Terus terjadinya ketegangan sosial antara pemilik trawl dan nelayan tradisional
diberbagai tempat di wilayah pesisir dan laut. Yang dibeberapa tempat ketegangan
sosial tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Sejak tahun 1999 hingga saat ini
saja, ketegangan sosial akibat trawl di Sumatera Utara membawa korban jiwa yang
rata-rata nelayan tradisional sebanyak 50 orang meninggal dunia, belum lagi yang
hilang dan sampai sekarang belum diketemukan. Trawl ini telah mengakibatkan
traumatik sosial yang demikian besar dalam bagi nelayan kecil/tradisional.
Dampak lingkungan, ekonomis dan sosial yang ditimbulkannya maka trawl adalah
salah satu alat tangkap yang berbahaya (Destruktive Fishing) yang secara kebijakan
telah ada pengaturannya secara jelas yang bisa dikelompokkan antara lain:
A. International :
Secara International setidaknya ada beberapa perangkat international yang
berhubungan terhadap penolakan trawl antara lain:
B. Kebijakan Nasional