik terkait dengan perindustrian dan perdagangan, investasi dan pariwisata,
olah raga, pengembangan SDM, budaya, dan lain-lain.
2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas misi Jawa Tengah ke luar negeri dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Untuk mengetahui keluaran (output), hasil (outcome) dan dampak (impact)
keseluruhan kegiatan misi Jawa Tengah ke luar Negeri yang dilaksanakan selama 3
tahun terakhir ini.
4. Melakukan identifikasi kerjasama (Memorandum of Understanding - MOU) yang
telah dilakukan antara Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dengan negara lain.
5. Menyusun rumusan saran tindak dari temuan-temuan hasil penelitian, untuk
disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait.
6. Menyusun masukan dan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Propinsi Jawa Tengah
dalam menetapkan kebijakan misi ke luar negeri yang berlaku bagi eksekutif maupun
legislatif.
Lingkup waktu penelitian adalah kegiatan misi Jawa Tengah ke Luar Negeri tahun
2001 – 2003. Konsep efektivitas yang digunakan dalam penelitian adalah program dikatakan
efektif apabila manajemen program misi luar negeri yang terintegrasi, informasi luar negeri
yang memadai, orientasi strategis program (berupa perencanaan, pencapaian tujuan dan
sasaran, keberlanjutan kegiatan serta dampaknya) dan efisiensi operasional (yang terdiri dari
output, outcome serta stsandar operating procedures/SOP).

Metode Penelitian
Obyek penelitian ini adalah berbagai misi Jawa Tengah ke luar negeri selama tahun 2001,
2002, dan 2003. Kegiatan itu meliputi misi perdagangan dan upaya meningkatkan kegiatan
investasi, bidang tourism, olah raga, pendidikan (pelatihan dan pertukaran pelajar) dan
kebudayaan yang didanai oleh APBD. Sampel ditetapkan yang mudah ditemui dan dipilih
secara purposif atau accidental purposive sampling dengan kriteria mereka yang mendapatkan
dana dari pemerintah dan membawa misi ke luar negeri membawa nama Jawa Tengah dan

2
saat survey dilakukan dapat ditemui. Responden diambil dari tiap bidang kegiatan dari tiap
tahun.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua aparatur pemerintahan yang pernah
melakukan misi ke luar negeri, para pengusaha, para anggota legislatif, para pendidik/peserta
didik, duta kebudayaan maupun para olahragawan yang dikirim ke luar negeri dengan biaya
APBD Propinsi Jawa Tengah. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 57 orang, yang
terdiri dari ,Para aparatur pemerintah, Para pengusaha kecil dan menengah anggota KADIN,
Para anggota legislatif, para duta kebudayaan, dan para olahragawan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara mendalam
dan Focused Group Discussion. Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik
kualitatif dengan menggunakan metode content analysis.

Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Manajemen Kegiatan
Beberapa kegiatan misi ke luar negeri ada yang telah direncanakan dengan baik,
namun juga ada yang tidak terlihat dilakukan persiapan dengan cermat yang tampak dari
perubahan acara delegasi dan kegiatan yang tidak mendatangkan hasil sesuai
rencana/tujuan atau tidak efektif. Selain itu koordinasi dengan pihak kedutaan Indonesia
di luar negeri sebaiknya dilakukan beberapa bulan sebelumnya. Apabila ada beberapa
dinas atau tim kunjungan dengan topik yang mirip ke satu negara tujuan dapat
dijadwalkan pertemuan dengan lembaga setempat yang sesuai agar tidak terkesan
ketidakjelasan kegiatan misi luar negeri Propinsi Jawa Tengah.
2. Efektifitas Atau Tingkat Ketercapaian Tujuan
Efektifitas atau tingkat ketercapaian tujuan, dari masing-masing kegiatan berbeda-
beda. Sebagian besar kegiatan yang memiliki tingkat efektivitasnya tinggi, karena semua
tujuannya tercapai. Misalnya kegiatan pameran dalam rangka idul fitri di Malaysia, dan
"The 16th International Autumn Trade Fair 2002" di WTC Dubai. Namun ada beberapa
kegiatan yang tingkat efektifitasnya atau ketercapaian tujuannya sedang, seperti kegiatan
pengembangan sumberdaya manusia. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut ternyata

