KONSEP TAJDID DALAM ISLAM
(Sebuah Upaya Pemetaan Antara
Tajdid Pra-Modem dengan Tajdid Modern)
Uswak Wardiana*
ASTAIN Tulungagung Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung
ABSTRACT
Tajdidrenewal of the concept is an effort toreform, to support,
and to revert back in Islamic doctrine purification as well a&
salaf era, Muhammad prophet, and his companion. There are
‘wo kinds of tajdid, first, isto purily the Islamic doctrine like
in the Muhammad prophet era; second, isto purify the Islamic
doctrine related with the nowadays situation with its
development
Kata kunci: Tajdid, Pra-Moder, Modern
Pendahuluan
Sekitar dua sampai tiga setengah abad setelah wafainya Rasulullah Saw.,
terjadi kristalisasi ortedoksi Islam, terutama di kalangan Sunni. Kristalisasi tersebut
sebagai respons kelompok Sunni atas pergulatan pernkiran keagamaan yang terjadi
saat itu antara kefompok Sunni dengan kelompok Syi'ah, Mi’tazilah dan Khawarij
Selain itu, dominasi Kelompok Sunni dalam panggung politik Islam juga
mempengarubi kecenderungan tersebut. Dan kemenangan Kelompok Sunni di
panggung politik umat Islam menumbuhkan ecenderungan untuk saling
memanfeatken antara Kelompok ulama dengan kelompok elite politik. Tidak dapat
Gipungkiri bahwa ulama merupakan selah satu alatlegitimasi rezim politic sebuah
dinasti (pemerintahan atau Kerajaan) pada masa Aiilajah Sunni. Tidak jauh berbeds
engan kekuatan poliik para elite yang dimanfaatlan untuk menekan kelompok
Keagamaan yang tidak sejalan dan sefaham, sehingga faham atau ajaran tersebut
tidak dapat berkembang dan tersebar Iuas, atau sulit untuk memperolch pengikut.
Pertikaian antar madzhab keagamadn Islam pads abad ketiga Hijriah atau abad
kesembilan Maschi hampir seluruhnya melibatkan Kekuatan politik. Inti
permasalshannya adalah upaya pemapanen ajaran din agidah Sunni, dan bidang
politik adalah pembelaan kelompok Sunni terhadap kbilafah Sunni. Ketergantungan
seling menguntungkan antara rezim politik dan Kelempol ulama ini detiangsung
hringga abad ketiga belas Masehi, saat Baghdad ditaklukkan tentara Mongol pada
tahun 1258. Kristalisasi oriodoksi semakin menguat dengan ditambah menguatnya
Kehidupan sufisie di kalangan kelompok keagamaan yang banyak menckankan
pada aspek esoterisme ajaran Islam. Kemapanan ajeran Sunni memawa dampak
‘munculaya anggapan bahwa pint itihad sudeh tertunp, dan setebihnya unvat Islam
tinggal memanfaatkan warisan intelektual abad-abad cbelumnya.Uswah Warcana, KonsepTajsié dalam islam... 23
Akar pembaruen dalam Islam pra-modem dapat ditarik dari apa yang
meninggal dunia
pada tahun 1707, putranya yang bemama Mu’azzam menggantikannya sebagai Raja
dengan nama Bahadur Syah, Sekitar lima tahun kenudian, terjadi pula perebutan
Keeluasaan di antara pulre-putra Bahadur Syah. Dalam persaingan ini, Jendral
Zulfiqar Khan turut memainkan peran penting schingga Jahandar Syah dinobatkan
sebagai raja. Tetapi pada tahun 1713, ia mendapat tantangan dari keponakannye
Muhammad Fartukhsiyar yang kemudian dimenangkan oleh Farrulhsiyar, dan ia
‘memerintah sampai tahun 1719. Raja ini matt dibunu oleh Komplotan Sayyid26 KONTEMPLASI, Voune 8, Nomor fun 2008. 22:8
Husain Ali dan Sayyid Hasan Ali, dan sebagai g
Syab (1719-1748)."
Kondisi yang tidak harmonis tersebut ditambah dengan adanya serangan dari
Juar (seperti Inggris) menyadarkan pemimpin-pemimpin Islam di India akan
kelemahan umat Islam. Di antaranya adalah Syah Waliyullah (1703-1762). Ia lahir
4 Delhi dan mendapat pendidikan dari orang tuanya, Syah Abd al-Rahim, seorang,
sufi dan ulama yang memiliki madrasah. Setefah dewasa ia turut mengajar di
rmadrasah itu, Kemudian ia menunaikan ibadah haji dan selame setahun di Hijaz, ia
ssempat belajar pada ulama-ulama yag ada di Mekkah den Madinah, Pada tahun 1732
ia Kembali ke Delhi dan meneruskan perjuangannya menjadi guru. Di samping ia
gemar mengarang dan banyak karengan-karangamya, di antaranya adalah
Hujjatullah al-Balighah?
‘Menurut pernkirunnya, di antara hal-bal yang menyebabkan Kelemahan umat
Isler adalah perubahan sistem pemerintahan dalam Islam dari sistem kekblifalan
yang bersifat demokratis menjadi sistem kerajaan yang bersifat otokratis. Besarnya
ppajak yang harus dibayar olch petani, buruh dan pedaging mereka tentukan sendiri,
ddan tidak digunakan untak kesejahteraan rakyet, sehingga bal ini menurut Syah
\Waliyullah, juga merupakan penyebab yang membawa pada kelemahan umat Islam.
Pemangutan dan pemelanjaan uang yang tidak adil ini menimbulkan perasaan tidak
sonang di kalangan rakyat dan dengan demikian keamanan dan Ketertiban menjadi
tergangeu, Sehingga solusi yang ditawarkan oleh Syah Waliyullah adala
mengembelikan/menghidupkan kembali sistem pemerintahan yang terdapat pada
zaman Khulafa” al-Rasyidus. Dengan kata ain, sistem pemerintaban yang absolut
harus diganti dengan sistem pemerintahan yang, demokatis”
Perpecahan "yang ditimbulkan aliran-aliran dan madzhab-madchab yang
‘erdapat dalam Islam, seperti pertentangan antara golongan Syi’ah dan Sunni, antara
Mu'tazilah dengan Asy'ariyah dan Maturidiyah, antare kaum sufi dan kaum
syari'ah, dan antara masing-masing pengilut madzhub hukum empat yang ada,
‘menuruinya, merupakan sebab lain bagi lemalnya umnt Islam. Oleh karena itu, ia
beruseha menciptaken suasana damai antara aliran, golongan dan madzhab yang
berbeda-beda tersebut.”
‘Masuknya adatistiadat dan ajaran-ajeran bukan Islam ke dalam keyakinan
uumat Islam menurutaya juga merupakan penycbab Kelemahan umat Islam, Menurat
Syah Woliyullah, umat Islam di India banyak dipengaruhi oleh adat-istiadat dan
ajaran-ajaran Hindu. Keyakinan umat Islam horus dibessihkan dari hal-hal yang bara
ini, Mereka mesti dibawa kembali kepada ajaran-ajaran Islam yang sebenamya yang
bersumber dar al-Qur'an dan Hadits
Syah Waliyullah tidak setuju dengan taklid, mengikut dan patuh pada
penafsiran dan pendapat ulama-ulama di masa lampau Bablkan, bal ini menurutnya
juga merupakan penyebab kemunduran umat Islam, Sehingga ia menentang taklid
‘dan mengenjurkan pengadaan ijtihad. Sebagei pengikut Ibn Taimiyyah yang
‘mengalui bahwa ijtihad itu tidak tertutup, ia menyaiakan bahwa melalui ijthad
gjaran-gjaran yang eda dalam al-Qur’an dan Hadits harus disesuaikan dengan
perkembangan zaman.”