3
sedikit sekali dimanfaatkan untuk kepentingan Jawa Tengah. Artinya tambahan
pengetahuan mereka yang dikirim pelatihan dan seminar, tidak dimanfaatkan atau tidak
dihargai dan ditularkan untuk kepentingan Jawa Tengah yang lebih luas.
3. Aspek Perencanaan
Aspek perencanaan kegiatan misi Jawa Tengah ke luar negeri belum dipersiapkan
secara rapi (terkoordinasi dengan pihak KBRI luar negeri) dan baik (jadwal yang relatif
pasti) serta strategis (visi-misi-tujuan-pelaksanaan selaras). Beberapa kegiatan menurut
narasumber dan responden dipersiapkan kurang baik dan terburu-buru, sehingga pada saat
pelaksanaan terkesan kurang lancar.
Dari sisi perencanaan, terdapat perbedaan pemahaman antara responden pengusaha
dengan responden eksekutif publik. Para responden pengusaha mengemukakan bahwa
sebenarnya dalam pelaksanaan misi dagang akan dapat lebih efektif, apabila sebelum
pelaksanaan kegiatan telah dilakukan persiapan dan perencanaan yang lebih matang.
Sebaliknya, para responden eksekutif Pemerintah Propinsi Jawa Tengah merasa
bahwa persiapan sudah dilaksanakan sebaik-baiknya. Mereka menyatakan bahwa sebelum
dilaksanakannya kegiatan misi tersebut sudah dilakukan penjajagan awal dengan
mengirimkan beberapa utusan (pre-survey team) ke negara tujuan. Setelah itu juga
dilakukan pembekalan terhadap para peserta yang akan mengikuti pameran di luar negeri,
terutama para pengusaha calon peserta misi Jawa Tengah.
4. Output kegiatan
a. Tahun 2001, dilakukan pameran di Johor Bahru 14 November 2001 oleh 17 UKM
Jawa Tengah. pameran tersebut berupa produk-produk furniture dan kayu olahan
(60%), pakaian jadi (batik, busana muslim, kain troso 30%), dan produk-produk
kerajinan berupa tas-sandal dll (10%). Jumlah kontainer 3 buah masing-masing 40
feet. Produk-produk yang laris pada saat itu adalah furniture antique. Hasil di luar
eceran adalah adanya order pembelian furniture masing-masing 1 kontainer untuk CV
Nurabex (Rp.50 juta), Reny Gallery (Rp.50 juta), dan Bitara Mandiri (Rp.75 juta).
Selain itu juga ada pesanan untuk PT Prima Jati 3 container dari Serikat Perabot Johor
Baru Bp.Usman, dan CV Anjasafara 5 container flooring.

4
b. Tahun 2002, dipamerkan di Dubai International Autumn Trade Fair 2002 produk
furniture, kain troso, minuman dan jamu tradisional, foto album, serta berbagai leaflet
dan CD promosi Jawa Tengah dll. Total penjualan langsung Rp.59.023.321,- dan
beberapa transaksi "trial order" senilai US$ 425,300 (empat ratus dua puluh lima ribu
tiga ratus dolar AS).
c. Tahun 2003, dipamerkan produk meubel di Sharjah Uni Emirat Arab untuk produk
furniture. Pada event ini terjadi transaksi untuk produk furniture berupa daun pintu
yang dilakukan oleh individual buyer. Selebihnya repeat buyer dilakukan secara
mandiri oleh perusahaan atau UKM yang ikut. Tahun 2003, ISE 2003 di Sharjah PEA
mengikut sertakan 22 perusahaan, terdiri dari 5 produsen tekstil, garmen dan batik, 5
produsen aneka kerajinan dan 12 produsen mebel indoor dan outdoor. Hasil transaksi
(order) selama pameran Rp.6.763.557.700,- (enam milyar tujuh ratus enampuluh tiga
juta lima ratus lima puluh tujuh ribu tujuh ratus rupiah). Order tersebut sebagian besar
adalah pembelian produk kayu dan mebel 57,97 persen (kurang lebih Rp.3,921
milyar), sedangkan produk tekstil, garment dan batik mencapai 28,90 persen (kurang
lebih Rp.1,954 milyar), dan produk aneka kerajinan sebesar 13,13 persen (kurang
lebih 0,887 milyar). Sedangkan hasil penjualan retail dari sampel produk pameran
Rp.434.097.000,-.
5. Dampak dan Keberlanjutan Kegiatan
Setelah kegiatan berlangsung banyak kegiatan yang telah menyepakati beberapa hal
tertuang dalam MoU sehingga dapat dikatakan bahwa dari aspek keberlanjutan program
kegiatan-kegiatan misi Jawa Tengah ke luar negeri tersebut efektif.
Dari sisi keberlanjutan, melihat permintaan pasar yang cukup besar pada tahap awal
pameran, pasar produk-produk Jawa Tengah di Timur Tengah dan Afrika terbuka lebar.
Potensi pasar yang besar di wilayah tersebut menjadikan Timur Tengah dan Afrika pasar
potensial bagi produk-produk Jawa Tengah di masa mendatang. Fasilitas yang telah
diberikan oleh pemerintah Propinsi Jawa Tengah harus ditindak lanjuti oleh para
pengusaha untuk mengembangkan pasar di Timur Tengah dan Afrika maupun Cina serta
pasar luar negeri lainnya.

5
Sedangkan menurut pendapat pengusaha peserta pameran yang diwawancarai
mengungkapkan bahwa menurut pendapat mereka keberlanjutan misi Jawa Tengah ke
Sharjah cukup baik. Diharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin, sehingga
pengusaha (peserta) tidak hanya sekali saja mengikuti pameran, tetapi dapat dilakukan
berulangkali sehingga produk mereka semakin dikenal oleh para konsumen di Timur
Tengah dan Afrika.
6. Manfaat Kegiatan
Menurut para responden, kegiatan misi Jawa Tengah Ke luar negeri cukup banyak.
Manfaat yang diperoleh antara lain peserta, khususnya pengusaha dapat melakukan kontak
langsung dengan para pedagang atau pembeli dari negara-negara tujuan (Timur Tengah
dan Afrika, Cina, Eropa dan sebagainya); dapat mempelajari strategi pemasaran para
negara pesaing, produk-produk Jawa Tengah; peserta dapat mempelajari karakteristik
pasar di negara tujuan; peserta mendapatkan pengalaman melakukan pameran dagang di
luar negeri.
Manfaat misi ke luar negeri dalam jangka panjang antara lain :
a. Mengenalkan produk-produk Indonesia (Jawa Tengah) ke negara-negara tujuan.
b. Menjajagi pasar produk-produk Indonesia (Jawa Tengah) ke negara-negara Tujuan
di masa yang akan datang.
c. Melakukan kontrak pesanan produk-produk Indonesia (Jawa Tengah) di masa
mendatang.
d. Mendapatkan pengalaman kontak secara langsung dengan para buyers di negara
tujuan di luar negeri.
e. Mengetahui persyaratan-persyaratan kualitas, keamanan dan pelabelan produk secara
langsung di luar negeri.
f. Mengetahui level of competition untuk produk sejenis secara langsung di luar negeri.
7. Kendala Efektivitas
Misi luar negeri Jawa Tengah menurut para nara sumber masih terkesan project
oriented, oleh karenanya, berdasarkan keputusan Gubernur maka Bappeda Propinsi Jawa
Tengah untuk tahun 2004 menjadi koordinator dan mempersiapkan misi luar negeri Jawa
Tengah. Seharusnya Bappeda hanya menjadi perencana, tidak ikut menjadi pelaksana.