‘Dalam rangka pemilciren gjaran muri dan adat-istiadat yang masuk ke dalam
Islam sebagsimana di atas, Syah Waliyallah membedskan sntara Islam universal
dengan Islam yang mempunyai corak Iokal. Islam universal mengandung ajaran-
‘jeran daser yang konkait, sedang Islam lokal mempanyai corak yang ditentukan
tiaya diangkatlsh Muhammad‘Uswan Wardian, Konsep Taj dalam stam... 27
lh Kondisi tempat yang bersangkutan. Yang dimaksud oleh Syah Waliyullah
‘dalam hal ini adalah keadaan Islam dapat disesusikan dengan situasi setempat dan
dengan kebutuhan zaman. Sehingga ajaran-ajaran disar yang bersifat universal ita
hharus dipegang dan dipertahankun, sedangkan interpretasi dan pelaksanaannya dapat
berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi serta zaman yang terus berkembang,
Pada masa Syah Waliyullah imi, penerjemahsn al-Qur'an ke dalam bahasa
‘Asing masih diangeap terlarang.”” Tetapi ia molibat bahwa orang Islam di India
bbelum begitu mengerti tentang isi dari al-Qur’an, daa tidae bisa mengambil faedah
yang terkandumg di dalamnya untuk Remudian cilaksanakan dalam kehidupen
Guniawi. Oleh karena itu, Syah Waliyullah memandang perha untuk menterjemabkan
sl-Qur'an ke dalam bahasa yang dipahami oleh orang awam, yang dalam hal ini
adalah bahasa Persia. Pentetjemahan ini mencapai kesempurnaannya pada tahua
1758, kemudian dilanjutkan oleh putranya dengan menggunakan babasa Urdu,
‘balasa yang lebih uum dipakai oleh masyarakat Islam davipada bahasa Persia.
Arabia
‘Dalam pada itu di Arabia juga timbul satu alirn, yaita aliran Wahabiah yang,
ipimpin olch Muhammad ibn Abdu} Wahab ibn Sulaiman ibn Ali al-Tamimy al-
Hanbaly al-Najdy (1703-1787), yang lebih dikenal dengan nama Muhammad ibn
‘Abdul Wahab." Pemikiran yang dicetuskan Muhammad ibn Abdul Wahab untuk
‘memperbaiki kedudukan umat Islam timbul bukan sebagai reaksi terhadap suasana
politik yang terdapat di Kergjaan Usmani dan Kerajaan Mughal, tetapi sebagai
teaksi (erhadap faham toubid yang terdapat di kalangan umat Islam waka ina.
Kemumiaan fauhid mereka telah dirusak olel ajaran-ajaran tarekat yang semenjak
abad ketiga belas memang tersebar uas di dunia Islam.”
Ketika Muhammad ibn Abdul Wahab mengunjungi negere-negara Islam, ia
rmetihat kuburan-kuburansyekh tarekat bertebarin, Tiap kota, bahkan juga
‘kampung-kampung mempunyai kuburan syekh atau wali masing-masing. Mereka
sai haji ke kuburan itu dan meminta pertolongan kepada syekh atau wali yang
id'ah, Khurfat dan pemujean
yang berlebihan terhedap wali atau Syeikh.” Demikian pula dalam soalitihad, ia
‘menjelaskan pentingnya pengembangan gagasan-gigesan ary yang_berkensan
{dengan bidang muamalah. Ia juga menganjurken toleransi dalam bermadzhab, suatu
thal yang masih asing bagi Kebanyakan ulama Mesi. Ia juga sependapat dengan
gurunya tentang sebab Kemunduran umet islam. Umat Islam mundur Karena
{erperangkap dalam faham fatslisme, sedangkan bargsa Barat (Eropa) mengalami
kemajuan yang cukup pesat Karena kebebasan berpikir, yang didasarkan atas ims
pengetahuan.
Dalam masslah agama, Rasyid Ridha lebih memegangi pads pandangan-
pandangan Ahmad ibn Hanbal dan pengikuinya Ibn Taimiyah, Scbagai conto, ia
tidak mau memberikan ta’wil terhadap ayatayat fajsim (anthropomorphisme) dan
lebih suka mengartikan apa adanya secara harfiyah. Menurutnya mempunyai wajah,
tangan dan tahta scbagaimana adaya, ctapi tanpa mempersoalkan bentuknya, Hal ini
berieda dengan pendapat Muhammad Abduh yang mengatakan bahwa ayst-ayat
terscbut harus difahami secara kiasan, bukan secara tesurat.”"
‘Schubungan dengan gagasan politiknya, ia kenukakan pentingnya kesatuan
‘umat dan kepemimpinan. Tanpa ini moral dan pendidikan Islam tidale akan bisa
dlijalankan. Is berpendapat behwa feham nasionalime tidak sejalan dengan konsepsi
kkenegaraan Islam, Sama halnya dengan Jamaludiin al-Afghani,” ia menaruh
hharapan Kembalinya sistem kekhalifehan seperti pada masa klasik Islam. Bila
dibandingkan dengan pendahulunya, ia kurang begitu banyak terjun dalem lapangan
politik. Hal ini selain disebabkan oleh latar belakang sejarah hidupnya yang lebih
banyak dihabiskan di Mesir, juga gurimya Muhammad Abdub, menyarankannya
untuk tidak terlalu aktif dalam bidang politik.