6
Keikutsertaan dalam misi dagang ke luar negeri dikeluhkan oleh KADIN maupun
HIPMI karena mereka merasa hanya sekedar sebagai pelengkap. Dalam menentukan visi,
misi maupun obyektif misi luar negeri, para usahawan tidak pernah merasa dilibatkan.
Namun dalam beberapa event akhir-akhir ini, HIPMI telah dilibatkan baik dalam
perumusan maupun penyusunan strategi misi luar negeri oleh BPM Propinsi.
Masalah relevansi antara kompetensi para peserta dengan negara-negara yang dikunjungi
juga perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Untuk mengatasi hal ini maka persiapan berupa
training bahasa asing untuk meningkatkan kompetensi para peserta misi luar negeri perlu
dilakukan. Proses penunjukan harus dilakukan lebih transparan dan berdasarkan urgensi
dan kompetensi serta relevansinya dengan kegiatan kunjungan yang akan dilakukan.
Hal lain yang dirasakan kurang relevan berdasarkan pendapat para responden adalah
keikutsertaan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah. Seharusnya
biaya anggota dewan tidak menggunakan anggaran eksekutif. Para anggota dewan
semestinya mempunyai agenda kunjungan misi luar negeri sendiri misalnya yang terkait
dengan inter-parliamentary link dan sebagainya sehingga kritik masyarakat tentang
adanya pemborosan dana pemerintah bisa dihindarkan.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
a. Kurangnya promosi dan distribusi/pemasaran produk berlabel Jawa Tengah ke luar
negeri.
b. Kurangnya informasi pasar negara tujuan
c. Tidak adanya fasilitasi temu bisnis.
d. Produk Indonesia terlalu dihargai murah.
e. Survey pasar diperlukan sebelum melakukakan misi ke luar negeri.
f. Pemilihan event dan organizer amat menentukan.

7
Saran
1. Pengorganisasian Misi Luar Negeri Jawa Tengah
Pengorganisasian Misi Luar Negeri Jawa Tengah sebaiknya di bawah Biro Bangda
yaitu dalam satu Bidang Kerjasama Luar Negeri, dengan pelaksana operasional tim
pendahulu dan koordinasi teknis pelaksanaan dalam satu lembaga atau satuan tugas atau
BDS/Business Development Services atau jasa pelayanan bisnis yaitu Komite
Pemasaran/Promosi Daerah Jawa Tengah.
2. Kriteria Efektifitas Kinerja Misi Luar Negeri
Misi ke luar negeri akan efektif apabila berhasil mencapai beberapa tujuan antara lain:
a. Pelaksanaan kegiatan yang lancar dan tidak ada masalah sesuai dengan yang telah
direncanakan.
b. Terjadi peningkatan volume dan nilai transaksi perdagangan dalam pameran.
c. Terjadi peningkatan jumlah dan jenis business matching dengan berbagai pengusaha
atau pembeli atau konsumen langsung di luar negeri
d. Terjadi kesepakatan kerjasama antara pemerintah propinsi Jawa Tengah dengan
berbagai pemerintah di luar negeri
e. Terjadi peningkatan minat, jumlah trial order maupun repeat order dari berbagai
pihak luar negeri
f. Terjadinya persahabatan, saling pengertian dan pemahaman antara pemerintah,
pengusaha dan pribadi-pribadi antar negara.
3. Standar Operating Procedure (SOP) Kegiatan Misi Luar Negeri
Standard Operation Procedure (SOP) Pengiriman Misi Luar Negeri atau prosedur
standar kegiatan misi ke luar negeri meliputi:
a. perencanaan, pengusulan dan penganggaran kegiatan misi luar negeri dari dinas
atau instansi terkait
b. penyelarasan dan evaluasi kegiatan oleh Bappeda Propinsi dan Sekretariat Daerah
Propinsi Jawa Tengah sesuai kebutuhan, ada standardisasi biaya kegiatan (transport,
uang saku, akomodasi dan sebagainya) yang sesuai dengan negara tujuan terkait.
c. pelaksanaan penjajagan atau evaluasi manfaat dari pameran, kerjasama, maupun
temu bisnis oleh Tim Pendahulu dari Badan Pemasaran/Promosi Jawa Tengah

8
d. pelaksanaan kegiatan, membuat dokumentasi kunjungan dan pameran luar negeri
maupun misi luarnegeri lainnya.
e. pelaporan akhir kegiatan, evaluasi kegiatan dan penyerahan berbagai dokumentasi
dan laporan kegiatan (CD materi, data penjualan, data peserta, VCD/film pelaksanaan
kegiatan, foto kegiatan, leaflet pameran dll, handbook negara tujuan, brosur, peta
lokasi dan negara tujuan dll.).
f. pembuatan database information system berbagai hasil kegiatan misi luar negeri
(misal: database kerjasama, database profil pembeli, database potensi pasar negara
tujuan dll).
4. Organisasi Badan Pemasaran/Promosi Jawa Tengah
Dalam menjalankan peran persiapan pelaksanaan misi luar negeri, sebaiknya dibentuk
satu Business Development Services (BDS) yang berperan menjadi tim pendahulu misi
luar negeri dan sekaligus sebagai pengelola misi Jawa Tengah ke luar negeri. Lembaga
tersebut dinamakan Komite Pemasaran dan Promosi Propinsi Jawa Tengah. Lembaga ini
dalam scope luas atau dalam scope sempit disebut Lembaga Promosi Daerah Jawa Tengah
atau Lembaga Pemasaran/Promosi Daerah Jawa Tengah ini merupakan badan independen
atau semi independen yang mendapatkan anggaran dari APBD dan bertanggungjawab
langsung kepada Gubernur Jawa Tengah.
Lembaga ini dipimpin oleh seorang Manajer Profesional yang mempunyai
pengalaman dalam melaksanakan berbagai event business matching dan terlibat
kunjungan ke luar negeri. Kepengurusannya bisa melibatkan unsur-unsur profesional,
Dunia Usaha, Bidang Perekonomian Bappeda, Biro Pembangunan Daerah dan Biro
Perekonomian Sekretariat Daerah, Badan Penanaman Modal, Dinas Perindustrian, Dinas
Perdagangan, serta Perguruan Tinggi.
Periode kepengurusan manajer ini mengikuti periode jabatan Gubernur (5 tahunan)
atau periode 3 tahunan sesuai dengan evaluasi keberhasilannya. Pendanaan kegiatannya
diambil dari dana APBD.
Tugas Komite Pemasaran/Promosi Daerah Jawa Tengah adalah:
a. sebagai manajemen profesional pelaksana kebijakan Bappeda dan Pemerintah Daerah
Jawa Tengah di bidang pemasaran/promosi daerah Jawa Tengah,

9
b. mempersiapkan acara kunjungan ke negara tujuan termasuk day to day activities yang
bermanfaat bagi Propinsi Jawa Tengah,
c. memberikan masukan atau penilaian manfaat pameran / exhibition / event di luar
negeri,
d. mempersiapkan business matching dan MOU dengan pihak bisnis di luar negeri
e. membuat laporan-laporan kegiatan ke luar negeri.
f. Menjadi pusat informasi produk, jenis eksportir dan peluang investasi berbagai daerah
di Jawa Tengah maupun database information system negara tujuan

Hak Cipta © 2004 Balitbang Prov. Jateng


Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang
50132
Telp : (024) 3540025,
Fax : (024) 3560505
Email : sekretariat@balitbangjateng.go.id

10

Anda mungkin juga menyukai