Penntup
Pembarvan (tajdid) adalah usaha untuk menghidupkan, membangkitkan, dan
‘mengembalikan ajaran agama seperti keadaan semula, yaitu seperti keadaan pada
‘masa Salaf perlama, masa Resulullah dan para shabbatnya (Salaf al-Shalih),
Pembaruan sebelum periode pra modern dilancarkan dalam rangke untule
‘memurnikan Kehidupen Keagamaen umat Islam dari bentuk penyelewengan-
penyelewengan agar sesuai dengan corak Kehidipan sederhana seperti yang
Gipraktekkan pada zaman Rasulullah dan aif al-salaf. Sedangkan pembaruan pada
‘masa modem dilancarkan untuk memberikan tafsiran baru dari ajeran Islam agar32 KONTEMPLASI, Vous, Nomor 1, un 2008: 2-98
sesuai dengan perkembangan zaman/abad modem, tidak tertinggal dari bangsa
Jainnya, serta sekaligus tidak bertentangan dengan sjaren Islam.
Pemiaruan pads masa modem ini banyak diwarnai dengan slogan pembukaan
pinta ijtihad, menghidupkan semanget dinamis, ajaran penyeimbangan antara
orientasi Keduniaan dan orientasi ibadah, menciptakan pemerintahan yang
demokratis dan berorientasi kerakyatan, merubah pendidilaan tradisional menjadi
pendidikan modem yang memungkinkan penguassan ilma agama dan teknologi
modem.
Catatan Akbir
'Deliar Noes, “Perkembangan dan Sifat Gerskan Moder Islam Indonesia”, dalam Anwat
Ibrahim etal(ed.), Reading on Islam in Southeast Asta diterjemabkan A. Setiawan Abadi,
Islam di Asia Tenggara Perspektif Sarah, (Sekara: LP3ES, ts), h. 249-253.
*abu Daviud, Sian Abi Dawud, ju IV, (Lp: Dar al-Fir, (1, b, 108; Jalaluddin e-Suyuh,
Jam alShghir, lid 2, (Bait: Da al-Fir, 232,
®samaluddin Mubarnmad iba Mokzam fon Manzhur, Lisunaf-'Arab, ji I, (Barat: Dar al-
ik, 1990), h. 111
“proyele Pengadaan Kitab Suci AL-Qur'an, ALQur an don Terjemahnya, Jakarta: Depag RI,
1978), h 431.
‘Jalaluddin al-Suyuth, Jam’ b. 133.
Ahmad iba Hanbal, Musnad al-lnvam Ahmad tn Hanbal, jue 2, (Barut: Ab Maktab ak
Islami Ii al-Thaba'ah wa a-Nasyr, 1978), b. 389
"pustham: Muhammad Said, Mafhun Tadidaddin, po, Yonu Marjan dan Toadurtahman,
(Bekasi: Wacanalazuardi Amana, 1995), 26
*Hlanm Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarak Pemikiran dan Gerakan, (akact:
‘Bulan Bintang, 1992}, . 19.
"Did, b. 20.
bid
"id, b. 21
"bia
bid, b. 22.
"bid, 23
‘Sud.
"id
"AH Mufiai, Islam al Kawasan Kebudayaan Arab, (Skala: Logos, 1997),h. 136 & 154
id, b. 151-155.
"Hanan Nesution, Pembaharuan, b. 26
“ibid
bid. 51.
Ali Mutodi, fam, h. 156.
2d,
Bassam Tibi, The Crisis of Modern Islam: A Preindusvial Culture i The Scientific
Technological Age, pen}. Yudian W, Asmin, etal, (Yosyakarts: Tiara Wacana Yosye,
1994), 16;
“ibid, 159.
ibid, 119.
*Hfanin Nasution, Pembaharuan, h, 59-60,Uswah Wardians, Konsep Tj dalam fm... 33,
2 passam Tibi, The Criss 161
bid, 160.
“Haran Nasution, Pembaharuan, h. 63-64
pdb. 62
ppd, 69-71,
Bassam Tibi, The Criss, 162
*Hfarun Nasution, Pembaharuan, b. 76
1b, 168.